PENGARUH PENGGUNAAN MATERIAL DARI KULON PROGO UNTUK CAMPURAN LADTON (AC) DAN LATASTON (HRS B)

  • Erlina Erlina Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
Keywords: Material Kali Progo,, Laston (AC),, Lataston (HRS B)

Abstract

Untuk membangun sarana transportasi jalan, kestabilan suatu lapisan perkerasan penting karena berkaitan erat dengan keamanan serta kenyamanan para pengguna jalan. Untuk mendapat performa terbaik dari lapis perkerasan jalan ini tentu di perlukan perencanaan yang tepat. Dengan perencanaan yang tepat maka dapat ditentukan lapisan perkerasan yang tepat. Banyak ragam jenis perkarasan jalan yang di gunakan di Indonesia diantaranya adalah Laston (AC), Lataston (HRS B) keduanya merupakan komponen lapis keras yang terbuat dari campuran antara agregat bergradasi menerus dan agregat bergradasi senjang dengan aspal keras dengan perbandingan tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka kami mencoba untuk meneliti perbandingan jenis lapis perkerasan LASTON dan LATASTON HRS (Hot Rolled Shet) dengan menggunakan material dari Kali Progo.

Penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan material dari Kali Progo sebagai mineral pengisi baik untuk agregat kasar, agregat halus maupun untuk filler, terhadap spesifikasi yang disyaratkan untuk campuran Laston dan Lataston (HRS B) serta mencari nilai-nilai dari stabilitas, flow/kelelahan, VTM, VFWA dan Marshall Quotient (MQ) dari Laston dan Lataston.

Metode penelitian telah dilaksanakan dilaboratorium diperoleh hasil pengujian Marshall dan perhitungan – perhitungannya berupa nilai : Density, VITM, VFWA, Stabilitas, Flow, Marshall Quotient. Hasil penelitian menunjukkan nilai flow dari kedua jenis campuran keduanya memenuhi syarat spesifikasi dari Bina Marga. Nilai stabilitas dari kedua campuran hanya Laston yang memenuhi syarat untuk lalulintas padat, dan pada campuran Lataston tidak memenuhi syarat. Nilai Marshall Quotient dari kedua jenis campuran dapat memenuhi syarat untuk lalulintas berat. Dari uji Marshall diperoleh nilai kadar aspal optimum, untuk campuran Laston kadar aspal optimum didapat sebesar 6,17 %, sedangkan pada campuran Lataston didapat kadar aspal optimum sebesar 7,61 %. Hasil penelitian keausan agregat (abrasi) dari Kali Progo di dapat sebesar 34 %, sedangkan persyaratan unutk abrasi maksimum sebasar 40, jadi agregat dari Kali Progo memenuhi syarat untuk bahan penyusun beton aspal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Clarkson H. Oglesby R. Gary Hick, 1982, Teknik Jalan Raya II, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dalimin BRE, 1982, Pengaspalan (Surface Course).

Djoko Untung Soedarsono,1979, Konstruksi Jalan Raya, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1989, Petunjuk Pelaksanaan Aspal Beton (Laston) untuk Jalan Raya SKB-2.4.26.1989, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode Analisa Komponen SKBI-2.3.26.1987, Jakarta.

Sukirman, S, 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung

Sukirman, S, 2003, Beton Aspal Campur Panas, Penerbit Nova, Bandung

The Asphalt Institute, 1983, Principles of Construkction of Hot-mix Asphalt Pavements, Manual Series No.22, Colleg Park, Maryland, USA, Asphalat Institute.

Published
2019-02-01
How to Cite
ErlinaE. (2019). PENGARUH PENGGUNAAN MATERIAL DARI KULON PROGO UNTUK CAMPURAN LADTON (AC) DAN LATASTON (HRS B). CivETech, 1(1), 1 - 12. https://doi.org/10.47200/civetech.v1i1.842
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)