PENGARUH CURING MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DAN AIR SUMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Authors

  • Erlina Erlina Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
  • Cahyaning Kilang Permatasari Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.47200/civetech.v6i1.2243

Keywords:

Beton, Kuat tekan beton, Perawatan (Curing), pH air

Abstract

Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menciptakan pemerataan pembangunan serta meningkatkan daya saing ekonomi secara global, luasnya wilayah Indonesia dan beragamnya kondisi geografis tentunya menjadi tantangan tersendiri pada dunia konstruksi untuk menciptakan suatu infrastruktur yang aman dan nyaman. tingkat ketahanan atau Keawetan material konstruksi juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun berbagai infrastruktur. untuk mencapai mutu beton yang direncanakan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti cara pencampuran (mixing), penuangan (casting), pemadatan (compacting), dan perawatan (curing). Faktor lain yang tidak kalah penting adalah mutu bahan pembantu seperti mutu cetakan (from work). Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk, Mengetahui perbandingan kuat tekan beton yang dihasilkan setelah proses perawatan (curing) menggunakan air sungai dan air sumur yang diuji pada umur 28 hari. Benda uji yang digunakan dalam pengujian kuat tekan yaitu berupa slinder  beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm berjumlah enam (6) buah, perawatan dilakukan terhadap benda uji yang telah dibuat didiamkan selama satu (1) hari kemudian dikeluarkan dari maould dan dilakukan perawatan dengan cara merendam benda uji kedalam bak perendaman sesuai umur yang di rencanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa air sumur dan air sungai memiliki niali ph 7,1 dan 6,7 dimana nilai ph kurang dari 7 tergolong asam, lebih dari 7 tergolong basah dan ph 7 bersifat netral, pada uji coba kuat tekan beton, diketahui bahwa nilai kaut tekan tertinggi pada beton dengan proses perawatan (curing) mengunakan air sumur memiliki kuat tekan sebesar 23,02, sedangkan untuk beton dengan proses perawatan (curing) mengunakan air sungai Gajah Wong sebesar 22,86 MPa dan dapat dimpulkan bahwa beton dengan proses perawatan (curing) mengunakan air sumur memiliki kuat tekan lebih tinggi dari pada beton dengan proses perawatan (curing) mengunakan air sungai Gajah Wong.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anwar, A., & Hartadi, T. (2020). Pengaruh kuat lentur terhadap bentuk lubang pada balok beton bertulang (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).

Arrazy, I. (2005). Usia Perawatan Beton Minimal untuk Mencapai Kuat Tekan Rencana.

Erlina, E. (2020). Validasi Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton Normal Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton Dengan Penambahan Serbuk Kayu Jati Dan Serbuk Kayu Kelapa. CivETech, 2(2), 1-10.

Erlina, E., Iskandar, M. R., & Pohan, N. A. (2022). Pengaruh penambahan limbah bubut besi terhadap kuat tekan beton. CivETech, 4(2), 1-16.

Erlina, E., Kristiyanto, H., & Zulfikar, M. D. (2023). Perbandingan mutu beton k-250 dengan menggunakan pasir putih dari darat dan pasir bekas galian bauksit. CivETech, 5(1), 1-10.

Faizin, H. (2018). Pemanfaatan limbah beton sebagai bahan pembuatan beton dengan penambahan Fly-Ash (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang). https:/// www.cekkembali.com/air/

Hunggurami, E., Bolla, M. E., & Messakh, P. (2017). Perbandingan Desain Campuran Beton Normal Menggunakan SNI 03-2834-2000 dan SNI 7656: 2012. Jurnal Teknik Sipil, 6(2), 165-172.

Kristiyanto, H., & Susmanto, P. (2020). Studi Eksplorasi Limbah Genteng Asal Godean Sebagai Bahan Tambah Pada Campuran Beton. CivETech, 2(1), 12-19.

Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil. Universitas Gadjah Mada.

Mulyono, T. (2006). Teknologi Beton Edisi II. ed: Yogyakarta, Andi.

Nugraha, P. (2007). Teknologi Beton; Dari Material, Pembuatan, Ke Beton Kinerja Tinggi.

Nurokhman, N. (2020). Pemanfaatan serbuk halus tras asal kulon progo sebagai pengganti sebagian semen pada mortar. CivETech, 2(2), 44-59.

Nurokhman, N. (2020). Fiber Gelas Ex Limbah Porselen Sebagai Bahan Tambah Pada Beton Normal. CivETech, 2(1), 50-57.

Nurokhman, N., Kristiyanto, H., Subagyo, S., & Hermanto, H. (2023). Komparasi agregat progo dan merapi dan pengarunya terhadap mutu beton FS 45. CivETech, 5(2), 31-44.

Nursyamsi, 2005, Pengaruh Perawatan Terhadap Daya Tahan Beton, Jurnal Simatrika.4 (2) : 317-322

SNI 7394-2008, “Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal”

Yurmansyah, I. (2012). Pentingnya Perawatan Beton untuk Mencapai Nilai Kekuatan. Jurnal R & B, 1(2), 1-7.

Downloads

Published

2024-02-01

How to Cite

Erlina, E., & Permatasari, C. K. (2024). PENGARUH CURING MENGGUNAKAN AIR SUNGAI DAN AIR SUMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. CivETech, 6(1), 1–12. https://doi.org/10.47200/civetech.v6i1.2243

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>