ANALISIS KERUNTUHAN BENDUNGAN (DAM BREAK ANALYSIS) DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA (STUDI KASUS DI WADUK/ BENDUNGAN TEMPURAN)
DOI:
https://doi.org/10.47200/civetech.v3i1.707Keywords:
Keruntuhan, Bendungan, Banjir Rancangan, Mitigasi.Abstract
Bendungan Tempuran disamping bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan bagi manusia, juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar bila tidak dikelola dengan baik, yaitu apabila bendungan tersebut runtuh dapat menyebabkan kerugian jiwa dan materi yang sangat besar, serta hancurnya infrastruktur yang ada di daerah hilirnya. Salah satu potensi bahaya yang dapat ditimbulkan adalah keruntuhan Bendungan. Keruntuhan dapat diakibatkan oleh bocoran yang membawa material bendungan secara berangsur-angsur yang disebut erosi buluh atau piping. Akibat keruntuhan tersebut, air yang tertampung di bendungan akan mengalir ke lembah sungai di hilir bendungan dengan debit yang sangat besar serta kecepatan aliran air banjir yang sangat tinggi. Untuk meminimalkan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat keruntuhan bendungan, maka perlu dilakukan mitigasi bencana dalam rangka melakukan upaya tindakan preventif dengan cara melakukan simulasi pemodelan keruntuhan Bendungan.
Analisis keruntuhan Bendungan Tempuran (dam break analysis) dilakukan dengan pemodelan menggunakan bantuan software Zhong Xing HY21 dengan skenario kondisi muka air waduk setinggi banjir desain, dimana inflow hidrograf sama dengan banjir rencana. Kondisi dalam analisis keruntuhan bendungan tersebut ditinjau dalam alternatif kondisi akibat piping atas pada elevasi ±123 m dengan inflow PMF (probably maximum flood). Kondisi ini diasumsikan merupakan kondisi yang paling optimal sebagai acuan untuk melakukan Tindakan rencana mitigasi bencana dalam upaya meminimalkan kerugian baik kerugian materiil maupun kerugian imateriil
Dari hasil analisis pemodelan tersebut dengan scenario piping atas dan dari hasil analisis hidrologi dengan debit inflow PMF (Snyder) sebesar 137,257 m3/det diperoleh hasil dampak banjir yang ditimbulkan sepanjang 9,911 km kearah hilir melalui aliran Sungai Ngampel yang bermuara di Sungai Lusi. Area terdampak meliputi 15 Desa di dua Kecamatan sepanjang sungai tersebut yang berada di hilir dari Bendungan Tempuran. Waktu tiba banjir ke desa terdekat (Desa Tempuran) adalah 15 menit sedangkan waktu banjir sampai ke desa terjauh (Desa kamolan) adalah 6 jam.
Downloads
References
Arif Budiyanto, Muchamad, 2017, Penelusuran Banjir Sungai Luk Ulo Akibat Perubahan Tutupan Lahan, Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, Jilid 14 No.1 Hal 26-39, Semarang
Arif Budiyanto, Muchamad, 2018, Penelusuran Waktu Perjalanan Banjir Dari Hulu Ke Hilir Sungai Code Sebagai Pertimbangan Early Warning Sistem, Jurnal Teknik Sipil, Jilid 13 No.1 Hal 41-52, Yogyakarta
Calvin, V. D., 1980, Handbook of Applied Hidraulics, McGraw Hill, New York
Chow. V. T., 1992, Open Chanel Hidraulics, Erlangga, Jakarta
Linsley. R. K., Franzini. J. B., 1979 Water Resources Engineering 3rd Edition, McGraw Hill, New York
Loebis. J., 1992, Banjir Rencana Untuk Bangunan Air, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
Sosrodarsono, B., 1977, Bendungan Type Urugan, Pradnya Paramita, Jakarta
Sriharto BR, 1993, Analisis Hidrologi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sriharto BR, 2000, Hidrologi: Teori, Masalah, Penyelesaian, Nafiri offset, Yogyakarta
Sudjarwadi, 1988, Teknik Sumber Daya Air, Pusat Antar Universitas-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Triatmodjo. B., 1995, Hidrolika II, Beta Offset, Yogyakarta
Triatmodjo. B., 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta