KAJIAN KAPASITAS SALURAN DAERAH IRIGASI BAING DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
DOI:
https://doi.org/10.47200/civetech.v15i1.715Keywords:
Irigasi, Debit, Dimensi, SaluranAbstract
Irigasi merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan air, antara lain untuk mengairi sawah, ladang, perkebunan, yang sebagai intinya adalah untuk keperluan pertanian dalam usaha tani. Daerah Irigasi Baing yang secara administratif berada di Desa Laipandak, Kecamatan Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sumber air Daerah Irigasi ini berasal dari Sungai Baing dengan areal Potensial seluas 2.000,00Ha dengan 1.630,00Ha dan 302,00Ha untuk Saluran Sekunder Baing. Tujuan dari penelitian ini untuk meninjau kapasitas saluran jaringan irigasi agar kebutuhan air pada Daerah Irigasi Baing dapat terpenuhi.
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah data Sekunder yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II yaitu data topografi (2014), data Curah Hujan dan data Klimatologi 10 tahun terakhir dari Tahun 2009-2018 serta data Primer diperoleh dari hasil penelitian/survey langsung di lapangan. Metode pengolahan data dilakukan dengan metode Penman Modifikasi untuk menghitung Evapotranspirasi, kebutuhan air irigasi (NFR) dan rumus Strickler untuk debit saluran.
Setelah dilakukan perhitungan maka didapat nilai Evapotranspirasi Potensial Metode Penman Modifikasi sebesar 3,115 mm/hari, kebutuhan air irigasi (NFR) sebesar 1,34 ltr/dtk/ha, maka untuk saluran sekuder (SSR.1) ruas B.BG.1-BG.2 dengan luas areal 1.630,00 Ha diperoleh nilai Q = 3,4 m3/dtk, A = 5,60 m², V = 0,60 m/dtk, I = 0,0018559, dan lebar dasar saluran (b) = 3,20 m, tinggi muka air (h) = 1,75 m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m. Sedangkan untuk saluran sekuder (SSR.2) ruas B.BG.1-BLM.1 dengan luas areal 302,00 Ha diperoleh nilai Q = 0,62 m3/dtk, A = 1,24 m², V = 0,50 m/dtk, I = 0,0267291, dan lebar dasar saluran (b) = 1,65 m, tinggi muka air (h) = 0,75 m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m.
Downloads
References
[BNPB] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2018. Laporan Kinerja Tahunan. Jakarta: BNPB.
[BWS] Balai Wilayah Sungai NTT. 2014. Buku Data dan Inventarisasi Daerah Irigasi. Kupang (ID): Balai Wilayah Sungai NTT II Nusa Tenggara Timur.
Akmal, dkk. 2014. Efisiensi Irigasi Pada Petak Tersier Di Daerah Irigasi Lawe Bulan Kabupaten Aceh Tenggara. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala. https://www.semanticscholar.org/paper/efisiensi-irigasi-pada-petak-tersier-di-daerah-lawe-akmal/26.
Arif Budiyanto, M., 2010. Kajian Pengaruh Pengembangan Pemanfaatan Air Irigasi dan Air Domestik Terhadap Alokasi Air di DAS Opak. Yogyakarka: UGM.
Bolanos, M. G. et al. 2011. Performance assessment of small irrigation schemes along the Mauritanian banks of the Senegal River. Diambildari: https://www.researchgate.net/publication/227411410_Performance_assessment_of_small_irrigation_schemes_along_the_Mauritanian_banks_of_the_Senegal_River.
C. D Soemarto, B.I.E. Dipl. H. 1999. Hidrologi Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dinas PU Kabupaten Sumba Timur. 2014. Buku Data dan Inventarisasi Embung. Waingapu (ID): Dinas PU Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum. 2013. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi, KP-01.
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum. 2013. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Saluran, KP-03.
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum. 2013. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bangunan, KP-04.
Februarman. 2009. Jenis dan Ragam Kerusakan Saluran Primer Daerah Irigasi Bandar Laweh Kabupaten Solok. Jurnal Rekayasa Sipil, 5(1): 57-66
H. Erman Mawardi, Dipl. AIT. 2002. Pengertian Irigasi, Alfabeta, Bandung.
Hansen, dkk. 1990. Arti Irigasi Secara Umum, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hariany, Susi, dkk. 2011. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Di Saluran Sekunder Pada Berbagai Tingkat Pemberian Air Di Pintu Ukur. Jurnal Rekayasa, Vol.15. https://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.php/jtp/article/view/16