STRATEGI COPING SANTRI DALAM MENGHADAPI STANDAR KELULUSAN DI PONDOK PESANTREN
DOI:
https://doi.org/10.47200/aoej.v6i1.122Keywords:
strategi coping, santri, standar kelulusanAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan persepsi santri terhadap standar kelulusan, bentuk-bentuk strategi coping santri dan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping santri dalam menghadapi standar kelulusan di pondok pesantren. Karakteristik informan adalah santri PPMI Assalaam dan PPA Al-Muayyad, kelas XII SMA, berusia 16-18 tahun, santri yang memiliki prestasi akademik tinggi dan santri yang memiliki kesulitan dalam menghadapi standar kelulusan. Informan berjumlah enam orang dan metode pengambilan data yang dipakai adalah wawancara. Hasil penelitian: 1) Persepsi santri terhadap standar kelulusan, yaitu setuju khususnya syarat kelulusan pondok karena membawa pengaruh positif bagi santri dan tidak setuju khususnya syarat kelulusan UN karena membebani dan dirasa banyak ketidakadilan; 2) Strategi coping yang dilakukan santri, yaitu emotion-focused coping yang meliputi izin keluar komplek, berhubungan dengan lawan jenis, membuka online-shop, bercanda dengan teman satu kamar, membaca buku cerita, menghibur diri dengan bernyanyi dan mencuci baju. Namun, strategi coping yang paling efektif bagi santri adalah adalah problem-focused coping, meliputi memilih tempat yang kondusif, menyicil dari tahun sebelumnya, sering membaca dan mengulang-ulang, rutin berkonsultasi dengan pembimbing, mengimbangi belajar (mengikuti bimbingan belajar, memperbanyak latihan soal, bekerja dan belajar bersama dengan teman), meningkatkan ibadah dan konsisten dalam menjalankan aktivitas tersebut; 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi coping santri yaitu karakteristik personal, persepsi diri, dukungan keluarga, sekolah dan sosial dalam hal ini adalah teman karena di pondok pesantren teman merupakan dukungan sosial yang paling dekat.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah santri melakukan problem-focused coping sebagai cara yang paling efektif dalam menghadapi standar kelulusan. Implikasi yang dapat diberikan yaitu perlu adanya dukungan dari keluarga, sekolah dan teman kepada santri dalam menghadapi standar kelulusan.
Downloads
References
Compas, B. E., Connor-Smith, J., Saltzman, H., Thomsen, A. H., & Wadsworth, M. E. (2001).
Coping with stress during childhood and adolescence: Problems, progress, and potential
in theory and research. Psychological Bulletin, 127(1), 87-127. doi: 10.1037/0033-
127.1.87.
Diponegoro, A. M. (2005). Afek dan kepuasaan hidup santri. Jurnal Psikologi Islami, 1(2), 107-
doi: 10.1080/003138042000272140.
Givon, S., & Court, D. (2009). Coping strategies of high school students with learning
disabilities: a longitudinal qualitative study and grounded theory. International Journal
of Qualitative Studies in Education, 23(3), 283-303. doi: 10.1080/09518390903352343.
Nahareko, A. (2009). Coping remaja akhir terhadap perilaku selingkuh ayah. Indigenous Jurnal
Ilmiah Berkala Psikologi, 11(1), 20-25.
Qomar, M. (2005). Pesantren dan Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi.
Jakarta: Erlangga.
Shahrill, M., & Mundia, L. (2014). Coping behavior of international late adolescent students in
selected Australian educational institutions. Global Journal of Health Science, 6(1), 76-
doi: 10.5539/gjhs.v6n1p76.
Sulaeman, R. F. (2014). Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres dan Strategi Coping Stress
Siswa Tsanawiyyah Al-Furqon Islamic Boarding School. (Skripsi tidak dipublikasikan).
Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung.
Suwarti. (2009). Strategi coping waria dalam menghadapi kecemasan terjangkit hiv/aids di
Purwokerto. PSYCHO IDEA, 7(1), 35-47.