https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/jts/issue/feed Jurnal Teknik Sipil 2021-06-29T14:10:48+00:00 Open Journal Systems <p><strong>Jurnal Teknik Sipil&nbsp;</strong>pertama kali diterbitkan pada Juni 2006 bernama “JURNAL TEKNIK SIPIL” dengan P-ISSN: <a title="P-ISSN" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?kirimdaftar&amp;1180426214&amp;15926&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">1907-2368</a> yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (FT UCY). &nbsp;Mulai <a href="https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/CivETech/issue/archive" target="_blank" rel="noopener">Juni 2016 (Vol 11 No.1)</a>, Jurnal Teknik Sipil diterbitkan secara online dan akses terbuka dengan Elektronik.</p> <p align="justify"><strong>Jurnal Teknik Sipil&nbsp;</strong>adalah jurnal ilmiah yang bertujuan untuk menyebarluaskan pemikiran konseptual, ide/gagasan orisinil dan hasil penelitian dari akademisi, peneliti, praktisi atau mahasiswa yang belum pernah dimuat dari bermacam disiplin ilmu pengetahuan terkait dengan Teknik sipil dan teknologinya. <strong>Jurnal Teknik Sipil</strong>&nbsp;berfokus pada bidang teknik sipil, termasuk <strong>rekayasa struktur dan bahan bangunan, manajemen dan teknologi konstruksi, mekanika tanah dan geoteknik, perencanaan pondasi, perencanaan dan manajemen transportasi, rekayasa dan pengembangan jalan raya, rekayasa teknik dan manajemen sumber daya air, manajemen pengelolaan air bersih dan limbah, dinamika pantai, teknologi gempa bumi dan tsunami</strong>.</p> https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/jts/article/view/835 ANALISIS BANJIR DAN SEDIMENTASI WILAYAH SUNGAI BRANTAS (TINJAUAN TERHADAP METODE PENGENDALIAN) 2021-06-29T14:07:32+00:00 Erlina Erlina [email protected] <p><em>Sejak masa raja Airlangga abad XI berdasar prasasti Kamalagyan 1037 M, prasasti ini merupakan tanda dibangunnya bendungan Waringin Sapta dan acapkali jebol dan banjir menggenangi desa Lasun, Palinjwan, Sijanatyesan, Panjigantin, Talan, Decapankah, Pankaja juga daerah lain seperti Kala, Kalagyan, Thani Jumput (Sandi, 2015). 980 tahun berlalu banjir, sedimentasi, degradasi sungai serta ilegal logging merupakan persoalan yang dihadapi oleh wilayah sungai Brantas dengan berbagai pemangku kepentingan (stake holders).&nbsp;</em><em>Aspek pengendalian daya rusak air di wilayah sungai Brantas</em><em> adalah upaya untuk pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan diantaranya oleh banjir dan sedimentasi. </em><em>Dengan cacthment area ± 14.103 km<sup>2</sup>, terdiri dari 16 Kabupaten (Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jombang, Kediri, Lumajang, Madiun, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pacitan, Pasuruan, Ponorogo, sidoarjo, Trenggalek, Tulungagung) dan 6 Kota (Batu, Blitar, Kediri, Malang, Mojokerto, Surabaya).&nbsp;</em><em>Metode analisis yang digunakan merupakan tinjauan terhadap : Lokasi banjir dalam 2 tahun (2014-2015) pada daerah irigasi dengan kondisi hidrologi, Instansi pengelola di wilayah sungai Brantas (Siapa), Teknik-teknik pengendalian yang dilakukan (upaya fisik dan non fisik), Rumusan berupa skema serta kriteria penanganan dalam mengevaluasi banjir dan sedimentasi.&nbsp;</em><em>Terdapat 4 Kabupaten (Sidoarjo, Mojokerto, Nganjuk dan Trenggalek) lokasi banjir, melanda 4 daerah irigasi (Delta Brantas, Padipomahan, Bening dan Trenggalek), dan 3 Sub Das (Brantas Hilir basin block Porong dan Mas, Widas basin block Widas, Ngrowo-Ngasinan basin block Ngrowo). Upaya pencegahan : fisik berdasarkan skenario ekonomi sedang berupa normalisasi sungai, pembangunan groundsill, pembangunan bendungan, non fisik : pembinaan sistem peringatan dini. Upaya penanggulangan : fisik penegakan hukum dan penertiban, . upaya non fisik : keterlibatan Instansi dan lembaga masyarakat dengan masyarakat dalam pertemuan konsultasi masyarakat (PKM). Upaya pemulihan : penggunaan dana darurat.</em></p> 2018-02-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/jts/article/view/836 PERILAKU PASANGAN BATU CANDI PRAMBANAN TERHADAP GAYA GESER DENGAN PENGISI LEMPUNG DAN VARIASI PENAMBAHAN PASIR (10%, 20%, dan 30%) 2021-06-29T14:08:07+00:00 Fajar Purwoko [email protected] <p><em>Bangunan candi batu memiliki karakteristik struktur yang serupa sebagaimana bangunan umum lainnya, misalnya gedung. Seperti halnya candi Prambanan, dengan bentuk struktur yang tinggi dan cukup ramping maka bangunan ini memiliki karakteristik struktur yang mirip dengan bangunan yang tinggi. Sebagai sebuah struktur bangunan yang tinggi, maka bangunan candi harus memenuhi persyaratan kestabilan struktur sebagaimana halnya struktur bangunan yang lain. Hal ini berarti bahwa candi harus mampu mendukung beban yang terjadi yaitu beban gempa dan beban gravitasi dari berat sendiri candi. Beban gempa dipengaruhi oleh beban gravitasi sedangkan beban gravitasi dipengaruhi oleh berat jenis batuan penyusun candi (BP3 Yogyakarta, 2009).&nbsp;</em><em>Dalam penelitian ini dilakukan uji geser pasangan batuan candi yaitu batu tuff dengan pengisi tanah lempung Bayat I dan II, dan Prambanan (Gunung Gilang). Dari ketiga jenis tanah tersebut diberi campuran variasi pasir, namun sebelum dilakukan pengujian geser pasangan batu, tanah campuran tersebut diuji kuat geser tanah dengan geser langsung dan pemadatan tanah untuk mencari kadar air optimum. Dalam pengujian geser pasangan batu menitikberatkan pada pengujian dengan kadar air optimum (nilai kuat geser tanah terbesar), sehingga diperoleh suatu variasi nilai yang menunjukkan perilaku geser pasangan batu dalam keadaan optimum yang dipengaruhi juga oleh variasi pasir dalam pasangan.&nbsp;</em><em>Hasil percobaan yang telah dilakukan menghasilkan pengujian geser langsung tanah pengisi, Bayat I, II, dan Prambanan dengan sudut gesek internal terbesar pada variasi pasir 30%, masing-masing sebesar 40.7<sup>0</sup>, 49.48<sup>0</sup>, dan 48.93<sup>0</sup>. Pada pengujian geser pasangan batu candi (tuff) tanah pengisi Bayat I, II, dan Prambanan menghasilkan nilai tegangan maksimumnya pada variasi pasir 30%, masing-masing sebesar 1.296 </em><em>kg/cm<sup>2</sup>, 1.257</em> <em>kg/cm<sup>2</sup>, dan 1.254</em> <em>kg/cm<sup>2</sup>. Selain ketiga variasi tanah tersebut, pengujian geser pasangan batu juga dilakukan pada pasangan batuan tanpa pengisi dengan hasil tegangan maksimumnya sebesar 1.34</em> <em>kg/cm<sup>2</sup>, hasil ini lebih besar jika dibandingkan dengan ketiga variasi diatas, namun batuan penyusun sudah hancur tidak dapat dipakai dan dilanjutkan pengujiannya lagi. Disimpulkan bahwa tanah pengisi merupakan perata beban yang baik dan variasi pasir memberikan trend positif dalam menaikkan kuat geser pasangan batuan candi (tuff).</em></p> 2018-02-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/jts/article/view/837 EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA SIMPANG RING ROAD UTARA – JALAN KALIURANG, SLEMAN, DI. YOGYAKARTA STUDI KASUS: RING ROAD UTARA, JL. KALIURANG, SLEMAN YOGYAKARTA 2021-06-29T14:08:41+00:00 Indra Suharyanto [email protected] <p><em>Hasil analisis data primer yang didapat dari survey lapangan pada Januari 2018 menunjukkan nilai DS pada ruas jalan eksisting masih memenuhi syarat, sedangkan nilai DS persimpangan sudah tidak memenuhi syarat. Langkah pokok penanganan masalah kemacetan yaitu optimalisasi simpang dengan pengaturan waktu sinyal, pengaturan geometri simpang dan manajemen lalu lintas. Setelah langkah tersebut dinilai tidak memberikan perubahan berarti pada nilai DS, langkah terakhir adalah perencanaan pembangunan jalan baru berupa flyover. </em></p> 2018-02-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/jts/article/view/838 PENELUSURAN WAKTU PERJALANAN BANJIR DARI HULU KE HILIR SUNGAI CODE SEBAGAI PERTIMBANGAN EARLY WARNING SISTEM 2021-06-29T14:09:12+00:00 Muchamad Arif Budiyanto [email protected] <p><em>Banjir yang sering terjadi di beberapa bagian belahan dunia termasuk Indonesia merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dicegah. Peristiwa banjir merupakan akibat dari berbagai sebab </em><em>m</em><em>isalnya hujan deras dan lama serta kondisi daerah yang tidak mampu menahan air hujan akan menimbulkan aliran permukaan yang besar. Bila palung sungai tidak mampu lagi menampung aliran permukaan yang besar maka terjadilah banjir.&nbsp;</em><em>Dalam penelusuran banjir dikenal berbagai macam metode penelusuran banjir, salah satunya adalah metode yang terdapat dalam software HEC-HMS. Pada</em><em> penelitian</em><em> ini, dilakukan penelusuran banjir sungai Code di Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian penelusuran ini adalah metode yang terdapat dalam software HEC-HMS, yaitu metode Muskingum.&nbsp;</em><em>Penelitian ini diujikan parameter-parameter sungai tersebut jika DAS Code diberi hujan rerata </em><em>dua puluh</em><em> tahunan untuk penelitian banjir </em><em>dua puluh</em><em> tahuna</em><em>n</em><em>. Dihasilkan kejadian banjir dua puluh tahunan diketahui waktu perjalanan (travel time) ba</em><em>n</em><em>jir dua puluh tahunan dari hulu ke hilir selama empat jam</em><em>.</em></p> 2018-02-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/jts/article/view/839 EVALUASI KINERJA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN DI WILAYAH PURWOKERTO 2021-06-29T14:10:03+00:00 Muhamad Arifin [email protected] <p><em>Kondisi drainase yang ada di berbagai kota di Indonesia secara umum banyak menghadapi berbagai masalah. </em><em>Sebagai indikator dari permasalahan drainase antara lain adalah berupa banjir/ genangan baik yang bersifat lokal (setempat) atau yang bersifat lebih luas.&nbsp; Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan di lingkungan permukiman, sarana prasarana transportasi dan prasarana publik yang lain sehingga dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar.</em><em> Permasalahan drainase untuk wilayah Kota Purwokerto saat ini menghadapi problema yang cukup serius seperti daerah lain di Indonesia. P</em><em>ada beberapa lokasi sering terjadi banjir/ genangan pada saat musim penghujan yang disebabkan adanya gangguan pada saluran drainase.&nbsp;</em><em>Evaluasi kinerja sistem drainase dilakukan dengan membandingkan debit yang masuk dan kapasitas tampang saluran. Dalam analisis ini debit rencana diperoleh dengan menggunakan analisis hidrologi debit banjir kala ulang 10 tahunan untuk saluran sub makro sedang untuk saluran drainase mikro menggunakan debit banjir kala ulang 5 tahunan. Analisis hidrolika kapasitas tampang saluran dengan menggunakan persamaan Manning. Lokasi dalam penelitian ini meliputi Kali Caban, Kali Wadas, Kali Beser, Kali Putih, dan Kali Putat.&nbsp;</em><em>Dari analisis dan pembahasan diperoleh hasil bahwa kapasitas saluran drainase sub makro di lima lokasi tersebut tidak memenuhi terhadap debit rencana dengan kala ulang 10 tahunan. Hal tersebut disebabkan oleh penyempitan saluran akibat sedimentasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan normalisasi saluran di masing-masing lokasi yaitu untuk saluran Kali Caban, Kali Wadas, Kali Beser, Kali Putih, dan Kali Putat,&nbsp; sedangkan untuk saluran mikro, terdapat lima lokasi yang kapasitasnya sudah tidak memenuhi, yaitu Saluran Baturaden 1, Dr. Angka 3, Dr. Angka 4, Gatotsubroto 3, dan Gatotsubroto 4, sehingga perlu pelebaran saluran.</em></p> 2018-02-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/jts/article/view/840 KINERJA KUANTITATIF SIMPANG BERSINYAL PADA TRAFFIC LIGHT PEREMPATAN MONUMEN YOGYA KEMBALI YOGYAKARTA 2021-06-29T14:10:48+00:00 Suryanto Suryanto [email protected] Hery kristiyanto [email protected] <p><em>Volume lalu-lintas berubah dari waktu ke waktu dan pengembangan prasarana fisik persimpangan (lebar lajur lalu-lintas) sudah tidak dimungkinkan, </em><em>Tujuan analisis kapasitas adalah memperkirakan kapasitas dan kinerja lalu lintas pada</em><em> kondisi tertentu terkait desain atau eksisting geometrik, pengaturan fase dan waktu isyarat, arus lalu lintas dan lingkungan Simpang </em><em>Alat Pengatur Isyarat Lalu-lintas (</em><em>APILL).&nbsp;</em><em>Luaran berupa hasil Kinerja Kuantitatif Simpang Bersinyal yang dibandingkan dengan indikator kinerja simpang bersinyal berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) apakah masih sesuai untuk saat ini.&nbsp;&nbsp;</em><em>Data yang digunakan adalah Data Primer antara lain; data volume lalu lintas, geometrik simpang dan waktu sinyal. Data sekunder berupa kelas jalan dan jumlah penduduk. Data kemudian dianalisis untuk memperoleh kinerja persimpangan (</em><em>Perempatan Monumen Yogyakarta)</em> <em>dengan APILL berupa traffic light</em><em> terdiri dari rasio arus simpang, waktu siklus, waktu hijau per fase pada tiap pendekat, derajat kejenuhan, panjang antrian, jumlah kendaraan terhenti, dan tundaan rata-rata.&nbsp;</em><em>N</em><em>ilai DJ </em><em>(derajat kejenuhan) </em><em>yang diperoleh terlalu tinggi (&gt;0,85), maka perlu dilakukan</em> <em>perubahan desain yang berkaitan dengan penetapan fase dan waktu isyarat, dan membuat perhitungan baru.&nbsp;</em><em>Setelah diadakan perubahan arus lalu lintas di Simpang Monjali dengan larangan arus lalu lintas ke arah utara, nilai DJ yang diperoleh berkurang meskipun masih &gt; 0,85.</em></p> 2018-02-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##