AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
322
PENGUATAN KARAKTER RELIGIUS BERBASIS BUDAYA SEKOLAH
DI SMP MUHAMMADIYAH TOBOALI BANGKA SELATAN
Yolanda Augita
1
dan Dikdik Baehaqi Arif
2
1, 2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Kapas No. 9, Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta 55166
1
2
ABSTRAK
Pendidikan karakter di Indonesia semakin lama semakin tergerus oleh kemajuan zaman. Oleh
karena itu, sangat penting diterapkannya pendidikan karakter di Indonesia sebagai upaya untuk
memberikan kebiasaan-kebiasaan baik kepada peserta didik. Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui pelaksanaan penguatan karakter religius siswa berbasis budaya sekolah di
SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) SMP Muhammadiyah Toboali menerapkan lima nilai
karakter utama PPK. 2) Karakter religius menjadi program PPK unggulan di sekolah. 3) Terdapat
kendala dalam pelaksanaan penguatan karakter religius siswa, baik kendala dari siswanya sendiri
maupun kendala dari keterbatasan waktu dan fasilitas dari sekolah. 4) Solusi dalam menghadapi
kendala tersebut yaitu dengan menjalin kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua untuk
membentengi peserta didik agar selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan religius.
Kata Kunci: pendidikan karakter; budaya sekolah; karakter religius.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License
ABSTRACT
Character education in Indonesia is increasingly being eroded by the progress of the times.
Therefore, it is very important to implement character education in Indonesia as an effort to give
good habits to students. The purpose of this study was to determine the implementation of
strengthening the religious character of students based on school culture at SMP Muhammadiyah
Toboali, South Bangka Regency. This study uses a qualitative research type. Data collection
techniques were carried out by interview and documentation. The results showed that 1) SMP
Muhammadiyah Toboali applied the five main character values of PPK. 2) Religious character
becomes the flagship PPK program in schools. 3) There are obstacles in the implementation of
strengthening the religious character of students, both constraints from the students themselves and
constraints from limited time and facilities from the school. 4) The solution in dealing with these
obstacles is to establish cooperation between the school and parents to fortify students to always
carry out religious activities.
Keyword: character building; school culture; religious character.
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang paling penting untuk membentuk
peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik yang memiliki akhlak mulia sebagaimana
tujuan dari pendidikan nasional. Menurut Kemendikbud (2017), Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa
melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olahraga
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
323
(kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga,
dan masyarakat.” Oleh karena itu, pendidikan karakter dimaksudkan untuk menanamkan,
membentuk, dan mengembangkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik agar peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) terdiri atas lima nilai karakter utama yang
bersumber dari Pancasila, salah satunya adalah nilai karakter religius. “Nilai karakter
religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan
dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain (Kemendikbud,
2017). Karakter religius merupakan sikap dan perilaku yang dekat dengan hal-hal spiritual,
seseorang disebut religius ketika ia merasa perlu dan berusaha mendekatkan dirinya
dengan Tuhan (sebagai penciptanya) dan patuh melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya (Esmael dan Nafiah, 2018:19). Oleh karena itu, perlu adanya penguatan karakter
religius di sekolah untuk melatih siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang dapat menjalankan kewajibannya sebagai umat
beragama.
Penguatan karakter religius siswa di sekolah dapat dilaksanakan melalui budaya
sekolah. Budaya sekolah adalah sekumpulan norma, nilai, dan tradisi yang telah dibangun
dalam waktu yang lama oleh semua warga sekolah dan mengarah ke seluruh aktivitas
personel budaya (Daryanto, 2015:6). Budaya sekolah merupakan ciri khas dan karakter
sekolah yang dapat membentuk kualitas atau mutu sekolah melalui tradisi atau kebiasaan-
kebiasaan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai tertentu yang dianut oleh
sekolah yang diakui oleh masyarakat luas.
Penelitian tentang penguatan karakter religius siswa berbasis budaya sekolah
dilakukan oleh Furaidah, dkk (2019), menyebutkan bahwa penguatan karakter religius
siswa dapat dilakukan melalui program-program pembiasaan di sekolah. Bentuk
kegiatannya yaitu kultum, salat Duha, Zuhur dan Asar berjamaah, murojaah, salat sunah
rawatib, zikir petang, halaqoh ba’da Jumat. Program pembiasaan penguatan pendidikan
karakter nilai religius yang diterapkan di SD Alam-Ar-Rohman memiliki dampak yang
sangat signifikan kepada diri setiap siswanya yaitu pemahaman siswa akan pentingnya dan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
324
manfaat dari ibadah salat dan membaca serta hafalan Al-Qur’an, bersikap sopan dan
santun, semakin bertanggung jawab pada diri sendiri serta berusaha menjalankan
kewajiban berdasarkan syariat Islam.
SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan mempunyai visi
“Terwujudnya Generasi Muslim Berkualitas.” Untuk mewujudkan visi tersebut, SMP
Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan membuat program sekolah yang salah
satunya terdapat dalam indikator visi tersebut, yaitu pelaksanaan tujuh sunah harian (wudu,
salat Duha, istighfar, sedekah, baca Al-Qur’an, salat Tahajud, dan salat wajib berjamaah).
Program tersebut merupakan salah satu dari program kegiatan religius yang ada di SMP
Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan sebagai upaya penguatan karakter
religius siswa berbasis budaya sekolah.
Melalui penguatan karakter religius berbasis budaya sekolah diharapkan siswa
mampu meningkatkan dan mengembangkan pengetahuannya untuk menjadi pribadi yang
lebih baik, berkarakter, dan berakhlak mulia yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Selain itu, dengan menghasilkan siswa yang berkarakter dan berakhlak mulia dapat
menentukan tingkat keberhasilan sekolah atau mutu sekolah dalam melaksanakan program
PPK.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,
“peneliti melakukan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif (Moleong, 2014:11).
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan
atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Toboali yang berada di Jl. AMD
Desa Gadung, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kep. Bangka
Belitung. Adapun waktu penelitian dilakukan pada tanggal 24 Mei 2021 sampai dengan 19
Juni 2021.
Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan guru. Subjek itulah yang
digunakan sebagai sumber untuk memperoleh data yang dibutuhkan mengenai upaya
penguatan karakter religius berbasis budaya di sekolah. Sedangkan objek dalam penelitian
ini adalah penguatan pendidikan karakter religius siswa berbasis budaya sekolah, meliputi
budaya sekolah yang dikembangkan di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
325
Selatan, budaya sekolah yang dikembangkan dalam penguatan karakter religius siswa,
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penguatan karakter religius siswa, dan solusi
dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penguatan karakter religius siswa.
Berdasarkan karakteristik data yang diteliti dan kondisi yang ada saat ini yaitu
adanya pandemi COVID-19, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Wawancara digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan,
keinginan, dan sebagainya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan penelitian (Rosaliza,
2015:71). Sedangkan dokumentasi merupakan peristiwa-peristiwa yang telah berlalu,
dokumen tersebut dapat berupa gambar, tulisan, atau karya-karya monumental dari
seseorang (Sani, 2013).
Keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yaitu
pengumpulan data dari hasil wawancara dan dokumentasi tentang penguatan karakter
religius siswa berbasis budaya sekolah di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten
Bangka Selatan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan (Sugiyono, 2016:247). Reduksi data adalah merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dengan menggunakan penyajian data, data yang
diperoleh oleh peneliti disusun secara sistematis dan mudah dipahami. Sedangkan
kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban
terhadap rumusan masalah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Budaya Sekolah yang Dikembangkan di SMP Muhammadiyah Toboali
Kabupaten Bangka Selatan
Budaya sekolah merupakan sekumpulan nilai, tradisi atau kebiasaan yang dilakukan
oleh seluruh warga sekolah dalam rangka penguatan karakter siswa. Terdapat lima nilai
karakter utama yang melatarbelakangi diterapkannya Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) yang berbasis budaya sekolah, yaitu nilai religius, nilai nasionalisme, nilai
kemandirian, nilai kegotongroyongan, dan nilai integritas.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
326
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala Sekolah dan
Waka Kesiswaan bahwa SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan sudah
menerapkan lima nilai karakter PPK tersebut dan budaya religius menjadi program budaya
sekolah unggulan. Untuk pelaksanaan budaya nasionalisme di SMP Muhammadiyah
Toboali dilaksanakan melalui kegiatan upacara bendera setiap hari Senin serta
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pelaksanaan budaya mandiri dilaksanakan di sekolah
dengan menerapkan prinsip disiplin waktu, terutama dalam menyelesaikan tugas secara
mandiri dan tepat waktu. Untuk pelaksanaan budaya gotong royong dilaksanakan melalui
program kerja bakti pada setiap hari Jumat. Serta pelaksanaan budaya integritas yaitu
dengan menerapkan peraturan dan tata tertib sekolah, misalnya mengenakan pakaian yang
rapi, bersih, dan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, menerapkan peraturan
bahwa setiap siswa wajib melaksanakan piket kelas harian.
Lima nilai utama tersebut merupakan salah satu program utama pemerintah yang
diharapkan dapat menumbuhkan dan menguatkan karakter positif pada siswa. Masing-
masing nilai tidak dapat berdiri dan berkembang sendiri-sendiri, melainkan saling
berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi
(Kemendikbud, 2017).
2. Budaya Sekolah yang Dikembangkan dalam Penguatan Karakter Religius Siswa
SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan merupakan sekolah yang
berbasis keagamaan dan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) religius siswa di
sekolah ini merupakan program utama atau unggulan. Penguatan karakter religius siswa
yang berbasis budaya sekolah memang merupakan salah satu upaya penting untuk
membentuk karakter siswa agar siswa mampu membiasakan diri dengan kehidupan
beragama serta mampu bertingkah laku sesuai dengan norma-norma agama.
Adapun pengembangan kegiatan religius yang berbasis budaya sekolah di SMP
Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari 8 (delapan) kegiatan, yaitu
Pelaksanaan Budaya 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun), Tujuh Sunah Harian,
Khataman Al-Qur’an, Tahfiz, Kader Mubaligh, Salat Jumat Berjamaah, MABIT dan
JUBIT, serta Pesantren Kilat.
a. Budaya 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun)
Budaya 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun) merupakan salah satu upaya
atau cara dalam membentuk karakter siswa. Budaya 5S termasuk ke dalam visi dan
misi SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Budaya salam,
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
327
senyum, sapa, sopan, dan santun penting diterapkan di sekolah agar dapat melatih
siswa untuk memiliki sikap yang ramah dan santun terhadap sesama, baik kepada yang
lebih tua, sebaya, maupun yang lebih muda.
b. Tujuh Sunah Harian
Program Tujuh Sunah Harian merupakan program unggulan di SMP Muhammadiyah
Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Tujuh Sunah Harian adalah tujuh kegiatan sunah
yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
1) Berwudu
Wudu adalah kegiatan mensucikan diri dari segala hadas kecil dengan
menggunakan air yang dimulai dengan niat sesuai dengan syariat agama Islam. Di
SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan pelaksanaan wudu
dilakukan saat siswa tiba di sekolah atau saat sebelum memasuki ruangan kelas,
setelah berwudu siswa diarahkan untuk melaksanakan salat sunah Duha yang
dilakukan secara mandiri.
2) Salat Duha
Salat Duha adalah salah satu salat sunah yang biasa dikerjakan oleh Rasulullah
SAW. Salat Duha merupakan pintu rezeki bagi orang yang melaksanakannya.
Pelaksanaan salat Duha di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka
Selatan dilakukan secara mandiri sebelum kegiatan belajar-mengajar.
3) Beristighfar
Istighfar berasal dari kata ghofaro yagfiru yang bermakna mengampuni atau
memaafkan. Lafazh ini mengikuti wazan istaf’ala yastaf’ilu istif’al, sehingga
istigfar mengandung arti meminta ampunan (Ma’arif, 2019:249). Di SMP
Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan, sebelum berdoa memulai
pembelajaran, guru dan sisiwa selalu beristighfar terebih dahulu. Selain
mengucapkan istighfar sebelum memulai pembelajaran, mengucapkan istigfar saat
proses belajar mengajar juga sering dilakukan apabila siswa sudah mulai tidak
fokus saat belajar.
4) Sedekah
Sedekah di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan
dilaksanakan setiap hari Jumat atau yang biasa disebut dengan Jumat Berbagi.
Program ini dapat melatih siswa untuk selalu berbagi terhadap sesama. Sedekah
yang diberikan oleh guru dan siswa ini diserahkan langsung kepada LAZISMU
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
328
(Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sadaqah). Kemudian LAZISMU beserta
perwakilan guru dan siswa SMP terjun langsung ke lapangan untuk memberikan
santunan kepada masyarakat yang membutuhkan.
5) Membaca Al-Qur’an
Diterapkannya program membaca Al-Qur’an yang dilaksanakan setiap hari di
SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan diharapkan agar siswa
terbiasa dan memiliki kesadaran diri untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah
Swt. Dalam pelaksanaannya di sekolah, guru atau wali kelas selalu mengabsen
siswa yang membaca dan yang tidak membaca agar guru mengetahui siswa mana
yang butuh bimbingan lebih dalam membaca Al-Qur’an.
6) Salat Wajib Berjamaah
Salat wajib adalah salat yang harus dan wajib dilaksanakan oleh setiap umat
muslim, sedangkan salat wajib berjamaah adalah pelaksanaan salat yang
dikerjakan bersama-sama lebih dari satu orang. Dikarenakan SMP
Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan menggunakan sistem full day
school, maka salat berjamaah yang dilaksanakan di sekolah adalah salat Zuhur
dan Asar. Guru dan siswa di sekolah selalu mengerjakan salat wajib secara
berjamaah di masjid. Pelaksanaan salat wajib berjamaah juga dilakukan dengan
mengabsen siswa yang salat dan yang tidak salat.
7) Salat Tahajud
Selain salat Duha, salat Tahajud juga merupakan salat sunah yang selalu
dilakukan oleh Rasulullah SAW. Salat Tahajud adalah salat yang dilaksanakan
pada malam hari setelah bangun tidur dan waktu yang terbaik mengerjakannya
adalah di sepertiga akhir pada malam hari. Pelaksanaan salat Tahajud di SMP
Muhammadiyah dilakukan pada saat kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan
Takwa) yang dikhususkan untuk laki-laki.
c. Khataman Al-Qur’an
Mengkhatam Al-Qur’an yaitu membaca seluruh surat yang ada pada Al-Qur’an, mulai
dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas. Dalam tata pelaksanaan khataman Al-
Qur’an biasanya dimulai dengan bacaan surat Ad-Dhuha sampai An-Nas kemudian
dilanjutkan dengan bacaan surat Al-Fatihah dan 5 ayat pertama surat Al-Baqarah
sebagai pembuka doa khataman Al-Qur’an. Pelaksanaan khataman Al-Qur’an di SMP
Muhammadiyah Toboali dilaksanakan setiap akhir semester sebagai syarat kenaikan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
329
kelas, kecuali bagi siswa yang membutuhkan bimbingan lebih dalam membaca Al-
Qur’an.
d. Tahfiz Al-Qur’an
Tahfiz Al-Qur’an adalah proses menghafal Al-Qur’an ke dalam ingatan sehingga bisa
diungkapkan atau diucapkan di luar kepala. Di SMP Muhammadiyah Toboali
Kabupaten Bangka Selatan, kegiatan tahfiz dilakukan setiap hari dengan menghafal
surat-surat pendek atau surat yang ada di juz 30 kemudian wajib menyetorkan
hafalannya kepada wali kelas masing-masing.
e. Kader Mubaligh
Kader mubaligh merupakan suatu kegiatan untuk menyiapkan generasi muda menjadi
mubaligh dan mubalighah yang kompeten dan memiliki wawasan Islami. Kegiatan ini
dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam berdakwah,
apalagi pada zaman sekarang seorang pendakwah harus memberikan materi yang
kekinian sesuai kondisi saat ini dan kemudian dikombinasikan dengan wawasan
keagamaan. Pelaksanaan kader mubaligh di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten
Bangka Selatan dilakukan pada saat ba’da Zuhur oleh siswa secara bergantian setiap
hari, kegiatan ini juga dilakukan untuk melatih rasa percaya diri siswa saat berbicara di
hadapan umum.
f. Salat Jumat Berjamaah
Salat Jumat adalah salat yang wajib dilaksanakan secara berjamaah bagi kaum laki-
laki muslim di setiap hari Jumat sekaligus menggantikan salat Zuhur. Di SMP
Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan khususnya bagi guru dan siswa
laki-laki selalu melaksanakan salat Jumat secara berjamaah di sekolah.
g. MABIT dan JUBIT
MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa) merupakan program sekolah yang
dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada hari Sabtu malam sampai Minggu pagi yang
dikhususkan untuk siswa laki-laki. Program ini berisi kegiatan-kegiatan yang
dirancang untuk membentuk karakter religius siswa. Kegiatan MABIT diawali dengan
pelaksanaan salat Magrib berjamaah dilanjutkan dengan kultum yang dilakukan oleh
siswa, kemudian istirahat sejenak dan dilanjutkan dengan salat Isya berjamaah dan
pemberian materi Islami kepada siswa. Setelah itu, siswa istirahat untuk tidur malam
dan kemudian dibangunkan di sepertiga malam untuk mengerjakan salat Tahajud
bersama dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an dan diakhiri dengan kultum.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
330
Sedangkan JUBIT (Jumat Bina Iman dan Takwa) merupakan program sekolah yang
dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada hari Jumat siang yang dikhususkan untuk
perempuan. Kegiatan ini berisi kegiatan dakwah atau ceramah yang diberikan oleh
ustadzah dengan materi tentang kemuslimahan (wanita), misalnya tentang menjaga
kehormatan wanita muslimah serta peran atau kedudukan wanita dalam Islam.
h. Pesantren Kilat
Pesantren kilat merupakan kegiatan rutin tahunan yang diadakan setiap bulan suci
Ramadan di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Kegiatan yang
biasa dilakukan saat pesantren Ramadan, yaitu salat, membaca Al-Qur’an, menghafal
surat-surat pendek dan doa-doa pilihan, serta mendengarkan ceramah tentang
keislaman.
Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa karakter religius
merupakan nilai karakter utama yang ada di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten
Bangka Selatan. Penguatan karakter religius siswa dilakukan dengan membiasakan diri
melaksanakan kegiatan-kegiatan religius yang diprogramkan oleh sekolah sehingga
kebiasaan-kebiasaan tersebut membudaya di lingkungan sekolah.
3. Kendala yang dihadapi dalam Penguatan Karakter Religius Siswa Berbasis
Budaya Sekolah
Dalam setiap peraturan dan pelaksanaan suatu program kegiatan tentu terdapat
hambatan atau kendala yang dihadapi. Hal ini juga dirasakan oleh SMP Muhammadiyah
Toboali Kabupaten Bangka Selatan terutama dalam pelaksanaan penguatan karakter
religius siswa.
Pertama, kendala yang dihadapi adalah belum adanya kesadaran dari dalam diri siswa,
misalnya masih ada beberapa siswa yang bermalas-malasan untuk melaksanakan salat dan
menghafal surat-surat pendek. Kesadaran diri seseorang akan muncul apabila pembentukan
karakter orang tersebut dimulai dengan adanya penanaman nilai yang diserap dari berbagai
sumber, misalnya keluarga dan lingkungan sekitar. Faktor keluarga dan lingkungan sekitar
memang sangat mempengaruhi dalam pembentukan karakter religius anak. Anak akan
cenderung melakukan sesuatu apabila ia mendapat contoh yang baik dari lingkungan
sekitarnya, terutama keluarga karena keluarga merupakan lingkungan pertama anak dalam
mengenal lingkungan sosialnya.
Kedua, kendala yang dihadapi dalam penguatan karakter religius siswa adalah
pemanfaatan waktu, terutama bagi wali kelas yang merasa waktu yang disediakan tidak
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
331
cukup atau kurang dalam hal menyetorkan hafalan surat. Waktu yang diberikan sekolah
adalah 15 menit untuk menyetorkan hafalan sebelum kegiatan belajar mengajar. Hal itu
dirasa kurang efektif mengingat jumlah siswa satu kelas cukup banyak dibandingkan waktu
yang diberikan, belum lagi ada siswa yang belum hafal dan semacamnya.
Ketiga, kendala yang dihadapi dalam penguatan karakter religius siswa adalah
keterbatasan fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Fasilitas yang disediakan sekolah
dalam rangka penguatan karakter religius siswa berupa masjid dan musala. Masjid yang
disediakan merupakan masjid gabungan/bersama dengan SD Muhammadiyah Toboali dan
letaknya pun lebih dekat dengan lingkungan SD. Oleh karena itu, kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan penguatan karakter religius siswa yaitu masjid memiliki jarak yang
cukup jauh dari SMP sehingga cukup sulit untuk mengoordinasi siswa terutama dalam
pelaksanaan salat berjamaah.
Berdasarkan data yang diperoleh di atas, penguatan karakter religius siswa berbasis
budaya sekolah di SMP Muhamadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan memiliki
kendala dalam proses pelaksanaannya. Kendala yang dihadapi berupa tingkat kesadaran
siswa yang dipengaruhi oleh lingkungannya maupun kendala terkait keterbatasan fasilitas
fisik yang disediakan oleh sekolah.
4. Solusi untuk Mengatasi Kendala dalam Penguatan Karakter Religius Siswa
Berbasis Budaya Sekolah
Dalam setiap kendala tentu harus ada solusi atau jalan keluar yang disepakati bersama
untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan penguatan karakter religius berbasis budaya
sekolah. Solusi yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka
Selatan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan penguatan karakter religius siswa,
yaitu:
a. Menjalin kerja sama antara oran tua dan sekolah karena selain di sekolah, keluarga di
rumah merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter anak, terutama
pembentukan karakter religius. Di rumah, anak harus dibiasakan untuk melaksanakan
kewajibannya sebagai umat muslim, seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan
memberikan bimbingan atau nasihat tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan. Dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut, akan timbul kesadaran dari
dalam diri anak untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.
b. Dalam pemanfaatan waktu untuk hafalan surat, wali kelas membagi perkelompok
sesuai dengan kemampuan siswa agar lebih mudah dalam mengatur waktu untuk
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
332
menyetorkan hafalan dan membimbing siswa yang belum hafal serta berkomunikasi
dengan guru Agama saat jam pelajaran agama, misalnya ada beberapa siswa yang
belum hafalan, wali kelas meminta bantuan kepada guru Agama untuk menagih
hafalan tersebut di sela-sela pembelajaran atau meminta bantuan dengan guru mata
pelajaran di jam terakhir pembelajaran.
c. Solusi untuk mengatasi kendala dalam pemanfaatan fasilitas sekolah adalah dengan
menggunakan fasilitas yang terdekat dengan lingkungan sekolah, yaitu musala darurat
yang biasanya digunakan untuk salat Duha.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa solusi yang
diterapkan di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan dimaksudkan agar
mampu membentengi peserta didik untuk selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan religius
yang sudah diprogramkan sekolah dengan baik sehingga dengan kebiasaan tersebut siswa
mampu menjadi individu yang berkarakter dan berakhlak mulia.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dirumuskan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang paling penting untuk membentuk peserta
didik menjadi pribadi yang lebih baik yang memiliki akhlak mulia sebagaimana tujuan
dari pendidikan nasional. SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan
menerapkan lima nilai karakter utama PPK berbasis budaya sekolah, yaitu nilai
religius, nilai nasionalisme, nilai kemandirian, nilai kegotongroyongan, dan nilai
integritas.
2. Program-program kegiatan religius dalam rangka penguatan karakter religius siswa
berbasis budaya sekolah di SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan
adalah pelaksanaan budaya 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun), program
unggulan Tujuh Sunah Harian (Berwudu, Salat Duha, Beristighfar, Sedekah, Membaca
Al-Qur’an, Salat Berjamaah, dan Salat Tahajud), Khataman Al-Qur’an, Tahfiz, Kader
Mubaligh, Salat Jumat Berjamaah, MABIT dan JUBIT, dan biasanya untuk bulan
Ramadan ada kegiatan Pesantren Kilat.
3. Kendala yang dihadapi SMP Muhammadiyah Toboali Kabupaten Bangka Selatan
dalam pelaksanaan penguatan karakter religius siswa yang berbasis budaya sekolah
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
333
ada tiga, yaitu kendala dari siswanya sendiri, kendala waktu, dan kendala dari fasilitas
yang disediakan oleh sekolah.
4. Solusi utama dalam menghadapi kendala pelaksanaan penguatan karakter religius
siswa adalah dengan menjalin kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua dalam
membimbing anak-anak agar anak dibiasakan untuk melaksanakan kewajibannya
sebagai umat muslim sehingga mampu menjadi individu yang berkarakter dan
berakhlak mulia.
SARAN
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam proses pengambilan
dan pengumpulan data sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan
diharapkan untuk lebih spesifik dalam melakukan penelitian terkait hal ini dengan
melakukan observasi secara langsung ke lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. (2015). Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Dirsa, A., & Kusumawati, I. (2019). Implementasi Pemikiran Imam Al-Ghazali tentang
Pendidikan Karakter. Academy of Education Journal, 10(02), 159-169.
https://doi.org/10.47200/aoej.v10i02.281
Esmael, D. A., & Nafiah. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter Religius di Sekolah
Dasar Khadijah Surabaya. Pendidikan Dasar, 2(1), 16-34.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpd/article/view/4161
Furaidah, S. U. A. A. O. (2019). Penguatan Pendidikan Karakter Nilai Religius Dalam
Program Kegiatan Budaya Sekolah. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 4(11), 15491556.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/13044
Jarwandi, J., & Pembangunan, H. R. (2022). PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER
ANTI KORUPSI PADA PEMBELAJARAN KIMIA. Academy of Education
Journal, 13(1), 113-126. https://doi.org/10.47200/aoej.v13i1.984
Kemendikbud. (2017). Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) [Infographics of the
Strengthening Character Education Movement]. Indonesian Ministry of Education
and Culture, 110.
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/?page_id=132%0Acerdasberkarakter.kem
endikbud.go.id
Kusumawati, I. (2012). PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN. Academy of Education Journal, 3(1).
https://doi.org/10.47200/aoej.v3i1.85
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
334
Kusumawati, I., & Kriswanto, Y. (2013). PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
DASAR NEGERI BRENGOSAN 1 KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN
SLEMAN. Academy of Education Journal, 4(1).
https://doi.org/10.47200/aoej.v4i1.93
Kusumawati, I. (2016). LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KARAKTER
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER. Academy of Education Journal, 7(1), 1-
15. https://doi.org/10.47200/aoej.v7i1.342
Mita, R. (2015). Wawancara Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif.
Jurnal Ilmu Budaya, 2, 9. https://media.neliti.com/media/publications/100164-ID-
wawancara-sebuah-interaksi-komunikasi-da.pdf
Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugroho, M., Supriyono, S., & Nugraha, D. (2021). PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL
TIK TOK SEBAGAI SARANA PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL DI ERA
PANDEMI. Academy of Education Journal, 12(2), 262-274.
https://doi.org/10.47200/aoej.v12i2.695
Nuryanto, S. (2014). APLICATION OF TRADITIONAL GAMES DAKON (ATGD)
SEBAGAI LANGKAH UNTUK MEMBENTUK NILAI KARAKTER PADA
ANAK USIA DINI DI TK KREATIF PRIMAGAMA TERBAN. Academy of
Education Journal, 5(1). https://doi.org/10.47200/aoej.v5i1.112
Sani, E. M. F. (2013). Pemanfaatan Buletin Pustakawan Oleh Pustakawan Di Kota
Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(3), 110.
https://media.neliti.com/media/publications/103604-ID-pemanfaatan-buletin-
pustakawan-oleh-pust.pdf
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.