AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
297
DAMPAK SINETRON “IKATAN CINTA” DALAM PERKEMBANGAN MORAL
ANAK DI DUSUN KETAON TENGAH
Aprilia Putri Kusuma
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah 57169,
Indonesia
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi dampak menonton tayangan sinetron “Ikatan
Cinta” terhadap perkembangan moral anak di Dusun Ketaon Tengah, (2) menjelaskan peran orang
tua dalam mendampingi anak menonton acara televisi, (3) menjelaskan upaya atau cara orang tua
mengantisipasi dampak sinetron, dan 4) menganalisis tanggapan orang tua terhadap sinetron
“Ikatan Cinta”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena
pengumpulan data yang berkaitan dengan penggambaran data untuk menjawab pertanyaan
mengenai subjek yang ingin diteliti. Dampak menonton sinetron dapat dilihat dari perubahan
perilaku yang agresif, gaya berbicara, dan gaya berpakaiannya. Orang tua berperan penting dalam
menanamkan nilai agama, kebiasaan, dan nilai moral kepada anak. Sikap yang kritis dan
pendampingan dari orang tua dapat membantu anak dalam perkembangan moralnya agar dapat
berperilaku baik. Keberadaan televisi diharapkan dapat memberikan dampak positif, dengan cara
menayangkan informasi yang objektif, tajam, dan terpercaya.
Kata kunci: Dampak Sinetron, Moral, Upaya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 CC BY-SA International License
ABSTRACT
This article aims at: (1) identifying the effects of watching the electronic cinema “Ikatan Cinta” on
the moral development of children in Dusun Ketaon Tengah, (2) identifying the role of parents in
accompanying children to watch television programs, (3) identifying efforts or ways parents
anticipate the effect of electronic cinema, and (4) analizyng parental responses to electronic
cinema “Ikatan Cinta”. Metod applied in research is descriptive method, because the collecting
data related to the describe of data to answer questions about the subject to be studied. The effect
of watching electronic cinema can be seen from changes in aggressive behavior, speaking style,
and dressing style. Parents have an important role to instilling religious values, habits, and moral
values in children. A critical attitude and assinstance from parents can help children in their moral
development so that they can behave well. The existence of television is expected to a positive
impact, by broadcasting abjective, sharp, and reliable information.
Keywords: Effect Electronic cinema, Morals, Effort
PENDAHULUAN
Di Era yang modern sekarang ini terdapat banyak perkembangan di bidang
komunikasi dan teknologi. Bidang komunikasi dan teknologi banyak mempengaruhi setiap
orang atau penggunanya. Sebagian besar manusia tidak bisa lepas dari yang namanya
media. Setiap hari mereka menghabiskan waktu untuk menonton televisi, bermain
handphone (HP), mendengarkan radio, membaca surat kabar, maupun membaca majalah.
Media yang banyak digunakan oleh banyak orang dan hampir disetiap rumah ada adalah
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
298
televisi. Dari beberapa media yang cukup populer, televisi menempati posisi pertama atau
teratas. Populer atau terkenal yang berarti televisi semakin dekat dengan kegiatan anak-
anak dan masyarakat di rumah. Menurut Putra, R (2018: 5) Televisi adalah media yang
dapat digunakan untuk memperoleh informasi secara audio-visual atau bisa disebut dengan
pesan suara yang dapat dilihat dan didengarkan.
Menurut Indarsih, M., dan Dian (2021: 151) televisi adalah salah satu media
komunikasi massa dan memiliki fungsi tertentu, yaitu memberi informasi, mendidik,
memberi hiburan, serta dapat mempengaruhi seseorang. Dengan menonton televisi ada
banyak hal yang dapat kita peroleh. Serta semua orang dapat menggunakannya dengan
mudah. Adanya televisi memudahkan manusia untuk memperoleh informasi dari mana
saja. Media televisi juga sudah banyak ragamnya, dari yang nasional hingga lokal. Banyak
acara-acara yang ditayangkan di televisi. Seperti acara kartun, berita, sinetron, acara gosip,
acara keagamaan, dan masih banyak lagi.
Menurut Pratikto, H., dan Tatik (2018: 52) beberapa acara televisi ada yang tidak
mendidik, tetapi bersifat hanya memberikan hiburan saja bagi pemirsanya. Misalnya adaah
tayangan sinetron, sebab tayangan ini banyak meyangkan permasalahan atau kegiatan yang
dilakukan pada masyarakat sehari-hari. Tayangan ini hanya bersifat hiburan semata. Sebab
tidak memberikan pelajaran atau edukasi kepada pemirsanya. Selain itu, tayangan sinetron
saat ini banyak bersifat negatif. Karena banyak menayangkan perilaku-perilaku yang
kurang baik dan sangat menyimpang dari norma-norma yang ada.
Sejarah televisis ditemukan pada buku empat windu, televisi adalah media yang
ditemuan orang-orang Eropa. Perkembangan televisi di dunia ini berkembang pesat dan
sesuai dengan kemajuan teknologi elektronika yang ditemukan oleh William Sockley dan
temannya pada tahun 1946. Transisitor adalah pasir silikon yang di temukan di California
Amerika Serikat. Benda ini berbentuk kecil seperti pasir dan dapat menghantarkan listrik
bebas hambatan. Kemudian, pada tahun 1923 Vladimir Katajev Zworykin berhasil dalam
menciptakan sistem televisi elektris. Penemuan ini menjadi terus berkembang dan akhirnya
menjadi pesawat televisi yang kita kenal pada saat ini. Televisi adalah media yang sangat
terkenal pada anak-anak di zaman sekarang ini. Televisi merupakan media yang dapat
memberikan pesan dalam bentuk audio-visual dan gerak yang ditampilkan sangat menarik
dan unik. Oleh karena itu, akan membuat siapa saja yang melihatnya mudah merasakan
dan menarik pesan yang disampaikan di dalamnya (Fajrin, F., Lina, R, M., & Wildan,
2021).
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
299
Kata televisi yang diambil dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata ‘tele’ yang
berarti jarak dari dan kata ‘visi’ yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian televisi secara etimologis adalah
sebuah proses penyiaran gambar melalui gelombang frekuensi radio dan menerimanya
pada pesawat penerima yang memunculkan gambar dan suara pada pesawat penerima
gambar hidup, bisnis penyiaran, dan pertunjukkan televisi. Televisi adalah media jaringan
komunikasi yang memiliki ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, pesan yang bersifat
umum, sasaran yang menimbulkan kesepakatan, dan komunikatornya yang heterogen.
Menurut Lestari U, I., Undang, S (2018: 53) televisi merupakan suatu media untuk
menyampaikan pesan pendidikan kepada anak-anak dan masyarakat. Pengertian lain dari
televisi adalah suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya adalah sama dengan
gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Menurut Nilasuwarna, N., dan Nurlina
(2020: 67) tidak semua televisi bersifat positif untuk perkembangan anak. Maka orang tua
perlu mengawasi setiap perkembangan anak. Televisi dapat memberikan pengaruh atau
efek sosial yang besar terhadap masyarakat, baik bagi anak-anak, remaja, dewasa maupun
orang tua. Pengaruh ini dapat dilihat dari cara berbicara mereka serta perilaku yang mereka
lakukan di dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ballerina, T., & Aria, S (2019: 18)
dampak negatif dari adanya perkembangan jaman adalah nilai-nilai budaya yang semakin
luntur.
Dari hasil uraian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa rumusan masalah dari
penelitian ini adalah dampak sinetron terhadap perkembangan moral anak di Dusun Ketaon
Tengah, Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono. Kemudian dijabarkan secara lebih rinci
sebagai berikut: 1) Bagaimana dampak sinetron terhadap perkembangan moral atau
perilaku anak, 2) Bagaimana peran orang tua dalam mendampingi anak menonton acara
televisi, 3) Bagaimana upaya atau cara orang tua dalam mengantisipasi dampak tersebut,
dan 4) Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap sinetron ‘Ikatan Cinta RCTI’ .
Selanjutnya tujuan adanya penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi dampak sinetron
tersebut pada perkembangan moral anak di Dusun Ketaon Tengah, 2) Menjelaskan peranan
orang tua dalam mendampingi anak menonton acara televisi, 3) Menjelaskan upaya atau
cara orang tua mengantisipasi dampak tersebut, dan 4) Menganalisis tanggapan orang tua
di Dusun Ketaon Tengah terhadap sinetron ‘Ikatan Cinta RCTI’. Manfaat dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebiasaan menonton tayangan sinetron terhadap
perkembangan moral anak di Dusun Ketaon Tengah, Desa Ketaon, Kecamatan
Banyudono.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
300
METODE PENELITIAN
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan menonton tayangan televisi
bergenre sinetron pada anak di Dusun Ketaon Tengah, Desa Ketaon, Kecamatan
Banyudono. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2021. Subjek penelitiannya
adalah anak-anak dan orang tua anak di Dusun Ketaon Tengah. Alat atau instrumen yang
dipakai untuk penelitian ini adalah buku, alat tulis, dan handphone (HP). Buku dan alat
tulis digunakan untuk mencatat informasi-informasi penting yang diperoleh. Sedangkan
handphone digunakan untuk merekam informasi yang disampaikan oleh narasumber.
Sumber data dalam penelitian kali ini didapatkan melalui proses wawancara kepada
beberapa warga di Dusun Ketaon Tengah. Pada penelitian ini menggunakan cara atau
metode penelitian deskriptif, karena proses pengumpulkan data yang berkaitan dengan
penggambaran data untuk menjawab pertanyaan mengenai hubungan subjek yang ingin
diteliti. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola perilaku atau
dampak negatif yang dialami anak-anak setelah menonton sinetron pada televisi. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket serta wawancara.
Angket merupakan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada anak di Dusun Ketaon
Tengah, Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono. Kemudian teknik wawancara dilakukan
secara langsung dengan cara berbincang-bincang dan memberi pertanyaan kepada orang
tua anak untuk memperoleh informasi mengenai peran orang tua dalam mendampingi serta
mengawasi anak menonton televisi dan upaya atau cara-cara orang tua mengatasi
permasalahan tersebut. Sedangkan pada teknik analisisnya menggunakan analisis tematik,
yaitu dengan menekankan pada tema yang telah ditetapkan. Sehingga tema-tema yang
tersusun dapat digunakan sebagai acuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa berbagai macam
acara televisi yang ditonton oleh anak-anak memiliki dampak terhadap perkembangan
moral anak di Dusun Ketaon Tengah, Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono. Pengaruh
tontonan televisi tidak semuanya berdampak negatif, televisi juga memberikan dampak
positif kepada masyarakat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Pengaruh sinetron terhadap perkembangan moral anak di Dusun Ketaon Tengah.
Siaran televisi adalah jenis acara yang ditayangkan di televisi, dari jenis acara inilah
mana yang layak dinikmati dan tidak layak untuk dinikmati oleh pemirsanya. Menurut
Sari, A, N (2018: 10) televisi mampu menghasut orang-orang untuk selalu duduk didepan
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
301
layar televisi. Televisi memiliki dua peranyang berbeda yaitu, sebagai sarana hiburan dan
sebagai pengganti fungsi orang tua dalam keseharian anak. Televisi dapat berpengaruh
negatif apabila anak-anak tidak memilah hal-hal positif dari apa yang mereka lihat.
Beberapa tayangan televisi memberikan dampak negatif pada perkembangan moral anak.
Menurut Akhimelita, L., Sumarto., & Ade (2020: 28) pendidikan moral disebut juga
sebagai pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti. Seperti tayangan sinetron, gosip,
berita kekerasan, dan lain sebagainya. Pembawa pengaruh besar dalam perkembangan
moral anak adalah tayangan sinetron.
Menurut Sumadin dan Sri Wahyuni (2018: 78) sinetron merupakan singkatan dari
sinema elektronik. Sinetron adalah sebutan untuk siaran drama bersambung di dalam
televisi Indonesia. Sinetron banyak menampilkan perilaku-perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma yang ada. Beberapa sinetron di Indonesia banyak menampilkan
perilaku-perilaku negatif. Menurut Juansyah, D, E., Odien R., dan John (2020: 10) tindak
kekerasan dapat berupa pertengkaran, perundungan, berpacaran, ugal-ugalan di jalan,
pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Menurut Putri, L, A., Elindra,Y., & Sofia (2020:
716) perundungan atau disebut juga sebagai bullying adalah sebuah bentuk kekerasan pada
seorang anak atau sekelompok anak. Menurut Hermuttaqien & Mutatik (2018: 40)
penurunan nilai-nilai moral pada anak sagat memprihatinkan. Sebab banyak pelakunya
adalah anak yang masih sekolah. Menurut Hernawan, D (2020: 14) sinetron dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu bentuk sinetron seri, bentuk sinetron serial, dan
bentuk sinetron lepas. Di dalam sinetron seri tidak menampilkan hubungan sebab akibat.
Sinetron serial adalah kebalikan dari sinetron seri, yaitu menampilkan hubungan sebab
akibat. Sedangkan pada sinetron lepas menunjukkan struktur cerita yang jelas dan mudah
diikuti oleh pemirsanya. Dampak dari sinetron dapat kita lihat dari segi penampilan yang
urakan (mengikuti gaya berpakaian yang mereka tonton), segi gaya bahasa (penggunaan
bahasa yang kasar atau kurang sopan), dan beberapa tindakan agresif yang meniru dari
perilaku-perilaku negatif lainnya. Dari beberapa sinetron banyak memberikan dampak
negatif bagi anak-anak di Dusun Ketaon Tengah.
Menurut Sumadin dan Sri Wahyuni (2018: 80) menyampaikan bahwa ada tiga aspek
yang terdapat dalam sinetron-sinetron yang dianggap bermasalah, seperti:
1) Aspek kekerasan, aspek ini seringkali dalam tayangan-tayangan yang ditampilkan
memuat tayangan-tayangan kekerasan. Ditakutkan nantinya tayangan-tayangan seperti ini
akan dinilai sebagai pendidikan kekerasan oleh anak-anak. Hingga tidak jarang kita
menemukan di lingkungan kita banyak anak-anak yang meniru adegan-adegan tersebut.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
302
Contoh dari aspek kekerasan dapat dilihat pada tayangan yang mengandung pertengkaran,
perundungan, pengeroyokan, peperangan, dan lain sebagainya.
2) Aspek moralitas sinetron anak sudah mulai meninggalkan budaya asli dari bagsa
Indonesia yang terkenal dengan ketimurannya. Moralitas ini menyangkut nilai baik dan
buruk, benar dan salah. Seringkali tayangan yang ada pada sinetron anak saat ini
menghilangkan pendidikan atau nilai-nilai tersebut. Karena telah berganti kepada
pendidikan yang kebarat-baratan.
3) Aspek seksualitas, aspek ini bukan berarti seks seperti orang dewasa, namun dibingkai
dalam bentuk narasi atau percakapan, pakaian yang tidak tertutup dan pergaulan antara
anak laki-laki dan anak perempuan yang tidak memakai norma yang ada di Indonesia.
Contoh dari aspek seksualitas dapat dilihat dari tayangan yang menamplkan orang-orang
yang berpakaian minimalis, ucapan yang tidak etis, serta kegiatan-kegiatan yang
menghilangkan norma-norma agama maupun norma kesopanan.
Di dalam sebuah sinetron biasanya dirancang dalam bentuk berpuluh-puluh episode.
Karena di dalam akhir periode biasanya berisi hal-hal yang akan membuat penonton
menjadi penasaran akan kelanjutan cerita tersebut. Sehingga dibuat menjadi panjang dan
lama. Tetapi, hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas isi di dalam ceritanya. Karena
biasanya membuat sinetron menjadi tidak mendidik serta hanya menampilkan hal-hal yang
menjadi konflik dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sinetron itu hanya bersifat
menghibur saja. Adanya sinetron tersebut hanya akan membuat pemirsanya merasa
penasaran dan memunculkan gejolak untuk terus menyaksikan.
Menurut Ananda (2017: 20) anak merupakan penerus bagi keluarga dan bangsa,
sehingga perlu mendapakan pendidikan yang baik agar dapat mengembangkan potensi
dirinya. Dampak buruk sinetron dalam perkembangan anak di Dusun Ketaon Tengah
adalah moral atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. Di dalam
penelittian kali ini, sinetron yang akan dikaji adalah sinetron “Ikatan Cinta RCTI” yang
ber-genre romantis. Sehingga di dalamnya terdapat beberapa unsur-unsur romastis, kasih
sayang, atau kemesraan. Unsur-unsur tersebut dapat dilihat dari segi bahasa yang dipakai
maupun alur dari ceritanya.
Selain itu, juga terdapat unsur-unsur pornografi dan kekerasan, seperti contoh
berpakaian minim, berkata kasar, dan sebagainya. Beberapa pengaruh yang terjadi adalah
anak-anak mulai meniru perilaku-perilaku di dala sinetron. Misalnya, anak mulai meniru
perilaku ugal-ugalan di jalanan saat bersepeda. Pada sinetron ber-genre romantis beberapa
anak mulai meniru perilaku atau gaya pacaran seperti di dalam sinetron. Menurut
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
303
Alvionita, N, S., Nur, F., & Kheyene, M (2019: 269) mereka mulai meniru adegan
berpelukan, berpegangan tangan, dan berciuman. Menurut saya hal tersebut tidak wajar
dilakukan, karena mengingat mereka belum dewasa dan belum waktunya melakukan itu.
Tetapi, bagi anak-anak saat ini itu dianggap sebagai hal yang wajar. Padahal sudah
melanggar norma-norma yang ada. Beberapa anak juga meniru perilaku pertengkaran
seperti di dalam sinetron, meniru perilaku merokok, maupun minum-minuman keras.
Selain itu, beberapa dari mereka juga bayak menuri gaya berpakaian maupun gaya
berbicara yang ada. Adanya sinetron dapat mengubah perilaku dan moral anak. Mereka
menjadi ugal-ugalan dan tidak sopan.
Menurut (Risti, 2019) televisi mampu memunculkan kesan dan presepsi bahwa suatu
isi dalam layar menjadi lebih nyata dari aslinya. Besarnya pengaruh televisi terhadap
perilaku masyarakat membuat televisi dituduh sebagai sumber dari banyaknya tindakan
kekerasan yang terjadi pada masyarakat saai ini. Seperti perkelahian, pencopetan,
penipuan, pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, dan masih banyak lagi. Apabila ada
adegan kekerasan pada televisi akan membuat anak untuk meniru perilaku tersebut dan
merasa bahwa tidak akan ada resiko apabila memukul orang lain. Karena di dalam sinetron
perkelahian dianggap sebagai hal yang biasa atau wajar dilakukan. Tetapi di satu sisi
televsi dapat memberikan pengaruh yang positif kepada para pemirsanya. Di dalam televisi
merupakan suatu proses pencerdasan, dan dapat diakui bahwa televisi dapat memberikan
edukasi kepada siapa saja yang melihatnya. Televsi dapat digunakan sebagai sumber
informasi, misalnya informasi mengenai produk barang yang ditayangkan pada iklan
televisi, dapat menambah ilmu pengetahuan, serta menambah wawasan mengenai hewan
yang sebelumnya belum pernah kita temui dan kita lihat.
Selain itu televisi dapat mempengaruhi penyebaran agama dengan mudah. Karena
tidak perlu bertatap muka langsung tetapi informasi yang disampaikan akan sampai kepada
pemirsanya. Karena televisi atau film dianggap dapat mempengaruhi pemirsanya.
Pendidikan agama yang ditayangkan pada televisi juga dapat berpengaruh kepada akhlak
anak di Dusun Ketaon Tengah. Anak juga dimudahkan untuk memperoleh informasi dari
televisi daripada membaca buku. Sehingga adanya televisi dapat mempermudah adanya
pertukaran informasi dan menjadikan lebih efektif serta efisien. Sehingga televisi memiliki
beberapa dampak masing-masing. Tergantung bagaimana pemirsanya dalam memilih
siaran televisi. Mereka dapat memilih mana tontonan yang baik dan mana tontonan yang
tidak sesuai dengan perkembangan mereka.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
304
2. Peran orang tua saat mendampingi anak menonton televisi.
Menurut Kurniati, E., Dina, K., dan Fitri (2021: 243) keluarga adalah faktor penting
dalam perkembangan anak. Keluarga berperan dalam menanamkan tingkah laku atau
kebiasaan, nilai agama, dan nilai moral. Dalam pendidikan anak, keterlibatan orang tua
mencakup beberapa hal, yaitu sebagai pendidik, pengamat, dan pengambil kebijakan dalam
semua kegiatan yang akan dilakukan anak (Yulianingsih, dkk, 2021). Peran orang tua saat
mendampingi anak menonton acara televisi memang sangat penting. Karena adanya
pendampingan orang tua diharapkan dapat menyesuaikan tontonan yang sesuai dengan
umur anak.
Menurut Nauli, V, A., Karnadi., dan Sri (2019: 243) efek asuhan dari orang tua juga
memberi pengaruh besar pada aspek-aspek moral dalam diri anak. Orang tua juga dapat
mengontrol berapa lama waktu anak dapat menonton tayangan televisi. Agar anak tidak
lupa dengan kewajibannya sebagai seorang pelajar untuk belajar dan mengerjakan
tugasnya. Selain itu, pendampingan dari orang tua juga dapat mengingatkan waktu
beribadah dan mengaji mereka. Sehingga anak dapat memanfaatkan waktunya untuk
melakukan hal yang bersifat positif. Tetapi menurut (Prasanti, D., dan Dinda, R, 2018)
perkembangan anak adalah tanggung jawab bersama atau semua pihak. Karena kesadaran
dari semua pihak dalam mengembangkan karakter anak sangat penting.
Berikut adalah beberapa peran orang tua saat mendampingi anak menonton acara
televisi:
1) Memberikan pendidikan agama sejak dini. Karena dengan pendidikan agama kepada
anak akan menumbuhkan kepribadian yang dapat membantu anak memasuki tahapan
selajutnya. Pendidikan agama merupakan salah satu pendidikan yang sagat penting
dan harus diajarkan serta dibiasakan kepada anak sejak kecil. Apabila anak diajarkan
pendidikan agama sejak dini maka pendidikan umumnya akan mengikuti pendidikan
agama. Tujuan pemberian pendidikan agama kepada anak adalah untuk
mempermudah anak dalam tumbuh dan kembangnya menjadi manusia yang
berkarakter baik sejak kecil.
2) Membiasakan anak untuk melihat acara televisi yang bersifat informatif, edukatif, dan
menghindari acara televisi yang mengandung drama. Misalnya acara dunia binatang,
acara tersebut dapat menambah wawasan anak dengan binatang-binatang yang belum
pernah mereka temui sebelumnya. Serta dapat menambah pengetahuan dalam
wawasan mengenai binatang. Mengetahui bagaimana bentuknya, apa makanannya,
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
305
dimana tempat tinggalnya, bagaimana binatang itu berkembang biak, dan informasi
lainnya.
3) Berikan peringatan kepada anak apabila acara tersebut tidak baik. Dengan cara
memberi peringatan anak akan berhati-hati dalam memilih acara televisi yang akan
mereka saksikan. Orang tua dapat menyampaikan mengaa acara tersebut tidak baik,
serta menyampaikan dampak yang akan didapatkan apabila tetap menonton acara
tersebut. Mereka akan memilih acara apa saja yang sesuai dengan umurnya dan acara
apa saja yang boleh mereka lihat. Sehingga anak menjadi lebih pandai dalam memilih
acara untuk dirinya.
4) Berusaha menyempatkan waktu untuk mendampingi anak pada saat menyaksikan
acara televisi. Dengan demikian orang tua dapat mengetahui acara apa saja yang anak
saksikan. Cara ini juga dapat digunakan untuk memilihkan acara yang baik dan sesuai
dengan usia anak. Apabila ada acara televisi yang tidak sesuai dengan usia anak, orang
tua dapat mengganti acara televisi yang lebih bermanfaat.
5) Orang tua dan anak membuat kesepakatan tentang jadwal diperbolehkannya anak
menonton televisi. Dengan demikian anak tidak akan lupa dengan kewajiban-
kewajibannya. Misalnya, pada waktu beribadah, waktu belajar, waktu makan, waktu
mandi, dan lain-lain. Apabila anak melanggar beberapa aturan yang telah disepakati,
orang tua dapat memberikan hukuman kepada anak. Dengan cara ini juga dapat
melatih kedisiplinan anak.
Hal lainnya adalah beberapa pandangan orang tua terhadap tayangan televisi.
Menurut (Nurwita, 2019) orang tua harus mempunyai pilihan atau memilihkan tayangan
yang sehat untuk membawa anak ke arah yang positif. Beberapa orang tua beranggapan
positif terhadap tayangan televisi, karena dianggap baik dan sangat bermanfaat untuk
meningkatkan wawasan, ilmu, sikap, perilaku, dan keterampilan pada anak. Pandangan
positif ini muncul karena kemahiran orang tua dalam memilih dan mengatur jadwal acara
yang tepat untuk anak-anak. Sehingga anak-anak dapat memilih acara televisi yang
bermanfaat. Pendampingan anak juga sangat diperlukan pada saat menonton acara televisi.
Agar dapat diarahkan kepada hal yang positif dan kontruktif (Hariyanto, 2018).
3. Cara orang tua mengantisipasi dampak sinetron terhadap perkembangan moral
anak.
Adanya beberapa dampak tersebut orang tua dapat mengatasi dengan beberapa cara
mereka, yaitu dengan cara:
1) Melarang anak menonton televisi pada jam belajar.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
306
Pada jam-jam belajar anak, orang tua harus disiplin dalam membiasakan anak untuk
belajar. Seperti pada jam 7 sampai jam 9 malam anak harus belajar. Tetapi sebagai orang
tua juga tidak menonton televisi, karena harus mencontohkan perbuatan yang baik kepada
anak. Dengan demikian anak tidak akan menonton televisi pada jam-jam tersebut dan akan
meniru kebiasaan bak yang dilakukan orang tuannya. Menurut Trisnawati & Sugito (2021:
824) kepedulian atau perhatian orang tua merupakan suatu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan anak. Sebab kepeduian orang tua dalam mengawasi perkembangan anak
sangat penting. Karena anak tumbuh dan berkembang dilingkungan keluarga. Sehingga
harus mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tuanya.
2) Membatasi berapa jam anak diperbolehkan menonton televisi.
Dalam menonton televisi anak harus dibatasi berapa jam mereka dapat menonton
televisi. Misalnya, pada siang hari anak hanya diperbolehkan menonton televisi satu jam
saja. Kemudian anak harus istirahat tidur siang atau mengerjakan tugas yang diberikan
guru, serta anak juga dapat diarahkan untuk bermain dengan teman sebayanya. Karena
lebih bermanfaat dan dapat menumbuhkan sifat berorganisasi mereka. Apabila jadwal
menonton televisi anak dibiarkan aau tidak diatur akan membuat anak menjadi kecanduan
dan tidak ingin berhenti untuk menonton tayangan kesukaannya. Mereka akan kecanduan
dan bahkan lupa waktu untuk mengerjakan pekerjaan yang lain yang lebih penting.
3) Mendampingi anak saat menonton tayangan televisi.
Dalam menonton tayangan televisi, orang tua harus memperhatikan tayangan yang
ditonton anak. Jangan biarkan mereka melihat sendirian dan memilih acara televisi sendiri.
Karena akan berakibat buruk bagi anak. Sebab anak tidak dapat memilih mana tayangan
yang baik dan buruk. Sehingga arahan dan bimbingan orang tua sangat diperlukan. Disini
orang tua dapat memilihkan tayangan televisi yang bersifat edukatif dan dapat menambah
pengetahuan bagi anak. Misalnya acara kuis cerdas cermat, biasanya didalam kuis tersebut
terdapat beberapa pertanyaan yang dapat menambah pengetahuan. Sehingga dengan
menonton acara tersebut anak dapat mengasah kempuannya dalam hal pendidikan.
4) Sesuaikan usia anak dengan jenis acara yang mereka tonton.
Dalam memilih jenis acara televisi orang tua harus memilihkan mana yang sesuai
dengan usia anak. Misalnya, anak dibawah 13 tahun dapat menonton acara kartun, acara
hewan-hewan, maupun acara edukasi atau pembelajaran lainnya. Menurut Pujianti, T.,
Ernawulan, S., dan Henny (2019: 103) media juga sangat penting dalam pembelajaran
anak. Sebab televisi merpakan media yang dapat membawa pengaruh terhadap anak. Anak
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
307
lebih mudah memahami pengetahuan dari media televisi dari pada mereka harus membaca
buku. Sebab media televisi dalam penyampaiannya mudah untuk diserap.
5) Sempatkan untuk menonton terlebih dahulu.
Apabila orang tua tidak dapat mendampingi anak dalam menonton acara televisi,
paling tidak orang tua harus mengetahui tentang apa acara tersebut. Agar anak tidak salah
dalam menonton acara yang sesuai dengan usianya. Sehingga orang tua harus perhatian
dengan acara apa saja yang mereka tonton.
6) Rekomendasikan acara yang baik untuk ditonton anak.
Apabila anak kecanduan dalan menonton sinetron, orang tua dapat
merekomendasikan beberapa tayangan televisi yang sesuai untuk anak. Misalnya, Si Unyil
merupakan tayangan televisi yang dapat mengedukasi anak. Dalam acara ini menceritakan
tentang boneka anak-anak yang bernama Unyil, Melani, Pak Raden, Pak Ogah, Usrok, dan
pemain lainnya. Contohnya, Unyil dan teman-temannya pergi ke pabrik gula dan
menceritakan bagaimana proses membuat gula dari yang awalnya tebu menjadi gula yang
siap untuk dikonsumsi. Acara Unyil ini dirasa dapat menambah pengetahuan dan sesuai
untuk usia anak.
7) Jangan berikan remote kepada anak.
Dengan cara ini diharapkan orang tua memilih acara televisi yang cocok dengan usia
anak. Sehingga anak tidak bisa mengganti atau memilih acara televisi sesuai dengan
keinginan mereka. Karena yang berkuasa dalam memegang kendali adalah orang tua.
Sehingga orang tua yang memilihkan acara yang sesuai dengan anak.
8) Jangan sediakan televisi di kamar anak.
Apabila ada televisi pada setiap kamar anak itu akan mempengaruhi anak untuk
malas belajar dan mengerjakan kegiatan lain. Sehingga orang tua tidak boleh menyediakan
televisi pada setiap kamar anak. Apabila demikian, orang tua juga tidak boleh
menyediakan televisi di kamarnya. Sebab akan membuat iri anak.
Dalam hal ini juga terjadi beberapa permasalahan orang tua pada saat mengarahkan
anak dalam menonton acara televisi. Karena adanya televisi dapat dengan mudah
memperoleh wawasan dan informasi. Ilmu pengetahuan dapat dengan mudah diakses
melalui program televisi dengan mudah dan tidak rumit dalam meraihnya. Televisi dapat
dengan mudah mengetahui berbagai informasi, televisi juga dapat dijadikan hiburan saat
lelah dengan pekerjaan maupun tugas-tugas yang ada. Dengan demikian orang tua
diharapkan dapat berguna sebagai sensor untuk anak-anaknya dalam menonton acara
televisi yang mereka tonton.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
308
4. Tanggapan orang tua terhadap sinetron Ikatan Cinta yang ditayangkan di RCTI.
a) Orang tua anak yang setuju terhadap sinetron Ikatan Cinta:
Ada beberapa oang tua di Dusun Ketaon Tengah, Desa Ketaon, Kecamatan
Banyudono yang setuju dengan adanya sinetron Ikatan Cinta. Berikut beberapa alasan
mereka setuju dengan adanya sinetron tersebut:
1) Menurut mereka sinetron Ikatan Cinta sangat menghibur dan alur ceritanya yang bagus.
2) Sinetron tersebut dianggap dapat menghilangkan lelah saat bekerja atau dapat dikatakan
menghibur para pemirsanya.
3) Mereka menyukai sinetron tersebut karena ceritanya menarik, alur ceritanya seru,
sinetronnya sedang populer atau terkenal, dan dapat mengisi waktu luag mereka.
4) Mereka menonton sinetron tersebut karena merasa tersentuh dengan alur ceritanya,
dalam memerankan tokoh sangat bagus dan membuat pemirsanya dapat merasakan
perasaan tersebut.
5) Dapat menghibur, karenaa di dalamnya terdapat komedi yang lucu. Sehingga banyak
disukai dan menghibur pemirsanya.
b) Orang tua anak yang tidak setuju dengan sinetron Ikatan Cinta :
Beberapa orang tua di Dusun Ketaon Tengah, Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono
yang tidak setuju atau kontra terhadap sinetron tersebut tidak layak ditayangkan di televisi.
Berikut adalah beberapa alasan mereka tidak setuju dengan tayangan sinetron tersebut :
1) Dapat mengganggu perkembangan moral anak-anak yang melihatnya, sehingga mereka
dapat meniru kegiatan apa saja yang dilakukan di dalam sinetron tersebut.
2) Mengganggu kegiatan di rumah, karena banyak ibu-ibu yang menghabiskan waktunya
untuk menonton sinetron tersebut. Sehingga banyak ibu-ibu yang lupa akan kewajibannya
dirumah. Mereka menghabiskan waktu untuk menonton sinetron tersebut.
3) Di dalam sinetron yang ditayangkan terlalu berlebihan, misalnya mencontohkan
perilaku yang tidak baik, serta dapat menghasut pemirsanya. Bahkan beberapa anak merasa
terbawa perasaan dan ikut merasakan isi dari cerita tersebut. Ada beberapa yang menagis
saat adegan Andin keracunan. Menurut beberapa orang itu sangat berlebihan. Di dalam
sinetron juga memunculkan beberapa adegan romantis, gaya-gaya seperti itu akan
menghasut dan mencontohkan perilaku tidak baik kepada anak. Selain itu, ada juga adegan
kekerasan yang dapat mencontohkan perilaku tidak baik juga kepada anak.
4) Dapat menggangu waktu belajar anak, karena jam tayang acara tersebut pada waktu
malam hari.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
309
5) Dapat mengganggu waktu beribadah. Biasanya saat menonton televisi mereka tidak
dapat diganggu dan melupakan kewajibannya untuk beribadah.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan televisi
seharusnya sangat diharapkan agar dapat memberikan dampak yang positif kepada anak-
anak dan masyarakat. Karena banyak menayangkan informasi yang tajam, objektif, akurat,
dan terpercaya. Masyarakat dapat memahami persoalan yang benar-benar terjadi pada
beberapa bidang. Tetapi, acara televisi saat ini dirasa telah memberikan pengaruh negatif
terhadap anak. Televisi dapat memunculkan kesan dan presepsi bahwa suatu isi dalam
layar menjadi lebih nyata dari aslinya. Oleh karena itu, anak memiliki rasa ingin mencoba
hal-hal yang mereka lihat dari acara televisi. Disini orang tua memiliki peranan yang
penting dan tidak bisa digantikan dalam rangka melakukan pengawasan kepada anak
dalam menonton tayangan sinetron di televisi. Sikap yang kritis dan dampingan dari orang
tua dapat membantu anak-anak dalam perkembangannya untuk dapat berperilaku baik,
agar tidak berpengaruh kepada hal-hal yang belum dapat dipahami oleh anak.
Pengaruh sinetron “Ikatan Cinta” dalam kehidupan sehari-hari membawa beberapa
dampak dalam kehidupan, antara lain yaitu : 1) perilaku masyarakat mulai berubah.
Mereka mulai mengikuti gaya berpakaian maupun gaya berbicara di dalam sinetron. 2)
beberapa perilaku anak mulai meniru adegan di dalam sinetron. Contohnya anak mulai
mengenal pacaran, perkelahian, perundungan, dan lain sebagainya. 3) banyak ibu-ibu
rumah tangga yang kecanduan dalam menonton sinetron ini. Sehingga mereka lupa akan
kewajibannya dan tanggung jawabnya di rumah. 4) sinetron ini sangat mengganggu waktu
belajar anak. Karena jam tayangnya yang bersamaan dengan waktu belajar anak, yaitu
malam hari pukul 19.30 WIB.
Peranan orang tua dalam mendampingi anak menonton sinetron ini sangat penting,
sebab banyak mengandung unsur-unsur negatif di dalamnya. Beberapa peranan orang tua
dalam mendampingi anak adalah sebagai berikut: 1) memberikan pendidikan agama sejak
dini, 2) membiasakan anak untuk melihat acara yang bersifat informatif, edukatif, dan
tidak mengandung drama, 3) memberikan peringatan kepada anak, 4) mendampingi anak
saat menonton televisi, dan 5) membuat kesepakatan kepada anak tentang acara apa saja
yang diperbolehkan.
Dari penelitian ini kita dapat mengetahui bagaimana upaya atau cara orang tua
mengantiipasi dampa sinetron, yaitu dengan cara: 1) melarang anak menonton televisi pada
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
310
jam belajar, 2) membatasi berapa jam anak diperbolehkan menonton televisi, 3)
mendampingi anak saat menonton sinetron, 4) sesuaikan usia anak dengan jenis acara yang
mereka tonton, 5) menyempatkan waktu untuk menonton atau mendampingi, 6)
merekomendasikan acara yang sesuai dengan usia anak, 7) mengontrol acara yang mereka
tonton dengan cara tidak memberikan remote kepada anak, dan 8) tidak menyediakan
televisi disetiap kamar anak.
Selanjutnya adalah tanggapan masyarakat terhadap sinetron “Ikatan Cinta”, beberapa
masyarakat setuju dengan adanya sinetron ini. Karena dirasa menghibur, dan alur cerita di
dalamnya sangat menarik. Sehingga dapat memnghilangkan lelah setelah aktivitas sehari-
hari. Tetapi ada juga yang tidak setuju dengan adanya sinetron ini, sebab dapat
mengganggu perkembangan moral anak, mengganggu kegiatan rumah, alur ceritanya
sangat berlebihan, dapat mengganggu waktu belajar anak, dan dapat mengganggu waktu
beribadah.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, sinetron ‘Ikatan Cinta” yang ditayangkan di RCTI
mengandung beberapa unsur negatif dalam penayangannya. Karena menampilkan
perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma yang ada. Misalnya, tindak kekerasan,
pelecehan, percintaan, pem-bullyan, dan lain sebagainya. Sebaiknya beberapa tontonan
yang seperti itu lebih diawasi lagi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
DAFTAR PUSTAKA
Akhimelita, L., Sumarto, S., & Abdullah, A. G. (2020). Model Pendidikan Karakter di
Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 5(1), 27-33.
https://doi.org/10.21067/jmk.v5i1.4299
Alvionita, N, S., Nur, F., & Kheyene, M, B. (2019). Pengaruh Tayangan Sinetron “Diam
Diam Suka” SCTV Terhadap Perilaku Berpacaran Dikalangan Remaja SMK Negeri
7 Samarinda. EJournal Llmu Komunikasi, 7(2), 265275.
https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/?p=3885
Ananda, R. (2017). Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 1931.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.28
Ballerina, T., & Aria, S, I. (2019). Menelisik Perilaku Perundungan Pada Siswa SMP Di
Yogyakarta. JURNAL ILMU PERILAKU, 3(1), 1831.
https://doi.org/10.25077/jip.3.1.18-31.2019.
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
311
Budiutomo, T. (2014). MEMBANGUN KARAKTER SISWA MELALUI PENDIDIKAN
“UNGGAH UNGGUH” DI SEKOLAH. Academy of Education Journal, 5(2).
https://doi.org/10.47200/aoej.v5i2.117
Fajrin, F., Lina, R, M., & Wildan, S. (2021). Pengaruh Film Serial Nussa dan Rarra
Terhadap Akhlak Peserta Didik di MI Negeri 1 Samarinda. Borneo Journal Of
Primary Education, I(1), 1536.
https://journal.uinsi.ac.id/index.php/bjpe/article/view/3132
Hariyanto, F. (2018). Peran Orang Tua dalam Membimbing Anak Menonton Acara
Televisi. Jurnal Politikom Indonesiana, 3(2), 179186.
https://doi.org/10.35706/jpi.v3i2.1665
Hernawan, D. (2020). Dampak Sinetron Romantis Terhadap Perilaku Anak Sekolah Dasar.
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 13-21.
Retrieved from https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/400
Indarsih, M., dan Dian, P. (2021). Pengaruh Tayangan Sinetron “Dari Jendela SMP” di
SCTV Terhadap Perilaku Siswa 249 Kelas 8 Cengkareng Jakarta Barat. Jurnal
AKRAB JUARA, 6(1), 150155.
http://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/1403
Juansyah, D, E., Odien R., dan John, P. (2020). Perilaku Kekerasan Verbal Sebagai
Dampak Pajanan Tayangan Kekerasan Dalam Sinetron Studi Kasus Terhadap Siswa
SMPN 3 Kota Serang. Jurnal Membaca, 5(1), 714. Retrieved from
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca
Kurniati, E., Dina, K., dan Fitri, A. (2021). Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi
Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 241256. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541
Kusumawati, I. (2013). MENCIPTAKAN IKLIM KENYAMANAN BELAJAR DI
DALAM KELUARGA. Academy of Education Journal, 4(2).
https://doi.org/10.47200/aoej.v4i2.104
Lestari, U. I., Suryatna, U., & Kusumadinata, A. A. (2018). PENGARUH MENONTON
TAYANGAN FTV KUASA ILAHI TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT.
JURNAL KOMUNIKATIO, 4(1) 5162. https://doi.org/10.30997/jk.v4i1.1212
Hermuttaqien, B. P. F., & Mutatik, M. (2018). Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada
Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 3(1), 39-45.
https://doi.org/10.21067/jmk.v3i1.2645
Nauli, V, A., Karnadi., dan Sri, M. (2019). Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap
Perkembangan Moral Anak ( Penelitian Studi Kasus di Kota Bekasi ). Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 241253.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.179
Nilasuwarna, N., dan Nurlina, J. (2020). Perilaku Sosial Anak yang Senang Menonton
Film Kartun Upin dan Ipin. Jurnal Al-Athfal, 2(2), 6578.
https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/athfal/article/view/552
Nurwita, S. (2019). Analisis Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini dalam
Tayangan Film Kartun Upin dan Ipin. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 3(2), 506517. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i2.252
AoEJ: Academy of Education Journal
Vol. 13 No 2 Tahun 2022
312
Paiman, P. (2014). PERKEMBANGAN MORAL SISWA KELAS VI MADRASAH
IBTIDAIYAH MA’ARIF SOKORINI KEC. MUNTILAN KAB. MAGELANG
MENURUT TEORILAWRENCE KOHLBERG. Academy of Education Journal,
5(1). https://doi.org/10.47200/aoej.v5i1.108
Prasanti, D., dan Dinda, R, F. (2018). Pembentukan Karakter Anak Usia Dini: Keluarga,
Sekolah, Dan Komunitas? JURNAL OBSESI : JURNAL PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI, 2(1), 1319. https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i1.2
Pratikto, H., dan Tatik, M. (2018). Peran Orang Tua Dalam Menangani Dampak Negatif
Tontonan Televisi Bagi Anak. Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen
Dan Mahasiswa Februari, 01(1), 5254.
https://doi.org/https://doi.org/10.30996/abdikarya.v1i1.2015.g1711
Pujianti, T., Ernawulan, S., dan Henny, D. (2019). Peran Orang Tua Dalam Melakukan
Financial Education Pada Anak Usia Dini. EDUKIDS: Jurnal Pertumbuhan,
Perkembangan, Dan Pendidikan Anak Usia Dini, 16(229), 99108. Retrieved from
http://ejournal.upi.edu/index.php/edukid
Putra, R, A. (2018). Dampak Film Para Pencari Tuhan Jilid X Terhadap Religiusitas
Remaja. Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 3(1), 124.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.29240/jdk.v3i1.499
Putri, L, A., Elindra,Y., & Sofia, H. (2020). Pengaruh Keterlibatan Orangtua dan Regulasi
Diri terhadap Perilaku Bullying Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 4(1), 715732. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.438
Risti, D. (2019). Pengaruh Sinetron terhadap Perilaku Anak di dalam Kehidupan Sehari-
hari. Indonesian Journal of Primary Education, 3(2), 3845.
https://doi.org/10.17509/ijpe.v3i2.22101
Sari, A, N, A. (2018). Pengaruh Menonton Sinetron Anak Jalanan di RCTI (Studi Perilaku
Remaja di Kelurahan Sungai Lulut Kota Banjarmasin). Jurnal Ilmu Komunikasi,
1(2), 818. http://dx.doi.org/10.31602/jm.v1i2.3410
Sumadin dan Sri Wahyuni. (2018). Pengaruh tayangan sinetron remaja terhadap karakter
peserta didik. JURNAL AL-MAU’IZHAH, 1(1), 77–87. Retrieved from
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/mauizhah/article/view/57
Trisnawati & Sugito. (2021). Pendidikan Anak dalam Keluarga Era Covid-19. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 823831.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.710
Wahono, J. (2012). RAMAH LINGKUNGAN DEMI MENJAGA KESEIMBANGAN
ALAM (MORAL TERHADAP ALAM SEMESTA). Academy of Education Journal,
3(2). https://doi.org/10.47200/aoej.v3i2.89
Yulianingsih., dkk. (2021). Keterlibatan Orangtua dalam Pendampingan Belajar Anak
selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(2), 11381150. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.740