AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
311
PERANAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN TERHADAP PERKEMBANGAN
KETERAMPILAN NON TEKNIS MAHASISWA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Augita Ria Idauli
1
, Elisa Fitri
2
dan Supriyono
3
1, 2
Departemen Pendidikan Kimia
3
Departemen Pendidikan Umum
123
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No.229, Isola, Sukasari, Kota Bandung 40154
1
2
3
ABSTRAK
Organisasi kemahasiswaan merupakan organisasi di lingkungan universitas yang beranggotakan
mahasiswa dengan tujuan untuk mewadahi bakat, minat, dan potensi mahasiswa yang dilaksanakan
diluar kegiatan perkuliahan. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mngetahui peranan
organisasi kemahasiswaan terhadap perkembangan soft skills diri mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia. (2) Mengetahui jenis soft skills yang mengalami perkembangan selama
mengikuti kegiatan organisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuisioner tertutup secara online dengan media google
formulir. Subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa aktif Departemen Pendidikan Kimia di
Universitas Pendidikan Indonesia yang mengikuti organisasi di lingkungan penulis. Didapatkan
hasil penelitian yaitu (1) organisasi kemahasiswaan mempunyai peran yang sangat penting dan
menunjang perkembangan soft skills diri mahasiswa dan (2) 88% mahasiswa menyatakan bahwa
jenis soft skill yang mengalami perkembangan adalah kerja sama dan kolaborasi.
Kata Kunci: Mahasiswa; Organisasi kemahasiswaan; Soft skills.
ABSTRACT
Student organizations are organizations within the university whose members are students with the
aim of accommodating the talents, interests, and potential of students which are carried out outside
of lecture activities. So that the objectives of this study are (1) To determine the role of student
organizations in the development of soft skills of students at the University of Education of
Indonesia. (2) Knowing the types of soft skills that have developed during organizational activities.
The method used in this research is a questionnaire method. This research was conducted by
distributing questionnaires online with google form media. The subjects in this study were active
students of the Department of Chemistry at the University of Education of Indonesia who
participated in organizations within the author's environment. The results obtained were (1)
student organizations that have a very important role and support the development of soft skills
themselves and (2) 88% of students stated that the types of soft skills that have developed are
cooperation and collaboration.
Keywords: Students; Student organizations; Soft skills.
PENDAHULUAN
Kampus adalah suatu lingkungan yang memiliki kekhasan dengan komponen
masyarakatnya yang disebut sivitas akademika (masyarakat akademis). Mahasiswa
menjadi bagian dari masyarakat akademis tersebut dengan dimensi yang lebih luas. Sebab,
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
312
disamping menjadi bagian dari civitas akademika (dimensi keilmuan) mahasiswa juga
menjadi bagian dari komunitas pemuda (dimensi sosial) yang memiliki tugas dan
tantangan di masa depan sebagai generasi penerus bangsa. Dengan kesadaran akan
kewajiban dan hak yang dimilikinya, maka mahasiswa akan dapat mengembangkan
potensinya dalam segala dimensi yang melekat padanya (Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam, 2012).
Di era global dan pasca reformasi seperti sekarang ini, mahasiswa tidak hanya
dituntut untuk berprestasi di bidang akademik, tetapi juga harus berprestasi di bidang non
akademik. Apalagi jika kelak telah menjadi alumni perguruan tinggi atau sarjana
(Oviyanti, 2016). Sebab, berdasarkan data menurut Badan Pusat Statistik pada bulan
Agustus tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah atau tingkat pengangguran terbuka (TPT)
untuk lulusan sarjana sebesar 7,07%, ini meningkat 1,84% dibandingkan dengan bulan
Agustus tahun 2019 lalu (BPS, 2020). Fakta ini cukup mengejutkan dan perlu dilakukan
penelitian, mengingat sarjana merupakan lulusan perguruan tinggi yang seharusnya bisa
menjadi tenaga kerja berkualitas karena telah disiapkan oleh lembaga perguruan tinggi
dengan berbagai ilmu untuk terjun dan berperan aktif di masyarakat. Diketahui terdapat
beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak sedikitnya lulusan sarjana dengan kualitas
yang tidak memadai, dimana dalam dunia pekerjaan bukan hanya persoalan akademik dan
hard skills saja yang diperlukan melainkan soft skills juga tentu berpengaruh terhadap
tenaga kerja seperti apa yang nantinya terbentuk.
Kemampuan non teknis atau soft skills bisa ditafsirkan sebagai kecakapan interaksi.
Kecakapan interaksi merupakan kecakapan seseorang untuk saling berhubungan dan
beradaptasi dengan sekitarnya. Selain itu, soft skills juga dapat diartikan sebagai
kecemerlangan individu dalam beberapa aspek seperti sikap dan personality, kecakapan
berbahasa (berkomunikasi), sikap bersopan-santun, memiliki pergaulan yang luas serta
bersikap optimis. Soft skills tentunya menjadi pelengkap dari kecakapan lahiriah (hard
skills) yang menjadi salah satu keperluan teknikal untuk mendapatkan pekerjaan (Kholis,
2016).
Soft skills dibagi kedalam dua kategori yaitu kecakapan personal dan kecakapan
interpersonal. Kecakapan personal adalah kecakapan yang dibutuhkan bagi setiap orang
untuk mengenal dirinya secara utuh meliputi kecakapan dalam mengenali diri atau
kesadaran diri meliputi memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki juga
kecakapan berpikir (Makmun, 2017). Sedangkan, kecakapan interpersonal merupakan
kemampuan, kesanggupan, kepandaian atau kemahiran seseorang dalam mengerjakan
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
313
sesuatu; memiliki konsep diri dan berkepribadian yang kuat; meningkatkan potensi diri
menjadi pribadi yang mempunyai kompetensi dibidangnya; percaya diri dan mengasah
kemampuan berkomunikasi; berpenampilan menarik dan menyenangkan; meningkatkan
human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi; meningkatkan
kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerjasama dalam team. Kecakapan
interpersonal bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan atau
lahiriah, melainkan merupakan keterampilan yang bisa dipelajari. Kecakapan interpersonal
yang baik dapat dibangun dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi
yang asertif dan efektif (Oviyanti, 2016). Kedua jenis kategori soft skills tersebut bisa
dikembangkan melalui berbagai kegiatan yang mampu melatih dan membangun soft skills
diri seseorang, meliputi kegiatan soft skills training bahkan ikut serta dalam organisasi
kemahasiswaan menjadi salah satu cara untuk mengembangkan soft skills yang dimiliki.
Organisasi sebagai salah satu kegiatan yang mampu dijadikan sebagai tempat untuk
mengembangkan soft skills yang dimiliki mempunyai arti sebagai suatu kelompok orang
dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh
periset dari berbagai bidang ilmu, terutama ilmu politik, sosiologi, psikologi, manajemen,
serta ekonomi. Kajian mengenai organisasi sering disebut sebagai studi organisasi
(organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa
organisasi (organization analysis). Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana prasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi (Kurnia,
2014). Sehingga, organisasi kemahasiswaan merupakan suatu persatuan dari berbagai
pribadi dalam ruang lingkup sivitas akademika (dunia perkuliahan) dengan tujuan dan
saling bekerja sama juga terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu
terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pemimpin dan
seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
Sebagaimana yang disebutkan dalam jurnal Academy of Education Journal tegasnya
dalam artikel (Kurnia, 2014) yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Terhadap
Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta” dengan
berorganisasi seorang mahasiswa selain mendapatkan pengalaman sosialisasi tambahan
juga mendapatkan ilmu mengenai tanggungjawab yang sepatutnya dimiliki oleh seorang
mahasiswa. Dengan berorganisasi inilah menjadi salah satu cara dalam mengembangkan
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
314
soft skill pada diri mahasiswa. Oleh karena itu, penulisan artikel yang berjudul “Peranan
Organisasi Kemahasiswaan Terhadap Perkembangan Kemampuan Non Teknis Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia” bertujuan untuk menganalisis bagaimana perananan
organisasi kemahasiswaan terhadap perkembangan soft skills diri mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif karena menunjukkan adanya
deskripsi terhadap fenomena tentang peranan organisasi kemahasiswaaan terhadap
peningkatan soft skill mahasiswa. Penelitian kualitatif menurut Zainal Arifin (2011: 140)
adalah “suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan
terutama data kualitatif”. Pendekatan ini dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, perspektif, motivasi, dan lainnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini
berdasarkan pada pemecahan masalah sesuai fakta atau kenyataan pada saat sekarang dan
memusatkan pada masalah yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan.
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
metode angket/ kuisioner. Agar sasaran penelitian yang diterapkan dapat tercapai maka
dalam metode ini, digunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Kuisioner disebar kepada mahasiswa
Departemen Pendidikan Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia yang mengikuti
organisasi kemahasiswaan.
Teknik keabsahan data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, triangulasi,
bahan referensi, dan membercheck. Adapun aktivitas analisis data yang diterapkan oleh
peneliti yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/
verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan dalam penelitian ini berfokus kepada menganalisis bagaimana
perananan organisasi kemahasiswaan terhadap perkembangan soft skills diri mahasiswa
yang dilakukan melalui survei kepada mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia.
Hasil penelitian dari survei yang kami lakukan tersebut didapatkan hasil berupa 200
jawaban pertanyaan yang didapatkan dari 12 butir pertanyaan dan 50 orang responden.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
315
Kami menilai bahwa seluruh jawaban pertanyaan tersebut dapat digunakan dalam
penelitian ini karena seluruh responden telah menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner
dengan sungguh-sungguh. Jawaban pertanyaan tersebut kami rangkum dan kami sajikan
dalam beberapa diagram batang dan sebuah tabel yang dapat diamati oleh pembaca. Kami
juga melakukan dan menyajikan analisis dan pembahasan dari hasil pengamatan tersebut
dengan pembahasan yang bersumber pada kajian pustaka dari artikel ilmiah.
Tabel 1. Identitas Responden
Jenis Organisasi
Jumlah dalam Persentase
DPM
6%
BEM
40%
UKM
12%
BEM dan UKM
42%
Sebelum mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik pembahasan
penelitian yang kami lakukan, terlebih dahulu kami membagi responden ke dalam empat
golongan. Golongan tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis organisasi yang diikuti di
lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, meliputi DPM (Dewan Perwakilan
Mahasiswa), BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).
Menurut kami, hal ini perlu diketahui agar menjadi perbandingan dalam
menganalisis apakah jenis organisasi dan banyaknya organisasi yang diikuti akan
berpengaruh dan berperan terhadap perkembangan soft skills pada diri mahasiswa. Maka
dari itu, klasifikasi responden ini kami lakukan dengan tujuan untuk mengurangi faktor
yang akan mempengaruhi ketidaksesuaian hasil pengamatan dari penelitian yang kami
lakukan. Hasilnya, dari 50 orang responden yang merupakan mahasiswa aktif dari
Departemen Pendidikan Kimia di Universitas pendidikan Indonesia, 3 di antaranya
merupakan mahasiswa yang mengikuti DPM, 6 diantaranya mengikuti UKM, 20
diantaranya mengikuti BEM serta 21 responden lainnya mengikuti organisasi BEM dan
UKM.
Diagram Lingkaran 1. Kebermanfaatan Berorganisasi
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
316
Pertanyaan berikutnya berkaitan dengan pendapat mahasiswa mengenai
kebermanfaatan mengikuti kegiatan organisasi terhadap perkembangan soft skills yang
dirasakan. Berdasarkan hasil survei dengan 50 orang mahasiswa sebagai responden yang
kami lakukan, dapat dilihat dari diagram lingkaran 1, bahwa semua mahasiswa mengaku
dan berpendapat dengan mengikuti kegiatan berorganisasi tentu sangat menunjang
terhadap perkembangan soft skills yang dimiliki. Sehingga, dari 50 orang responden
tersebut, dapat dikatakan 100% atau 50 orang mengaku merasakan kebermanfaatan dari
berorganisasi. Angka perbandingan ini tentu dapat menjadi bukti nyata bahwa semua
mahasiswa merasa bahwa berorganisasi sangat menunjang perkembangan soft skills yang
dimiliki.
Oleh karena itu, kami merancang pertanyaan selanjutnya untuk memperoleh jawaban
dari mahasiswa mengenai alasan yang dirasakan pada jawaban pertanyaan sebelumnya,
yaitu mengapa perkembangan soft skills yang dimiliki sangat ditunjang dengan aktif
berorganisasi. Alasan yang lebih jelas dan nyata dari para responden dapat Anda lihat
dalam tabel berikut ini. Dipilih 15 jawaban pertanyaan yang kami anggap paling mewakili
seluruh jawaban responden dari survei yang kami lakukan.
Tabel 2. Alasan Berorganisasi Menunjang Perkembangan Soft Skills
No
Nama
Alasan
Fitri Amalia S
Sangat menunjang karena dalam menjalani organisasi kita
dituntut untuk selalu terampil dan secara tidak langsung juga
mengembangkan soft skills
M. Risdan Putra
Karena di dalamnya berisi proker atau kegiatan yang
berhubungan dengan soft skills, sehingga dapat
mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi
Salsabila Fitri P
Karena kan di organisasi kita ketemu situasi baru, tantangan
baru, orang-orang baru jadi iya itu bisa buat kita melatih soft
skills yang kita miliki
Raden Khairana
Karena dengan organisasi kemahasiswaan saya dapat
merasakan perbedaannya dibanding tidak mengikutinya, jika
sebelumnya saya malu untuk tampil di depan banyak orang,
sekarang sudah tidak terlalu
Fannisa Hafidhia
Dalam organisasi kemahasiswaan banyak kegiatan-kegiatan
yang secara tidak langsung mengasah soft skills kita
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
317
Aqila Rahmi F
Mau tidak mau jika kita mengikuti organisasi kita harus dapat
memanajemen waktu dengan baik, public speaking,
bersosialisasi, dll.
Risma Fetriani
Menunjang karena organisasi memberi saya kesempatan untuk
belajar melatih soft skills.
Hilma Aulia
Ya menunjang, karena organisasi memberikan suasana yang
mengharuskan kita untuk bertanggung jawab sehingga secara
tidak langsung memaksa pribadi untuk berpikir bagaimana cara
agar bisa bertanggung jawab kepada organisasi di tengah tugas
perkuliahan yang tiada henti-hentinya.
Intan Sari
Alasannya karena melalui tanggung jawab yang diamanahi
dalam organisasi kita dituntut untuk terus berkembang, di mana
dalam proses tersebut membutuhkan berbagai macam soft
skills, di antaranya pemecahan masalah, berpikir kritis,
komunikasi, dan masih banyak lagi. Sehingga, dengan
sendirinya, organisasi kemahasiswaan sangat berperan dan
menunjang pengembangan soft skills.
Firli Nurpatihah S
Menunjang karena kemampuan berkomunikasi di depan orang
banyak, leadership, dan membuat keputusan menjadi terasah
dan kemampuan design saya setelah melalui berbagai
kepanitiaan menjadi lebih baik lagi.
Yanwar Aditya
Karena dalam mengikuti organisasi kemahasiswaan kita
diberikan pelatihan terlebih dahulu dan juga diberikan tanggung
jawab setelahnya. Jadi kita bisa belajar dan praktik dalam satu
kali menjabat
Ahmad Nafran R
Dengan berorganisasi dapat membuat relasi pertemanan
semakin banyak dan tentunya dapat meningkatkan soft skills
seperti kemampuan berkomunikasi dengan teman, dosen, dsb.
Hilda Yanuar A
Dengan berorganisasi saya merasa dapat melakukan hal hal
yang belum pernah saya lakukan dan itu sangat melatih soft
skills saya seperti belajar mendesain poster pamflet, lalu
bersosialisasi, menyelsikan suatu permasalahan dll
Tiara Annisa
Menambah wawasan berkomunikasi dan melatih kemampuan
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
318
yang dimiliki sehingga dapat mengalami perkembangan.
Rachel Gabriella
Perkembangan soft skills yang saya rasakan adalah public
speaking, hal ini terjadi karna dalam sebuah organisasi kita
dituntut untuk berani bertanya, maupun mengungkapkan
pendapat.
Dari 15 jawaban pertanyaan terlampir, penulis dapat mengerucutkan bahwa alasan
utama mengapa berorganisasi dirasakan sangat menunjang terhadap perkembangan soft
skills yang dimiliki mahasiswa karena organisasi menjadi wadah untuk belajar,
mengembangkan, dan mempraktikan berbagai kemampuan juga mengembangkan kapasitas
diri mahasiswa berupa aspirasi, inisiasi, atau gagasan-gagasan positif dan kreatif yang
dapat dituangkan dalam berbagai kegiatan organisasi.
Responden 3, 13, serta tujuh responden lainnya yang tidak kami masukan ke dalam
tabel menyebutkan alasan yang serupa, yaitu dengan berogranisasi kita menghadapi
tantangan baru dan situasi baru yang harus dihadapi sehingga nantinya kita akan
mempunyai pengalaman baru yang belum pernah dirasakan. Selain itu, dengan
berorganisasi kita bertemu dengan orang-orang baru yang menjadi rekan kita dalam
berorganisasi sehingga ini dapat memperluas relasi dengan banyak orang. Oleh karena itu,
dengan berorganisasi kita dituntut untuk mampu beradaptasi dan memanfaatkannya
sebagai kesempatan untuk melatih, mengembangkan, dan mengaplikasikan kemampuan
yang dimiliki. Hal ini berkaitan dengan pendapat responden lain dimana dengan
berorganisasi kita dituntut untuk mampu berperan sebagai pemimpin yang mengatur dan
menjalankan berbagai kegiatan sesuai dengan visi dan misi yang harus dijalankan.
Beberapa alasan lain yang juga dirasakan sebagai manfaat dari berorganisasi menurut
beberapa responden diantaranya, dengan berorganisasi kita dituntut untuk mampu
bertanggung jawab terhadap tugas yang diamanahi dan diberikan, serta dengan
berorganisasi kita dituntut untuk terus berkembang dan mampu mengikuti segala tuntutan
dan situasi yang harus dihadapi di mana dalam proses tersebut membutuhkan berbagai
macam soft skills. Sehingga, dengan sendirinya organisasi kemahasiswaan sangat berperan
dan menunjang terhadap perkembangan soft skills diri mahasiswa.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
319
Tabel 3. Jenis-Jenis Soft Skill yang Mengalami Perkembangan
Jenis Soft Skill
Persentase
Public speaking
58%
Kemampuan mengambil keputusan
82.4%
Problem solving
76.5%
Berpikir kritis
52.9%
Kepemimpinan
41.2%
Manajemen waktu
76.5%
Kerja sama dan kolaborasi
88.2%
Kemampuan beradaptasi
76.5%
Kreatif dan inovatif
64.7%
Tanggung jawab
58.8%
Manajemen diri
5.9%
Pertanyaan selanjutnya telah dirancang untuk memungkinkan responden memilih
lebih dari satu jawaban atau dalam hal ini memilih jenis soft skills apa saja yang
mengalami perkembangan selama mengikuti organisasi. Dari hasil pengamatan, ternyata
jenis soft skills yang banyak mengalami perkembangan dan banyak dialami oleh responden
yaitu kerja sama dan kolaborasi. Hal ini terlihat dari jumlah persentase yang memilih yaitu
sebesar 88.2% atau 44 responden dari 50 orang responden. Karena memang dalam
berorganisasi kita tentu tidak sendiri tetapi harus mampu bekerja sama dan menjalin
kolaborasi dengan orang lain demi tujuan yang sama yaitu mencapai visi dan misi dari
organisasi itu sendiri.
Jenis soft skills lain yang banyak dirasakan oleh responden selama berorganisasi
adalah kemampuan mengambil keputusan serta tanggung jawab. Dalam berorganisasi,
tentu kita dituntut untuk mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat dengan
menimbang beberapa aspek yang harus diperhatikan agar keputusan tersebut menjadi
solusi tepat bagi kelangsungan organisasi itu sendiri. Selain itu, dengan berorganisasi tentu
kita diberi tugas yang harus dikerjakan sehingga ini menjadi suatu kesempatan yang bisa
kita manfaatkan untuk melatih dan mengetahui bagaimana sikap bertanggung jawab
terhadap kewajiban yang dimiliki. Ini menjadi bukti bahwa dengan berorganisasi, tidak
sedikit kemampuan-kemampuan atau soft skills yang dapat berkembang seiring dengan
berjalannya kegiatan organisasi.
Oleh karena itu, organisasi mempunyai peranan yang sangat penting. Organisasi
menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengembangkan soft skills
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
320
diri yang akan sangat berguna untuk masa depan baik dalam menghadapi dunia pekerjaan
maupun dalam menghadapi berbagai permasalahan di lingkungan masyarakat. Hal ini
belum tentu bisa didapatkan di dalam kelas. Karena di era sekarang ini, bukan hanya
pengetahuan saja yang harus dimiliki tetapi harus juga memiliki berbagai kemampuan dan
keterampilan meliputi, problem solving, public speaking, kerja sama dan kolaborasi, serta
keterampilan-keterampilan lain.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah kami buat, dapat disimpulkan
bahwa organisasi sangat berperan dan menunjang terhadap perkembangan soft skills yang
dimiliki oleh mahasiswa. Pengakuan ini didukung dengan kuat oleh fakta berupa jenis-
jenis soft skills yang dirasakan mengalami perkembangan setelah atau selama mengikuti
kegiatan organisasi berdasarkan jawaban dari 50 orang mahasiswa Departemen Pendidikan
Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Sebagian besar menyatakan bahwa organisasi menjadi wadah yang dapat dimanfaatkan
untuk melatih, mengembangkan, serta mempraktikan soft skills yang dimiliki. Selain itu,
dengan berorganisasi beberapa responden juga menyatakan bahwa mereka mempunyai
pengalaman baru karena mempunyai tantangan baru dan suasana baru sehingga dituntut
untuk mampu beradaptasi dengan baik. Beberapa mahasiswa bahkan menyampaikan
dengan berorganisasi, kita belajar dan tahu bagaimana mengambil keputusan secara cepat
dan tepat, berani menyampaikan pendapat, dituntut untuk kreatif dan inovatif serta harus
mampu bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang diberikan.
SARAN
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses
pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya sehingga penelitian dapat
dilaksanakan dengan lebih baik. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa melakukan penelitian
secara langsung dengan melakukan wawancara terhadap responden.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistika, 2020. Data Sosial dan Kependudukan revisi perbulan
Agustus tahun 2020. Online. www.bps.go.id/pressrelease/2020/11/05/1673/agustus-2020--
tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-7-07-persen.html
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
321
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan
PTAI dan Pedoman Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) PTAI,
Jakarta, 2012.
Kholis, A. (2016). Identifikasi Hardskill dan Softskill Sarjana Akuntansi (Studi
Empiris di Kota Medan). Jurnal Mediasi, 2(05), 4455.
Kurnia, H. (2014). PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP
INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA UNIVERSITASCOKROAMINOTO
YOGYAKARTA. Academy of Education Journal, 5(2).
https://doi.org/10.47200/aoej.v5i2.120
Makmun, H. (2017). Life Skill Personal Self Awareness (Kecakapan Mengenal Diri).
Deepublish.
Oviyanti, F. (2016). Peran Organisasi Kemahasiswaan Intrakampus Dalam
Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Mahasiswa. El-Idare: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2(1).