AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
227
KINERJA GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA ISLAM
AL-MA’ARIF PANDAN INDAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Bahman
1
dan Dian Hidayati
2
1, 2
Manajemen Pendidikan,Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta - Indonesia
Jl. Pramuka No. 42, Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, 55161
1
2
ABSTRAK
Kinerja guru menjadi suatu keharusan dalam peningkatkan kualitas layanan pembelajaran yang
mencakup pelaksanaan kurikulum untuk semua komponen mata pembelajaran. Kurikulum
merupakan kumpulan; isi, tujuan, dan cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan
pendidikan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja guru dan hambatan yang
dihadapi guru SMA Islam Al-Ma’arif Pandan Indah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam implementasi Kurikulum 2013. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian
ini mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sedangkan subjek penelitian adalah pengawas
sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru pendamping K-13 dan guru
mata pelajaran. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan verifikasi data.
Kata kunci: Kinerja Guru, implementasi Kurikulum 2013
ABSTRACT
Teacher performance is a necessity in improving the quality of learning services which includes the
implementation of the curriculum for all components of the learning eye. The curriculum is a
collection; the contents, objectives, and methods used by the teacher to achieve educational goals
in school. This study aims to determine the teacher's performance and the obstacles faced by
ISLAM AL-MA'ARIF high school teachers Pandan Indah district Lombok Tengah province Nusa
Tenggara Barat in the implementation of the 2013 curriculum. To achieve this goal, this study uses
a descriptive qualitative approach. While the subjects of the study were school supervisors,
principals, deputy principals in the curriculum, K-13 assistant teachers and subject teachers. Data
collection techniques are carried out through interviews, observation, and documentation studies.
The data analysis procedure is data reduction, data display, and data verification.
Keywords: Teacher Performance, 2013 Curriculum implementation
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasion
al yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampu
an dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerd
askan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Peningkatan mutu pendidikan
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
228
ditentukan oleh kesiapan sumber daya yang ada termasuk sekolah dan guru sebagai
manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal yang harus mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta
didik.
Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi
pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara
menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru
harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Penerapan Kurikulum
2013 menuntut kerjasama yang optimal dari segenap komponen di sekolah, seperti yang
diutarakan Mulyasa (2014) bahwa keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajara
n didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang
terlibat dalam pendidikan. Oleh karena itu yang menjadi pokok persoalan adalah
bagaimana tanggapan dari para guru itu sendiri sebagai pelaksana dan pengembang
kurikulum tersebut? Dan yang paling penting adalah bagaimana meningkatkan peran dan
pemahaman guru dan penyelenggara pendidikan lainnya terhadap implementasi Kurikulum
2013 ?, sehingga mereka bisa menjadikan Kurikulum 2013 sebagai acuan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Istilah kinerja menurut Poerwadarminta (2010) berarti “sesuatu yang dicapai,” atau
“prestasi yang diperlihatkan,” atau “kemampuan kerja,”. Jadi secara sederhana dapat
dikemukakan bahwa kinerja sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,
hasil kerja atau unjuk kerja. Mulyasa (2014) mejelaskan bahwa kinerja adalah unjuk kerja
seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai
akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang telah dimilikinya.
Indikator-indikator Kinerja Guru Indikator kinerja menganjurkan sudut pandang
prospektif (harapan ke depan) dari pada retrospektif (melihat ke belakang). Hal ini
menunjukkan jalan pada aspek kinerja yang perlu diobservasi. Wibowo (2014) menyatakan
bahwa ada tujuh indikator kinerja, dua di antaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu
tujuan dan motif. Kinerja ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk
melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa adanya dorongan motif untuk mencapai
tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Dengan demikian, tujuan dan motif menjadi indikator
utama dari kinerja.
Hasil penilaian kinerja guru dapat bermanfaat untuk menyusun profil kinerja guru
sebagai input dalam penyusunan program Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PKB).
Hasil penilaian kinerja guru juga merupakan dasar penetapan perolehan angka kredit guru
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
229
dalam rangka pengembangan karir guru sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.
Menurut Bobbit di dalam Kurinasih dan Sani (2014) Curriculum as an idea, has its
roots in the Latin word for race-course, explaining the curriculum as the course of deeds
and experiences thought which children become the adult they should be, for success in
adult society.
Kurikulum sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar kata bahasa Latin race-
source, menjelaskan kurikulum sebagai mata pelajaran perbuatan dan pengalaman yang
dialami anak-anak sampai dewasa, agar kelak sukses di dalam masyarakat). Demikian juga
menurut Hilda Taba di dalam Kurinasih dan Sani (2014) Curriculum is a plan for learning.
(kurikulum adalah rencana pembelajaran).
Menurut Sukmadinata di dalam Wahyuddin (2014) pengembangan kurikulum bisa
berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru, bisa juga menyempurnakan
kurikulum yang telah ada. Selanjutnya beliau menjelaskan, pada satu sisi pengengbangan
kurikulum berarti seluruh perangkat kurikulum mulai dari menyusun dasar-dasar
kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis- garis besar program pengajaran,
sampai dengan pedoman- pedoman pelaksana. Pada sisi lainnya berkenaan dengan
penjabaran kurikulum yang telah disusun oleh tim pusat menjadi rencana dan persiapan-
persiapan mengajar yang lebih khusus yang di kerjakan oleh guru-guru di sekolah, seperti
penyusunan program tahunan, program semester, minggu efektif, analisis kompetensi inti
(KI)/ kompetensi dasar (KD), rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lainnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pendekatan kualitatif. Sugiyono
(2013) data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi
wajah, bagan, dan gambar foto. Demikian juga Patilima (2011) menyatakan alasan
penggunaan pendekatan kualitatif adalah penelitian tersebut bertujuan memahami suatu
situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi, dan kelompok. Dengan demikian, dalam
penelitian ini tidak bermaksud untuk mencari teori-teori baru. Menurut Creswell di dalam
Patilima (2011) bahwa pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara
bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandin
kan, meniru, mengkatalogkan, dan mengelompokkan objek studi. Peneliti memasuki dunia
informan dan melakukan interaksi terus-menerus dengan informan, dan mencari sudut
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
230
pandang informan. Subjek penelitian ini adalah pengawas, kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kurikulum, guru bidang studi, dan guru pendamping. Variabel penelitian ini
terdiri dari satu variabel bebas yaitu kinerja guru dan satu variabel terikat yaitu Kurikulum
2013.
Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Sugiyono (2013) menyatakan pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data
dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan
metode eksperimen, di sekolah dengan tenaga pendidikan dan kependidikan, di rumah
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Data dan
informasi yang telah diperoleh peneliti selanjutnya, dianalis dan diinterpretasikan mulai
awal penelitian sampai akhir penelitian dengan merujuk landasan teori yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan
cara menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, danmengorganisasi data
(mereduksi data), merangkum hal-hal pokok (display data) dan penarikan kesimpulan
(verifikasi data).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemampuan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Al-Ma’arif
Pandan Indah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Hasil penelitian penulis membuktikan bahwa kemampuan guru di SMA Islam Al-
Ma’arif Pandan Indah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah ba
ik namun belum optimal dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembel
ajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kinerja
guru di SMA islam al-ma’arif pandan indah kabupaten Lombok tengah provinsi nusa
tenggara barat, dapat ditinjau dari beberapa aspek: (1) kemampuan guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran (2)
motivasi guru (3) komitmen dan tanggung jawab guru, dan (4) faktor pendukung dan
penghambat dalam implementasi K-13. emampuan guru dalam perencanaan pembelajaran.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA
islam al-ma’arif pandan indah kabupaten Lombok tengah provinsi nusa tenggara barat
sebagi-an besar guru sudah mampu merumuskan kegiatan perencanaan pembelajaran dan
sebagian kecil belum. Seperti merumuskan tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan,
menentukan kom-petens inti, kompetensi dasar, indikator, materi ajar dalam pokok
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
231
bahasan dan sub pokok ba-hasan, strategi belajar mengajar, media pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, tehnik evaluasi, alokasi waktu, dan sumber belajar. Hal tersebut dijelaskan
langsung oleh kepala sekolah yang menyatakan bahwa sekitar 50% guru sudah
mempersiapkan RPP mereka sesuai dengan for-mat yang dianjurkan dalam Permen No 103
tahun 2014 yaitu dimana rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sudah dikembangkan
dari silabus oleh setiap guru sesuai dengan standar isi (SI) dan penyusunan RPP sudah
menggunakan prinsip perbedaan individu peserta didik dan menerapkan teknologi
informatika (TI) dan komunikasi. Sekitar 50% lagi guru RPPnya tidak sesuai dengan
format karena tidak melampirkan instrumen penilaian, pedoman penilaian, kisi-kisi soal,
kartu soal, program remedial, dan pengayaan. Kemampu-an guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Hasil penelitian membuktikan bahwa Kemampuan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran di SMA islam al-ma’arif pandan indah kabupaten lombok tengah provinsi
nusa tenggara barat dilihat dari tugas pokok guru dalam pelaksanaan pembelajaran sudah
terimplementasikan dari RPP yang disusun meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup sudah menunjukkan kinerja yang baik. Selanjutnya, implementasi K-13 yang
dilakukan oleh guru guru di SMA Islam Al Ma’arif Pandan Indah Kabupaten Lombok
Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah relevan dengan perencanaan pengajaran yang
su-dah dipersiapkan oleh masing-masing guru, hanya sa-ja dalam penyampaian materi ajar,
guru menyesuaikannya dengan kemampuan siswa, serta alokasi waktu yang telah
ditentukan. Hasil wawancara penulis dengan seorang pengawas bahwa saat mengajar,
sebagian guru sudah mengetahui kandungan materi yang akan disam-paikan di kelas,
metode pengajaran yang akan digunakan, termasuk media dan alat peraga yang digunakan
logis dan dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. Namun demikian dalam proses
pembelajaran para guru masih mengalami kesulitan dalam mengelola waktu dan
meningkatkan minat belajar para siswa. Agar pelaksanaan perencanaan kurikulum dapat
ber-jalan dengan baik, guru harus aktif mengembangkan potensi dirinya baik melalui
diskusi dengan teman sejawat, melalui pelatihan atau penataran, maupun keaktifan dalam
forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Jackson & Bruegmann di dalam Stosich (2016) state that Collaboration among teachers
can provide op-portunities for techers to learn from more effective collegues, encourage
teachers to experiment with new instructional approaches, enhance teahers’ confidene in
their ability to improve stu-dents learnin outcomes. Maksud dari pernyataan diatas adalah
dengan aktif mengikuti kegiatan MGMP, maka guru akan memiliki sifat yang dinamis
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
232
terhadap perkembangan pen-didikan dan akan timbul kepercayaan dirinya. Karena Guru
akan menyadari kekurangannya dan akan penggalian potensi dirinya, sehingga hasil yang
selama ini diperoleh kurang, bisa menjadi maksimal sehingga akan meningkatkan bela-jar
siswa. Kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan guru dalam mengevaluasi
pembelaja-ran di SMA Islam Al-Ma’arif Pandan Indah Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dilihat dari tugas utama guru dalam pengevaluasian
menunjukkan kinerja yang kurang baik. Hal tersebut dijelaskan langsung oleh kepala
sekolah yang mengatakan bahwa nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) setiap mata
pelajaran sudah ditentukan pada awal tahun ajaran melalui rapat dewan pendidik dan
MGMP mata pelajaan. Tapi kenyataannya di lapangan ada beberapa guru hanya
melakukan penilaian pada aspek pengetahuan dan ket-erampilan saja, se-dangkan untuk
penilaian sikap luput dari penilaian mereka. Sebagian guru mengatakan bahwa tidak
melakukan penilaian sikap karena tidak ada waktu, susah membuat instrumennya, dan
sebagainya.
Sejalan dengan penjelasan diatas maka Hargreaves and Lorna Earl di dalam Amat
J.E et al (2014) menyatakan bahwa The authentic assessment is an assessment could
motivate stu-dents to be more responsible for their own learning, make the assessment as
an intergral part of the learning process encourage learners to be more creative, and
apply knowledge rather than merely train memory yang artinya penilaian autentik dapat
memotivasi siswa untuk ber-tanggung jawab terhadap belajarnya, penilaian juga bagian
yang dapat mendorong proses belajar siswa lebih kreatif dalam mempergunakan ilmu yang
telah dikuasainya dari pada hanya sekedar melatih ingatan.
Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas pendidikan, maka upaya
yang harus dilakukan oleh pihak sekolah dalam membantu para guru dalam memahami
cara dan teknik penilaian dalam K-13 dengan memberi pelatihan tentang sistem penilaian,
khu-susnya penilaian sikap. Dengan demikian guru tahu cara menilai dengan benar.
Motivasi Guru Dalam Implimetasi Kurikulum 2013 Di Sma Islam Al Ma’arif Pandan
Indah Kabupaeten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat
Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja guru di SMA islam al-ma’arif pandan
indah kabupaten lombok tenah provinsi nusa tenggara barat ditinjau dari motivasi kerja
guru menunjukkan gairah kerja yang baik dan semua bidang pekerjaan dilakukan secara
bersa-ma-sama. Deskripsi tersebut sesuai dengan pernyataan kepala sekolah SMA islam al-
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
233
ma’arif pandan indah kabupaten lombok tengah provinsi nusa tenggara barat bahwa selama
ini mo-tivasi kerja para guru sudah menunjukkan kinerja baik, hanya saja membutuhkan
keseriusan dan keikhlasan dalam bekerja. Karena banyak pekerjaan yang harus segera
diselesaikan, tetapi tidak dibayar, disinilah dituntut keikhlasan para guru dalam pengabdian
mereka kepada pendidikan. Oleh karena itu semua hal yang dilakukan selama ini harus
diniatkan sebagai ibadah yang dipersembahkan kepada bangsa dan negara.
Usman (2012) menyebutkan bahwa motivasi kerja merupakan salah satu indikator
keberhasilan seseorang dalam melaksanakan sesuatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan mo-
tivasi yang dimiliki seseorang dapat membentuk sikap dan nilai terhadap pekerjaan. Moti-
vasi memiliki peranan penting dalam menciptakan kinerja yang tinggi di kalangan guru
atau anggota organisasi. Dengan motivasi diharapkan anggota organisasi dapat melakukan
berbagai kegiatan organisasi dalam rangka mencapai kebutuhan anggota dan tujuan organ-
isasi. Motivasi merupakan keinginan yang kuat dengan upaya yang memadai untuk mem-
peroleh sesuatu yang diinginkan.
Komitmen dan Tanggung Jawab Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMA
Islam Al-Ma’arif Pandan Indah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kinerja guru di SMA islam al-ma’arif pandan
indah kabupaten Lombok tengah provinsi nusa tenggara barat ditinjau dari komitmen dan
tanggung jawab guru menunjukkan hasil kerja yang baik dan semua bidang pekerjaan
dilakukan dengan kesungguhan hati dan sebaik- baiknya. Deskripsi tersebut senada dengan
pernyataan kepala SMA al-ma’arif pandan indah kabupaten Lombok tengah provinsi nusa
tenggara barat bahwa guru-guru di SMA al-ma’arif pandan indah kabupaten Lombok
tengah provinsi nusa tenggara barat sebagian besar memiliki kepribadian, dedikasi, dan
loyalitas yang tinggi dalam bekerja. Hal ini tercermin dalam aktifitasnya sehari- hari dalam
mengelola pembelajaran, membimbing siswa, dan kemampuan guru dalam mengklarifikasi
masalah-masalah pembelajaran, dan menentukan alternatif pemecahannya khususnya
dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
Usman (2012) menyatakanbahwakomitmen terhadap tugas guru dapat menunjukkan
perilaku yang sungguh-sungguh terhadap pencapaian target dan hasil-hasil setiap pembela-
jaran sesuai apa yang telah ditetapkan dalam tugas pokok dan fungsinya. Guru yang mem-
iliki kinerja yang baik tentunya memiliki komitmen yang tinggi dalam pribadinya artinya
tercermin suatu kepribadian dan dedikasi yang paripurna.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
234
Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMA
islam al-ma’arif pandan indah kabupaten Lombok tengah provinsi nusa tenggara barat
Koordinasi dalam implementasi Kurikulum 2013.
Hasil penelitian di SMA islam al-ma’arif pandan indah kabupaten Lombok tengah
provinsi nusa tenggara barat membuktikan bahwa tidak ada hambatan yang berarti yang
dihadapi oleh para guru dalam menerapkan K-13. Hal ini dikarenakan adanya
koordinasi yang baik antara kepala sekolah dengan para guru dan tenaga kependidikan
lain termasuk komite sekolah melalui pertemuan informal maupun formal. Sehingga
dapat dipahami bahwa koordinasi sangat penting dalam menjalankan suatu kegiatan
atau program, khususnya dalam implementasi Kurikulum 2013.
Komunikasi dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Islam Al-Ma’arif Pandan
Indah Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Hasil penelitian membuktikan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dengan guru dan personil lainnya di sekolah sudah baik, terutama dengan komite
sekolah dan orang tua siswa dalam pelaksanaan K-13. Walaupun demikian masih ada
sebagian dari guru yang susah untuk menerima kurikulum baru tersebut, hal ini
dikarenakan mereka sudah nyaman dengan kurikulum lama, terutama dalam pendekatan
pembelajaran dan sistem penilaian.
Supervisi dalam implementasi Kurikulum 2013 Supervisi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dan dibantu oleh guru pendamping kepada guru dan personil lainnya di sekolah su-
dah baik, dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Walaupun demikian masih ada sebagian
dari guru tidak mau kalau disupervisi oleh kepala sekolah dan guru pendamping dengan
berbagai macam alasan. Hal ini dikarenakan mereka tidak mau kalau kelemahan atau keku-
rang mengajarnya diketahui oleh orang lain.
Menurut Wiles di dalam Purwanto (2009) supervisi merupakan bantuan dalam
pengembangan situasi belajar mengajar. Demikian juga menurut Dickey di dalam Mukhtar
dan Iskandar (2010) supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran.
SIMPULAN
Kemampuan guru guru SMA Islam Al-Ma’arif Pandan Indah Kabupaten Lombok
Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam implementasi Kurikulum 2013 sudah baik
namun belum optimal terutama dalam perencanaan pembelajaran dalam penyusunan RPP
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
235
tidak sistematis. Pelaksanaan pembelajaran kurang menerapkan partisipasi aktif peserta
didik dan pengelolaan waktu yang tidak efektif. Pengevaluasian proses pembelajaran tidak
autentik dan komprehensif terutama dalam penilaian sikap.
Motivasi guru-guru SMA islam al-ma’arif pandan indah kabupaten Lombok tengah
provinsi nusa tenggara barat dalam melaksanakan tugas sudah baik, tercermin dari sikap
yang ditampilkan oleh para guru terhadap pekerjaannya dan situasi yang kondusif yang
mereka rasakan di sekolah serta terciptanya iklim kekeluargaan di kalangan para guru dan
personil sekolah. Dengan motivasi yang tinggi para guru dan anggota organisasi sekolah
sudah dapat melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan sekolah.
Guru SMA Islam Al-Ma’arif Pandan Indah Kabupaten Lombok tengah provinsi nusa
tenggara barat sudah memiliki komitmen dan tanggung jawab yang baik dalam bekerja, hal
ini tentunya nampak dalam kinerja yang ditampilkan oleh mereka, artinya tercermin dalam
kepribadian, dedikasi dan loyalitas mereka dalam bekerja. Mereka bekerja dengan
sungguh-sungguh dan ikhlas untuk terlaksananya Kurikulum 2013.
Dukungan dan hambatan yang dihadapi guru SMA islam al-ma’arif pandan indah
kabupaten Lombok tengah provinsi nusa tenggara barat dalam implementasi K-13 dari
aspek: koordinasi dalam implementasi Kurikulum 2013 sudah dilakukan oleh pihak
sekolah dengan instansi terkait demi kelancaran pelaksanaan K-13, komunikasi yang
dilakukan oleh kepala sekolah dengan guru dan personil lainnya berjalan lancar, dan
supervisi kepala sekolah yang dibantu oleh guru pendamping belum terlaksana secara
optimal karena ketidaksiapan guru dan juga kesibukan kepala sekolah.
SARAN
1. Proses kinerja guru dalam implementasi kurikulum 2013 berjalan dengan baik jika
sekolah dapat memahami konsep pelaksanaannya dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan pelatihan dan pendampingan tentang kurikulum K-2013 baik dari sekolah
maupun pemerintah.
2. Peroses penilaian di sekolah yang berdasarkan kurikulum K-2013 dapat dikatakan
sudah berjalan dengan cukup baik. Dalam hal ini hendaknya menjadi motivasi bagi
sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar tujuan pendidikan dapat
tercapai.
3. Guru sebagai pelaksanaan kegiatan pembelajaran diharapkan dapat memahami
implimentasi K-2013 dengan dengan baik terutama dalam peroses pembelajaran. Oleh
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
236
karena itu, dapat di lakukan dengan memaksimalkan peran MGMP dan banyak
mengikuti pelatihan tentang K-2013 baik di adakan oleh sekolah maupun pemerintah.
4. Dengan adanya kendala-kendala yang di alami sekolah dalam implimentasi K-2013 di
harapkan dapat dijadikan motivasi agar dapat memperbaiki diri dan mampu
menerapkan K-2013 dengan semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Amat J. E et al. (2014). An evaluation of the implementation of Curriculum 2013 at the
building construction department of vocational high schools in Yogyakarta.
Kurinasih, Iman dan Sani, Berlin. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsepdan Pene
rapan, Surabaya: Kata Pena.
Mukhtar dan Iskandar. (2010). Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, H, E. (2014). Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013, Bandung:Remaja Ros
dakarya.
Patilima, Hamid. (2011). Metode Penelitian kualitatif, bandung: Balai Pustaka.
Poerwadarminta. (2010). Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, M Ngalim. (2009). Administrasi dan Supervisi Pendidikan,Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Usman, Nasir. (2012). Manajemen peningkatan mutu kinerja guru. Bandung: Cipta
pustaka Media Perintis.
UU, No. 20 Tahun 2003. Tentang sistem pendidikan nasional. Bandung: Citra Umbara.
Whayudin, Dinn. (2004). Manajemen kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wibowo. (2004). Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada