AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
158
MODEL PENGEMBANGAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI MTs KARANGKAJEN
Amalia Resti Pamuji
1
dan Dian Hidayati
2
1, 2
Pascasarjana Manajemen Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Jl. Pramuka No. 42, Sidikan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta 55161
1
Email: amal[email protected]
2
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan model pengembangan dan evaluasi pembelajaran pada pelajaran
bahasa Indonesia di MTs Karangkajen. Tujuan penelitian untuk mengetahui model pengembangan
dan evaluasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas siswa terhadap pelajaran bahasa
Indonesia. Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data
dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan tiga tahapan: reduksi,
sajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ditemukan 1) model pengembangan
pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs Karangkajen menggunakan model pembelajaran membaca,
menyimak/mendengarkan, menulis dan model pembelajaran berdialog/berbicara, 2) evaluasi model
pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs Karangkajen dilakukan berdasarkan ulangan harian, ulangan
tengah semester, kuis cepat, serta hasil diskusi dan tanya jawab pada siswa. Kepala sekolah
melakukan kunjungan kelas dan pelaporan hasil belajar diakhir semester oleh guru sebagai evaluasi
pembelajaran dalam upaya yang dilakukan terhadap peningkatan kemampuan dan prestasi siswa
dalam bahasa Indonesia.
Kata Kunci: Model Pembelajaran; Bahasa Indonesia; Evaluasi Pembelajaran
ABSTRACT
This study describes the development and evaluation model of learning in Indonesian language
lessons at MTs Karangkajen. The research objective was to determine the model of development and
evaluation of learning in an effort to improve the quality of students towards Indonesian language
lessons. This type of research uses descriptive qualitative research. Methods of data collection using
interviews, observation and documentation. Data analysis with three stages: reduction, presentation
of data and drawing conclusions. The research results found 1) the Indonesian language learning
development model at MTs Karangkajen using the reading, listening, writing and speaking learning
model, 2) the evaluation of the Indonesian language learning model at MTs Karangkajen was carried
out based on daily tests, midterm tests, quizzes fast, as well as the results of discussions and questions
and answers to students. The school principal conducts class visits and reports on learning outcomes
at the end of the semester by the teacher as an evaluation of learning in an effort to increase student
ability and achievement in Indonesian.
Keyword: Learning Model; Indonesian Language; Learning Evaluation
.
PENDAHULUAN
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
menyebutkan bahwa tugas utama sebagai seorang guru adalah mendidik, mengajar,
memberikan melatihan serta mengarahkan, menilai dan mengevaluasi siswa. Selain guru,
proses pembelajaran adalah proses yang ikut serta menentukan keberhasilan proses belajar
pada siswa. Pembelajaran dapat diartikan pula sebagai usaha yang direncanakan dalam
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
159
memanipulasi sumber belajar agar tercipta proses belajar yang baik sehingga menghasilkan
hasil belajar yang baik pula. Menurut Trianto, (2011:85) pembelajaran merupakan usaha
untuk menjadikan peserta didik belajar atau sebagai suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik.
Pembelajaran merupakan keadaan yang disengaja bermaksud agar peserta didik dapat
berpartisipasi aktif merespon situasi pembelajaran tertentu yang sudah disiapkan. Menurut
Sagala, (2003: 62) pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru dengan
terprogram dalam perencanaan matang, yang digunakan agar proses belajar terarah dan aktif,
dengan memperhatikan sumber belajar.
Bahasa hakikatnya memiliki peranan yang cukup sentral dalam perkembangan yang
berhubungan dengan intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Bahasa merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang ilmu pendidikan Indonesia.
Dengan adanya materi Bahasa Indonesia diharapkan peserta didik mampu mengenali bahasa
nasional dan budaya bangsa sendiri. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat berhasil apabila
guru dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan dari peserta didik. Mata
pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran dasar dalam dunia pendidikan
Indonesia. Hal ini disebabkan mata pelajaran Bahasa Indonesia diujikan dalam Ujian
Nasional. Sehingga mendapatkan perhatian yang lebih besar dari guru dan sekolah.
Dari hasil wawancara yang dilakukan, bahwa pengembangan model pembelajaran
bahasa Indonesia telah dilakukan, namun guru harus menyesuaikan dengan pemahaman
yang diperoleh siswa. Dalam hal ini, guru menjelaskan bahwa tingkat pemahaman siswa
sangat beragam, dengan kata lain, tidak semua siswa cepat tanggap terhadap materi yang
disampaikan. Hal ini menjadi salah satu kesulitan guru dalam memaksimalkan model
pembelajaran yang tengah dilakukan.
Model pengembangan pembelajaran dimaksud pula dengan sebutan style ataupun
strategi yang digunakan seorang guru dalam melakukan aktivitas belajar mengajar. Model
pendidikan ialah metode/ metode penyajian yang digunakan guru dalam proses pendidikan
supaya tercapai tujuan pendidikan. sebagian dari model pembelajaran ialah model
pembelajaran membaca, mencermati/ mendengarkan, menulis dan model pembelajaran
berdialog/berbicara (Krissandi dkk, 2018).
Menurut Supriyadi (2013) tujuan pengajaran bahasa Indonesia mencangkup
pengetahuan, sikap serta ketrampilan. Kaitannya dengan pengajaran dan evaluasi merupakan
langkah awal pengukuran sebagai umpan balik mengetahui hasil belajar untuk dilakukan
perbaikan yang terarah atau sistematis. Evaluasi dapat berupa tes dan non tes, seperti halnya
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
160
hasil ujian, kuis, kemudian pada non tes dapat berupa catatan hasil diskusi siswa dan proses
tanya jawab yang terjadi antar siswa maupun guru. Dijelaskan pula bahwa catatan hasil
diskusi dan proses tanya jawab merupakan alat bantu yang digunakan sebagai proses
evaluasi dasar yang digunakan guru.
Oleh sebab itu, pengembangan model pembelajaran serta evaluasi pembelajaran mata
pelajaran terkait perlu dilakukan, dengan demikian siswa lebih memahami materi pelajaran
yang mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini disusun untuk mengetahui
model pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di MTs. Karangkajen
sekaligus mengetahui evaluasi pembelajaran yang dilakukan sebagai upaya dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada pada pelajaran bahasa Indonesia.
Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariyana (2019),
bahwa penelitian terdahulu lebih berfokus kepada evaluasi pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia sedangkan pada penelitian ini difokuskan kepada model pengembangan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran pada pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan
fenomena tersebut, diperlukan suatu kajian untuk dapat mendeskripsikan model
pembelajaran serta evaluasi pembelajaran oleh guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas VIII di MTs. Karangkajen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Berusaha
memberikan gambaran data menggunakan kata-kata atau kalimat dengan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan di MTs. Karangkajen yang
bersumber dari wawancara terhadap guru bahasa Indonesia, mengenai model pengembangan
dan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia. Terdapat tiga analisis data yaitu reduksi, sajian
data kemudian penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan
dokumentasi dalam model pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di
MTs. Karangkajen. Kegiatan observasi dilakukan dan disesuaikan dengan jadwal mengajar
guru Bahasa Indonesia. Kemudian data didapatkan dengan metode wawancara, dengan
instrument yang disusun sebagai pedoman wawancara. Kemudian metode dokumentasi
didapatkan dari beberapa hasil gambar pada saat guru mengajar.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
161
Pengembangan model pengajaran atau pembelajaran untuk pelajaran bahasa Indonesia
telah banyak menemukan pengembangan. Usaha ini dilakukan untuk terus meningkatkan
kualitas siswa dalam melatih dan perkembangannya pada pemahaman bahasa Indonesia.
Menurut terdapat beberapa model pembelajaran dalam bahasa Indonesia, yakni model
pengajaran membaca, model pengajaran mendengarkan, model pengajaran menulis, dan
model pengajaran berbicara.
Penelitian ini meneliti tentang model pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia
yang ada di MTs Karangkajen, khususnya pada kelas VIII. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan peneliti dengan guru bahasa Indonesia bahwa sebelum melakukan pembelajaran
guru terlebih dahulu merencanakan pembelajaran dengan menggunakan rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan dari
kepala sekolah. Selain itu, guru menjelaskan bahwa menggunakan evaluasi sebagai penilaian
terhadap proses belajar yang dilakukan, untuk mengetahui seberapa jauh siswa dalam
memahami materi pelajaran serta guru dalam pengembangan model pelajaran yang
dilakukan.
Untuk dapat mendeskripsikan mengeinai gambaran yang dilakukan guru pada model
pengembangan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII MTs.
Karangkajen, maka disajikan dalam data hasil penelitian seperti yang di bawah ini.
1. Model Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di MTs. Karangkajen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII di MTs.
Karangkajen menegaskan bahwa telah memiliki model pembelajaran yang dilakukan
pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, namun menurutnya masih belum
maksimal, hal ini terjadi karena beberapa faktor, selain karena sarana dan prasana kurang
memadai, siswa juga menjadi faktor yang mempengaruhi belum maksimalnya
pengembangan model pembelajaran yang dilakukan guru dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Berikut merupakan model pengembangan pembelajaran pada pelajaran
bahasa Indonesia yang dilakukan guru terkait di MTs. Karangkajen:
a. Model Pengajaran Membaca.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia di MTs
Karangkajen bahwa model pengajaran membaca sudah dilakukan sejak lama. Guru
melakukan model pengajaran ini dengan individual maupun secara berkelompok.
Kegiatan berkelompok ini dilakukan dengan tujuan siswa dapat melakukan
brainstorming apabila terdapat bacaan yang kurang dipahami sebelum dibahas
bersama guru. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dalam mengatasi permasalahan
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
162
kurangnya sarana yang dibutuhkan saat mengajar. Menurutnya dengan model ini
siswa dilatih untuk memperluas wawasan atau pengetahuan dari hasil membaca.
Selain membaca merupakan sumber pengetahuan dan wawasan, dengan membaca
siswa diharapkan memiliki ketrampilan mengetahui isi pokok dari sebuah tulisan,
mengerti maksud dan arti yang terkandung, serta memiliki ketrampilan dalam
membaca cepat kemudian menarasikan ulang dengan bahasa siswa sendiri.
Membaca ialah keahlian berbahasa dengan arti untuk memahami suatu ide
atau gagasan, (Krissandi dkk, 2018). Dengan menguasai pembelajaran artinya
terdapat proses yang ditata serta diatur sedemikian rupa dengan sasaran
membetulkan mutu belajar siswa, (Ariyana, 2019). Menurut Brown (2008)
pengajaran atau pendidikan ialah kemampuan ataupun pemerolehan pengetahuan
tentang sesuatu subjek ataupun suatu keahlian dengan belajar, pengalaman, ataupun
instruksi.
b. Model Pengajaran Menyimak/ mendengarkan.
Model pengajaran mencermati/mendengarkan ini juga dilakukan guru bahasa
Indonesia dalam proses pengajaran. Guru menjelaskan bahwa banyak ketrampilan
yang didapatkan siswa dari model pengajaran mencermati. Salah satunya yaitu
kemampuan menyimak dan tanggap. Model ini guru menyiapkan bacaan untuk
dibacakan guru maupun meminta siswa dalam melakukannya. Siswa akan
mencermati bacaan yang dibacakan kemudian, secara langsung siswa akan
mendapatkan kata kunci dari bacaan yang dibacakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia, guru juga
melalukan certa bersambung, yakni siswa diminta untuk menyambung cerita yang
sedang di bacakan dengan mengembangkan pemikiran siswa dengan lebih luas
terhadap bacaan yang sedang disimak. Selain itu, guru juga menjelaskan bahwa
dengar model pengajaran menyimak, siswa berlatih untuk saling menghargai satu
sama lain, dimana siswa diharuskan diam atau menyimak terhadap satu suara.
Memberikan kesempatakan kepada orang lain untuk bergantian mengeluarkan
pendapat atau ide yang dimiliki.
Guru menjelaskan pula, bahwa dalam pelaksanaannya, masih mengalami
kendala seperti siswa meminta izin untuk keluar kelas atau terdapat siswa yang
masih melakukan aktivitas lain selain menyimak.
Menurut Abidin (2012) pengajaran menyimak ialah runtutan kegiatan siswa
dalam memahami pesan dan informasi serta kumpulan gagasan pada suatu bahan
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
163
simakan dengan bimbingan guru. Pengajaran menyimak harus dengan melibatkan
keaktifan siswa terhadap kegiatan dalam melatih siswa mendapatkan berbagai
macam kemampuan menangkap dan memahami pembicaraan atau bahasa lisan.
Melatih kemampuan siswa dalam menyimak atau mendengarkan bahasa lisan
yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia dengan model pengajaran menyimak
sangat membantu siswa dalam memahami pesan yang terkandung dalam sebuah
bahasa lisan. Memahami makna yang tersirat dalam sebuah pembicaraan kemudian
siswa akan mudah dalam mengungkapkan dengan bahasa sendiri baik tertulis
maupun diungkapkan langsung atau berbicara. Hal ini ditunjukan dari siswa dapat
merespon atau menanggapi pembicaraan langsung dengan tepat. Siswa dapat
mengungkapkan kembali pesan dan informasi yang didengar dalam bentuk
merangkum. Siswa merangkum informasi yang didengar.
c. Model Pengajaran Menulis
Menurut wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia model
pengajaran menulis adalah model pengajaran yang kebanyakan dilakukan oleh guru
bahasa Indonesia lainnya. Ditambahkan juga bahwa menulis merupakan dasar
pengembangan bahasa siswa yang baik. Siswa akan sangat terbantu dengan
ketrampilan menulis. Menurut Rosita (2018), ketrampilan menulis merupakan
kegiatan dasar yang dilalui siswa dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada
mata belajaran bahasa Indonesia. Melalui menulis siswa diharapkan mampu
mengekspresikan ide yang dimilikinya. Dimana ketrampilan ini menuntut siswa
dalam berperan aktif dan berperang secara langsung dalam melakukannya.
Guru bahasa Indonesia menjelaskan bahwa dari model pengajaran menulis
yang diterapkan, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan pemikiran dan
ide yang dimiliki siswa dengan baik. Siswa dapat mengekspresikan ide dan gagasan
yang dimiliki dengan menulis. Tulisan-tulisan yang di hasilkan oleh siswa adalah
puisi, cerita pendek, karya ilmiah, surat, serta cerita bersambung yang dilakukan
oleh antar siswa. Nurgiyantoro (2010) keahlian menulis memberikan kesempatan
siswa dalam menentukan dan mengungkapkan gagasan dan ide yang dimiliki
dengan bahasa siswa sendiri.
Berbagai macam karya siswa seperti puisi, cerita pendek, dan surat yang
terkumpul menunjukan bahwa model pengajaran menulis yang dilakukan guru
mampu membuat siswa aktif dalam mengembangkan ketrampilan menulis.
Pentingnya ketrampilan menulis pada siswa, menjadikan guru dituntut untuk
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
164
mengembangkan kemampuan siswa dengan optimal sehingga siswa dapat
mengeksplorasi kemampuan menulis khususnya dalam menuangkan gagasan dan
ide yang dimiliki siswa.
d. Model Pengajaran Berdialog/ Berbicara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia, guru
bahasa Indonesia menerapkan model ini dengan harapan siswa dapat memiliki
kemampuan berbicara dengan jelas, runtut dan mudah dipahami serta diterima oleh
pendengar. Guru bahasa Indonesia menjelaskan, bahwa siswa perlu memiliki
ketrampilan berbicara yang dilatih. Bicara yang dilatih, ialah berbicara didepan
umum atau orang banyak. Dengan pengajaran ini, siswa dilatih untuk berani
berbicara didepan orang banyak tanpa mengalami kesulitan. Siswa dapat
mengungkapkan gagasan yang ada difikiran siswa secara lisan atau langsung.
Hal ini memudahkan siswa dalam memberikan masukan atau menanggapi
suatu pembicaraan sehingga akan tercipta suasana dialog yang baik dan dua arah.
Guru melakukan forum diskusi dalam upaya menampung gagasan yang
dimiliki siswa dalam merespon suatu materi yang diucapkan langsung. Selain itu,
guru memberikan tugas untuk membaca cerita pendek atau puisi di depan kelas,
bahkan guru juga memberikan tugas pidato kepada siswa untuk membangun rasa
percaya diri pada siswa untuk maju dan berbicara didepan kelas.
Pembelajaran berbicara dalam suasana resmi yaitu berpidato baik
menggunakan bantuan catatan maupun tidak, berdiskusi kelompok baik dipandu
guru maupun dilakukan oleh siswa secara mandiri, melakukan presentasi, melalui
panggilan suara atau telepon, melakukan tanya jawab, berdialog atau diskusi dan
bercerita.
Dengan menerapkan model pengajaran berdialog/ berbicara, siswa memiliki
kemampuan dalam berbicara untuk mengungkapkan gagasan, ide atau sekedar
menanggapi pembicaraan khususnya di depan orang banyak tanpa ragu.
Diketahui hasil wawancara dari guru Bahasa Indonesia bahwa selain
menggunakan model pembelajaran dan media untuk menunjang pembelajarannya.
Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pelaksanaan pembelajaran lebih
sering menggunakan model pembelajaran ceramah dan tanya jawab pada siswa.
Guru lebih sering menggunakan cara memindah tempat pembelajaran, seperti guru
melakukan pelaksanaan pembelajaran diluar kelas, seperti di dalam perpustakaan,
untuk materi membuat puisi atau karangan, serta dilingkungan sekitar sekolah
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
165
untuk materi observasi, dengan tujuan siswa dapat lebih luas dalam
mengembangkan wawasan belajar.
2. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di MTs Kangkajen
Kegiatan belajar mengajar, selalu harus melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang dimiliki peserta
didik pada materi yang diberikan dan dipelajari. Dengan adanya evaluasi ini, guru
terbantu untuk dapat mengembangkan atau melanjutkan materi yang akan di bahas
selanjutnya.
Evaluasi yang diberikan oleh guru mempunyai banyak kegunaan bagi siswa maupun
bagi guru itu sendiri Menurut Sumiati dan Asra (2009: 200) evaluasi yang digunakan
oleh guru yang berupa hasil tes mempunyai kegunaan bagi siswa, diantaranya: 1)
mengetahui materi yang disajikan telah dikuasai siswa 2) mengetahui bagian yang belum
dikuasi siswa, sehingga siswa mempelajari ulang sebagai usaha perbaikan. 3) sebagai
dorongan atau motivasi siswa dengan nilai baik untuk mempertahankan serta belajar
lebih giat.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan
pada saat sebelum dan sesudah pelajaran, ulangan harian, ulangan tengah semester, kuis
cepat di kelas, serta untuk penambahan nilai, siswa mengumpulkan buku catatan untuk
melihat keaktifan pada pada perkembangan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan
oleh guru yang bersangkutan. Pembuatan soal dalam evaluasi pembelajaran di buat
dalam bentuk soal-soal tertulis, baik pilihan ganda maupun berbentuk essay, tentu saja
sesuai dengan kisi-kisi dan standar kompetensi yang sudah ditentukan oleh dinas
pendidikan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, guru tidak melakukan evaluasi sampai pada
evaluasi sikap dari siswa. Dijelaskan bahwa tahap evaluasi hanya pada hasil belajar siswa
dengan melakukann ulangan atau pemberian tugas, dan hanya mencatat absensi siswa
sebagai data kehadiran siswa setiap harinya. Evaluasi pembelajaran pelajaran Bahasa
Indonesia selain untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik memahami materi
pembelajaran, bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan dalam sekolah bersama guru ikut
serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan oleh kepala sekolah MTs
Karangkajen selama proses pembelajaran, serta akhir semester, dengan cara observasi
serta dokumentasi. Observasi yang dimaksud ialah dengan melakukan kunjungan kelas.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
166
Kemudian pada dokumentasi adalah hasil belajar selama satu semester, yakni berupa
nilai peserta didik.
Menurut Ibrahim dan Masitoh (2011: 6), terdapat empat golongan erkait konsep atau
model evaluasi yang dikembangkan yaitu, measurement, congruence, illumination, dan
educational system evaluasi. Komponen evaluasi kurikulum terdiri dari: penilaian
standar isi, penilaian perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, standar
penilaian dan standar kelulusan. Menurut Ibrahim dan Masitoh (2011: 4-5), guru perlu
mengevaluasi kurikulum di mana menjadi salah satu komponen kurikulum yang perlu di
kuasai guru sebagai pelaksana kurikulum. Dilanjutkan bahwa evaluasi kurikulum
bertujuan sebagai perbaikan program, pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Kepala sekolah telah melakukan baik tugas maupun fungsi manajemen kepala
sekolah, yakni melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan
pembelajaran oleh guru. Partisipasi kepala sekolah pada evaluasi model pembelajaran,
kepala sekolah akan mengetahui ketercapaian target baik pada perencanaan
pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran, standar isi, standar penilaian serta
standar kelulusan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah diuraikan, maka kepala sekolah dapat
melakukan perbaikan di masa yang akan datang dalam kaitannya dengan kualitas
pendidikan yang dimiliki di sekolahnya. Berbagai pengembangan dapat dilakukan
kepala sekolah terkait dengan model pembelajaran untuk pencapaian tujuan
pembelajaran dan mengoptimalkan kemampuan siswa serta memajukan kualitas
sekolah. Melakukan inovasi-inovasi lain terhadap pembelajaran yang pernah diterapkan
sekolah.
Evaluasi yang dilakukan, dilakukan secara continuous. Hal ini dikarenankan proses
belajar selalu berjalan dan akan terus berubah dan berkembang. Lebih lanjut diperjelas
oleh Djamarah (2010: 245) bahwa sebagai alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam
pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Dijelaskan
pula oleh Dimyati dan Mudjiono (2010) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak beajar dan tindak mengajar. Evaluasi dilakukan yang terpenting adalah sebagai
umpan balik dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
167
SIMPULAN
Model pengembangan pengajaran atau pembelajaran pada pelajaran bahasa Indonesia
di MTs Karangkajen kelas VIII dilakukan dengan model pengajaran membaca, model
pengajaran menyimak/mendengarkan, model pengajaran menulis, model pengajaran
berdialog/berbicara. Dengan penerapan model pengembangan pembelajaran yang
bervariasi, siswa dapat memiliki ketrampilan membaca, menyimak, menulis, berdialog atau
berbicara dengan baik serta siswa mampu mengembangkan kemampuan berbahasa
Indonesia dengan baik dan terarah. Selain meningkatkan ketrampilan siswa dalam bahasa
Indonesia yakni mampu menciptakan karya berupa puisi, cerita pendek dan mampu dengan
berani mengeluarkan gagasan dalam diri siswa. Serta evaluasi yang dilakukan membantu
guru untuk terus mengembangkan model pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan
dalam pemberian materi pada siswa. Kepala sekolah sebagai pembimbing dalam
mengarahkan guru dalam upaya meningkatkan prestasi siswa khususnya bahasa Indonesia.
SARAN
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas, penulis merekomendasikan kepada
para peneliti untuk dapat mengembangkan penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan
model pembelajaran serta evaluasi pembelajaran guru mata pelajaran di sekolah. Selanjutnya
untuk dikaji hasil penelitiannya sebagai acuan dalam mengembangkan model pembelajaran
yang diterapkan di sekolah sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih
mudah. Guna menciptakan pembelajaran yang efektif dan efesien menunjang kemampuan
siswa dalam meningkatkan prestasi belajar serta meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2012. Pembelajaran Bahasa Pendidikan Karakter. Bandung: HSAA Press.
Ariyana. 2019. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional Bulan Bahasa. ISBN: 978-623-707438-8, halaman 55-63.
Brown. 2008. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy
(Terjemahan). San Fransisco State University.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Ibrahim, R dan Masitoh. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Krissandi, dkk. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk SD. Jakarta: Media Maxima.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
168
Nurgiyantoro. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Rosita, Farida Yufarlina. 2018. Pengembangan Model Pembelajaran TIMNAS Untuk
Menulis Puisi Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan
Pengajarannya, Volume 4, Nomor 1, halaman 35-46.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Supriyadi. 2013. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. UNG Press Gorontalo. ISBN
978-979-1340-60-1.
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Dosen dan Guru.
Trianto 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.