AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
246
EVALUASI PEMBELAJARAN DARING TERHADAP MATERI
PEMBELAJARAN IPA KELAS IX SMPN 18 KOTA BENGKULU
Anggi Prasani
1
, Desti Herdiyanti
2
, Lisa Puspita
3
, Ahmad Walid
4
1,2,3,4
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu
Jl. Raden Fatah Pagar Dewa, Kota Bengkulu 38211
1
2
3
4
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas peserta didik melalui metode daring di
masa pandemi pada mata pelajaran IPA di SMPN 18 Kota Bengkulu. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif. Teknik analis data
yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
materi pembelajaran IPA di SMPN 18 Kota Bengkulu termasuk kategori diatas rata-rata
dengan jumlah sebanyak 27 siswa yang mendapat nilai antara 80-85 dan sebanyak 5 siswa
yang mendapatkan nilai antara 86-90.
Kata Kunci: Evaluasi, Pembelajaran Daring, Pandemi Covid-19.
ABSTRACT
This study aims to determine the quality of students through online methods during the
pandemic in science subjects at SMPN 18 Bengkulu City. The method used in this research
is to use qualitative methods. The data analysis technique used is a qualitative descriptive
technique. The results showed that the science learning material at SMPN 18 Bengkulu
City was in the above average category with a total of 27 students who scored between 80-
85 and as many as 5 students who scored between 86-90.
Keywords: Evaluation, Online Learning, Pandemic Covid-19.
PENDAHULUAN
Untuk mencegah penyebaran covid-19 saat ini, sehingga dihimbau untuk
menghentikan acara-acara yang akan mengundang keramaian. Oleh sebab itu pembelajaran
tatap muka yang akan mengumpulkan banyak mahasiswa dalam suatu kelas saat proses
perkuliahan. Maka dari itu diselenggarakannya skenario yang bisa mencegah hubungan
secarah fisik baik mahasiswa maupun dosen (Firman, F & Rahayu, S. 2020). Sehingga
solusi dalam masa pandemi covid-19 yaitu dilakukannya pembelajaran daring. Menurut
(Moore, Dickson-Deane & Galyen. 2011) pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang
menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
247
daring bukan hanya dengan internet saja, melainkan aspek penting yaitu lebih aman kita
mengenal Learning Management Systems (LMS) (Ali, Gunay Balim. 2009).
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan (Thoha. 1990). Nitko dan Brookhat (Rasyid, 2007)
mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan
kinerja dan hasil karya siswa. Evaluasi (penilaian) merupakan suatu proses pengumpulan,
pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui
pengukuran dengan tujuan untuk menganalisis atau menjelaskan prestasi siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas yang terkait dan mengefektifkan penggunaan informasi tersebut
untuk mencapai tujuan pendidikan (Puskur, 2002).
Pendidikan sangat berperan penting dalam menentukan suatu perkembangan suatu
bangsa dan negara, oleh karena itu kemajuan suatu bangsa bergantung terhadap bangsa itu
sendiri dalam menggali sumber daya manusia yang lebih dalam lagi yang berkaitan erat
terhadap kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakat terutama siswa.
Seperti dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Yang tujuan Pendidikan Nasional tersebut dimensi religi yaitu bagian yang
terpadu dari tujuan pendidikan nasional (Makhim et al. 2014). Dunia pendidikan guru
berperan penting dalam memegang keberhasilan siswa, tugas utama seorang guru adalah
mendidik, memantau serta menilai proses hasil pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa selama proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. (Anas, Sudijono, 2015). Pendidikan adalah salah satu
upaya yang efektif untuk mengatasi suatu keterbatasan kemampuan sehingga orang tua
maupun masyarakat sangat berperan penting dalam proses ikut mewujudkan visi maupun
misi suatu sekolah. Selain itu pendidikan merupakan bekal utama dalam suatu
pengetahuan. (Ali, 2009).
Dalam pembelajaran IPA sebagian besar materi yang berisi deskriptif, dengan
metode ceramah yang di gunakan oleh seorang guru. Dalam pembelajarn IPA pengetahuan
informasi yang disampaikan menggunakan lisan sehingga keaktifan siswa kurang berperan
sehingga untuk berpikir kereatifpun siswa mengalami kesulitan dalam metode ceramah ini,
sehingga menimbulkan rasa bosan pada siswa sehingga metode ini kurang efektif.
Sehingga dalam proses pembelajaran ini diperlukan pendekatan pembelajaran yang efektif,
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
248
seperti belajaran diluar kelas dalam pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual
sehingga lebih mempermudah dalam menyampaikan materi sistem reproduksi manusia
(Burhan Nurgiyantoro, 2012).
IPA juga merupakan kumpulan pengetahuan tentang objek atau gejala- gejala tentang
alam. IPA sebagai proses yang dikenal dngan metode ilmiah. Disamping itu, IPA juga
memiliki nilai- nilai ilmiah atau qalue of science yang melekat pada pengetahuan ilmiah
(Paramata. 2001). Pembelajaran IPA yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 adalah
IPA sebagai mata pelajaran integratife science, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu.
Pendidikan yang berorientasi aplikasi, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertangung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam (Depdikbud, 2013).
Tujuan pembelajaran IPA adalah untuk mengajarkan peserta didik agar dapat
menerapkan apa yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, maka kemampuan berpikir
kritis siswa perlu dilatih sehingga penguasaan suatu konsep oleh siswa tidak hanya berupa
hafalan dari sejumlah konsep yang telah dipelajarinya, tetapi mereka mampu menerapkan
konsep yang dimilikinya pada aspek yang lain (Susilo, 2010). Keterkaitan kemampuan
berpikir kritis dalam pembelajaran IPA Terpadu (Setyorini, 2010) adalah menghubungkan
antara apa yang dipelajari dengan bagaimana memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-
hari, membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi, dan melatih siswa membuat
keputusan yang tepat serta memacu siswa untuk selalu belajar. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui kualitas peserta didik melalui metode daring di masa pandemi pada
mata pelajaran IPA di SMPN 18 Kota Bengkulu.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Tujuan penelitian adalah
mengambarkan pembelajaran daring yang dilaksanakan di SMPN 18 Kota Bengkulu.
Penelitian yang dilakukan pada kelas IX IPA Terhadap guru mata pelajaran IPA, di dalam
proses pembelajaran supaya tidak terjadi rantai penyebaran di masa pandemi.
Pembelajaran daring dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan media yang di akses
menggunakan layanan internet. Penelitian yang dilakukan dengan teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah: (1) observasi, (2) wawancara, (3) Menganalisis soal (Miles &
Huberman, 1994). Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
249
memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut: 1.Wawancara Teknik wawancara
dalam penelitian ini dilakukan. Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada
informan untuk menggali dan mendapatkan informasi mengenai situasi pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode daring. Wawancara dengan informan dilakukan secara
online. 2.Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung obyek penelitian.
Adapun informasi yang ingin diperoleh dari hasilobeservasi yaitu data mengenai kondisi
lingkungan pembelajaran IPA pada SMPN 18 Kota Bengkulu yang berkaitan dengan
penarapan metode daring.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengumpulkan data yang sudah
dianalisis. Kualitatif ini dipandang relevan untuk mengkondisikan yang terjadi pada
pembelajaran daring di masa pandemi. Jenis data yang dikumpulkan merupakan hasil
penelitian dari observasiserta wawancara. Subjek dan objek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa dengan guru di jurusan IPA saling berinteraksi melakukan observasi tanya
jawab (Sugiyono, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan dan guru mata pelajaran IPA terkait dengan
penerapan metode pembelajaran daring selama wabah Covid-19 yaitu: dari penelitian
yang kami lakukan di SMPN 18 Kota Bengkulu, pembleajran yang di lakukan di SMPN 18
Kota Bengkulu selama pandemi ini dilakukan pembelajaran daring dan di masa pandemi
ini menggunakan google clasroom sebagai alat pembelajaran, satu minggu sekali sebagian
siswa “kurang mampu” 10% siswa datang ke sekolah untuk mengambil tugas kepada guru
mata pelajarannya masing-masing untuk dikerjakan di rumah. Selanjutnya tugas-tugas
yang diberikan guru di kumpul melalui google clasroom karena kurangnya ekonomi siswa
guru memberi solusi tersebut supaya tidak terlalu membebani siwa untuk belajar dengan
hasil yang diinginkan.
Evaluasi yang dilakukan di SMPN 18 Kota Bengkulu ini dilakukan diakhir
pembelajaran, karena terkendala waktu selama pandemi sehingga evaluasi pembelajaran
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
250
tidak dilakukan setiap materi yang diberikan, tetapi evaluasi ini hanya dilakukan diakhir
sub materi yang diberikan. Karena kurangnya fasilitas siswa yang kurang memadai seperti
laptop, selanjutnya terkendala kuota sehingga diberikan subsidi dari KEMENDIKBUD dan
Pemerintah Daerah. Kendala selanjutnya yaitu jaringan di setiap daerah yang kurang
mendukung.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari beberapa informan di atas
menunjukkan bahwa metode pembelajaran daring ditengah wabah covid-19 khusus mata
pelajaran IPA menimbulkan masalah tersendiri yang dirasakan baik oleh guru mata
pelajaran maupun peserta didik. Hal itu disebabkan oleh sulitnya menjelaskan rumus dan
materi perhitungan tanpa melalui tatap langsung antara pengajar dan peserta didik.
Susahnya menyampaikan materi berupa rumus perhitungan yang dirasakan oleh guru mata
pelajajran IPA berbanding lurus dengankesulitan yang dirasakan oleh peserta didik dalam
memahami materi pelajaran IPA.
Selama pandemi ini pembelajaran yang dilakukan dianggap kurang evektif karena
waktunya yang terbatas, dalam pembelajaran daring pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran berbeda-beda ada yang mudah memahami pembelajaran dan ada juga yang
terkendala dalam proses pemahaman, tetapi di jaman era digital sekarang sehingga siswa
belajar tidak hanya melalui guru tetpi juga bisa belajar melalui aplikasi seperti You Tube,
Google dan sebagainya, hal yang membedakan pembelajaran tatap muka dan daring ini
yaitu kurangnya kemistri dan kedekatan antara guru dan siswa. Selama pandemi tidak ada
pembelajaran yang dilakukan di luar sekolah jika pembelajaran dilakukan di luar sekolah
efeknya kepada siswa, karena jika di dalam keramaian dikhawatirkan banyak siswa yang
tidak mematuhi protokol kesehatan, jadi selama pendemi tidak ada pertemuan tatap muka,
dalam artian hanya secara daring.
Selain faktor susahnya menyampaikan materi oleh guru, dan susahnya memahami
materi oleh peserta didik, masalah lain yang dihadapi oleh informan yaitu jaringan yang
kadang terputus sehingga proses belajar tidak dapat dilakukan secara lancar. Selain faktor
jaringan, keterbatasan sebagian peserta didik dan orang tua peserta didik dalam membeli
data internatan menjadi salah satu kendala sehingga proses pembelajaran daring kurang
efektif. Dengan demikian, penerapan aplikasi Zoom maupun aplikasi yang menggunakan
data internetan tidak dapat diterapkan dalam prose pembelajaran IPA pada SMPN 18 Kota
Bengkulu.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
251
Dari berbagai faktor diatas, salah satu langkah yang ditempuh oleh guru mata
pelajaran IPA agar proses pembelajaran tetap berlangsung dan tidak terlalu memberatkan
peserta didik yaitu dengan menggunakan aplikasi zoom. Pemilihan aplikasi zoom
disebabkan oleh aplikasi tersebut tetap dapat diaksesoleh peserta didik meskipun data
internetan telah habis. Sehingga dalam mengirim materi pelajaran maupun tugas guru lebih
memilih menggunakan messenger demi meringankan beban peserta didik maupun orang
tua peserta didik. Terlepas dari kendala yang dihadapi oleh guru mata pelajaran IPA
tersebut di atas, guru tersebut tetap berusaha memberikan yang terbaik kepada peserta
didiknya agar peserta didik tersebut tetap menerima materi meskipun tidak semaksimal
ketika proses pembelajaran dilaksanakan dalam lingkungan sekolah. Salah satu cara yang
dilakukan guru mata pelajaran IPA yaitu memberi materi secara bertahap dengan
menggunakan bahasa yang sederhana disertai dengan contoh sesederhana mungkin.
Selanjutnya dalam pemberian tugas, guru memberikan tenggat waktu yang dianggap sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Pemberian tenggat waktu tersebut tidak terlalu lama
karena dikhawatirkan peserta didik lupa dan lalai akan tugasnya.
Tabel 1. Tabel analisis nilai kelas IX SMPN 18 Kota Bengkulu
No
Nilai
F
1
80-85
27
2
86-90
5
Grafik 1. analisis nilai kelas IX SMPN 18 Kota Bengkulu
nilai rata rata kelas IX IPA SMPN 18 Kota
Bengkulu
80-90
86-90
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
252
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata kualitas nilai pada kelas IX mata
pelajaran IPA di SMPN 18 Kota Bengkulu terbilang bagus, karena materi yang
disampaikan tidak terlalu sulit dan metode yang digunakan daring lebih mempermudah
siswa mendapatkan sumber pembelajaran.
Evaluasi yang dilakukan di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu ini dilakukan di akhir
pembelajaran, karena terkendala waktu selama pandemi sehingga evaluasi pembelajaran
tidak dilakukan setiap materi yang diberikan, tetapi evaluasi ini hanya dilakukan di akhir
sub materi yang diberikan. Karena kurangnya fasilitas siswa yang kurang memadai seperti
laptop, selanjutnya terkendala kuota sehingga diberikan subsidi dari KEMENDIKBUD
dan Pemerintah Daerah. Kendala selanjutnya yaitu jaringan di setiap daerah yang kurang
mendukung.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan dari data
informan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran daring dianggap kurang evektif, tetapi
walau demikian guru bisa mengsiasati pembelajaran dengan menggunakan aplikasi seperti
Zoom atau juga bisa menggunakan You Tube dan Google sebagai sumber pengetahuan
sehingga nilai yang didapat di SMPN 18 Kota Bengkulu mencapai rata-rata nilai 80-85
terdapat 27 siswa dan nilai 86-90 terdapat 5 siswa. Dari tabel dan grafik menunjukkan
bahwa analisis nilai pada kelas IX mata pelajaran IPA di SMPN 18 Kota Bengkulu
terbilang bagus, karena materi yang disampaikan tidak terlalu sulit dan metode daring yang
digunakan juga mempermudah siswa mendapatkan sumber pembelajaran.
SARAN
Peneliti menyadari sepenuhnya jika artikel ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu untuk memperbaiki artikel ini, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sangatlah peneliti harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional Menuju Bangsa Indonesia yang
Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung: Imtima.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 2, Juli 2021
253
Balım, A., G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry
Learning Skills. Egitim Arastirmalari Eurasian Journal of Educational Research, 35,
1-20.
Setyorini, U. 2010. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMPN 24 Semarang Pada Sub Pokok Bahasan
GLBB. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Susilo, A. B. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP. Unnes Science
Education Journal, 1(1) 12-20.
Sudijono, A.2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurgiyantoro, B. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Depdikbud. 2013. Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 SMP, MTs Ilmu
Alam (pp.1-366). Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Ma-nusia Pendidikan
dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu Pendidikan, Ke-mendikbud.
Firman, F& Rahayu, S. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19.
Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81-89.
Makhin, A.dkk. 2014. Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Imtaq dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Manusia di Kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon. Journal Sains Scientiae
Educatia, 3(1) ,89-105.
Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. 2011. E-Learning, online learning, and
distance learning environments: Are they the same? Internet and Higher Education.
Paramata,Y. 2001. Pengembangan model so-sialisasi inovasi dan supervisi pembelajaran
ilmu pengetahuan alam. (Disertasi Dok-tor. Universitas Pendidikan Indone-sia). Hal
2.
Puskur. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:
Balitbang Depdiknas.
Rasyid, Harun dan Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.
Thoha, M. Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo: Jakarta 1990.
Wand, Edwin, and Brown, Gerald W. 1957. Essentials of Educational Evaluation, New
York : Holt Rinehart and Winston.