AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
98
REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DAKWAH ISLAM
DI MEDIA SOSIAL
Abdi Wael
1
Hasanudin Tinggapy
2
Abdul Rasyid Rumata
3
A. Yusdianti Tenriawali
4
Ibnu Hajar
5
M Chairul Basrun Umanailo
6
1,2,3
Fakultas Agama Islam, Universitas Iqra Buru
4
Fakultas Sastra, Universitas Iqra Buru
5
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Iqra Buru
6
Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Iqra Buru
1,2,3,4,5,6
Jl. Prof Bassalamah No 1, Namlea, 97571
1
Email: abdiwaelun[email protected]
2
3
4
5
6
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi nilai penidikan karakter dalam
dakwah Islam di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah video dakwah Islam di media sosial Youtube. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan teknik catat. Data yang telah
terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan teori representasi untuk mendeskripsikan representasi
nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam video dakwah islam di media sosial Youtube . Hasil
penelitian menunjukkan dakwah Islam di media sosial khususnya Youtube merepresentasikan nilai
pendidikan karakter berupa kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, cinta tanah air,
bersahabat, dan tanggung jawab. Tema-tema tersebut sesuai dengan unsur-unsur pendidikan
karakter yang dirumuskan oleh Kemendiknas tahun 2010. Representasi nilai pendidikan karakter
dalam dakwah Islam di media sosial tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran
pendidikan karakter di sekolah.
Kata Kunci: Dakwah, Media Sosial, Pendidikan Karakter
ABSTRACT
This study aims to determine how the representation of the value of character education in Islamic
preaching on social media. This research is a qualitative descriptive study. The population in this
study were videos of Islamic da'wah on YouTube social media. Data collection techniques in this
study used documentation techniques and note-taking techniques. The data that has been collected
is then analyzed based on representation theory to describe the representation of the value of
character education contained in Islamic da'wah videos on Youtube social media. The results
showed that the preaching of Islam on social media, especially Youtube, represented the value of
character education in the form of honesty, tolerance, discipline, hard work, independence, love for
the country, friendship, and responsibility. These themes are in accordance with the elements of
character education formulated by Kemendiknas in 2010. The representation of the value of
character education in Islamic preaching on social media can be used as a medium for teaching
character education in schools.
Keyword: Da'wah, Social Media, Character Building
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
99
PENDAHULUAN
Manusia mempunyai kewajiban mengingatkan menuju kebaikan, mengingat dan
menggerakkan kebaikan. Hubungan diantara manusia akan mempengaruhi sikap dan
perilaku mereka, maka umat islam haruslah menyeru serta mengajak pada kebaikan. Hal
itu dikenal dengan istilah “Dakwah”. Dakwah yang merupakan tugas suci setiap insan juga
dijelaskan oleh Prof. Moh. Ali Aziz, bahwa dakwah merupakan kewjiban yang harus
dikerjakan dengan penuh kesungguhan oleh setiap umat islam atau segala bentuk aktfitas
penyampaian ajaran islam kepada orang lain dengan berbagai cara bijaksana utuk
tercapainya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam
dalam semua lapangan kehidupan. Dakwah sebagaimana dikatakan oleh Syekh Ali Mahfud
adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama),
menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar
mereka memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat (Aziz, 1993).
Saat ini terlihat adanya kecenderungan para pendakwah di media sosial mengangkat
tema dakwah yang mengandung nilai pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah
usaha manusia secara sadar dan terencana dalam hal mendidik sekaligus memberdayakan
peserta didik dengan tujuan membangun karakter pribadi peserta didik. Tentu saja hal ini
dilakukan agar nantinya peserta didik menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri
dan orang banyak. Pendidikan karakter merupakan pendidikan dengan pendekatan
langsung pada peserta didik dengan tujuan menanamkan nilai moral sehingga dapat
mencegah perilaku yang dilarang. Pendidikan karakter berhubungan erat dengan psikis
individu. Dengan pendidikan karakter, dapat diajarkan pandangan tentang nilai-nilai
kehidupan, contohnya kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, hingga keimanan. Nilai-nilai
kehidupan tersebut yang biasa diangkat menjadi tema dakwah di media sosial.
Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dan
tingkah laku saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas (Syukir, 1983). Pendakwah
sebagai salah satu unsur dari dakwah memiliki peran yang penting. Mulai dari mengetahui
bagaimana cara berdakwah, mengolah materi yang akan disampaikan dan mengemas
aktivitas dakwah se-efektif mungkin agar materi yang disampaikan dipahami, suatu proses
dakwah tentunya memiliki strategi. Strategi merupakan rencana atau tindakan (rangkaian
kegiatan dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya atau
kekuatan yang dimiliki oleh pendakwah. Retorika dakwah termasuk dalam strategi yang
digunakan pendakwah.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
100
Retorika dakwah berasal dari dua kata yaitu retorika dan dakwah. Retorika berarti
kesenian untuk berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan
keterampilan teknis (Hendrikus, 1991). Sedangkan menurut bahasa, dakwah berarti
panggilan, seruan atau ajakan (Saputra, 2012). Jika digabungkan keduanya maka retorika
dakwah adalah seni bicara mempengaruhi orang lain melalui pesan dakwah. Retorika
dakwah merupakan seni berbicara dalam menyampaikan ajaran Islam secara benar
(Abdullah, 2009).
Zaman sekarang banyak sekali para pendakwah yang memodifikasi metode
dakwahnya. YouTube adalah media yang efektif untuk digunakan berdakwah karena
bukan hanya audio saja yang disajikan, tetapi audio dan visual. Jadi masyarakat dapat
mendengarkan dan menyimak dakwahnya sekaligus melihat gambarnya. Pemilihan media
yang tepat akan menunjang keberhasilan dakwah bagi setiap para da’i. Oleh karena itu,
apakah dakwah Islam di media sosial merepresentasikan nilai pendidikan karakter menjadi
fokus permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
representasi pendidikan karakter dalam dakwah Islam di media sosial. Adapun penelitian
sebelumnya tentang pendidikan karakter dalam dakwah pernah dilakukan oleh Musrifah
dengan judul penelitian ‘Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam’. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan karakter menurut islam adalah membentuk
kepribadian peserta didik sehingga memiliki etika, dan rasa berbudaya yang baik serta
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari (Musrifah, 2016). Penelitian relevan
selanjutnya pernah dilakukan oleh Langga dengan judul penelitian ‘Representasi Islami
dalam Animasi Nussa Sebagai Media Pembelajaran Untuk Anak’. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan elemen dan atribut yang didominasi nuansa keislaman
saling mendukung satu sama lain sehingga memperkuat citra animasi Nussa sebagai
edutainment dengan representasi islami (Langga, 2020). Adapun perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu yaitu fokus penelitian ini untuk menemukan representasi nilai
pendidikan karakter dalam dakwah Islam di media sosial. Serta adanya peluang
pemanfaatan dakwah Islam di media sosial sebagai media pembelajaran pendidikan
karakter.
Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat sebagian kalangan masyarakat di
Indonesia menganggap beberapa video ceramah yang tersebar di Youtube mengandung
konten yang menyerukan kekerasan. Sehingga melalui penelitian ini, diharapkan dapat
diketahui bahwa di dalam dakwah di media sosial tidaklah selalu merepresentasikan
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
101
kekerasan melainkan juga terdapat nilai pendidikan karakter di dalam video dakwah yang
beredar saat ini.
Dalam penelitian ini ada dua kata kunci yang konsepnya harus diperjelas, yaitu
representasi, dan pendidikan karakter. Kata representasi (to represent) memiliki tiga
makna, yaitu: Pertama, to stand for. Hal ini dapat dicontohkan dalam kasus bendera negara
yang jika dikibarkan dalam suatu event olahraga, maka bendera tersebut menandakan
keberadaan negara yang diwakili bendera tersebut dalam event olahraga itu. Kedua, to
speak or act on behalf of. Dalam hal ini dapat dicontohkan pada saat seorang ketua RT
berbicara dan bertindak atas nama warga yang diwakilinya. Ketiga, to re-present.
Contohnya pada tulisan sejarah atau biografi yang dapat menghadirkan kembali kejadian-
kejadian di masa lalu (Giles, Judy & Middleton, 1999). ‘Representasi’ sebagai “...an
essential part of the process by which meaning is produced and exchanged between
members of culture”. Representasi merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses
produksi makna (Hall, 2003). Suatu makna diproduksi dan dipertukarkan antar anggota
masyarakat, sehingga representasi merupakan suatu cara untuk memproduksi makna.
Ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental, yaitu konsep tentang
‘sesuatu’ yang ada di kepala kita masing-masing (peta konseptual), representasi mental
masih merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua, ‘bahasa’ yang berperan penting dalam
proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan
dalam ‘bahasa’ yang lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita
tentang sesuatu dengan tanda dari simbol-simbol tertentu. Media sebagai suatu teks banyak
menebarkan bentuk-bentuk representasi pada isinya (Hall, 2003).
Istilah representasi dalam konteks pemberitaan merujuk pada bagaimana seseorang,
suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan (Eriyanto, 2003). Hal yang
perlu diperhatikan menyangkut hal representasi, yaitu apakah seseorang, kelompok, atau
gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Apakah seseorang atau kelompok
tersebut diberitakan apa adaya, ataukah diburukkan. Bagaimana representasi tersebut
ditampilkan. Kata, kalimat, tanda apa saja yang digunakan untuk melakukan representasi
tentang sesuatu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Van Leeuwen: ‘representations
include or exclude social actors to suit their interests and purposes in relation to the
readers for whom they are intended’. Setiap pernyataan dalam teks berita merupakan
pilihan seorang wartawan berdasarkan tujuan yang diinginkannya (Leeuwen, 2008).
Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan akhlak atau kepribadian edukatif.
Pengertian pendidikan seperti disebutkan di atas mengacu kepada suatu sistem yaitu
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
102
"pendidikan Islam method" atau "Sistem pendidikan Islam" (Ramayulis, 1994). Dalam
pengertian secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai proses transisi pengetahuan
dari satu orang kepada orang lainnya atau dari satu generasi ke generasi lainnya. Semua itu
dapat berlangsung seumur hidup, selama manusia masih berada di muka bumi ini.
Dengan demikian karakter juga dapat diartikan sebagai kepribadian atau akhlak.
Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas dalam diri seseorang. Karakter
bisa terbentuk melalui lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil ataupun
bawaan dari lahir. Ada yang berpendapat baik dan buruknya karakter manusia memanglah
bawaan dari lahir. Jika jiwa bawaannya baik, maka manusia itu akan berkarakter baik.
Tetapi pendapat itu bisa saja salah. Jika pendapat itu benar, maka pendidikan karakter tidak
ada gunanya, karena tidak akan mungkin merubah karakter orang.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan berkarakter yang dirumuskan oleh
Kemendiknas (2010) meliputi delapan belas nilai sebagaimana berikut:
1) Religius, yakni sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2) Jujur, yakni perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3) Toleransi, yakni sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4) Disiplin, yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5) Kerja keras, yakni tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbegai
ketentuan dan peraturan.
6) Kreatif, yakni berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7) Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8) Demokratis, yakni cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9) Rasa ingin tahu, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di dengar.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
103
10) Semangat kebangsaan, yakni cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bamgsa lain negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11) Cinta tanah air, yakni cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan bernegara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12) Menghargai prestasi, yakni sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13) Bersahabat/ komunikatif, yakni sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilakn sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta
menghormati keberhasilan orang lain.
14) Cinta damai, yakni sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.
15) Gemar membaca, yakni kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16) Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17) Peduli sosial, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
18) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya , yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa karakter identik dengan akhlak, moral, dan
etika. Maka dalam persfektif Islam, karakter atau akhlak mulia merupakan suatu hasil dari
proses penerapan syariat (ibadah dan muamalah) yang dilandasi oleh kondisi akidah yang
kokoh dan bersandar pada al- Qur’an dan al-Sunah (Hadits).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif adalah penelitian yang mengidentifikasi, mengklarifikasi, menganalisis
data yang telah diperoleh. Pendeskripsiannya berupa penggambaran bahasa sebagaimana
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
104
adanya (Sudaryanto, 2015). Metode penelitian menurut adalah cara untuk memperoleh
pengetahuan mengenai objek tertentu dan, karenanya, harus sesuai dengan kodrat
keberadaan objek itu sebagaimana yang dinyatakan oleh teori (Faruk, 2012). Oleh karena
itu, metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan
objek material yang akan diteliti secara kualitatif, kemudian disusul dengan analisis
(Tenriawali, 2018).
Sumber data dalam penelitian ini adalah media sosial Youtube, sedangkan jenis data
dalam penelitian ini adalah video yang dianggap mengandung nilai pendidikan karakter
yang terdapat dalam video dakwah di media sosial Youtube. Metode yang digunakan dalam
proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak. Metode simak adalah
metode yang digunakan untuk memeroleh data dengan melakukan penyimakan terhadap
penggunaan bahasa (Mahsun, 2017). Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk melengkapi metode simak tersebut adalah sebagai berikut.
1. Teknik Dokumentasi
Data lisan dalam video dakwah yang telah diamati dan disimak diunduh dalam
format mp4 dan didokumentasikan. Selanjutnya video dakwah dalam format mp4 tersebut
ditransliterasikan ulang untuk dianalisis.
2. Teknik Catat
Teknik catat merupakan teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode
simak. Teknik catat dilakukan dengan cara mencatat data yang dapat diperoleh. Dalam
penelitian ini, data yang telah ditandai dalam video dakwah yang mengandung nilai
pendidikan karakter selanjutnya disalin ke dalam kartu data untuk dianalisis.
Teknik analisis data disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan permasalahan
penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi Data
Kata dan kalimat yang terdapat dalam video dakwah diidentifikasi untuk menemukan
teks atau kalimat yang mengandung nilai pendidikan karakter. Nilai pendidikan karakter
tersebut dapat berupa kata atau kalimat yang terdapat dalam perkataan ataupun judul video
dakwah.
2. Klasifikasi Data
Data yang berupa kata dan kalimat yang mengandung nilai pendidikan karakter pada
video dakwah di Youtube, kemudian diklasifikasikan berdasarkan bentuk nilai-nilai yang
terkandung dalam pendidikan berkarakter yang dirumuskan oleh Kemendiknas.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
105
3. Analisis Data
Data yang telah diklasifikasi, dianalisis berdasarkan teori representasi untuk
mendeskripsikan representasi nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam video dakwah
islam di media sosial Youtube.
4. Penyimpulan Hasil Analisis
Pada tahap ini, data yang telah dianalisis selanjutnya diinterpretasikan dan dijelaskan
nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam video dakwah islam di Youtube. Dari
hasil interpretasi tersebut pada akhirnya terungkap representasi nilai pendidikan karakter
dalam dakwah islam di media sosial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, berikut merupakan video dakwah Islam di media
sosial yang dianggap merepresentasikan nilai pendidikan karakter.
No.
Nilai Pendidikan
Karakter
Judul Video di Media Sosial
Channel Youtube
1
Kejujuran
- Kejujuran membawa ke
syurga (UAS)
- Indahnya kejujuran
bahayanya kedustaan (Ust.
Muhammad Qosim Muhajir,
Lc.)
- ReligiOne
- Yufid TV
2
Toleransi
- Toleransi antar umat
beragama (UAS)
- Bukti Islam itu agama
toleransi (UAS)
- Toleransi (UAS)
- Hidayah Chanel
- Al Mujahiddin
- Agama Sempurna
3
Disiplin
- Tentang disiplin (UAS)
- Pentingnya disiplin dalam
waktu (UAS)
- Rivaldi Rahmat
- Parsilaungan
4
Kerja Keras
- Cara membangkitkan
semangat kerja (UAS)
- Motivasi kerja orang Islam
- Dakwah Islamiyah
- Dakwah Pendek
5
Mandiri
- Hidup mandiri (UAS)
- Medsos Dakwah
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
106
6
Cinta Tanah Air
- Cinta tanah air (UAS)
- Memupuk rasa cinta tanah air
sebagai pemuda (UAS)
- Ghoorib
- Dakwah Pendek
7
Bersahabat
- Arti sahabat dalam Islam
(UAS)
- Sahabat sejati (UAS)
- ReligiOne
- Dendy Julianata
8
Tanggung Jawab
- Tanggung jawab (UAS)
- Laki-laki yang baik dan
bertanggung jawab (UAS)
- Suaramuslim TV
- Jamaah UAS
PEMBAHASAN
Dakwah Islam di media sosial merepresentasikan nilai pendidikan karakter. Hal
tersebut berdasarkan hasil temuan berikut.
1. Kejujuran
Kejujuran adalah sifat atau keadaan jujur yang menunjukkan ketulusan hati dan
kejujuran hati. Dalam pendidikan karakter kejujuran berarti perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan. Dalam dakwah islam di media sosial Youtube, yang
merepresentasikan nilai kejujuran terdapat dalam dakwah yang berjudul “Kejujuran
Membawa Ke Surga” oleh Ust. Abdul Somad di channel ReligiOne. Video dakwah yang
telah 13 ribu kali ditonton tersebut memberikan himbauan kepada para umat muslim untuk
berlaku jujur karena sikap jujur akan mendapatkan ganjaran surga.
Video dakwah islam kedua yang merepresentasikan nilai kejujuran terdapat dalam
video yang berjudul “Indahnya Kejujuran Bahayanya Kedustaan” oleh Ust. Muhammad
Qosim Muhajir, Lc. di channel Yuvid TV. Video tersebut telah ditonton 56 ribu kali.
Secara umum video tersebut mengajarkan kepada umat muslim tentang nilai-nilai
kejujuran dan dampak buruk akibat berdusta atau berbohong. Oleh karena itu, dari kedua
video dakwah islam di media sosial tersebut di atas secara langsung menunjukkan adanya
kecenderungan pengajaran nilai-nilai pendidikan karakter khususnya tentang kejujuran.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
107
Gambar 1. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema kejujuran
2. Toleransi
Toleransi berarti sifat atau sikap toleran. Dalam pendidikan karakter toleransi berarti
sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Di dalam platform Youtube dakwah islam
yang merepresentasikan nilai toleransi adalah dakwah dari Ust. Abdul Somad yang
berjudul “Toleransi Antar Umat Beragama” di channel Hidayah Chanel dan “Toleransi” di
channel Agama Sempurna yang telah ditonton 1900 kali. Kedua video dakwah islam
tersebut membahas tentang apa itu toleransi, dan bagaimana batas-batas toleransi antar
umat beragama. Kedua video dakwah islam tersebut secara tidak langsung mengajarkan
kepada masyarakat khususnya umat islam tentang bagaimana bersikap toleransi kepada
sesama manusia dan antar umat beragama, sehingga video dakwah islam tersebut di atas
secara tidak langsung mengajarkan nilai pendidikan karakter kepada masyarakat
khususnya yang menonton video ceramah Ust. Abdul Somad tersebut.
Gambar 2. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema toleransi
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
108
3. Disiplin
Disiplin merupakan sikap ketaatan atau kepatuhan kepatuhan terhadap tata tertib dan
sebagainya. Dalam pendidikan karakter disiplin berarti tindakan yang menunjukan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Di media sosial Youtube dakwah
Islam yang merepresetasikan nilai kedisiplinan terdapat dalam dakwah Ust. Abdul Somad
yang berjudul “Tentang Disiplin” di channel Rivaldi Rahmat yang telah ditonton 5500
kali, serta video yang berjudul “Pentingnya disiplin dalam Waktu” di channel
Parsilaungan. Pada dakwah yang berjudul “Tentang Disiplin” Ust. Abdul Somad
menghimbau kepada umat muslim untuk selalu berdisiplin dalam segala hal, mulai disiplin
dalam pekerjaan, disiplin dalam bekerja, serta berdisiplin dalam segala aktivitas sehari-
hari. Pada dakwah yang berjudul “Pentingnya Disiplin dalam Waktu” Ust. Abdul Somad
menghimbau para jemaahnya untuk disiplin dalam memanfaatkan waktu karena waktu
tidak dapat kembali lagi sehingga harus dimanfaatkan dengan efisien. Dari kedua dakwah
Islam tersebut terlihat bahwa terdapat representasi nilai kedisiplinan dalam dakwah
tersebut.
Gambar 3. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema disiplin
4. Kerja Keras
Kerja keras berarti kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti. Dalam pendidikan karakter kerja keras berarti sikap
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu. Di media sosial Youtube tema sifat kerja
keras terdadapat dalam dakwah Islam yang berjudul “Cara Membangkitkan Semangat
Kerja” oleh Ust. Abdul Somad di channel Dakwah Islamiyah, yang telah ditonton 471 ribu
kali. Serta video dakwah yang berjudul “Motivasi Kerja Orang Islam” di channel Dakwah
Pendek yang telah ditonton 146 ribu kali. Kedua dakwah islam yang berjudul “Cara
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
109
membangkitkan Semangat Kerja” dan “Motivasi Kerja Orang Islam membahas tentang
semangat kerja keras dalam islam, bagaimana cara membangkitkan semangat kerja, serta
cara membentuk kebiasaan kerja keras dalam diri. Oleh karena itu, dakwah Islam di
channel Dakwah Islamiyah dan Dakwah Pendek tersebut merepresentasikan nilai-nilai
kerja keras.
Gambar 4. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema kerja keras
5. Mandiri
Mandiri adalah keadaan seseorang yang tidak bergantung pada orang lain. Pada
pendidikan karakter, mandiri berarti sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Di media sosial Youtube dakeah Islam yang
membahas tentan kemandirian terdapat dalam dakwah yang berjudul “Hidup Mandiri” oleh
Ust. Abdul Somad di channel Medsos Dakwah. Dakwah tersebut membahas tentang
bagaimana seharusnya umat islam harus dapat hidup mandiri dan tidak terlalu mudah
tergantung pada orang lain. Di dalam dakwah tersebut juga dijelaskan jika Allah Swt.
menyukai hambanya yang memiliki sifat mandiri. Oleh karena itu, dakwah islam tersebut
merepresentasikan nilai pendidikan karakter berupa kemandirian.
Gambar 5. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema mandiri
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
110
6. Cinta Tanah Air
Dalam pendidikan karakter, cinta tanah air berarti cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan bernegara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya. Di media sosial Youtube, video dakwah yang merepresentasikan
nilai cinta tanah air terdapat dalam dakwah Islam yang berjudul “Cinta Tanah Air” oleh
Ust. Abdul Somad di channel Ghoorib yang telah ditonton 2200 kali. Serta dakwah yang
berjudul “Memupuk Rasa Cinta Tanah Air sebagai Pemuda Muslim” di channel Medsos
Dakwah. Kedua video dakwah tersebut membahas tentang apa itu cinta tanah air dalam
Islam, serta bagaimana menumbuhkan rasa cinta tanah air dalam diri khususnya
menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan pemuda. Kedua video dakwah tersebut di
atas menunjukkan bahwa dakwah Islam juga telah mengangkat tema-tema pembahasan
yang mendukung pendidikan karakter.
Gambar 6. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema cinta tanah air
7. Bersahabat
Dalam pendidikan karakter, bersahabat berarti sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta
menghormati keberhasilan orang lain. Di media sosial Yuotube, dakwah yang membahas
tentang sikap bersahabat terdapat dalam dakwah yang berjudul “Arti Sahabat dalam Islam”
oleh Ust. Abdul Somad di channel ReligiOne yang telah ditonton 47 ribu kali. Serta video
yang berjudul “Sahabat Sejati” di channel Dendy Julianata yang telah ditonton 10 ribu kali.
Video dakwah “Arti Sahabat dalam Islam” dan “Sahabat Sejati” membahas tentang apa arti
persahabatan dalam Islam, bagaimana cara bersahabat dalam Islam, serta tentang sahabat
sejati. Kedua video dakwah tersebut secara tidak langsung merepresentasikan nilai
pendidikan karakter tentang sikap bersahabat.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
111
Gambar 7. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema bersahabat
8. Tanggung Jawab
Tanggung jawab dalam pendidikan karakter berarti sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa. Di media sosial Youtube nilai tanggung jawab terlihat pada dakwah Islam yang
berjudul “Tanggung Jawab” oleh Ust. Abdul Somad di channel Suaramuslim TV dan telah
ditonton 3600 kali. Serta dakwah yang berjudul “Laki-laki yang Baik dan Bertanggung
Jawab” di channel Jemaah UAS yang telah ditonton 36 ribu kali. Dakwah yang berjudul
“Tanggung Jawab” secara umum menjelaskan tentang ruang lingkup tanggung jawab
dalam kehidupan sehari-hari bagi umat muslim, sedangkan dakwah yang berjudul Laki-
laki yang Baik dan Bertanggung Jawab” menjelaskan tentang kriteria laki-laki yang baik
dan bertanggung jawab dalam Islam. Kedua video dakwah Islam tersebut secara tidak
langsung mengajarkan kepada masyarakat khususnya umat muslim tentang sikap tanggung
jawab yang termasuk dalam nilai pendidikan karakter.
Gambar 8. SC Salah satu video dakwah islam dengan tema tanggung jawab
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
112
Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa dakwah Islam di media sosial
khususnya Youtube mengadung konten isi dengan tema kejujuran, toleransi, disiplin, kerja
keras, mandiri, cinta tanah air, bersahabat, dan tanggung jawab. Tema-tema tersebut sesuai
dengan unsur-unsur pendidikan karakter yang dirumuskan oleh Kemendiknas tahun 2010.
Oleh karena itu, dakwah Islam di media sosial memiliki potensi untuk digunakan sebagai
bahan ajar pendidikan karakter.
SIMPULAN
Pendidikan karakter adalah upaya sadar yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang (pendidik) untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada seseorang yang lain
(peserta didik) sebagai pencerahan agar peserta didik mengetahui, berfikir dan bertindak
secara bermoral dalam menghadapi setiap situasi. Pendidikan karakter merupakan upaya
yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli dan bertindak
dengan landasan nilai-nilai etis. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dakwah Islam
di media sosial merepresentasikan nilai pendidikan karakter. Nilai pendidikan karakter
yang terdapat dalam video dakwah Islam di media sosial yang ditemukan adalah kejujuran,
toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, cinta tanah air, bersahabat, dan tanggung jawab.
Dari hasil penelitian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa representasi nilai
pendidikan karakter dalam dakwah Islam di media sosial tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pengajaran pendidikan karakter di sekolah. Terutama pada pengajaran
pendidikan karakter dalam pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dakwah Islam di media sosial Youtube mengandung
nilai-nilai pendidikan karakter seperti kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri,
cinta tanah air, bersahabat, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, video dakwah Islam di
media sosial Youtube dapat digunakan oleh para tenaga pendidik sebagai media
pembelajaran untuk pelajaran pendidikan karakter di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2009). Retorika dan Dakwah Islam. Jurnal Dakwah, X(1), 113.
Aziz, M. A. (1993). Diktat Mata Kuliah Dakwah. Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel.
Eriyanto. (2003). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKiS Yogyakarta.
Faruk, F. (2012). Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Pustaka Pelajar.
AoEJ: Academy of Education Journal
Volume 12 Nomor 1, Januari 2021
113
Giles, Judy & Middleton, T. (1999). Studying Culture: A Practical Introduction. Blackwell
Publisher.
Hall, S. (2003). Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. Sage
Publication.
Hendrikus, D. W. (1991). Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,
Bernegosiasi. Kanisius.
Langga, F. H. (2020). Representasi Islami dalam Animasi “Nussa” Sebagai media
Pembelajaran Untuk Anak. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 16(2), 125.
Leeuwen, T. Van. (2008). Discourse and Practice: New Tools For Critical Discourse
Analysis. Oxford University Press.
Mahsun. (2017). Metode Penelitian Bahasa. PT Raja Grafindo Persada.
Musrifah. (2016). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Edukasia Islamika, 1(1),
119.
Saputra, W. (2012). Pengantar Ilmu Dakwah. Rajawali Pers.
Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Duta Wacana University Press.
Syukir, A. (1983). Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Al-Ikhlas.
Tenriawali, A. Y. (2018). REPRESENTASI KORBAN KEKERASAN DALAM TEKS
BERITA DARING TRIBUN TIMUR: ANALISIS WACANA KRITIS (The
Representation Victims of Violence in Tribun Timur Online News Text: Critical
Discourse Analysis) (Vol. 6). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26499/ttbng.v6i1.71