Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
143
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: Suara
Orang Tua dan Harapan terhadap Literasi Digital
Nur Cholimah
a,1*
, Adinda Setyaningsih
b,2
, Faadhilah Augustin Hunaerni
c,3
, Aliyah Latifah Hanum
d,4
a,b,c
Universitas Negeri Yogyakarta, Karang Malang, Sleman 55281
d
PKBM An-Nuur, Jl. Magelang KM 12,5 Krapyak Triharjo, Sleman 55514, Indonesia
1
2
adindasetyaningsih.2023@student.uny.ac.id;
3
faadhilahaugustin.2022@student.uny.ac.id;
4
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 13 November 2024
Direvisi: 28 November 2024
Disetujui: 19 Desember 2024
Tersedia Daring: 9 Januari 2025
Perkembangan teknologi digital yang pesat membawa dampak signifikan
terhadap pola pengasuhan anak dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi permasalahan pengasuhan yang dihadapi orang tua
di era digital serta menggali harapan mereka terhadap pelatihan literasi
digital. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan
teknik survei terhadap 67 orang tua di salah satu lembaga PAUD yang
mengikuti kegiatan literasi digital. Data dikumpulkan melalui angket yang
memuat pertanyaan tertutup dan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar orang tua menghadapi tantangan dalam mendampingi
anak yang terlalu sering menggunakan gadget, serta mengalami kesulitan
dalam menumbuhkan disiplin, tanggung jawab, dan pengelolaan emosi anak.
Sebanyak 55,2% responden mengaku belum pernah menerima materi
literasi digital secara jelas. Adapun harapan orang tua terhadap pelatihan
literasi digital mencakup lima tema utama: menambah pengetahuan dan
wawasan (40,7%), memperoleh solusi dan strategi konkret (20,3%),
perubahan positif pada anak (13,6%), penguatan peran orang tua (10,2%),
serta transformasi diri (15,3%). Temuan ini menunjukkan urgensi
penguatan literasi digital berbasis keluarga, agar orang tua mampu
mendampingi anak secara bijak dan efektif dalam menghadapi tantangan
dunia digital.
Kata Kunci:
Anak Usia Dini
Literasi Digital
Orang Tua
ABSTRACT
Keywords:
Early Childhood
Digital Literacy
Parents
The rapid development of digital technology has had a significant impact on
parenting patterns within families. This study aims to identify the parenting
challenges faced by parents in the digital age and explore their expectations
regarding digital literacy training. The study employs a descriptive
quantitative approach using a survey technique targeting 67 parents at a
preschool institution participating in digital literacy activities. Data was
collected through a questionnaire containing closed and open-ended
questions. The results of the study indicate that most parents face challenges
in accompanying children who use gadgets too frequently, as well as
difficulties in fostering discipline, responsibility, and emotional management
in children. As many as 55.2% of respondents admitted they had never
received clear digital literacy materials. Parents' expectations for digital
literacy training encompass five main themes: increasing knowledge and
understanding (40.7%), obtaining concrete solutions and strategies (20.3%),
positive changes in children (13.6%), strengthening the role of parents
(10.2%), and personal transformation (15.3%). These findings highlight the
urgency of strengthening family-based digital literacy, so that parents can
wisely and effectively guide their children in navigating the challenges of the
digital world.
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
144
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
©2025, Nur Cholimah, Adinda Setyaningsih, Faadhilah Augustin Hunaerni,
Aliyah Latifah Hanum
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital yang pesat telah mengubah berbagai aspek kehidupan,
termasuk dalam pola pengasuhan anak (Novitasari & Fauziddin, 2022); (Kusumawati &
Zuchdi, 2019). Teknologi Digital menjadikan anak membangun pemahaman moral melalui
interaksi social yang dialaminya termasuk teknologi (Kusumawati & Zuchdi, 2019). Di era
digital saat ini, anak-anak, termasuk yang masih usia dini, semakin akrab dengan penggunaan
gawai dan internet (Ain et al., 2021; Terras & Ramsay, 2016). Kemudahan yang dihadirkan
teknologi dalam mengakses informasi (Jamun et al., 2025) dan hiburan edukatif, juga diikuti
tantangan baru bagi para orang tua, seperti kecanduan gadget (Prasetya, 2022; Sembiring,
2024), menurunnya interaksi sosial anak (Samho, 2024; Tomczyk & Potyrała, 2021), serta
melemahnya nilai-nilai karakter seperti disiplin, tanggung jawab, dan sopan santun (Saidan
Maulana Ahmad et al., 2024; Samho, 2024). Adanya peran orang tua dalam perkembangan
teknologi digital (S M Ahmad et al., 2024). Pengasuhan orang tua dalam mengembangkan
literasi digital anak usia dini juga diperlukan (Fitri & Darmawanti, 2024); (Sumarni et al.,
2022).Terdapat tantangan sekarang dalam mengawasi anak terdapat berbagai tantangan
(Didah et al., 2021). Tantangan tersebut perlu disikapi secara serius oleh keluarga sebagai
lingkungan yang terdekat bagi anak.
Orang tua perlu melakukan pengawasan dengan mampu mengikuti perkembangan
teknologi saat ini dengan memberikan contoh dan pemahaman yang baik akan penggunaan
teknologi digital (Lindriany et al., 2022; Rahayu et al., 2022). Untuk mendukung hal tersebut,
orang tua juga perlu untuk memahami terkait literasi digital, etika penggunaannya, dan
keamanan digital anak (Tulaseket, 2024). Namun, hasil penelitian Rahayu et al. (2022)
menunjukkan bahwa 25 orang tua siswa di TK Lily Depok kompetensi literasi digital orang
tua siswa anak usia dini sebagian besar berada di dimensi mengakses sebanyak 36%,
sedangkan pada dimensi menyeleksi 30% dan memahami 34%. Penelitian lain yang dilakukan
oleh (Ain et al., 2021) menghasilkan data bahwa di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Provinsi Riau, kemampuan literasi digital orang tua anak usia dini berada pada persentase
31% dngan kategori “Rendah”. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2024)
menyimpulkan bahwa orang tua dari siswa TK Plus Al Adalah Purwakarta belum memahami
literasi digital yang sehat bagi anak serta keterlibatan orang tua dalam penggunaan teknologi
bersama anak belum efektif dan optimal.
Berdasarkan hasil survei awal terhadap 67 orang tua di Kecamatan Sleman, sebanyak
68,7% menyatakan bahwa penggunaan gadget merupakan permasalahan utama yang mereka
hadapi dalam pengasuhan saat ini, diikuti dengan masalah kurangnya disiplin, tanggung jawab,
dan soft skill pada anak. Sedangkan hanya 37,3% orang tua yang pernah mendapat materi
literasi digital. Kesenjangan pengalaman literasi digital di kalangan orang tua atau pengasuh
dapat berdampak pada kurang optimalnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak
menggunakan teknologi secara sehat. Hal ini mencerminkan adanya keresahan yang nyata dan
mendalam terhadap dampak negatif penggunaan teknologi yang tidak terkontrol di lingkungan
keluarga. Melihat fenomena tersebut, penting untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan
pengasuhan yang dirasakan orang tua di era digital serta menggali harapan mereka terhadap
literasi digital sebagai bentuk intervensi edukatif. Penelitian ini berfokus pada permasalahan
yang dialami orang tua di Kecamatan Sleman dapat menjadi pijakan untuk merancang
program literasi digital yang tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan keluarga masa kini.
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
145
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
2. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran secara numerik mengenai permasalahan pengasuhan orang tua di era
digital dan harapan mereka terhadap literasi digital (Haddar et al., 2023). Metode survei
digunakan untuk mengumpulkan data secara sistematis dari responden melalui angket yang
berisi pertanyaan tertutp dan terbuka mengenai: jumlah anak dan pekerjaan, persepsi terhadap
internet dan gadget, dan harapan terhadap pelatihan literasi digital.
Data dianalisis secara kuantitatif deskriptif, melalui tabulasi frekuensi, persentase, dan
analisis tematik sederhana. Tabulasi frekuensi dan persentae digunakan untuk menyajikan
dan menganalisis data dalam bentuk jumlah dan persentase sehingga menunjukkan
kecenderungan dan dominasi jawaban.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan 88,1% responden berpengalaman langsung sebagai orang
tua. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1. dibawah ini yang menunjukkan hanya 11,9%
responden yang belum memiliki anak.
Dari gambar 1. diperoleh informasi bahwa mayoritas responden memiliki 2 anak sebesar
41,8% yang menunjukkan bahwa memiliki dua anak masih menjadi jumlah yang paling umum
atau ideal di kalangan responden. Jumlah responden yang memiliki lebih dari 3 anak relatif
sedikit, yaitu sebesar 9%, mengindikasikan bahwa memiliki keluarga besar bukan pola
dominan dalam kelompok ini. Jumlah keluarga dengan 3 anak menjadi kelompok kedua
terbanyak dengan persentase 23,9% dan disusul oleh responden yang memiliki 1 anak, yaitu
sebesar 14,9%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berada
dalam fase kehidupan keluarga aktif dengan anak-anak, terutama dalam pola keluarga kecil
hingga sedang (13 anak).
Profesi dari kelompok responden didominasi dari kalangan pendidik atau guru sebanyak
49,3%. Sedangkan untuk kategori lainnya di luar guru, ASN, dosen, pedagang, petani cukup
besar, yaitu 32,8% yang berarti terdapat keragaman dalam latar belakang profesi kelompok
responden yang dapat dilihat pada gambar 2. di bawah ini.
Gambar 1. Jumlah Anak
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
146
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
Dari gambar 2 di atas dapat diperoleh informasi bahwa guru atau pendidik menjadi profesi
mayoritas responden sebanyak 49,3% atau 33 responden menunjukkan bahwa kelompok ini
didominasi oleh kalangan pendidik. ASN (Aparatur Sipil Negara) mencakup 11,9%, yang
mungkin juga termasuk guru yang berstatus PNS, namun bisa jadi diinput terpisah. Responden
yang bekerja sebagai dosen dan pedagang hanya sebanyak 3% masing-masing. Sementara itu,
tidak ada responden yang berasal dari profesi TNI dan petani. Sedangkan keragaman profesi
responden di luar pilihan yang disediakan terlihat pada 32,8% responden memilih “lainnya”.
Permasalahan yang dirasakan oleh para responden saat ini didominasi oleh penggunaan
gadget sebanyak 68,7%. Diikuti oleh kurang disiplin, kurang mandiri, dan kurang tanggung
jawab sebagaimana dapat dilihat di gambar 3 di bawah ini.
Dari gambar 3 di atas dapat diperoleh informasi bahwa sebanyak 68,7% responden
memilih penggunaan gadget. Permasalahan lainnya yang juga banyak dipilih oleh responden,
yaitu Permasalahan kedisiplinan sebanyak 44,8%, kemandirian sebanyak 34,3%, dan tanggung
jawab sebanyak 29,9%. Permasalahan akan nilai moral seperti kurang hormat dipilih sebanyak
22,4% dan kurang jujur sebanyak 4,5%. Aspek sosial-emosional seperti kurang bergaul,
menyendiri, dan kurang komunikasi berada pada kisaran 9% 14%. Hanya 6% responden
yang menyatakan tidak ada permasalahan yang dirasakan.
Gambar 2. Pekerjaan
Gambar 3. Permasalahan yang dirasakan pada saat ini
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
147
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
Pemahaman responden akan penggunaan internet didominasi 55,2% yang menyatakan
bahwa memiliki dampak positif dan negatif yang seimbang sebanyak 50% masing-masing. Hal
ini dapat dilihat pada gambar 4. di bawah ini.
Dari gambar 4 di atas dapat diperoleh informasi bahwa 55,2% responden menilai
penggunaan internet bersifat seimbang sisi positif dan negatifnya. Sebanyak 29,9% responden
menilai internet banyak positifnya, seperti untuk pembelajaran, informasi, komunikasi, dan
hiburan yang bermanfaat. Sedangkan sebanyak 14,9% menilai internet lebih dominan sisi
positif (80%) meskipun tetap menyadari adanya dampak negatif. Sedangkan, tidak ada
responden yang menyatakan internet “banyak negatifnya atau “tidak berdampak”, yang
berarti semua responden mengakui adanya pengaruh baik atau buruk dari internet dalam
kehidupan mereka. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap
pengaruh internet cukup tinggi, namun masih terbagi antara yang optimis dan yang hati-hati.
Pengalaman soft skills dari responden menunjukkan bahwa sebanyak 55,2% responden
belum pernah mendapat materi tentang soft skills. Sebanyak 19,4% responden menyatakan
pernah menerima, tetapi materinya belum jelas. Sedangkan 25,4% responden pernah mendapat
materi dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
Harapan orang tua akan pelatihan literasi digital diungkapkan untuk menambah
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan baru, baik terkait gadget, pengasuhan anak, maupun
literasi digital secara umum. Hal ini dapat dilihat dari kutipan orang tua berikut ini
“Menambah pengetahuan.” (R4)
“Dapat lebih memahami softskill dan literasi digital.” (R15)
“Tambah ilmu tentang gadget untuk pendidikan yang sesuai perkembangan AUD.” (R36)
Gambar 4. Pemahaman penggunaan internet
Gambar 5. Materi soft skills
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
148
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
Responden juga berharap pelatihan yang disediakan mampu memberikan jawaban konkret
atas permasalahan sehari-hari, terutama terkait penggunaan gadget dan pengembangan
karakter anak. Hal ini dapat terlihat pada kutipan di bawah ini.
Mendapat pencerahan untuk menangani masalah gadget.” (R50)
Supaya bisa memecahkan persoalan yang dialami oleh anak atau peserta didik.” (R62)
Beberapa harapan berkaitan langsung dengan perubahan positif pada anak, seperti lebih
mandiri, disiplin, jujur, dan beretika dalam menggunakan teknologi. Hal ini dapat terlihat pada
kutipan di bawah ini.
Anak saya bisa mandiri dan bisa berkurang dalam pemakaian gadget yg berdampak
negatif.” (R10)
Smoga anak sy nntnya lebih bisa memilih mana yg positif dan mana yg penting utk masa
depannya.” (R22)
Ada pula harapan agar orang tua dapat lebih berdaya dalam mendampingi anak dan
mampu berkolaborasi dengan sekolah maupun lingkungan. Hal ini dapat terlihat pada kutipan
di bawah ini.
Agar orang tua mendapatkan soft skill dalam menghadapi anak-anak.” (R40)
Kami sbg orang tua/ nenek dpt mendampingi bagaimana cara menerapkan strategi
pengembangan soft skill dan literasi digital. (R2)
Harapan orang tua terhadap pelatihan literasi digital sangat beragam dan berkaitan untuk
mendampingi anak di era digital. Orang tua menginginkan pelatihan yang mampu menambah
ilmu dan wawasan praktis tentang dunia digital, sekaligus memberikan solusi konkret atas
tantangan sehari-hari yang mereka hadapi. Selain itu, mereka berharap pelatihan turut
berkontribusi dalam membentuk karakter anak yang bijak dan bertanggung jawab dalam
menggunakan teknologi. Selain itu, pelatihan juga diharapkan dapat memberdayakan peran
orang tua agar lebih percaya diri dan terlibat aktif dalam pengasuhan digital, serta membawa
transformasi dan motivasi pribadi bagi mereka untuk terus belajar dan beradaptasi demi masa
depan anak yang lebih baik.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan pengasuhan di era digital sangat
berkaitan dengan penggunaan gadget yang berlebihan oleh anak-anak serta kurangnya
pemahaman orang tua dalam mendampingi mereka. Temuan ini sejalan dengan pendapat
Nurjanah & Mukarromah (2021) dimana saat ini merupakan era revolusi digital dimana
hampir semua orang akrab dengan teknologi digital mulai dari orang dewasa, remaja, lansia
bahkan pada anak-anak. Hal ini menjadi tantangan dengan adanya teknologi ini,
ketergantungan pada perangkat digital (Atmojo et al., 2021). Namun, permasalahan ini juga
dapat dipengaruhi dengan kebiasaan orang tua yang juga dekat dengan teknologi sehingga
anak akan ikut terbiasa (Rachmat & Hartati, 2020). Dukungan keluarga memberi pengaruh
terhadap pembentukan karakter& sikap anak sehingga peran keluarga dalam mendampingi
literasi digital akan optimal.
Pengasuhan yang tepat adalah pengasuhan yang dapat mengontrol teknologi yang dimiliki
dan digunakan oleh anak (Shofiah et al., 2024). Maka diperlukan adanya pemahaman orang
tua yang dapat melakukan hal tersebut. Hasil survei yang mengindikasikan bahwa tingkat
literasi digital orang tua masih rendah, di mana lebih dari 55% belum pernah mendapatkan
materi tentang soft skill dan literasi digital. Hal ini dapat menjadi peluang bagi penyediaan
pelatihan literasi digital untuk orang tua nantinya mendampingi anak. Sebagaimana yang
dikemukakan dalam penelitian Wicaksono et al. (2021) bahwa pelatihan literasi digital bagi
orang tua di Desa Burneh Bangkalan dapat meningkatkan pemahaman pemanfaatan internet
secara sehat dan kemampuan literasi digital pada orang tua untuk memberikan pendampingan
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
149
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
pada anak-anak mereka. Pengasuhan yang dilakukan orang tua untuk anak perlu dibarengi
dengan strategi pengasuhan yang tepat untuk anak-anak yang akrab dengan teknologi digital
(Risnawaty & Monika, 2022). Pemberian pelatihan ini dapat memberikan pemahaman akan
kewaspadaan terhadap ancaman serangan siber, pencurian identitas, dan penipuan online
(Yulyanto et al., 2025).
Tingginya harapan orang tua terhadap pelatihan literasi digital menunjukkan kesadaran
yang baik. Harapan-harapan tersebut tidak hanya berkaitan dengan peningkatan pengetahuan,
tetapi juga mencakup dimensi penguatan peran orang tua, perubahan karakter anak, serta
transformasi diri secara personal. Harapan ini sejalan dengan peran orang tua dalam
mengontrol dan memilih konten bagi anak, menetapkan batasan waktu penggunaan, dan
memberikan contoh penggunaan teknologi yang positif (Sabrina et al., 2025). Selain itu,
dengan adanya harapan orang tua yang dapat meningkatkan pemahaman akan literasi digitral
untuk menguatkan peran orang tua (Yulyanto et al., 2025).
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 67 orang tua peserta pelatihan
literasi digital, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
a. Permasalahan utama dalam pengasuhan di era digital yang dirasakan orang tua adalah
penggunaan gadget yang berlebihan oleh anak-anak, diikuti oleh masalah kedisiplinan,
kurangnya tanggung jawab, dan lemahnya kemampuan mengelola emosi. Orang tua
juga merasa kesulitan dalam memahami peran dan strategi pengasuhan yang tepat di
tengah perkembangan teknologi yang cepat.
b. Sebagian besar orang tua belum pernah mendapatkan pelatihan atau materi literasi
digital maupun soft skill secara sistematis. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan
antara kebutuhan pengasuhan digital dan fasilitas edukasi yang tersedia.
c. Persepsi orang tua terhadap internet dan teknologi digital bersifat ambivalen: mereka
mengakui adanya manfaat, tetapi juga khawatir terhadap dampak negatif terhadap anak,
khususnya dalam aspek perilaku dan karakter.
d. Orang tua memiliki harapan yang sangat tinggi terhadap program pelatihan literasi
digital. Harapan tersebut mencakup: 1) Penambahan ilmu dan wawasan (40,7%), 2)
Pemberian solusi dan strategi praktis (20,3%), 3) Perubahan positif pada anak (13,6%),
4) Penguatan peran orang tua (10,2%), dan 5) Motivasi serta refleksi diri (15,3%).
e. Literasi digital dipandang sebagai solusi yang potensial dan dibutuhkan untuk
memperkuat peran orang tua dalam mendampingi anak secara efektif, etis, dan bijak di
era digital.
5. Daftar Pustaka
Ahmad, S M, Nurhayati, S., & ... (2024). Literasi digital pada anak usia dini: urgensi peran
orang tua dalam menyikapi interaksi anak dengan teknologi digital. Pendidikan Islam
Anak …. http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/kiddo/article/view/11611
Ahmad, Saidan Maulana, Nurhayati, S., & Kartika, P. (2024). Literasi Digital Pada Anak Usia
Dini: Urgensi Peran Orang Tua dalam Menyikapi Interaksi Anak dengan Teknologi
Digital. Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 5(1), 4765.
https://doi.org/10.19105/kiddo.v5i1.11611
Ain, N., Novianti, R., Solfiah, Y., & Puspitasari, E. (2021). Analisis Kemampuan Literasi
Digital Orang Tua Anak Usia Dini di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Riau Nur.
Lectura: Jurnal Pendidikan, 12(1), 7085.
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
150
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
Atmojo, A. M., Sakina, R. L., & Wantini, W. (2021). Permasalahan Pola Asuh dalam Mendidik
Anak di Era Digital. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 19651975.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1721
Didah, D., Susanti, A. I., Sari, A. N., & ... (2021). Pemberdayaan Orang Tua dalam Literasi
Digital Berbasis Aplikasi Iposyandu untuk Memantau Tumbuh Kembang Balita. Media
Karya …. https://jurnal.unpad.ac.id/mkk/article/view/32130
Fitri, I. L., & Darmawanti, I. (2024). Pengasuhan Orang Tua Bekerja dalam Mengembangkan
Literasi Anak Usia Dini. Character Jurnal Penelitian Psikologi.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/61036
Haddar, G. Al, Kusumawati, I., Sa’adah, U., & ... (2023). Metodologi Penelitian Dalam
Pendidikan. Jakarta: Get Press . https://www.researchgate.net/profile/Arif-Hakim-
15/publication/378142130_metodologi_penelitian_dalam_pendidikan/links/65c97d58790
074549771eae1/metodologi-penelitian-dalam-pendidikan.pdf
Jamun, Y. M., Ntelok, Z. R. E., & Jediut, M. (2025). Hubungan Pemanfaatan Smartphone
Sebagai Sumber Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Academy of
Education Journal, 15(2), 17901797. https://doi.org/10.47200/aoej.v15i2.2755
Kusumawati, I., & Zuchdi, D. (2019). Pendidikan Moral Anak Usia Dini Melalui Pendekatan
Konstruktivis. Academy of Education Journal, 10(01), 6375.
Lindriany, J., Hidayati, D., & Muhammad Nasaruddin, D. (2022). Urgensi Literasi Digital Bagi
Anak Usia Dini Dan Orang Tua. Journal of Education and Teaching (JET), 4(1), 3549.
https://doi.org/10.51454/jet.v4i1.201
Novitasari, Y., & Fauziddin, M. (2022). Analisis Literasi Digital Tenaga Pendidik pada
Pendidikan Anak Usia Dini. Anak Usia Dini.
https://staff.universitaspahlawan.ac.id/upload/riset/241-lampiran.pdf
Nurjanah, N. E., & Mukarromah, T. T. (2021). Pembelajaran Berbasis Media Digital Pada
Anak Usia Dini Di Era Revolusi Industri 4.0 : Studi Literatur. Jurnal Ilmiah Potensia,
6(1), 6677. https://doi.org/10.33369/jip.6.1.66-77
Prasetya, D. (2022). Peran Literasi Digital Keluarga dalam Upaya Mengurangi Kecanduan
Gawai Pada Anak. Jurnal Syntax Admiration, 3(1), 7082.
https://doi.org/10.46799/jsa.v3i1.377
Rachmat, I. F., & Hartati, S. (2020). Literasi Digital Orang Tua Anak Usia Dini. Jurnal
Jendela Bunda, 7(2), 121. https://doi.org/10.32534/jjb.v7i2.1344
Rahayu, T., Muliawati, A., Krisnanik, E., Nugrahaeni, C., Dewi, P., Universitas, D., Nasional,
P., Jakarta, V., Pondok, J. R. F., & Jakarta, L. (2022). Analisis tingkat literasi digital orang
tua pada pendidikan anak usia dini (PAUD). Jurnal Ilmiah MATRIK, 24(3), 241247.
https://doi.org/10.33557/jurnalmatrik.v24i3.1964
Risnawaty, W., & Monika. (2022). Gambaran pengasuhan anak di era digital. Seri Seminar
Nasional Ke-IV Universitas Tarumanagara Tahun 2022, 2015, 341350.
Sabrina, P., Suryadi, Alimudin, Aneka, & Ratnasari, E. M. (2025). The Role of Parents in
Supporting Digital Literacy in Early Childhood. ALBANNA: Jurnal Pendidikan Islam
Anak Usia Dini, 5(2), 5159. https://doi.org/10.24260/albanna.v5i2.4634
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, Januari 2025, Page: 143-151
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
151
Nur Cholimah et.al (Permasalahan Pengasuhan di Era Digital: ....)
Samho, B. (2024). Pola pengasuhan yang relevan untuk pengembangan karakter anak pada era
teknologi digital dan globalisasi. Academy of Education Journal, 15(1), 860873.
https://doi.org/10.47200/aoej.v15i1.2322
Sembiring, S. (2024). Parental Digital Literacy: Protecting Children from Online Risks. Jurnal
TeIKa, 14(2), 211223. https://doi.org/10.36342/teika.v14i2.3781
Shofiah, N., Falqahi A, R., Qodariaha, A., Sukma, A., & Shofiah, N. (2024). Menjadi Orang
Tua Cerdas di Era Digital: Membangun Generasi Tangguh Melalui Sosialisasi
Pengasuhan Anak. Literasi Jurnal Pengabdian Masyarakat Dan Inovasi, 4(2), 188195.
https://doi.org/10.58466/literasi.v4i2.1591
Sumarni, S., Murti, D. H., Lasya, L. K., & Asnawi, A. (2022). Literasi Digital di Era Milenial.
repository.uir.ac.id. https://repository.uir.ac.id/21458/1/Literasi Digital di Era Milenial.pdf
Terras, M. M., & Ramsay, J. (2016). Family digital literacy practices and children’s mobile
phone use. Frontiers in Psychology, 7(DEC), 111.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.01957
Tomczyk, Ł., & Potyrała, K. (2021). Parents’ knowledge and skills about the risks of the digital
world. South African Journal of Education, 41(1), 119.
https://doi.org/10.15700/saje.v41n1a1833
Tulaseket, P. (2024). Sosialisasi Pentingnya Pemahaman Literasi Digital Oleh. Pattimura
Mengabdi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 212216.
https://doi.org/10.30598/pattimura-mengabdi.2.2.212-216
Wicaksono, D., Rakhmawati, Y., & Suryandari, N. (2021). Pelatihan “Cerdas Ber Internet”
Bagi Orang Tua di Desa Burneh Bangkalan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
5(2), 137143.
Yulyanto, Nugraha, R., & Ahdiyat, A. N. (2025). Menavigasi Era Digital untuk Orang Tua
dalam Upaya Menyokong Generasi Digital. J-PRES (Jurnal Pengabdian Rekayasa
Sistem), 3(1), 710. https://doi.org/10.36761/jpres.v3i1.5332