personal, interaktif, dan dapat diakses oleh semua mahasiswa, tanpa memandang latar
belakang mereka (Monika Singh et al., 2024).
Penggunaan Artificial Intelligence dalam pendidikan tinggi tidak hanya berpotensi untuk
meningkatkan pengalaman belajar, tetapi juga untuk mendukung pengajaran yang lebih
responsif dan relevan seperti asisten virtual dapat memberikan jawaban cepat atas pertanyaan
mahasiswa, sementara sistem pembelajaran adaptif dapat menganalisis kemajuan belajar dan
memberikan rekomendasi materi yang sesuai (Sajja et al., 2024). Artificial Intelligence dapat
membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung keberagaman,
sehingga setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi terbaik
mereka.
Menurut (Alexsius Pardosi et al., 2024) pembelajaran berbasis AI secara efektif
mempersonalisasi pembelajaran, meningkatkan keterlibatan siswa, dan meningkatkan hasil
pembelajaran melalui analisis realtime data siswa, terutama dalam konsep yang menantang,
menunjukkan potensi AI dalam pendidikan. Kecerdasan buatan (AI) memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi kesulitan dalam memahami konsep yang kompleks dan memberikan
intervensi yang tepat waktu. Teknologi ini mendukung pengajaran yang lebih adaptif dan
responsif terhadap kebutuhan individu, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
pembelajaran. Keterlibatan mahasiswa meningkat karena AI menyajikan materi yang sesuai
dengan tingkat pemahaman mereka, memberikan umpan balik secara instan, dan menjaga
motivasi belajar. Dengan kemampuan analisis data yang canggih, AI terus memperbaiki
strategi pembelajaran berdasarkan kinerja mahasiswa, menunjukkan potensi besar dalam
mengoptimalkan hasil pendidikan dan mengatasi berbagai tantangan dalam proses pengajaran.
Selain itu, (O Donnell et al., 2024) menyatakan bahwa Meningkatkan efisiensi belajar
dan memberikan dukungan pembelajaran yang dipersonalisasi sejalan dengan gagasan untuk
meningkatkan keterlibatan siswa dan akses ke sumber daya di pendidikan tinggi. Penggunaan
teknologi pendidikan berkontribusi pada pengelolaan waktu dan sumber daya yang lebih
efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa. Teknologi ini, seperti
platform pembelajaran daring dan alat kolaborasi digital, menawarkan fleksibilitas dalam
proses belajar, memungkinkan mahasiswa untuk belajar sesuai dengan ritme mereka serta
mengakses materi kapan saja dan di mana saja. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang
dipersonalisasi membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masing-masing
mahasiswa, seperti kesulitan memahami materi atau keterbatasan waktu belajar, sehingga
berpotensi meningkatkan pengalaman dan hasil belajar secara keseluruhan.
Namun, sedikit yang mengeksplorasi bagaimana AI mempengaruhi aspek non-akademis
seperti pengembangan kewarganegaraan digital. (Lomachinska & Volynets, 2024)
menyatakan Kewarganegaraan digital merupakan aspek krusial dalam mempersiapkan siswa
untuk menjadi warga digital yang bertanggung jawab dan etis, terutama dalam konteks
implementasi AI yang semakin penting karena teknologi AI memiliki potensi besar untuk
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Kesenjangan ini penting diisi mengingat pentingnya
mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi warga digital yang kompeten dan bertanggung
jawab. Ada kebutuhan mendesak untuk memahami bagaimana AI dapat digunakan untuk
mempromosikan nilai-nilai kewarganegaraan digital seperti etika, privasi, dan keamanan
online.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penerapan kecerdasan buatan (AI)
terhadap pengembangan kewarganegaraan digital di kalangan mahasiswa. Secara khusus, studi
ini akan mengeksplorasi pengaruh penggunaan AI dalam konteks pendidikan terhadap
pemahaman dan keterampilan mahasiswa terkait dengan etika digital, privasi, dan keamanan.