1. Pendahuluan
Pendidikan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan manusia karena melaluinya
potensi seseorang akan terasah dan berkembang, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk
menentukan masa depan mereka. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan
didefinisikan sebagai "usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara" (Hasbullah, 2016). Oleh
karena itu, pendidikan adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk membangun sikap,
kepribadian, dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan.
Sebagai teladan bagi murid-muridnya, guru harus memiliki kepribadian dan sikap yang kuat
yang dapat digunakan sebagai panutan dan idola dalam setiap aspek kehidupannya. Untuk
meningkatkan reputasi dan kewibawaannya, guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan
hal-hal yang baik, terutama di depan siswa. Untuk menyiapkan dan mengembangkan sumber
daya manusia (SDM), kompetensi kepribadian guru sangat penting dalam membentuk pribadi
peserta didik. Guru tidak hanya harus memiliki kemampuan untuk memahami apa yang mereka
pelajari, tetapi mereka juga harus menjadikan pembelajaran sebagai cara untuk meningkatkan
kualitas pribadi siswa mereka.
Menurut Muslich Masnur (2013), karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang
berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan. Nilai-nilai ini dimanifestasikan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan norma-norma
lainnya.. Guru harus membangun karakter siswa mereka sehingga mereka dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Segala bentuk pendidikan yang dilakukan oleh guru untuk
mempengaruhi siswanya termasuk "pendidikan karakter", yang didefinisikan sebagai
"pendidikan yang digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter kepada peserta
didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur yang dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat" (Agus Wibowo, 2017). Karakter
seperti jujur, religius, toleransi, demokratis, dan cinta tanah air adalah hasil dari pengaruh guru.
Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat penting untuk lembaga pendidikan dan harus
diintegrasikan ke seluruh aspek kehidupan sekolah.
Pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan oleh para pendidik untuk
mengajarkan kebiasaan berfikir dan berperilaku yang membantu anak-anak hidup dan bekerja
bersama dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Tujuan dari pendidikan karakter adalah
membantu anak-anak dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab serta mengembangkan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan mereka dari orang lain. Istilah
"berkarakter" merujuk pada kepribadian seseorang yang stabil dan merupakan hasil dari proses
konsolidasi yang progresif dan dinamis melalui integrasi antara pernyataan dan tindakan (Tsauri,
2015). Guru membantu meningkatkan karakter siswa, guru membantu meningkatkan karakter
siswa dengan memberikan contoh, cara berbicara, atau materi yang baik (Ma'mur, 2016).
Pendidikan karakter di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara (Sulut), menjadi aspek
penting dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga
bermoral, berakhlak mulia, dan mampu beradaptasi dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Di tengah dinamika kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh keberagaman budaya, agama, dan
suku di Sulut, pendidikan karakter berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai universal seperti
toleransi, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, serta sikap saling menghargai. Salah satu kunci
utama dalam pembentukan karakter yang baik adalah peran guru. Sebagai pendidik, guru tidak
hanya bertugas menyampaikan pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai teladan bagi siswa,
mengajarkan nilai-nilai kehidupan melalui contoh konkret dalam keseharian mereka.