Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
37
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
Peran Guru Sebagai Teladan Dalam Pendidikan Karakter
Di Sulawesi Utara
Christo J. R. Masinambow
a,1
, Tori Wakerkwa
b,2
, Susan Jacobus
c,3
a
Universitas Negeri Manado, Kota Manado
b
Universitas Negeri Manado, Kota Manado
c
Universitas Negeri Manado, Kota Manado
1
Christojrmasinambow11@gmail.com;
2
Victorryousjorda[email protected];
3
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 19 Agustus 2024
Direvisi: 17 Oktober 2024
Disetujui: 15 Desember 2024
Tersedia Daring: 1 Januari 2025
Di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi, pendidikan karakter
merupakan komponen penting dalam pembentukan kepribadian siswa.
Berbagai masalah, seperti pengaruh lingkungan dan kurangnya pelatihan
khusus tentang pendidikan karakter, membuat peran guru tidak optimal
dalam menanamkan karakter siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis peran guru dalam proses pendidikan karakter serta memberikan
rekomendasi untuk pengembangan praktik pendidikan yang berbasis
keteladanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif jenis studi
literatur . Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki peran strategis
sebagai panutan dalam menanamkan karakter positif, seperti kejujuran,
disiplin, tanggung jawab, dan toleransi. Keteladanan guru tercermin dalam
perilaku sehari-hari, interaksi dengan siswa, dan penerapan nilai-nilai dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, pendidikan karakter melalui
keteladanan guru sangat efektif dalam membangun sikap positif siswa.
Dukungan tambahan berupa pelatihan, kebijakan yang mendukung, serta
kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat diperlukan untuk
memperkuat peran guru sebagai teladan dalam pendidikan karakter.
Kata Kunci:
Guru
Pendidikan Karakter
Keteladanan
ABSTRACT
Keywords:
Teacher
Character Education
Exemplary
In the midst of the challenges of modernization and globalization, character
education is an important component in forming students' personalities.
Various problems, such as environmental influences and lack of special
training on character education, make the teacher's role not optimal in
instilling student character. This research aims to analyze the role of teachers
in the character education process and provide recommendations for
developing example-based educational practices. This research uses a
qualitative method, a type of literature study. The research results show that
teachers have a strategic role as role models in instilling positive characters,
such as honesty, discipline, responsibility and tolerance. The teacher's
example is reflected in daily behavior, interactions with students, and the
application of values in the learning process. Thus, character education
through teacher example is very effective in building positive attitudes in
students. Additional support in the form of training, supportive policies, and
collaboration between schools, parents and the community is needed to
strengthen the role of teachers as role models in character education.
©2025, Christo J. R. Masinambow, Tori Wakerkwa, Susan Jacobus
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
38
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
1. Pendahuluan
Pendidikan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan manusia karena melaluinya
potensi seseorang akan terasah dan berkembang, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk
menentukan masa depan mereka. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan
didefinisikan sebagai "usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara" (Hasbullah, 2016). Oleh
karena itu, pendidikan adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk membangun sikap,
kepribadian, dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan.
Sebagai teladan bagi murid-muridnya, guru harus memiliki kepribadian dan sikap yang kuat
yang dapat digunakan sebagai panutan dan idola dalam setiap aspek kehidupannya. Untuk
meningkatkan reputasi dan kewibawaannya, guru harus selalu berusaha memilih dan melakukan
hal-hal yang baik, terutama di depan siswa. Untuk menyiapkan dan mengembangkan sumber
daya manusia (SDM), kompetensi kepribadian guru sangat penting dalam membentuk pribadi
peserta didik. Guru tidak hanya harus memiliki kemampuan untuk memahami apa yang mereka
pelajari, tetapi mereka juga harus menjadikan pembelajaran sebagai cara untuk meningkatkan
kualitas pribadi siswa mereka.
Menurut Muslich Masnur (2013), karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang
berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan. Nilai-nilai ini dimanifestasikan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan norma-norma
lainnya.. Guru harus membangun karakter siswa mereka sehingga mereka dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Segala bentuk pendidikan yang dilakukan oleh guru untuk
mempengaruhi siswanya termasuk "pendidikan karakter", yang didefinisikan sebagai
"pendidikan yang digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter kepada peserta
didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur yang dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat" (Agus Wibowo, 2017). Karakter
seperti jujur, religius, toleransi, demokratis, dan cinta tanah air adalah hasil dari pengaruh guru.
Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat penting untuk lembaga pendidikan dan harus
diintegrasikan ke seluruh aspek kehidupan sekolah.
Pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan oleh para pendidik untuk
mengajarkan kebiasaan berfikir dan berperilaku yang membantu anak-anak hidup dan bekerja
bersama dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Tujuan dari pendidikan karakter adalah
membantu anak-anak dalam membuat keputusan yang bertanggung jawab serta mengembangkan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan mereka dari orang lain. Istilah
"berkarakter" merujuk pada kepribadian seseorang yang stabil dan merupakan hasil dari proses
konsolidasi yang progresif dan dinamis melalui integrasi antara pernyataan dan tindakan (Tsauri,
2015). Guru membantu meningkatkan karakter siswa, guru membantu meningkatkan karakter
siswa dengan memberikan contoh, cara berbicara, atau materi yang baik (Ma'mur, 2016).
Pendidikan karakter di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara (Sulut), menjadi aspek
penting dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga
bermoral, berakhlak mulia, dan mampu beradaptasi dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Di tengah dinamika kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh keberagaman budaya, agama, dan
suku di Sulut, pendidikan karakter berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai universal seperti
toleransi, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, serta sikap saling menghargai. Salah satu kunci
utama dalam pembentukan karakter yang baik adalah peran guru. Sebagai pendidik, guru tidak
hanya bertugas menyampaikan pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai teladan bagi siswa,
mengajarkan nilai-nilai kehidupan melalui contoh konkret dalam keseharian mereka.
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
39
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
Meskipun peran guru sebagai teladan dalam pendidikan karakter sangat penting,
implementasinya di lapangan seringkali menghadapi berbagai tantangan. Di Sulawesi Utara,
keberagaman sosial dan budaya, keterbatasan sarana pendidikan, serta perbedaan latar belakang
ekonomi dan keluarga siswa, menjadi hambatan yang mempengaruhi proses pendidikan karakter
yang efektif. Selain itu, ada juga tantangan dalam hal kesadaran dan keterampilan guru untuk
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap aspek pembelajaran. Oleh karena itu, penting
untuk menggali lebih dalam bagaimana guru dapat berperan secara optimal sebagai teladan
dalam pendidikan karakter di Sulut, serta bagaimana mereka mengatasi berbagai hambatan yang
ada.
Melalui adanya pendidikan karakter ke dalam setiap aspek proses pendidikan, siswa akan
dibentuk menjadi individu yang bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual tetapi juga
memiliki kecerdasan moral dan sosial, yang memungkinkan mereka disebut sebagai siswa
berkarakter (Syahara, Julia, dan Maksum, 2022). Peran guru sebagai pendidik memainkan peran
yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Guru adalah contoh yang baik bagi
siswa (Hulu, 2021). Akibatnya, guru harus berhati-hati dalam percakapan dan perilaku sehari-
hari. Karena siswa dapat meniru bahasa dan perilaku guru tanpa mempertimbangkan apa yang
mereka lakukan, bahasa dan perilaku yang salah akan menghambat pertumbuhan mereka. Salah
satu tugas guru adalah menciptakan kumpulan tingkah laku yang saling terkait yang dilakukan
dalam situasi tertentu. Tugas ini juga terkait dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan
perkembangan siswa yang dituju (Usman, 2013). Kualitas layanan pembelajaran, yang
merupakan tanggung jawab utama seorang guru, akan tercapai dengan maksimal dengan
komitmen guru. Oleh karena itu, komitmen guru dapat didefinisikan sebagai suatu komitmen
yang mengikat seorang guru untuk memenuhi semua tanggung jawab dan tanggung jawabnya
sebagai pendidik (Novan, A.W., 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran guru sebagai teladan dalam pendidikan
karakter di Sulawesi Utara, serta untuk mengidentifikasi tantangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi pendidikan karakter di wilayah ini. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai
bagaimana guru dapat mengoptimalkan peran mereka dalam membentuk karakter siswa, serta
memberikan rekomendasi bagi peningkatan kualitas pendidikan karakter di Sulawesi Utara.
Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
pengembangan pendidikan karakter yang lebih baik di daerah ini.
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam Peran Guru Sebagai Teladan Dalam Pendidikan
Karakter Di Sulawesi Utara adalah metode kualitatif jenis studi literatur. Penelitian ini dilakukan
dengan mencari sumber-sumber literatur yang berkaitan Peran Guru Sebagai Teladan Dalam
Pendidikan Karakter Di Sulawesi Utara. Sumber-sumber literatur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jurnal, buku, dan artikel yang relevan dengan topik yang dibahas (Hadi &
Afandi, 2021). Setelah sumber- sumber literatur terkumpul, penulis melakukan analisis terhadap
sumber-sumber tersebut dengan cara membaca dan memahami isi dari setiap sumber literatur.
Selanjutnya, penulis mengekstrak informasi yang relevan dengan topik penelitian dan
mengorganisir informasi tersebut menjadi kesimpulan yang dapat mendukung pembahasan
dalam artikel. Selain itu, penulis juga melakukan uji validitas terhadap sumber-sumber literatur
yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sumber-
sumber literatur yang digunakan valid dan dapat dipercaya. Dengan menggunakan metode ini,
artikel ini diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang mendalam mengenai peran guru sebagai
teladan dalam pendidikan karakter di Sulawesi Utara.
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
40
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
3. Hasil dan Pembahasan
Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah upaya untuk membangun dan mengembangkan kepribadian manusia,
baik secara rohani maupun fisik. Latihan dan instruksi mengubah sikap dan tingkah laku
seseorang atau sekelompok orang untuk mendewasakan. Pendidikan dapat membantu kita
menjadi lebih dewasa karena memberikan banyak manfaat bagi kita. Pendidikan dapat
menghilangkan buta huruf dan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan keterampilan
lainnya. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, dan negara (Haryanto, 2012).
Karakter adalah sifat yang dimiliki oleh individu saat berinteraksi, bertemu, dan berinteraksi
dengan lingkungan mereka, baik fisik maupun sosial (Aini et al., 2023). Menurut Muslich
Masnur (2011), karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang berkaitan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai ini
dimanifestasikan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perilaku yang didasarkan pada
norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Karakter. Menurut Maksudin
(2013), adalah sifat yang dimiliki setiap orang yang berkaitan dengan jati dirinya (daya qalbu),
yang merupakan inti dari kualitas batiniah atau rohaniah, cara berpikir, dan cara berperilaku
(sikap dan perbuatan lahiriah) seseorang, dan bagaimana mereka bekerja sama dalam keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala bentuk
rencana usaha yang dilakukan oleh guru yang dapat mempengaruhi pembentukan karkater
peserta didiknya, termasuk memahami, membentuk, dan memupuk nilai-nilai moral (Samani,
Hariyanto, 2020).
Menurut Arifin, Muzayyin, (2016) guru harus mampu bertindak sebagai pengarah dan
pembina sekaligus meningkatkan kemampuan dan bakat siswa . Tanggung jawab dan wibawa
adalah kualitas kepribadian yang harus dimiliki seorang pendidik untuk memperkuat posisinya
(Mulyasa, 2015). Guru dapat mempengaruhi pembentukan karakter siswanya dengan cara apa
pun, baik positif maupun negatif. Dalam hal ini, guru harus bertanggung jawab atas perencanaan
program pengajaran, pelaksanaannya, dan evaluasinya (Sukmadinata, N.S., 2013). Menurut
Sudjarwo (2015), tidak hanya tanggung jawab guru di sekolah untuk mencapai keberhasilan
pendidikan karakter ini, tetapi juga tanggung jawab orang tua sebagai lembaga pendidikan
informal di rumah mereka.
Untuk membantu mewujudkan pendidikan karakter pada siswanya, guru harus
mengokohkan karakter mereka sendiri dengan membangun karakter siswa mereka.
Menurut Burhanuddin (2019), ada beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan oleh
pendidik untuk membangun karakter siswa mereka, yaitu:
1) Menjadi contoh bagi siswa
2) Menjadi apresiator
3) Mengajarkan nilai moral pada setiap pelajaran
4) Bersikap jujur dan terbuka pada kesalahan
5) Mengajarkan sopan santun
6) Memberi kesempatan siswa belajar menjadi pemimpin
7) Berbagi pengalaman inspiratif
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem
pendidikan moral atau budi pekerti yang digunakan untuk menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai karakter yang baik kepada seseorang sehingga mereka memiliki pengetahuan dan
tindakan luhur yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka di rumah, di
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
41
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
sekolah, dan di masyarakat. Karena itu, sangat penting bagi guru untuk menerapkan pendidikan
karakter ini pada siswanya. Ini memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami materi tetapi
juga dapat menerapkan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari karena guru berfungsi
sebagai role model bagi siswanya.
Peran Guru sebagai Teladan dalam Pendidikan Karakter
Peran adalah komponen yang selalu berubah dari posisi atau status (Habel, 2015).
Seseorang telah menjalankan suatu peran apabila ia melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya. Guru, seperti halnya guru dan peserta didik, memiliki peran yang
sangat penting di dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya,
peserta didik membutuhkan peran guru untuk membantu mereka berkembang dan
mengoptimalkan kemampuan dan bakat mereka. Guru adalah seorang pendidik profesional,
dan peran mereka sangat penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa. Menurut
(Djamarah, Aswan, 2016), guru adalah orang yang memiliki pengalaman dalam bidang yang
mereka pelajari. Dia dapat menjadikan anak didik cerdas dengan keilmuannya. Menurut
Hamalik (2019), peran guru sebagai teladan adalah penting dalam membangun karakter siswa
mereka. Guru harus memberikan contoh yang baik kepada siswa mereka sehingga mereka
dapat mengikutinya.
Menurut Zulkarnain (2019), Sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri
sebagai pendidik, ada banyak peran yang diperlukan. Semua peran yang diharapkan dari guru
adalah sebagai berikut: 1) Teladan, di mana guru harus berhati-hati dalam penampilannya
sehingga siswanya tidak meniru kesalahan mereka; 2) Inspirator, di mana guru harus
memberikan inspirasi atau petunjuk tentang cara belajar yang baik; dan 3) Motivator, di mana
guru harus dapat mendorong dan memberikan dukungan untuk meningkatkan potensi siswa
mereka. 4) Dinamisator berarti seorang guru yang cepat, cerdas, dan sadar; 5) Evaluator berarti
guru yang mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan, sepak terjang dan
perjuangan yang digariskan, dan agenda yang direncanakan.
Sebagian besar guru di Sulawesi Utara memahami pentingnya peran mereka sebagai
teladan dalam pendidikan karakter. Mereka menyadari bahwa karakter siswa tidak hanya
terbentuk melalui ajaran di kelas, tetapi juga melalui sikap, perilaku, dan interaksi mereka
dengan siswa. Guru menunjukkan sikap disiplin, jujur, bertanggung jawab, dan peduli terhadap
siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Di beberapa sekolah, guru juga aktif dalam
mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti kerjasama, gotong royong, dan toleransi dalam
kegiatan ekstrakurikuler dan proyek bersama siswa.
Guru memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembentukan karakter siswa, karena
mereka adalah sosok yang sangat dekat dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Guru bukan
hanya mengajarkan pengetahuan akademik, tetapi juga memberikan contoh konkret melalui
sikap dan perilaku mereka. Di Sulawesi Utara, di mana nilai-nilai sosial dan budaya sangat
dijunjung tinggi, guru yang menunjukkan sikap-sikap seperti disiplin, jujur, dan peduli
terhadap siswa mampu mempengaruhi perilaku dan karakter siswa. Misalnya, guru yang selalu
hadir tepat waktu, menghargai pendapat siswa, dan menjaga integritas di dalam dan luar kelas,
memberikan pengaruh positif yang mendalam bagi siswa. Pembelajaran melalui contoh seperti
ini lebih mudah diserap oleh siswa karena mereka melihat langsung aplikasi dari nilai-nilai
yang diajarkan.
Tantangan dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dapat diterapkan di semua bidang pendidikan, termasuk kurikulum
sekolah, dukungan tambahan, lingkungan, infrastruktur, dan politik. Ini juga menekankan
bahwa pendidikan karakter lebih ditekankan sebagai proses yang diintegrasikan ke dalam
kurikulum sekolah (Santoso & Adha, 2019).
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
42
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
Meskipun sebagian besar guru berusaha menjadi teladan dalam pendidikan karakter,
tantangan yang signifikan tetap ada. Salah satu tantangan terbesar adalah keberagaman budaya,
agama, dan sosial yang ada di Sulawesi Utara. Beberapa sekolah menghadapi kesulitan dalam
menyatukan nilai-nilai karakter yang dapat diterima oleh seluruh siswa, mengingat perbedaan
latar belakang yang ada. Selain itu, kurangnya pelatihan dan pengembangan profesi bagi guru
dalam hal pendidikan karakter juga diidentifikasi sebagai hambatan. Beberapa guru merasa
tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk mengintegrasikan pendidikan
karakter secara efektif dalam pembelajaran sehari-hari. Pendidikan karakter tidak dapat
dilakukan secara terpisah dari semua siswa di sekolah (Cahyanto et al., 2022). Untuk
menerapkan pendidikan karakter, ada banyak peran yang dapat dimainkan, seperti asisten
kepala sekolah pengambil keputusan, guru sebagai pelaksana program, kemampuan untuk
mengasuh anak di rumah, dan dewan sekolah yang berfungsi sebagai jembatan antara program
sekolah dan orang tua mereka. Dalam kasus ini, guru sangat penting dalam menerapkan
pendidikan karakter karena mereka berkomunikasi langsung dengan siswa.
Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan karakter di Sulawesi Utara adalah
keberagaman budaya, agama, dan suku yang sangat kaya. Keberagaman ini menuntut guru
untuk lebih bijak dalam menyampaikan nilai-nilai karakter yang bersifat universal, seperti
kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Namun, penerapan nilai-nilai ini dapat menemui
hambatan ketika berhadapan dengan perbedaan pandangan yang mungkin ada di antara siswa
yang berasal dari latar belakang yang sangat berbeda. Untuk itu, guru perlu lebih peka dan
kreatif dalam merancang kegiatan yang dapat menyatukan perbedaan tersebut, misalnya
dengan menekankan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati. Guru juga perlu memberikan
ruang bagi siswa untuk mengungkapkan pandangan mereka mengenai nilai-nilai karakter yang
diajarkan, serta mendiskusikan perbedaan pandangan dengan cara yang konstruktif.
Strategi yang Digunakan oleh Guru Dalam Pendidikan Karakter
Guru-guru di Sulawesi Utara menggunakan berbagai strategi untuk mendidik siswa
mengenai karakter. Di antaranya adalah melalui cerita inspiratif, pembelajaran berbasis
pengalaman, dan memberikan tugas yang mengharuskan siswa bekerja sama dalam kelompok.
Guru juga sering kali menekankan pentingnya nilai-nilai lokal seperti gotong royong,
penghargaan terhadap sesama, serta menghormati perbedaan. Dalam banyak kasus, guru
menggunakan pendekatan berbasis agama dan budaya yang sesuai dengan masyarakat
Sulawesi Utara untuk mendalami nilai-nilai karakter. Adapun strategi guru dalam pembentukan
karakter menurut Fitria, (2022) antara lain:
1) Keteladanan/Teladan: pembentukan karakter melalui kegiatan contoh yang dilakukan
oleh guru. Guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemikiran dan perilaku
siswa. Perilaku yang ditunjukkan oleh guru, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mempengaruhi semangat belajar dan sikap siswa.
2) Teguran: Guru harus menegur siswa yang melenceng dari perilaku semestinya. Guru
juga dapat mengingatkan siswa untuk mengamalkan nilai-nilai baik untuk membantu
mereka mengubah tingkah laku mereka.
3) Kegiatan Rutin: Kegiatan rutin didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara
teratur setiap saat. seperti membaca asmaul husna dan hafalan suratan pendek,
mengucapkan salam saat berpapasan dengan instruktur, berdoa sebelum dan sesudah
kelas, dan membersihkan ruang kelas
4) Memberikan Point: Dalam bidang manajemen kelas, guru harus memiliki kebiasaan
untuk bertindak di kelas seperti menegakkan disiplin moral melalui kegiatan yang telah
disepakati. Mereka juga harus bertindak sebagai teladan dan pembimbing bagi siswa
mereka, menciptakan suasana kelas yang demokratis, menanamkan nilai-nilai karakter
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
43
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
yang baik, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, dan mengajarkan siswa
mereka cara memecahkan masalah dengan cara yang adil dan damai.
Siswa memiliki bentuk karakter yang berbeda dan berbagai jenis karakter. Karakter anak
tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Hal inilah yang membuat kepribadian anak unik yang
tidak selalu ditemukan pada anak lain. Banyak faktor di sekitarnya, seperti keluarga, teman
sepergaulan, dan sekolah, memengaruhi perbedaan karakter ini. Untuk mencetak generasi
penerus bangsa yang berkarakter baik, sekolah harus menerapkan pendidikan karakter.
Keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan, menciptakan suasana yang kondusif,
integritas, dan internalisasi adalah beberapa sikap yang dapat digunakan untuk membangun
karakter (Hidayatullah, 2021).
Salah satu temuan penting dalam penelitian ini adalah kurangnya pelatihan dan
pengembangan profesi bagi guru dalam mengajarkan pendidikan karakter. Meskipun banyak
guru di Sulawesi Utara sudah mengerti pentingnya pendidikan karakter, sebagian besar dari
mereka belum mendapatkan pelatihan yang cukup terkait cara mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam proses pembelajaran yang efektif. Pelatihan yang lebih intensif dalam hal
pendidikan karakter akan sangat membantu guru dalam memahami strategi dan metode yang
tepat untuk membentuk karakter siswa, terutama dalam konteks yang beragam seperti yang ada
di Sulawesi Utara. Oleh karena itu, pengembangan profesi guru dalam bidang ini perlu
mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan lembaga pendidikan.
Peran Kepala Sekolah dalam Pendidikan Karakter
Secara sederhana, seorang kepala sekolah adalah seorang guru yang memiliki otoritas,
wewenang, dan tanggung jawab untuk mengepalai dan memimpin suatu organisasi yang
memungkinkan proses pembelajaran terjadi dan tempat di mana proses pembelajaran
dilakukan. Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan ini berkaitan
dengan bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam sebuah proses
interaksi yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang memiliki organisasi yang
baik. Untuk menjalankan sekolah dengan baik dan efisien, kepemimpinan kepala sekolah
sangat penting. Kepala sekolah, sebagai ujung tombak utama dalam pengelolaan pendidikan
dan manajer pendidikan di tingkat sekolah, diharapkan mampu memikul tanggung jawab dan
tanggung jawab untuk memajukan sekolah dan lembaga pendidikan (Anci, 2014).
Kepala sekolah adalah orang yang dapat ditiru oleh guru siswa dan pihak berwenang,
terutama mereka yang memiliki peran dalam mendidik karakter siswa. Kepala sekolah
bertanggung jawab atas penentuan tujuan, prosedur, dan pelaksanaan pendidikan karakter di
sekolah. Pembelajaran adalah tanggung jawab utama sekolah, menurut Dickona (2014).
Bagaimana sekolah dapat membantu siswa mengambil tugas belajar ini dengan serius,
melakukannya dengan sepenuh hati, dan membangun kualitas karakter yang kuat yang
memungkinkan mereka bekerja dengan baik. Semua pihak yang terlibat di sekolah bertanggung
jawab atas pendidikan karakter siswa, karena kepala sekolah tidak bekerja sendirian; mereka
memikul tanggung jawab koordinasi, kepemimpinan, manajemen, dan pengelolaan. Selain itu,
kepala sekolah beroperasi melalui mitranya, yang terdiri dari guru, staf, dan anggota lainnya.
Semua elemen ini digabungkan ke dalam program kerja sekolah, yang memungkinkan guru
untuk berkolaborasi.
Kepala sekolah adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas semua program
pendidikan karakter. Meskipun kepala sekolah mungkin tidak bertanggung jawab atas beberapa
program, kepala sekolah membentuk tim kerja untuk melakukan tugas pengendalian. Setelah
evaluasi Penilaian Karakter, tim kontrol akan melakukan tugasnya. (Emiasih, 2011). Peran
kepala sekolah dalam menciptakan sekolah yang maju dan berkembang dalam berbagai aspek
tidak terlepas dari peran mereka. Kepala sekolah tidak langsung berperan dalam pendidikan
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
44
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
karakter siswa, tetapi mereka membuat aturan dan visi sekolah. Dengan cara ini, kepala
sekolah dapat menanamkan pendidikan karakter, sedangkan yang lain akan diajarkan oleh
guru. Oleh karena itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas pendidikan karakter siswanya,
meskipun mereka tidak memiliki hubungan langsung dengan visi dan misi tersebut.
Menentukan visi dan misi institusi pendidikan adalah langkah pertama menuju implementasi
pendidikan karakter. Visi dan misi ini merupakan syarat untuk program pendidikan karakter.
Pendidikan karakter di sekolah bertujuan untuk mengidentifikasi peristiwa khusus yang dapat
terjadi dalam pergaulan sekolah, yang merupakan tempat pendidikan karakter dapat diterapkan
(Buchory & Swadayani, 2014).
Selain itu, peran kepala sekolah dalam membangun karakter siswa dapat dilihat dari
cara mereka memberikan instruksi langsung kepada guru mereka. Siswa memberikan instruksi
tentang cara guru mereka mengajarkan siswa tentang hal-hal seperti bekerja sama, bertegur
sapa, memberi salam, baik terhadap sesama teman, karyawan, guru, orang tua, dan seluruh
warga sekolah. Jadi, peran kepala sekolah dalam mendidik karakter siswa kepala sekolah,
meskipun mereka tidak selalu bertemu di kelas, menurut saya sangat bagus. Kepala sekolah
harus menggunakan strategi keteladanan, pembiasaan, dan sentuhan kalbu untuk membangun
karakter siswa, serta kepemimpinan dan mutu instruksional serta pemberdayaan seluruh warga
sekolah. Strategi komunikasi dan kolaborasi yang efektif harus diterapkan oleh orang tua dan
masyarakat (Suriansyah & Aslamiah, 2015).
Mengenai peran kepala sekolah dalam pendidikan karakter siswa sebagaimana
yang dikemukakan oleh siswa yaitu dengan melalui upacara, misalnya kita tidak hanya
disuruh untuk rajin belajar namun kita juga tetap diberikan bimbingan berupa moral
yaitudisiplin, sopan santun, taat kepada kedua orang tua, tanggung jawab, kemudian
yang paling besar adalah kita diberikan motivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas
keagamaan yang kreatif di sekolah dan itu terbukti bahwa dengan adanya beberapa nilai-
nilai karakter dan motivasi tersebut pasti akan tertanam karakter pada kita.
Menurut Lickona (2016) menegaskan untuk menciptakan budaya sekolah agar
memiliki moral positif ada lima unsur yang perlu dilakukan yaitu:
1) kepemimpinan moral dan akademis dari kepala sekolah,
2) disiplin dalam lingkungan sekolah yang memberi teladan, mendorong, menjunjung
tinggi nilai-nilai seluruh lingkungan sekolah,
3) kesadaran komunitas di seluruh lingkungan sekolah,
4) organisasi siswa yang melibatkan para siswa dalam mengurus diri sendiri dan
menumbuhkan perasaan
5) menunjujung arti penting moralitas dengan memberi waktu khusus untuk menangani
urusan moral.
Sekolah adalah tempat formal di mana siswa belajar. Siswa di sekolah tidak hanya
diharapkan untuk memiliki keterampilan kognitif dan psikomotorik, tetapi yang lebih penting
adalah keterampilan afektif mereka. Untuk mencapai hal ini, lembaga sekolah harus memiliki
peran, terutama kepala sekolah. Karena kepala sekolah adalah pembimbing, pengayom, dan
memberikan yang terbaik untuk siswanya, peran kepala sekolah sangat penting dalam
pendidikan karakter siswa. Kepala sekolah adalah pelopor bagi guru, siswa, dan karyawan
secara khusus untuk kemajuan dan kebaikan sekolah.
Kepala sekolah memegang peran penting dalam mendukung guru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter. Beberapa kepala sekolah di Sulawesi Utara
mengembangkan program-program khusus yang mendukung pembentukan karakter siswa,
seperti kegiatan sosial, pelatihan kepemimpinan, serta pengajaran nilai-nilai moral dalam setiap
mata pelajaran. Meskipun demikian, tidak semua sekolah memiliki kebijakan yang sama, dan
beberapa sekolah masih terbatas dalam hal sumber daya untuk mendukung program pendidikan
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
45
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
karakter secara maksimal. Kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar dalam
menciptakan iklim yang mendukung pendidikan karakter. Kepala sekolah yang aktif dalam
merumuskan kebijakan pendidikan karakter dan memberikan dukungan penuh kepada guru
akan sangat membantu dalam mengoptimalkan peran guru sebagai teladan. Program-program
yang dirancang oleh kepala sekolah, seperti kegiatan ekstrakurikuler yang menekankan
kerjasama, penghargaan terhadap nilai-nilai budaya lokal, dan pelatihan karakter, dapat
memperkuat pendidikan karakter di sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara
kepala sekolah, guru, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa pendidikan karakter
dapat diterapkan secara konsisten dan efektif.
4. Kesimpulan
Pendidikan karakter di Sulawesi Utara memiliki potensi besar untuk menghasilkan
generasi muda yang berkualitas, berintegritas, dan mampu beradaptasi dengan keberagaman
sosial yang ada. Peran guru sebagai teladan dalam pendidikan karakter sangat penting, namun
masih terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti keberagaman budaya dan agama, serta
keterbatasan pelatihan guru. Untuk itu, Guru memiliki peran strategis dalam membentuk
karakter peserta didik melalui keteladanan dalam sikap, perilaku, dan nilai-nilai moral. Di
Sulawesi Utara, peran ini menjadi semakin penting mengingat keragaman budaya yang kaya
dan tantangan modernisasi. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menjadi
model nyata dalam mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan
toleransi.
Melalui pendekatan yang konsisten, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang
mendukung pengembangan karakter siswa. Hal ini memerlukan komitmen untuk terus belajar,
introspeksi, dan menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan generasi muda.
Dengan demikian, guru tidak hanya mencerdaskan siswa secara intelektual, tetapi juga
membentuk generasi yang berintegritas, bermoral, dan perlu adanya upaya bersama antara
pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memberikan dukungan maksimal terhadap guru
dalam melaksanakan pendidikan karakter.
5. Ucapan Terima Kasih
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan-Nya
dalam proses penulisan artikel ini. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dalam penyusunan artikel ini. Ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan
kepada para guru, pendidik, dan akademisi di Sulawesi Utara yang menjadi inspirasi utama
dalam artikel ini. Peran dan dedikasi mereka dalam membentuk karakter generasi muda
sangatlah berharga dan menjadi teladan bagi kita semua. Semoga artikel ini dapat menjadi
sumbangsih kecil dalam upaya bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter di
Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara.
6. Daftar Pustaka
Aini, N., Kurniawan, A. D., Andriani, A., Susanti, M., & Widowati, A. (2023). Literature
Review: Karakter Sikap Peduli Sosial. Jurnal Basicedu, 7(6), 3816-3827.
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017)
Anci, R. (2014). Menuju Kepala Sekolah yang Profesional. Jurnal Expose Vol. XXIII, No. 2,
Desember 2014; 12-22.
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
46
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
Arifin, Muzayyin. (2016). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Surabaya: Al Ikhlas.
Burhanuddin, A. (2019). Membangun Karakter Siswa, Guru Dapat Lakukan 7 Hal Berikut.
https://siedoo.com/berita-24826-membangun-karakter-siswa-guru-dapat-lakukan-7hal
berikut/
Buchory dan Swadayani, T.B. (2014). Implementasi Program Pendidikan Karakter di SMP.
Jurnal Pendidikan Karakter, 7(3), 82-90.
Cahyanto, B., Mukhtar, A. S., Ba’da Mawlyda Iliyyun, Z., & Faliyandra, F. (2022). Penguatan
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar: Studi Implementasi di SD Brawijaya Smart
School. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 10(2), 202-213.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Diunduhdarihttps://Kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpContent/uplads/2016/08/
UU.no20th2003.Pdf (Diakses Pada 5 Desember 2024)
Djamarah, Z. A. (2016). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Emiasih, (2011). "Pengaruh Pemahaman Guru Tentang Pendidikan Karakter Terhadap
Pelaksanaan Pendidika Karakter Pada Mata Pelajaran Sosiologi", Jurnal Komunitas, Vol.3,
No.2
Fitria, Farida. 2022. Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Di SDI Miftahul
Hikmah Mojokerto. Digilib Uinsby. UIN Sunan Ampel Surabaya
Habel. (2015). Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar
005 di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan Hilir Kabupaten Malinau. Jurnal
Sosiologi, Vol 3, No. 2, 2015: 14-27.
Hadi, N. F., & Afandi, N. K. (2021). Literature review is a part of research. Sulawesi Tenggara
Educational Journal, 1(3), 64-71.
Hamalik, Oemar. 2019. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi
Aksara Haryanto. (2012). pengertian pendidikan menurut para ahli.
http://belajarpsikologi.com
Haryanto. (2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen). UNY Press.
Hasbullah, H. (2016). Kebijakan Pendidikan dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan Kondisi
Objektif. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hidayatullah, M. Furqon. 2021. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
(Surakarta: Yuma Pustaka)
Hulu, Y. (2021). Peran guru dalam pengembangan karakter pada siswa kelas III SD Negeri
071154 Anaoma Kecamatan Alasa. JURIDIKDAS: Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 4(1), 18-23.
Lickona, T. (2016). Mendidik Untuk Membentuk Karakter: Bagaimana sekolah memberikan
pendidikan tentang sikap hormat dan bertanggungjawab. Jakarta: Bumi Aksara.
Maksudin. (2013). PendidikanKarakterNon-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2013.
Mulyasa E. (2015). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara
Ma'mur, J. (2016). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Diva Press.
Academy of Education Journal
Vol. 16, No. 1, January 2025, Page: 37-47
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
47
Christo J. R. Masinambow et.al (Peran Guru Sebagai Teladan Dalam.)
Muslich, Masnur. 2013. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.
Bumi Aksara.
Novan Ardy Wiyani, Inovasi Kurikulum Dan Pembelajaran PAI SMA Berbasis Pendidikan
Karakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016)
Santoso, R., & Adha, M. M. (2019). Inovasi pendidikan karakter melalui pembelajaran berbasis
lingkungan sosial dan budaya. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP
Universitas Lampung 2019 (pp. 568-575). FKIP Universitas Lampung
Sudjarwo. 2015. Proses Sosial dan Interaksi Sosial Dalam Pendidikan. Bandung. CV Mandar
Maju.
Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suriansyah, dkk. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tsauri, S. (2015). Pendidikan Karakter Peluang dalam Membangun Karakter Bangsa. Jember:
IAIN Jember Press.
Usman, M. (2015). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.
Zulkarnain, D. (2019). Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Pada Siswa Kelas
X Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Palangka Raya. Jurnal Civic Education: Media
Kajian Pancasila Dan Kewarganegaraan, 3(1), 27.