Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1691
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola dalam
Permainan Sepak Bola Melalui Model Pembelajaran
Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pada Siswa
Kelas VIII MTS Negeri 1 Maluku Tengah
Risaldi
a,1
, Bahmid Hasbullah
b,2
, Mieke Souisa
c,3
, Mesak Hattu
d,4
abcd
Universitas Pattimura, Indonesia
1
slapicical@gmail.com;
2
3
ms.souisa1512@gmail.com;
4
cha.tgsmhs@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 5 Agustus 2024
Direvisi: 11 September 2024
Disetujui: 20 Oktober 2024
Tersedia Daring: 7 November
22024
Permasalahan dalam penelitian ini yakni apakah hasil belajar menyundul
bola dalam permainan sepak bola dapat ditingkatkan melalui model
pembelajaran problem solving? Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahu
peningkatan hasil belajar menyundul bola dalam permainan sepak bola
melalu model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) pada
siswa kelas VIII MTS Negeri 1 Maluku Tengah. Subyek penelitian yakni 18
orang siswa kelas VIII. Instrument penelitian yang diguinakan dalam
penelitian ini antara lain; rubric penilaian sikap, pengetahuan dan
psikomotor. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siklus I dengan
jumlah nilai 1214 dan ketuntasan belajar mencapai 66,30% atau terdapat 10
siswa yang tuntas dari 18 siswa. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan
jumlah nilai 1441 dan ketuntasan belajar mencapai 80,05%. Terdapat
peningkatan hasil belajar sebesar 13,75 %.
Kata Kunci:
Hasil Belajar
Menyundul Bola
Problem Solving
ABSTRACT
Keywords:
Learning Outcomes
Heading the Ball
Problem Solving
The problem in this study is whether the learning outcomes of heading the ball
in a football game can be improved through the problem solving learning
model? The purpose of this study is to find out the improvement of learning
outcomes of heading the ball in football games through the problem solving
learning model in grade VIII students of MTS Negeri 1 Central Maluku. The
subjects of the study were 18 students in grade VIII. The research instruments
used in this study include; rubric assessment of attitudes, knowledge and
psychomotor. The results of the study showed that the learning outcomes of
the first cycle with a total score of 1214 and learning completeness reached
66.30% or there were 10 students who completed out of 18 students. Student
learning outcomes in cycle II with a total score of 1441 and learning
completeness reached 80.05%. There was an increase in learning outcomes of
13.75%.
©2024, Risaldi, Bahmid Hasbullah, Mieke Souisa, Mesak Hattu
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau
pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang
dewasa kepada peserta didik untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar peserta
didik mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri. Pendidikan merupakan fenomena
yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia dimana ada kehidupan disitu pasti ada
pendidikan Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1692
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang pendidikan
(Rahmat Hidayat, 2019).
Proses pendidikan dapat terlaksana apabila didalamnya terdapat interaksi antara komponen-
komponen pendidikan salah satunya adalah interaksi antara peserta didik dan guru untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan melalui interaksi didalam proses pembelajaran.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru sebagai pendidik di
sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau
masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Guru merupakan satu diantara pembentuk-
pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar
(penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Haudi, 2021).
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya. (Tim GTK DIKDAS, 2021).
Tujuan utama PJOK adalah meningkatkan life-long physical activity dan mendorong
perkembangan fisik, psikologis dan sosial peserta didik. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini
mendorong perkembangan motivasi diri untuk melakukan aktivitas fisik, memperkuat konsep
diri, belajar bertanggung jawab dan keterampilan kerja sama. Peserta didik akan belajar mandiri,
mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, belajar bertanggung jawab dengan diri dan
orang lain. Proses menuju memiliki rasa tanggung jawab ini setahap demi setahap beralih dari
guru kepada peserta didik. Mata pelajaran PJOK selalau terkait dengan konsep aktivitas jasmani
(physical activities), bermain (play), olahraga (sport), rekreasi. (Warsito Sugiati Adi, 2020).
Proses pembelajaran akan mengalami perubahan yang bermakna dapat tercipta melalui
pemilihan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat tentunya
memberikan dampak terhadap capain tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Pendapat (Prasetyo,
2021) mengemukakan bahwa guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, terkadang
guru menemukan berbagai permasalahan dalam kegiatan mengajar. Apakah di dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau di luar pelaksanaan pembelajaran. Misalnya guru
menemukan siswa tidak aktif dalam belajar, motivasi belajar rendah, siswa tidak berani bertanya
padahal tidak memahami materi yang diajarkan guru, prestasi belajar siswa menurun, sarana dan
prasarana pendukung dalam pembelajaran kurang memadai. Jika melihat permasalahan tersebut,
dibutuhkan inovasi dan terobosan bagi seorang guru dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan
proses pembelajaran sepak bola materi menyundul bola di Kelas VIII MTS Negeri 1 Maluku
Tengah, dari hasil wawancara antara guru dan peneliti sendiri bahwa; pembelajaran menyundul
bola pada siswa kelas VIII telah sudah berjalan, namun belum menemukan hasil beajar sesuai
dengan capaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil pengamatan awal dari aspek sikap
menunjukan kepedulian, disiplin dan kerjasama dalam mengikuti materi pembelajaran
menyundul bola sudah baik. Pemahaman siswa terhadap teknik dasar menyundul bola dalam
permainan sepak bola belum baik. Kemampuan siswa dalam mempraktikan teknik dasar
menyundul bola dalam permainan sepak bola masih terdapat kesalahan seperti, perkenaan bola
masih mengunakkan kepada dan tidak menggunakan dahi untuk memantulkan bola ke temannya.
Posisi berdiri, dan posisi tubuh dalam menerima dan mengontrol bola dengan dahi belum
sempurna.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1693
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu jenis teknik dasar dalam permainan sepak bola
yang sangat sulit dilakukan oleh siswa adalah teknik dasar menyundul bola. Guru masih
menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga mempersulit siswa dalam
memecahkan permasalahan pembelajaran yang diajarkan pada saat itu. Siswa belum kreatif
dalam menjalankan proses pembelajaran tersebut. Mengacu pada permasalahan pembelajaran di
atas, perlu mendapatkan solusi pemecahaanya melalui penentuan model pembelajaran yang tepat
sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarklan. Sehingga siswa termotivasi dan kreatif
dalam mengikuti pembelajaran tersebut.
Keterampilan menyundul bola juga akan turut menentukan hasil permainan sepak bola.
Tidak selamanya bola itu bergerak datar dan mampu dijangkau oleh kaki. Seringkali bola
melambung tinggi di atas kepala baik disengaja maupun tidak disengaja. Cara terbaik untuk
menguasai atau mengendalikan bola yang melambung adalah dengan menyundulnya (Rizki
Prasetyo, Fitriana Puspa Hidasari, n.d.). selanjutnya (Wesson, dalam (Yusri Rumfot, Ema
Rumahlewang, Johanna Matitaputty, 2024)) mengatakan bahwa menyundul bola adalah salah
satu teknik dasar dalam permainan sepakbola dengan menggunakan kepala. Menyundul
dilakukan dengan bagian atas dahi dimana bola akan memantu dari atas kepala. Sama halnya
juga dengan (Bahtra, dalam (Yusri Rumfot, Ema Rumahlewang, Johanna Matitaputty, 2024)
juga mengatakan bahwa prinsip yang perlu diketahui seorang pemain dalam melakukan heading
atau menyundul bola yakni:
a. Tanggap dan waspada terhadap situasi sekitar
b. Konsentrasi
c. Mata terbuka dan melihat datangnya bola
d. Pengenaan bola pada dahi/kening
e. Leher dikunci
f. Waktu yang tepat melakukan heading (timing)
g. Posisi tubuh
Menurut (Joyce & Weil, dalam (Muhammad Nur Fauzi Angkotasan, Wihelmina Unmehopa,
2024)) Penggunanan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang
bagi siswa terhadap pembelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan untuk memahami pelajaran sehingga
memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Model pembelajaran harus
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana
pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu siswa mengembangkan dirinya baik berupa
informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas
berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti ini peneliti memberikan solusi menerapkan
model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar menyundul bola dalam permainan sepak bola. Pemecahan masalah meliputi kebebasan
berpikir tertentu dengan berbagai kemungkinan alternatif pemecahannya sehingga dalam proses
pemecahan suatu masalah dapat menggunakan beberapa pendekatan yang dilakukan seperti,
pendekatan reaktif, pendekatan antisipatif, dan pendekatan reflektif (Salim, 2014). Model
pembelajaran problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan
pada pengajaran dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang diikuti dengan penguatan
ketrampilan itu sendiri. (Pepkin, dalam (Putra, Fery Kurniawan Ady, 2014)). Karakteristik
model pembelajaran problem solving menurut (Putra, Fery Kurniawan Ady, 2014) yaitu sebagai
berikut:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1694
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Mengatur pembelajaran yang menekankan pada pertanyaan dan masalah yang dapat
dikatakan memiliki makna sosial yang penting bagi siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Problem solving biasanya memiliki pusat pada mata pelajaran tertentu, masalah yang
hendak diselidiki telah benar-benar dipilih secara nyata, hal tersebut agar dalam
pemecahannya siswa dapat melihat dari sudut pandang berbagai mata pelajaran lain.
c. Penyelidikan secara autentik
Problem solving menuntut siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari sebuah
penyelesaian secara nyata yaitu dengan melakukan analisis masalah, membuat maupun
mengembangkan hasil hipotesis, melakukan eksperimen jika dibutuhkan, dan menarik
kesimpulan.
d. Menghasilkan penyelesaian masalah
Problem solving menuntut siswa untuk menghasilkan cara mana yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
e. Kolaborasi
Dalam menentukan penyelesaian masalah siswa diharapkan mampu bekerja sama satu
sama lain, baik secara kelompok atau berpasangan.
Problem Solving merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari
informasi, menganalisis situasi, dan mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai
sasaran (Jauhar & Nurdin, 2017)).
Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola
Dalam Permainan Sepak Bola Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem
Solving) Pada Siswa Kelas VIII MTS Negeri 1 Maluku Tengah”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menyundul bola dalam permainan sepak bola
melalui model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) pada siswa kelas VIII MTS
Negeri 1 Maluku Tengah.
2. Metode
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (action research). Penelitian tindakan
kelas yaitu penelitian yang memperkenalkan empat langkah yakni, perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi (Eko Sigit Purwanto, 2023).
a. Penyusunan Rencana
Rencana tersebut adalah mengembangkan rencana tindakan penting untuk memperbaiki apa
yang telah terjadi. Rencana PTK harus dirumuskan berdasarkan hasil observasi awal yang
reflektif. Pengamatan awal dari proses yang terjadi dalam situasi yang ingin diperbaiki
dinyatakan dalam bentuk catatan lapangan yang lengkap yang mendeskripsikan dengan jelas
bagian dari proses keadaan/situasi pembelajaran yang akan ditingkatkan atau diperbaiki
(Prasetyo, 2021).
b. Pelaksanaan/Tindakan
Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan sadar dan terkendali dan merupakan variasi
latihan yang hati-hati dan terkendali (Prasetyo, 2021).
c. Pengamatan/observasi
Observasi atau pengamatan terhadap seluruh kegiatan bertujuan untuk mengidentifikasi,
mencatat dan mencatat setiap indikator proses dan hasil, termasuk indikator akibat tindakan
yang direncanakan dan efek samping. Pelaksanaan observasi atau observasi yang paling
penting adalah untuk mencari data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan, oleh karena
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1695
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
itu peneliti harus cermat menentukan metode, teknik dan menyiapkan alat yang benar agar
diperoleh data yang benar (Prasetyo, 2021).
d. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan memikirkan suatu tindakan yang sama seperti yang terekam
dalam observasi. Refleksi berusaha untuk memahami proses, masalah,dan kendala yang
sebenarnya dalam tindakan strategis. Kegiatan reflektif meliputi kegiatan analisis,
interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh dalam kegiatan observasi. Data yang terkumpul
selama periode pengamatan akan segera dianalisis dan diinterpretasikan, sehingga dapat
diketahui dengan segera apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Penafsiran
atau makna pengamatan tersebut menjadi dasar evaluasi sehingga dapat disusun langkah-
langkah selanjutnya dalam pelaksanaan tindakan (Prasetyo, 2021).
Subyek penelitian yakni siswa kelas VIII berjumlah 18 orang siswa. Proses pengumpulan
data penelitian mengacu kepada prosedur penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini yakni rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
termuat dalam RPP (Yusri Rumfot, Ema Rumahlewang, Johanna Matitaputty, 2024).
3. Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada siswa kelas VIII MTS Negeri 1 Maluku
Tengah. Pelaksanaan tindakan berlangsung dalam dua siklus pembelajaran. Peneliti
mengumpulkan data sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas yakni pada proses
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Peneliti bersama dengan teman sejawat
melakukan pengamatan terhadap hasil belajar sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam
pembelajaran menyundul bola yang dianalisis sebagai berikut:
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Rencana pelaksanaan tindakan pada siklus I berlangsung dalam dua kali tatap muka.
Peneliti menyususn RPP sesuai dengan penentuan model pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah). Peneliti bersama guru PJOK menyiapkan kelas, media
pembelajaran, serta fasilitas pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di kelas.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang.
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Proses
pembelajaran atau tindakan mengacu pada RPP yang telah disusun oleh peneliti.
c. Tahap Pengamatan
Dalam tahap pengamatan ini, peneliti dibantui oleh teman sejawat sebagai kolaborator
dengan menggunakan lembar pengamatan dan rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan
psikomotor untuk mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilaksanakan dapat disajikan data hasil belajar siswa pada siklus I
pada table 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Belajar Menyundul Bola dalam Permainan Sepak Bola Pada Siklus I
No
Nama Siswa
Hasil Belajar
1
AW
78
2
ALT
85
3
ARL
43
4
AN
78
5
DAS
50
6
DGAM
93
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1696
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
7
FAL
50
8
JL
78
9
MIM
78
10
K
40
11
NCT
56
12
MCA
40
13
NT
78
14
NWW
78
15
NF
78
16
OFPD
59
17
RT
81
18
SS
71
1214
67,44
66,30%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa melalui model pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah) diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I dengan
jumlah nilai 1214 dan ketuntasan belajar mencapai 66,30% atau terdapat 10 siswa yang
tuntas dari 18 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa
belum tuntas belajar.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, penelitian tindakan ini dapat dilanjutkan pada
siklus II dengan melakukan perbaikan dan revisi berdasarkan kelemahan-kelemahan
pembelajaran pada siklus I.
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Rencana pelaksanaan tindakan pada siklus II berlangsung dalam dua kali tatap muka.
Peneliti menyususn RPP sesuai dengan penentuan model pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah). Peneliti bersama guru PJOK menyiapkan kelas, media
pembelajaran, serta fasilitas pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di kelas.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang.
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam dua kali tatap muka pembelajaran. Proses
pembelajaran atau tindakan mengacu pada RPP yang telah disusun oleh peneliti.
c. Tahap Pengamatan
Dalam tahap pengamatan ini, peneliti dibantui oleh teman sejawat sebagai kolaborator
dengan menggunakan lembar pengamatan dan rubrik penilaian sikap, pengetahuan dan
psikomotor untuk mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilaksanakan dapat disajikan data hasil belajar siswa pada siklus II
pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Belajar Menyunduul Bola Dalam Permainan Sepak Bola pada Siklus II
No
Nama Siswa
Hasil Belajar
1
AW
78
2
ALT
85
3
ARL
78
4
AN
78
5
DAS
80
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1697
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
6
DGAM
93
7
FAL
87
8
JL
78
9
MIM
78
10
K
78
11
NCT
75
12
MCA
80
13
NT
78
14
NWW
78
15
NF
78
16
OFPD
80
17
RT
81
18
SS
75
Jumlah
1441
Rerata
80,05
Presentase Tuntas
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa melalui model pembelajaran problem solving
(pemecahan masalah) diperoleh nilai rata-rata prestasi atau hasil belajar siswa pada siklus
II dengan jumlah nilai 1441 dan ketuntasan belajar mencapai 80,05% atau terdapat 18
siswa yang tuntas dan telah melampaui KKM sebesar 75. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pada siklus II secara klasikal siswa telah tuntas belajar sehingga proses
pembelajaran berakhir pada siklus II.
d. Tahap Refleksi
Proses pembelajaran pada siklus II berlangsung sesuai dengan rencana hasil refleksi pada
siklus I. hasil belajar pada siklus II, aktivitas siswa meningkat secara signifikan
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklsu I. Presentase hasil belajar di siklus II telah
memenuhi KKM.
4. Kesimpulan
Pembelajaran menyundul bola dengan model pembelajaran problem solving (pemecahan
masalah) memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar menyundul bola dalam
permainan sepak bola yang ditandai dengan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus yaitu
siklus I xxxxx, siklus II xxxxxxx. Melalui model pembelajaran problem solving (pemecahan
masalah) berdampak positif yakni siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik,
dimana setiap siswa menunjukan sikap motivasi terhadap materi pembelajaran yang diajarkan
oleh guru. Melalui model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) berdampak
positif terhadap pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyundul bola yang diajarkan oleh
guru, dimana siswa dimampu memecahkan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran
yang diajarkan.
5. Daftar Pustaka
Eko Sigit Purwanto. (2023). Penelitian Tindakan Kelas (1st ed.). CV.Eureka Media Aksara.
Haudi. (2021). Strategi Pembelajaran (Hadion Wijoyo (ed.); 1st ed.). Anggota IKAPI :
020/SBA/20. Penerbit: CV.Insan Cendikia Mandiri).
Jauhar, S., & Nurdin, M. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa SD. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kependidikan, Vol. 1 Nom, 141149.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, November 2024, Page: 1691-1698
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1698
Risaldi et.al (Meningkatkan Hasil Belajar Menyundul Bola....)
Muhammad Nur Fauzi Angkotasan, Wihelmina Unmehopa, M. H. (2024). Meningkatkan Hasil
Belajar Teknik Dasar Passing Sepakbola Menggunakan Kaki Bagian dalam Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (STAD). Journal Of
Sport Teaching and Development (STAND), Volume 5 N.
Prasetyo, A. H. (2021). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Inspiratif (1st ed.). CV. Adanu
Abimata.
Putra, Fery Kurniawan Ady, B. A. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII TKR 1 Pada Mata Pelajaran Sistem
Pengapian Konvensional di SMK Negeri 1 Madiun. JPTM, Volume 02, 18.
Rahmat Hidayat, A. (2019). Ilmu Pendidikan. Konsep, Teori dan Aplikasinya (Candra Wijaya
(ed.); 1st ed.). Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)
Rizki Prasetyo, Fitriana Puspa Hidasari, A. T. (n.d.). Pengaruh Metode Bermain Terhadap Hasil
Belajar Heading Sepak Bola Pada Peserta Didik SMP. Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi FKIP UNTAN, 111.
https://media.neliti.com/media/publications/216544-pengaruh-metode-bermain-terhadap-
hasil-b.pdf
Salim, H. &. (2014). Strategi Pembelajaran. Suatu Pendekatan Bagaimana Meningkatkan
Kegiatan Belajar Siswa Secara Transformatif (Rusmiati (ed.); 1st ed.).
Tim GTK DIKDAS. (2021). Modul Belajar Mandiri. Calon Guru Aparatur Sipil Negera (ASN)
Pegawar Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Bidang Studi PJOK
SMP/SMA/SMK. Direktorat GTK Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Yusri Rumfot, Ema Rumahlewang, Johanna Matitaputty, M. H. (2024). Meningkatkan Hasil
Belajar Menyundul dalam Permainan Sepakbola Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Games Tournament (TTG) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Ambon.
Academy of Education Journal, Vol. 15, N, 16771684.
Warsito Sugito Adi.2020. Buku Panduan Guru PJOK SDLB. Jakarta: Kemdikbud