mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang pendidikan
(Rahmat Hidayat, 2019).
Proses pendidikan dapat terlaksana apabila didalamnya terdapat interaksi antara komponen-
komponen pendidikan salah satunya adalah interaksi antara peserta didik dan guru untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan melalui interaksi didalam proses pembelajaran.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru sebagai pendidik di
sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau
masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Guru merupakan satu diantara pembentuk-
pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar
(penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Haudi, 2021).
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya. (Tim GTK DIKDAS, 2021).
Tujuan utama PJOK adalah meningkatkan life-long physical activity dan mendorong
perkembangan fisik, psikologis dan sosial peserta didik. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini
mendorong perkembangan motivasi diri untuk melakukan aktivitas fisik, memperkuat konsep
diri, belajar bertanggung jawab dan keterampilan kerja sama. Peserta didik akan belajar mandiri,
mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, belajar bertanggung jawab dengan diri dan
orang lain. Proses menuju memiliki rasa tanggung jawab ini setahap demi setahap beralih dari
guru kepada peserta didik. Mata pelajaran PJOK selalau terkait dengan konsep aktivitas jasmani
(physical activities), bermain (play), olahraga (sport), rekreasi. (Warsito Sugiati Adi, 2020).
Proses pembelajaran akan mengalami perubahan yang bermakna dapat tercipta melalui
pemilihan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat tentunya
memberikan dampak terhadap capain tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Pendapat (Prasetyo,
2021) mengemukakan bahwa guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, terkadang
guru menemukan berbagai permasalahan dalam kegiatan mengajar. Apakah di dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau di luar pelaksanaan pembelajaran. Misalnya guru
menemukan siswa tidak aktif dalam belajar, motivasi belajar rendah, siswa tidak berani bertanya
padahal tidak memahami materi yang diajarkan guru, prestasi belajar siswa menurun, sarana dan
prasarana pendukung dalam pembelajaran kurang memadai. Jika melihat permasalahan tersebut,
dibutuhkan inovasi dan terobosan bagi seorang guru dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan
proses pembelajaran sepak bola materi menyundul bola di Kelas VIII MTS Negeri 1 Maluku
Tengah, dari hasil wawancara antara guru dan peneliti sendiri bahwa; pembelajaran menyundul
bola pada siswa kelas VIII telah sudah berjalan, namun belum menemukan hasil beajar sesuai
dengan capaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil pengamatan awal dari aspek sikap
menunjukan kepedulian, disiplin dan kerjasama dalam mengikuti materi pembelajaran
menyundul bola sudah baik. Pemahaman siswa terhadap teknik dasar menyundul bola dalam
permainan sepak bola belum baik. Kemampuan siswa dalam mempraktikan teknik dasar
menyundul bola dalam permainan sepak bola masih terdapat kesalahan seperti, perkenaan bola
masih mengunakkan kepada dan tidak menggunakan dahi untuk memantulkan bola ke temannya.
Posisi berdiri, dan posisi tubuh dalam menerima dan mengontrol bola dengan dahi belum
sempurna.