1. Pendahuluan
Pembelajaran di sekolah adalah komponen utama dari kegiatan pendidikan dengan tujuan
untuk mengantarkan siswa mengalami perubahan belajar baik secara sikap, pengetahuan dan
psikomotorik. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dihasilkan oleh proses belajar secara
umum disebut dengan hasil belajar, yaitu: the knowledge, skills and competences that people
haveacquired as a result of learning and can demonstrate if needed in a recognition process”
(Patrick, 2010:26 dalam (Lambertus J. Lokollo, Emma Rumahlewang, 2019). Hal tersebut
juga dikatakan oleh (Widya Lestari, Nursiam, 2023) bahwa kegiatan pengajaran di sekolah
merupakan bagian utama dari pendidikan yang bertujuan untuk mengantar siswa kepada
keadaan yang jauh lebih baik.
Selanjutnya (Hamalik, 2017), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan, material, dan prosedur
yang saling mempengaruhi agar mencapai tujuan pembelajaran. Huda (2013), menyatakan
bahwa pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, metakognisi, dan kognisi
yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi ketika seseorang sedang
belajar, dan kondisi seperti ini juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar
merupakan proses alamiah setiap orang.
PJOK adalah salah satu mata pelajaran wajib dan masuk dalam kurikulum sekolah yang
terwujud dari olahraga pendidikan di sekolah. (Asri and Abdul dalam (Muhammad Fajar &
Ismail, 2023)). Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan
yang bertujuan untuk mengembangkan individu secara organis, neuromuskuler, intelektual dan
emosional, melalui aktivitas jasmani”. Artinya, setiap pelaksanaan pendidikan tidak akan
lengkap tanpa dilengkapi oleh PJOK; fokus pelaksanaan PJOK adalah mengembangkan
potensi individu; pelaksanaan PJOK berpusat pada peserta didik; dan perkembangan peserta
didik secara keseluruhan menjadi target penting dalam pelaksanaan PJOK. Seluruh kondisi
terebut dapat dilaksanakan dalam proses belajar peserta didik. Dalam pembelajaran PJOK
SMA/SMK, siswa belajar untuk menerapkan keterampilan gerakan yang lebih terspesialisasi
beserta strategi dan konsep gerakan yang utuh dalam lingkup olahraga di masyarakat. Siswa
diharapkan mampu mengeksplorasi konsep dan strategi untuk menyempurnakan penampilan
gerak mereka sendiri dan orang lain. Siswa mampu menganalisis bagaimana partisipasi dalam
aktivitas fisik dan olahraga memengaruhi identitas individu, dan sekaligus membentuk budaya
(Agus & Bambang, dalam (Petra Thenu et al., 2023).
Dalam cabang olahraga sepakbola teknik dasar utama yang biasanya digunakan oleh para
pemain sepakbola diantaranya mengoper, menggiring, menendang, mengontrol, dan
menyundul. Salah satu teknik dasar yang berpotensi dapat membuahkan gol adalah teknik
menyundul. Teknik heading bola merupakan teknik yang sangat penting dalam permainan
sepakbola karena dapat menunjang terciptanya gol dalam suatu pertandingan (Kurniawan I,
2020). Heading atau menyundul bola adalah teknik dasar pada olahraga sepak bola, dimana
bagian kepala sebagai perkenaan terhadap bola, yang kemudian bola tersebut di berikan
kepada rekan setim atau untuk usaha mencetak gol ke gawang lawan (Sejati AS, 2021).
Menyundul bola adalah salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola dengan
menggunakan kepala. Menyundul dilakukan dengan bagian atas dahi dimana bola akan
memantu dari atas kepala (Wesson, 2022). Menyundul bola adalah menggerakan bola dengan
kepala yang bertujuan untuk memberi umpan, passing atau memasukan bola ke gawang.
(Taylor dalam (Bahtra, 2022) menyundul merupakan teknik yang sangat diperlukan yang
memberikan pelengkap yang efektif untuk bermain dengan kaki. Selanjutnya (Bahtra, 2022)
juga mengatakan bahwa prinsip yang perlu diketahui seorang pemain dalam melakukan
heading atau menyundul bola yakni:
1. Tanggap dan waspada terhadap situasi sekitar