Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1667
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan Al-
Qur’an Tujuh Surat Pilihan di PP. Al-Munawwir
Komplek Al-Fatimiyah Putri Krapyak Yogyakarta
a,1
Remita Riastri,
b,2
Musakal
a, b
Majemen Pendidikan Islam, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto, Demangan,
Gondokuseman, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta,
55281, Indonesia.
1
[email protected]-suka.ac.id;
2
[email protected]-suka.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 4 Oktober 2024
Direvisi: 14 Oktober 2024
Disetujui: 17 Oktober 2024
Tersedia Daring: 19 Oktober 2024
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna pendidikan
dalam tradisi pembacaan Al-Qur'an tujuh surat pilihan di Pondok
Pesantren Al-Munawwir Komplek Al-Fatimiyah Putri Krapyak
Yogyakarta, yang di jadian sebagai media untuk belajar membaca dan
menghafal Al-Qur'an. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana
spiritual, tetapi juga sebagai metode pembelajaran yang efektif bagi
santri dalam menguasai keterampilan membaca dan menghafal Al-
Qur’an dengan baik dan benar. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data
dilakukan dengan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian ini juga menggunakan analisis data
deskriptif-eksplanasi, yakni peneliti menjelaskan dan memberikan
gambaran secara mendalam tentang suatu objek, fenomena, atau
konsep sekaligus menguraikan cara kerjanya atau alasan dibaliknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ini secara signifikan
dapat meningkatkan kemampuan santri dalam membaca dan
menghafal Al-Qur’an khususnya tujuh surat pilihan, sambil
mengajarkan kaidah bacaan yang baik dan benar, termasuk
makharijul huruf dan kaidah tajwid. Selain itu, tradisi ini berperan
dalam membentuk karakter dan disiplin santri, meskipun terdapat
tantangan dalam pemahaman makna dan tujuan dari kegiatan
tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
tradisi pembacaan Al-Qur'an tujuh surat pilihan di Pondok Pesantren
Al-Munawwir Komplek Al-Fatimiyah Krapyak Yogyakarta
merupakan media dan metode yang sangat efektif dalam pendidikan
untuk mendukung pengembangan spiritual dan akademik santri,
serta memberikan nilai-nilai moral yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci:
Makna Pendidikan
Tradisi Pembacan Al-Qur’an
ABSTRACT
Keywords:
Meaning of Education
Tradition of Quran Recitation
This study aims to explore the meaning of education in the tradition of
reading seven selected surahs of the Al-Qur'an at the Al-Munawwir
Islamic Boarding School, Al-Fatimiyah Putri Krapyak Complex,
Yogyakarta, which serves as a medium for learning to read and
memorize the Al-Qur'an. This tradition functions not only as a spiritual
avenue but also as an effective teaching method for students to master
reading and memorizing the Al-Qur'an correctly. The research employs
a qualitative descriptive method with an ethnographic approach. Data
collection was conducted using three techniques: observation,
interviews, and documentation. Data analysis utilized a descriptive-
explanatory approach, where the researcher provides an in-depth
description of an object, phenomenon, or concept while explaining how
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1668
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
it works and the reasons behind it. The findings indicate that this
activity significantly enhances students' abilities to read and memorize
the Al-Qur'an, particularly the seven selected surahs, while teaching the
correct reading rules, including makharijul huruf and tajwid.
Additionally, this tradition plays a role in shaping the character and
discipline of the students, despite challenges in understanding the
meaning and purpose of the activities. Based on the research findings,
it can be concluded that the tradition of reading sthe seven selected
surahs of the Al-Qur'an at the Al-Munawwir Islamic Boarding School,
Al-Fatimiyah Krapyak Yogyakarta, is a highly effective educational
medium, supporting the spiritual and academic development of the
students and imparting beneficial moral values in their daily lives.
©2024, Remita Riastri, Musakal
This is an open access article under CC BY-SA license
1.
Pendahuluan
Pendidikan adalah kebutuhan dasar manusia yang penting untuk mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendidikan berfungsi untuk menyeimbangkan berbagai
aspek kehidupan agar menjadi lebih baik (S. A. A. Putri & Pasaribu, 2023, p. 46). Dijelaskan
dalam UU Pasal 1 No. 1 Tahun 2003, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampialan yang diperlukan bagi dirinya,
masyarakat dan Negara (Presiden dan DPRI, 2003). Salah satu bentuk pendidikan yang
sederhana adalah ngaji Al-Qur'an, yang fokus pada belajar membaca Al-Qur'an. Proses belajar
dimulai dengan membaca surat Al-Fatiha, dilanjutkan dengan juz amma, dan aktivitas ini di
jadikan sebagai bagian dari ibadah.
Selain itu, tradisi pembacaan Al-Qur’an dapat membantu dalam kehidupan sehari-sehari
guna mendukung pendidikan spritualitas individu (Lutfatul Husna, 2020). Dalam praktiknya,
tradisi pembacaan Al-Qur’an surat-surat pilihan menjadi salah satu media untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT dan membentuk kepribadian (Faizah & Rosyidah, 2022). Sebagai sebuah
media mendekatkan diri maka panduan spiritualitas yang melekat sudah pasti nyata (Kharir &
Finaldy, 2024). Tradisi pembacaan Al-Qur’an surah-surah pilihan mengindikasikan adanya
pendekatan secara filosofis, permohonan kebaikan, serta memberikan makna akan kecintaan kita
terhadap figur teladan yaitu Rasullullah SAW (Natasa et al., 2022). Perluasan makna tradisi
pembacaan Al-Qur’an juga dapat berfungsi sebagai pendidikan karakter yang meliputi nilai-nilai
seperti kejujuran, keberanian, akhlak, serta semangat tolong-menolong dan kerja sama (Saudi,
2022). Tidak jarang tradisi ini juga dimaknai sebagai wadah untuk mempererat hubungan antara
persaudaraan sesama muslim yang berasal dari nilai-nilai filosofisnya yang lebih dalam (Hilmina
& Rizqy, 2024).
Seperti halnya tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan di Pondok Pesantren Al-
Munawwir Komplek Al-Fatimiyah Putri Krapyak Yogyakarta, selain menjadi sarana
pembelajaran spritual, tradisi ini juga mengandung nilai-nilai pendidikan sehingga sampai saat
ini menjadi warisan yang turun-temurun dari guru ke murid dan terus di lestarikan hingga saat
ini. Orientasi dari tradisi ini memfokuskan pada pembiasaan pembacaan Al-Qur’an tujuh surat
pilihan sebagai metode (awal) dan media belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an surat-surat
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1669
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
pilihan dengan mudah, bacaan baik dan benar. Disamping itu, tradisi ini juga mencoba
menanamkan nilai-nilai moral dalam proses pembelajarannya.
Beberapa pesantren menjelaskan bahwa, tradisi pembacaan Al-Qur’an surat-surat pilihan
seperti surat Ar-Rahman dapat berfungsi sebagai metode pembelajaran untuk membentuk
akhlakul karimah para santri (Shintia, 2022). Disisi lain tradisi pembacaan Al-Quran surah
pilihan menjadikan wadah dan modul dalam pendidikan, adanya nilai-nilai pendidikan karakter
serta etika murid terhadap guru yang dilatarbelakangi oleh sebuah pengetahuan (Nurmansyah &
Haris, 2022). Selain itu, pembacaan Al-Qur’an surat Yasin, Al-Waqiah, Al-Muluk dan surat Al-
Kahfi juga dapat mendidik dan melatih para santri menjadi orang yang disiplin dan istiqomah
dalam menjalankan aktivitas (Fawaid, 2022). penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Rifai Lubis
menyatakan bahwa pembacaan surat-surat pilihan seperti surat Al-Fatiha hadir atas dasar
filosofis dan pedagogi dimana prosesinya dilakukan untuk membentuk karakter ketauhidan,
ibadah, serta keberkahan
(Rahmat Rifai Lubis, Latifah Hanum, 2022). Sedangkan Pembacaan
Al-Qur’an surat-surat pilihan menggunakan tradisi tahsin binadhor dianggap dapat membantu
santri meningkatkan kelancaran dan kefasihan bacaan, ini sekaligus menyoroti atas benar dan
salahnya hukum tajwid serta makhrijul huruf. Cara pembelajaran yang ditawarkan metode ini
adalah dengan kegiatan pembacaan Al-Qur’an yang dilakukan secara personal (satu per satu)
oleh ustazah, proses ini mempertimbangkan efektifnya pembelajaran Al-Qur’an yang dilakukan
sehingga secara makna juga dapat dipahami (Adiningsih et al., 2023).
Tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-
Muanwwir Komplek Al-Fatimiyah Putri Krapyak Yogyakarta ditujukan bagi seluruh santri.
Tetapi, secara khusus tradisi ini menekankan perhatian pada santri baru dan serta santri lama
yang masih belum lancar dalam membaca Al-Qur’an, sekaligus melatih seluruh santri dalam
menghafal Al-Qur’an tujuh surat pilihan. Selain dijadikan sebagai metode dan media belajar dan
menghafal Al-Qur’an, kegiatan ini juga di jadikan sebagai bentuk tirakat seorang guru dan murid
dalam proses pembelajaran, berharap semoga bisa diberikan kemudahan, kelancaran dan
keberkahan dalam proses tolabul ilmi. Tirakat memilikiki arti menahan dari hawa nafsu.
Masyarakat Jawa memaknai tirakat sebagi upaya batiniah dengan cara-cara tertentu untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt agar keinginnya dapat terkabul (Gesta Bayuadhy, 2024, p.
66). Berkaitan dengan tirakat, semua hal atau kegiatan yang ada di pesantren seperti mengaji Al-
Qur’an, kitab kuning selalu mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, kemandirian, semangat
kerja, solideritas serta keikhlasan. Selain itu, berbagai aktivitas lainnya juga bisa dianggap
sebagai tirakat (Fitriana & Cenni, 2021).
Beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa, pembelajaran di lembaga pendidikan
Islam dengan tradisi pembacaan Al-Qur’an surat-surat pilihan dapat membantu dan
memudahkan para santri dalam belajar membaca, menghafal dan menjaga hafalan Al-Qur’an.
Sebagaimana penelitian yang di lakukan oleh Cholid Mashudi, dengan adanya pembacaan Al-
Qur’an surat-surat pilihan di PP. Al-Iman Putra Ponorogo yang terdiri dari surat Ar-Rahman, Al-
Waqiah, Al-Muluk dan Yasin secara efektif dapat melatih kefasihan dalam melafalkan huruf
hijaiyah, dapat membantu dalam pembenaran membaca Al-Qur’an dan secara tidak langsung
membantu santri dalam menghafalkan surat-surat pilihan tersebut (Mashudi, 2021, pp. 4351).
Begitu pula penelitian yang di lakukan oleh Ainun Jaziroh, dengan mengunakan kacamata (teori)
Hans Robert Jauss, menjelaskan bahwa pembacaan Al-Qur’an surat-surat pilihan di PP. Miftahul
Huda Kaliwugu Kendal, yang mengamalkan pembacaan Al-Qur’an surat Yasin, Al-Waqiah, Al-
Muluk, dan Al-A’la dapat membantu para santri dalam belajar membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar, baik dari segi makrajul-alhuruf dan tajwid-nya. Selain itu, kegiatan ini juga efektif
dalam melatih santri untuk menghafal, memperkuat, dan menjaga hafalan Al-Qur’an (Jaziroh,
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1670
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
2019). Penelitian yang dilakukan oleh Siti Faizah menjelaskan bahwa kegiatan tradisi
pembacaan Al-Qur’an surat-surat pilihan yang terdiri dari surat, Al-Fatiha, Yasin, Al-Waqiah,
Al-Muluk dan As-Sajadah sesuai dengan makna ekspresif menurut pengasuh, pengurus dan
santri secara efektif dapat memotivasi dan membantu santri dalam belajar membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar sesuai dengan makrajul-alhuruf dan tajwid-nya (Faizah & Rosyidah,
2022b, p. 108). Temuan serupa juga yang di lakukan oleh Ahmad Zainal Musthofa dalam
kegiatan tradisi pembacan Al-Qur’an surat-surat pilihan di PP. Manba’ul Hikam Sidoarjo yang
terdiri dari surat Al-Fatihah, Al-Waqiah, Yasin, dan Al-Kahfi sesuai dengan makna ekspresif
dari pengasuh, pengurus dan para santri bahwa kegiatan tradisi pembacaan Al-Qur’an surat-surat
pilihan ini secara efektif dapat memperbaiki dan melatih bacaan Al-Qur’an, sehingga pembacaan
Al-Qur’an tersebut menjadi benar dan tepat sesuai dengan makhrij al-huruf dan kaidah tajwid-
nya (Musthofah, 2015).. disamping itu pula secara subjektif tradisi pembacaan alquran surah-
surah pilihan juga dapat menjadi amalan sehari-hari, pelancar rezeki dan obat hati serta
penambah rezeki (Imam Ma’rif Hidayat, 2023). Menurut penelitian Lailatus salamah bahwa
tradisi pembacaan alquran surah pilihan diyakini menjadi wadah dan instrumen mententramkan
jiwa dan sebagai bentuk pendidikan karakter(ketakziman) yang tertanam dalam aktualitas dan
relasi murid kepada guru (Salamah & As’adah, 2022).
Namun, dalam kegiatan tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan di Komplek Al-
fatimiyah Putiri Krapyak Yogyakarta ditemukan sebuah problem bahwa dalam pengamalan
pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan masih banyak santri yang belum memahami mengenai
makna dan tujuan dari tradisi tersebut. Beberapa santri menjadikan tradisi ini hanya sebagai
pelaksanaan kewajiban yang harus dipenuhi atau tradisi ini di lakukan hanya untuk menghindari
hukuman, tanpa benar-benar memahami esensi atau manfaatnya. Walaupun demikian, semangat
ketaatan dan niat baik para santri tetap dapat menjadi dorongan untuk mencari solusi.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada upaya untuk meningkatkan pemahaman santri
tentang arti dan tujuan dari kegiatan tersebut. Misalnya, dengan memberikan penjelasan yang
lebih mendalam mengenai manfaat spiritual dan edukatif dari masing-masing surat yang dibaca,
serta mengadakan diskusi atau kajian yang dapat menambah wawasan dan motivasi santri
(Lailatunnadhiroh & Aini, 2022). Menggunakan pendekatan yang lebih interaktif dan inspiratif,
diharapkan para santri tidak hanya menjalankan kegiatan ini sebagai rutinitas yang mengugurkan
kewajiban atau menghindari hukuman saja, tetapi juga kegiatan ini bisa tertanam dalam diri
santri dan dijadikan sebagai bagian dari proses pembelajaran yang berarti dan membentuk
karakter.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengulas dan membedah lebih jauh
terkait makna pendidikan dalam “Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Tujuh Surat Pilihan di PP. Al-
Munawwir Komplek Al-Fatimiyah Putri Krapak Yogyakarta”, apakah kemudian dalam
prakteknya hanya menjadi rutinitas semata atau ada kandungan ontetik dan nilai-nilai spritualitas
dalam pembelajaran sebagai mode pendidikan santri.
2.
Metode
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi.
Metode deskriptif kualitatif menggunakan analasis data deskripsi konstruk dimana terdapat
beberapa elemen yang memungkinkan untuk mengukur sebuah fenomena sepeti adanya definisi,
dimensi atau aspek, indikator, relevansi serta contoh (Ulfatin, 2022). Sedangkan pendekatan
Etnografi merupakan pekerjaan seorang peneliti dalam mendeskripsikan suatu kebudayaanan,
dengan tujuan untuk memahami pandangan hidup yang berasal dari sudut pandang ontentik
penduduk aslinya (James P. Spradley, 2006, pp. 34). Pengambilan data dilakukan dengan tiga
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1671
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
teknik yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi (Nasution, 2023). Penelitian ini juga
mengunakan analisis data deskriptif-eksplanasi, yakni peneliti menjelaskan dan memberikan
gambaran secara mendalam tetang suatu objek, fenomena, atau konsep sambil menjelaskan cara
kerja atau alasan dibaliknya.
3.
Hasil dan Pembahasan
Prosesi Tradisi Pembacaan Al-Quran Tujuh Surat Pilihan di PP. Al-Munawwir Komplek
Al-Fatimiyah Putri
Tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan adalah suatu kegiatan sekaligus rutinitas
masyarakat Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Al-Fatimiyah Putri yang berlokasi di
Krapyak Yogyakarta. Ponpes ini menjalankan salah satu praktik komunal yaitu pembacaan Al-
Qur’an tujuh surat pilihan dengan metode-metode tertentu. Tradisi ini juga memilih tujuh surah
pilihan untuk dibaca pada waktu-waktu khusus, dengan keyakinan bahwa kebiasaan ini dapat
menjadi metode dan media belajar serta menambah khazanah ilmu (W. D. Putri & Ilzam Hubby
Dzikrillah Alfani, 2023). Disamping itu juga, diyakini dapat membantu mewujudkan berbagai
tujuan dan kebutuhan yang membawa manfaat dan keberkahan dalam kehidupan dunia dan
akhirat (Haya Haura’ Hasyimiyah, 2023).
Tujuh surah pilihan tersebut terdiri dari Al-Qur’an surah As-Sajdah dilaksanakan disetiap
hari ahad, Yasin hari senin, Ad-Dukhan hari selasa, Ar-Rahman hari rabu, Al-Waqi’ah hari
kamis, Al-Jumu’ah hari jum’at dan Al-Muluk hari sabtu. Penetapan tradisi ini digagas langsung
oleh pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Fatimiyah Putri yang dijadikan
sebagai amalan harian santri. Asal tradisi ini merupakan sanat keilmuan yang sudah turun-
temurun dari guru ke murid dan terus di amalkan hingga saat ini. Untuk lokasi pelaksanaannya
bertempat di Mushola Komplek Al-Fatimiyah Putri, yang terletak di tengah-tengah antara rumah
pengasuh dan Komplek Al-Fatimiyah Putri.
Terkait waktu pelaksanaan pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan dijadwalkan setiap
hari ba’da sholat subuh secara berjamaah sesuai dengan surah yang telah ditetapkan pengasuh
pondok pesantren. Prosesi pelaksanaannya dipandu langsung oleh pengasuh sekaligus pemimpin
Pondok yaitu Ibu Nyai Hj Ida Fatimah Zainal, jika pengasuh berhalangan hadir maka prosesi
pembacaan Al-Qu’an tujuh surat pilihan akan tugaskan kepada pengurus atau ustadzah sebagai
wakil. Proses Pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan menggunakan nada lantang (jahr),
dilagukan (tartil) serta tetap memperhatikan tajwid dan mahorijul huruf dengan baik dan benar
(Abdussalam Muqbil al-Majid, 2004). Sebagaimana Allah Swt berfirman:



“….dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (tartil).(Q.S Al-Muzamil
[73]: 4). Terjemahan Kemenag 2019
Secara umum untuk mengawali kegiatan, dibuka dengan pembacaan Al-Qur’an surat Al-
Fatihah sebagai tawassul yang di tujukan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat, para alim ulama’, kedua orang tua, seluruh guru, para santri dan seluruh kaum muslimin
dan muslimat. Selain pembacaan surah Al-Fatihah posisi duduk santri juga telah di atur pihak
pondok dimana seluruh santri bersimpuh menghadap kiblat dan ibu nyai Ida berada di tempat
semula imam sholat dan duduk berhadapan dengan santri. Setelah pembacaan surat pilihan
selesai, seluruh santri diwajibkan membaca do’a khotmil Qur’an seperti terlihat pada gambar
berikut:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1672
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
Rangkaian tradisi selanjutnya yaitu, meyuguhkan ngaji binnadhor (membaca), yang
dilasanakan setelah pembacaan tujuh surah pilihan. Fungsinya sebagai sarana untuk mempelajari
dan memperbaiki bacaan Al-Qur'an (Ghufron & Ikramina, Mahreshaibati Bilqis Anbiya, 2023).
Ngaji binnadhor adalah suatu kegiatan dimana para santri membaca Al-Qur’an (mengaji) dengan
mushaf terbuka, disimak langsung oleh ustadzah dan dilakukan satu persatu secara bergantian
(Adiningsih et al., 2023). Ditandai dengan adanya lantunan pujian asmaul husna, asmaul husna,
sholawat kalamun qodim, dan surat Al-Fatihah sebagai tawasul. Tahap selanjutnya santri mulai
menyetorkan bacaannya sesuai dengan kelompok masing-masing.
Secara khusus, pembelajaran ngaji binnadhor yang dilaksanakan di Komplek Al-
Fatimiyah Putri menggunakan metode sorogan yaitu, bacaan setiap santri disimak secara
langsung oleh ustadzah serta dilakukan secara bergantian (Yulianti et al., 2024). Untuk menjaga
ketertiban ngaji binazhor maka posisi santri diarahkan menjadi tiga baris ke belakang. Perihal
memastikan beneranya bacaan yang di setorkan santri para santri cukup menyetorkan bacaan
satu halaman dan bacaannya di ulang dua kali untuk melancarkan dan membenarkan bacaan Al-
Qur’an yang salah sebelumnya. Dengan menggunakan metode sorogan keotentikan dan
kestabilan potensi membaca Al-Qur’an pada masing-masing santri dapat terevaluasi dengan
efektif (Nurokhmiyati, 2021).
Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Tujuh Surat Pilihan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Pondok Pesanren. Al-Munawwir
Komplek Al-Fatimiyah Putri Krapyak Yogyakarta, kegiatan tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh
surat pilihan ini memiliki tiga makna pendidikan bagi pengasuh, pengurus dan para santri.
Diantaranya sebagai berikut:
a. Makna Pendidikan Bagi Pengasuh
Tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan dijadikan sebagai métode dan media
belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an bagi seluruh santri Komplek Al-Fatimiyah
Putri, terkhusus untuk santri binnadhor dan santri baru yang masih kurang bagus dalam
membaca Al-Qur’an. Kegiatan ini dijadikan sebagai upaya untuk membiasakan dan
melancarkan para santri dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an tujuh surat pilihan.
Setidaknya, bagi santri yang tidak menghafalkan Al-Qur’an bisa memiliki pegangan atau
sangon (bekal) suratus sab’ah.
Hafalan tujuh surat pilihan ini akan menjadi syarat wajib untuk mengikuti wisuda
binnadhor, syarat untuk calon santri tahfidz agar dapat melanjutkan ke juz satu, dan juga
sebagai materi ujian untuk kenaikan kelas di Madrasah Diniyah Salafiyah V kelas satu
sampai kelas empat. Jauh sebelum mengikuti wisuda binnadhor, para santri dibiasakan
untuk membaca dan menghafal suratus sab’ah. Dengan demikian, pada saat waktunya tiba
Gambar I; Prosesi Tradisi Pembacaan Al-Quran Tujuh Surah Pilihan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1673
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
untuk menyetorkan hafalan, para santri sudah siap dengan bacaan yang bagus, lancar dan
benar, sesuai dengan makhrorijul huruf dan tajwidnya.
Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Nyai Ida Fatimah; “ketika santri sering membaca
tujuh surat pilihan, sedikit demi sedikit akan membaguskan bacaan Al-Qur’an-nya dan
dengan membaca dan menghafal tujuh surat pilihan ini akan memudahkan kita untuk
membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an lainnya.” Secara langsung mapun tidak
langsung kegiatan ini dapat membantu para santri dalam menghafalkan tujuh surat pilihan.
Selain itu juga, pembiasaan menghafal ini sebagai upaya dalam membentuk karakter
religius para santri (Arifin & Ikrom, 2022).
Makna pendidikan yang diterapkan oleh pengasuh melahirkan empat target pencapaian
bagi santri di Komplek Al-Fatimiyah Putri yaitu sebagai berikut;
1. Sebagai upaya untuk mengajarkan dan menerapkan bacaan Al-Qur’an sesuai dengan
kaidah tajwid, makharijul huruf dan tanda-tanda waqof (berhenti) dengan tepat dan
benar.
2. Pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan ini berfungsi sebagai salah satu media untuk
membenarkan, memperindah dan melancarkan bacaan Al-Qur’an para santri.
3. Pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan ini dijadikan sebagai media untuk melatih
lidah dan daya ingat santri dalam membaca dan menghafalkan Al-Qur’an, khususnya
tujuh surat pilihan.
4. Pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan ini menjadi materi ujian standar untuk
kenaikan kelas Madrasah Diniyah Salafiyah V dari kelas satu sampai kelas empat,
syarat calon santri tahfidz untuk melanjutkan ke hafalan juz satu, serta sebagai syarat
untuk mengikuti wisudah binnadhor.
b. Makna Pendidikan Bagi Pengurus
Tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan ini memiliki tiga makna diantaranya
yaitu:
1. Tradisi membaca Al-Qur’an tujuh surat pilihan dijadikan sebagai media untuk belajar
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar yang sesuai dengan kaidah tajwid,
mahorijul huruf, dan tanda-tanda waqof (berhenti) yang tepat.
2. Tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan ini dijadikan sebagai sarana untuk
membiasakan santri agar mereka senang dan istiqomah dalam membaca, menghafal,
serta terus mengamalkan bacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan kapan dan di manapun
santri nantinya.
3. Pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan ini dijadikan sebagai materi ujian standar
kenaikan kelas santri Madrasah Diniyah Salafiyah V, syarat calon santri tahfidz untuk
melanjutkan ke hafalan juz satu, serta sebagai syarat untuk mengikuti wisudah
binnadhor.
c. Makna Pendidikan Bagi Santri
Tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan ini memiliki tiga makna diantaranya
yaitu:
1. Tradisi membaca Al-Qur’an tujuh surat pilihan dijadikan sebagai media untuk belajar
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah tajwid, mahorijul
huruf, tanda-tanda waqof (berhenti) yang tepat dan nahwu sorof dalam bacaan Al-
Qur’an.
2. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bisa menjadi terapi diri agar menjadi pribadi
yang lebih baik, serta membantu membentuk diri agar memahami makna tradis ini
dengan baik.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1674
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
3. Dengan mengikuti kegiatan ini, dapat memudahkan dan melancarkan para santri
ketika mengaji, belajar, kuliah serta mendapatkan keberkahan dari seorang guru.
4.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tardisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan merupakan
suatu kegiatan sekaligus rutinitas masyarakat Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Al-
Fatimiyah Putri Krapyak Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan salah satu praktik komunal yang
ada di Komplek Al-Fatmiah Putri, yaitu diadakanya pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan
yang dijadikan sebagai metode dan media belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Disamping itu, tradisi ini diyakini dapat membantu mewujudkan berbagai tujuan dan kebutuhan
yang membawa manfaat dan keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dalam kegiatan
tradisi pembacaan Al-Qur’an tujuh surat pilihan memiliki tiga makna pendidikan, yaitu makna
pendidikan bagi pengasuh, pengurus dan para santri.
5.
Daftar Pustaka
Abdussalam Muqbil al-Majid. (2004). Bagaimana Rasulullah Mngejarkan Al-Qur’an Kepada
Sahabat? Darul Falah.
Adiningsih, A. K., Maryono, & Fuadi, S. I. (2023). Implementasi Metode Tahsin Binnadhor
Dalam Pembelajaran Al-Qur ’ an Santri Putri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur ’ an Al-
Asy ariyyah Kalibeber Mojotenagah Wonosobo. CENDEKIA: Jurnal Ilmu Sosial,
Bahasa Dan Pendidikan, 3(3), 6168.
Arifin, S., & Ikrom, F. (2022). Impelementasi Pembisaan Membaca Juz Amma Untuk
Membentuk Karakter Religius Peserta Didik di Madrasah Aliyah Al-Kholafiyah Tekung
Lumajang. At-Ta’lim : Jurnal Pendidikan, 8(2), 196.
https://doi.org/10.55210/attalim.v8i2.752
Faizah, S., & Rosyidah, A. (2022a). Tradisi Pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an(Kajian Living
Qur’an di TPQ Nurussholah Kampung Marhaban Kecamatan Singkawang Selatan Kota
Singkaang). Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Hadist, 5(1), 106.
https://doi.org/10.35132/albayan.v5i1.185
Faizah, S., & Rosyidah, A. (2022b). Tradisi Pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an. Al-Bayan: Jurnal
Ilmu Al-Qur’an Dan Hadist, 5(1), 96121. https://doi.org/10.35132/albayan.v5i1.185
Fawaid, M. (2022). Tradisi Pembacaan Surat-surat Pilihan dalam Al-Qur’an (Studi Living
Qur’an di Pondok Pesantren Assyafi’iyyah Desa Talun, Kabupaten Pati).
http://repository.iainkudus.ac.id/7815/
Fitriana, A., & Cenni. (2021). Perempuan dan Kepemimpinan. Prosiding Webinar Nasional
IAHN-TP Palangka Raya, 1.
Gesta Bayuadhy. (2024). Lelaku dan Tirakat Orang Jawa. DIVA Press.
Ghufron, D. M., & Ikramina, Mahreshaibati Bilqis Anbiya, B. F. (2023). Jurnal al burhan staidaf.
Jurnal Al Burhan Staidaf, 3(2), 19.
Haya Haura’ Hasyimiyah. (2023). Tradisi Pembacaan Surat-Surat Pilihan dalam Al-Qur’an,
“Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren As Sa’adah Tambakejo Gayamsari
Semarang” (Issue 112). Insitut Agama Islam Negeri Kudus.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1675
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
Hilmina, F., & Rizqy, P. (2024). Tradisi Pembacaan Surah Yasin Malam Nisfu Sya Ban di
Pontianak Timur , Kalimantan Barat. Jurnal Ilmu Alquran Dan Tafsir, 2(1), 19.
Imam Ma’rif Hidayat. (2023). Kajian Living Qur’an Tradisi Membaca Surah Al-Kahfi Santri di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Rawalo Banyumas. JIQSI - Jurnal Ilmu Al Qur’an Dan
Studi Islam, 1(1), 13.
James P. Spradley. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana.
Jaziroh, A. (2019). Resepsi Surat-Surat Pilihan Dalam Al-Qur’an di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Kaliwungu Kendal. 1185.
Kharir, A., & Finaldy, A. R. (2024). Pembacaan Tiga Surat Pilihan dalam Tradisi Malem
Sabellesen (Studi Living Quran di Desa Konang Pamekasan). Ma’arif: Jurnal Kajian
Agama Dan Filsafat Islam, 6(2), 36.
Lailatunnadhiroh, & Aini, A. (2022). Tradisi Pembacaan Al-Qur’an di Sebuah Keluarga di
Kediri, Jawa Timur. Tebuireng: Journal of Islamic Studies and Society, 2(1), 83.
https://doi.org/10.33752/tjiss.v2i1.2255
Lutfatul Husna, A. Z. A. (2020). Tradisi Pembacaan Surat Al-waqi’ah Dan Surat Al-Mulk Di
Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanggayam Blitar Jawa Timur. Jurnal Ulunnuha,
9(1), 25.
Mashudi, C. (2021). Potret Pembacaan Surat-Surat Pilihan (Studi Living Qur’an di Pondok
Pesantren Al-Iman Putra Ponorogo). 2526.
Musthofah, A. Z. (2015). TRADISI PEMBACAAN AL-QURAN SURAT-SURAT PILIHAN
(Kajian Living Quran di PP. Manbaul Hikam, Sidoarjo). Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 172.
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19515/
Nasution, A. F. (2023). Metode Penelitian Kualitatif (M. Alnina (ed.); 1st ed.).
Natasa, Badarussyamsi, & Ermawati. (2022). Living Qur’an Dalam Tradisi Nujuh Bulanan.
Journal of Comprehensive Islamic Studies, 1(1),
Nurmansyah, I., & Haris, L. H. (2022). Penggunaan Ayat-Ayat Al-Qur’an Dalam Tradisi Salat
Robo’-Robo’ Di Desa Selat Remis, Teluk Pakedai, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Tanzil:
Jurnal Studi Al-Quran, 5(1), 88. https://doi.org/10.20871/tjsq.v5i1.230
Nurokhmiyati. (2021). Efektivitas metode sorogan terhadap peningkatan hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran alQuràn. AL_KHOS : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 64
70.
Presiden dan DPRI. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. In Zitteliana (Vol. 19,
Issue 8).
Putri, S. A. A., & Pasaribu, M. (2023). Cara Meningkatkan Kemampuan Bacaan Al Qur’an
Melalui Metode Baghdadiyah Di Kelas Viii-1 Smp Al Washliyah 30 Medan. Multidisiplin
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(02), 4652. https://doi.org/10.58471/pkm.v2i02.1595
Putri, W. D., & Ilzam Hubby Dzikrillah Alfani. (2023). Kajian Living Qur’an: Pembacaan Ayat-
Ayat Pilihan Sebagai Thematic Actual Curriculum Di Pondok Pesantren Al-Wafa Cibiru
Bandung. Madinah: Jurnal Studi Islam, 10(2), 225238.
https://doi.org/10.58518/madinah.v10i2.1881
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Oktober 2024, Page: 1667-1676
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1676
Remita Riastri et.al (Makna Pendidikan dalam Tradisi Pembacaan….)
Rahmat Rifai Lubis, Latifah Hanum, M. L. (2022). Internalisasi Karakter Religius Santri Melalui
Tradisi Pembacaan Surah Al-Fatihah: Studi Living Qur’an Pada Program Magrib Mengaji.
Jurnal Hikmah, 19(2), 214.
Salamah, L., & As’adah, R. (2022). Tradisi Amaliah Ayat Al-Qur’an Ba’da Salat Maktubah Di
Pondok Pesantren Al-Lathifiyyah2 Tambakberas Jombang. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-
Qur’an Dan Tafsir, 7(2).
Saudi, L. (2022). Tradisi Pembacaan Hizib Nahdlatul Wathan Untuk Membentuk Karakter Santri
Di Pondok Pesantren Darul Muhibbin Nw Mispalah Praya Lombok Tengah. Jurnal Ilmiah
Mandala Education, 8 (4),
Shintia, P. M. (2022). Tradisi Pembacaan Surat Ar-Rahman Di Pondok Pesantren Salafiyah Al-
Kahfi Kerinci ( Kajian Living Qur ’ an ). Thullab: Jurnal Riset Publikasi Mahasiswa, 2(2.
Ulfatin, N. (2022). Metode penelitian kualitatif di bidang pendidikan: Teori dan Aplikasinya.
Media Nusa Creative (MNC Publishing).
Yulianti, N., Aziz, I., & Rina Mida Hayati. (2024). Penerapan Metode Sorogan Dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Santri Pondok Pesantren Wali Songo
(Study Kasus Kelas Ula Tsalis B Putri). Berkala Ilmiah Pendidikan, 4(1).