pencapaian tujuan pendidikan adalah adanya perbedaan Tingkat profesionalisme di kalangan
guru. Di tengah arus informasi yang semakin kompleks, guru harus mampu merespons
perubahan ini dengan meningkatkan kompetensinya, baik secara personal maupun melalui
dukungan kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan. Peningkatan kualitas
pendidikan tidak hanya bergantung pada program pembelajaran atau infrastruktur sekolah,
tetapi juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan guru profesional. Hadi, (2020), menekankan
bahwa meskipun faktor-faktor seperti program pembelajaran, sarana, dan kepemimpinan
sekolah berperan penting, namun tanpa kehadiran guru yang kompeten, pengalaman siswa
tidak akan optimal. Guru menjadi salah satu pilar utama dalam dunia pendidikan yang dinamis
dan terus berjuang untuk mencapai tujuan pendidikan.
Meskipun teknologi pembelajaran berkembang pesat peran guru sebagai pendidik dan
teladan masih sangat krusial. Mutu pendidikan yang baik, sering kali di tunjukkan melalui
keberhasilan kinerja guru. Namun, fakta menunjukkan bahwa kualitas guru di Indonesia masih
tergolong rendah sebagain disebabkan oleh tidak optimalnya pemenuhan kualitas pendidikan
(Markos & Sridevi, 2010). Oleh karena itu, piningkatan kinerja guru perlu mendapatkan
perhatian serius dan dilakukan secara berkelanjutan. Pengembangan profesionalisme guru
sangat penting mengingat subtansi dan konteks pembelajaran selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman. (Danim, 2016), mengungkapkan bahwa guru di tuntut untuk terus
mengembangkan kompetensi mereka, termasuk kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
dan profesional sebagai mana yang diatur dalam undang -undang Nomor 14 tahun 2005.
Kompetensi-kompetensi tersebut akan mempengaruhi unjuk kerja guru, yang pada gilirannya
berhubungan dengan kualitas pendidikan. Pengembangan profesionalisme guru sebaiknya
dilakukan secara berkelanjutan dan disesuikan dengan kebutuhan. Permenpan no.1 tahun 2023
menekankan bahwa pengembangan kompetensi guru harus konsisten dan sesuai dengan minat
serta tugas fungsional guru dalam system pembelajaran terintegrasi. Hal ini dilakukan agar
profesionalisme guru tetap terjaga dan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Beberapa model pengembanagn profesional yang disarankan oleh para pakar mencakup
keterlibatan dalam konferensi, mengikuti workshop, seminar, Kombel (komintas Belajar)
Observasi teman sejawat, penulisan jurnal, dan proyek kerja (Richards & Lockhart, 1994).
Model-model ini membantu guru untuk terus berinovasi dan meningkatkan, guru dapat lebih
baik dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga
berdampak positif pada mutu pendidikan dan perkembangan siswa. Dalam konteks manajemen
pendidikan, pengembangan profesionalisme guru dapat dijelaskan melalui berbagai
pendekatan Farihin, (2022), menyatakan bahwa pengembangan profesionalisme guru dapat
dilakukan pada dua tingkat pertama, pada tingkat sekolah melalui inisiatif individu guru, dan
kedua, pada tingkat yang lebih tinggi, seperti kepala sekolah yang memainkan peranan penting
dalam menciptakan system yang mendukung pengembangan profesionalisme guru.
Hammond, (2009), menekankan pentingnya pengembangan berbasis kebutuhan individu yang
diarahkan oleh pembinaan yang tepat, sementara Luthans, (2021), focus pada manajemen
pengembangan yang sistematis untuk meningkatkan kinerja guru secara keseluruhan. Dengan
dukungan manajmen sekolah yang kuat, profesionalisme guru dapat lebih terarah dan
berdampak positif pada kemajuan siswa. pada dasarnya, tujuan pendidikan adalah menyiapkan
profesional masa depan yang optimal serta meningkatkan profesionalisme guru secara
berkelanjutan (Farihin, 2022).
Salah satu sekolah yang telah berhasil mengimplementasikan model pengembangan
profesionalisme guru adalah SD Al–Imam Islamic School Balikpapan. Sekolah ini berdiri
Sejak tahun 2015 dengan hanya 19 siswa, namun kini mengalami perkembangan yang begitu