jumlah wisatawan di destinasi Wisata Waduk Darma.
Kemudian dari Jurnal hasil penelitian yang dilakukan Lesmana & Brahmanto (2016),
yang dimana penelitian tersebut mengidentifikasi “Pengaruh Atraksi Wisata terhadap Kepuasan
Pengunjung Primata Schmutzer Taman Margasatwa Ragunan Jakarta”. menunjukkan bahwa
atraksi wisata memengaruhi kepuasan pengunjung sebesar 38,3%, sementara faktor lain yang
tidak diteliti memengaruhi 61,7%. Hal ini menunjukkan bahwa atraksi wisata memiliki faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengunjung.
Penelitian lain dilakukan oleh Sitepu & Atiqah (2022) mengenai “Pengaruh Penerapan
Konsep Digitalisasi di Museum Sonobudoyo Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan menerapkan efektivitas digitalisasi di Museum Sonobudoyo Yogyakarta, tingkat
kepuasan wisatawan meningkat 96% dengan peningkatan data kunjungan lebih dari 50%.
Namun, ada beberapa kekurangan dengan implementasi digitalisasi Museum Sonobudoyo yang
masih tertinggal dari penerapan konsep digitalisasi yang masih sedikit dan eksistensi dengan
objek wisata yang sama.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini melanjutkan
dengan menjelaskan bahwa atraksi wisata adalah segala sesuatu yang dapat menarik perhatian
pengunjung untuk mengunjungi suatu tempat wisata (Armstrong dan Kotler, 2004). Atraksi
wisata dapat berupa acara wisata seperti pertunjukan khas, serta aktivitas wisata yang menarik.
Atraksi wisata menampilkan pertunjukan dengan unsur budaya dari suatu daerah, dan bertujuan
untuk memperkenalkan warisan budaya kepada para wisatawan. Atraksi wisata hingga saat ini
mempunyai makna dan sejarah yang melekat bagi suatu daerah tertentu (Utami & Ekasari,
2022). Menurut Mauludin (2017) Atraksi wisata salah satu faktor utama yang mempengaruhi
keinginan wisatawan mengunjungi suatu tempat, jika keragaman atraksi wisata tersebut
kurang, maka minat wisatawan pun cenderung berkurang, dikarenakan pengaruh atraksi wisata
ini sangat penting bagi destinasi wisata itu sendiri.
Objek wisata yang menarik akan lebih dinikmati oleh wisatawan. Pengertian wisatawan
menurut Undang-undang nomor 10 tahun 2009, Orang yang melakukan kegiatan wisata dan
berkunjung ke suatu tempat atau negara disebut wisatawan atau pengunjung, yang terdiri dari
banyak orang. Selain itu menurut Pomantow et al. (2022) Perjalanan singkat ke suatu tempat
atau negara asing yang menginap selama minimal 24 jam atau paling lama enam bulan juga
disebut pelancong.
Wisatawan dapat pergi ke objek wisata karena beberapa alasan. Suryabrata (2011)
menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik pada atau menyukai
suatu objek. Harahap & Rahmi (2020)mendefinisikan terdapat beberapa komponen yang
menjadi pengaruh minat wisatawan berkunjung: (1) profil wisatawan, yang terdiri dari dua
kategori: (a) karakteristik sosial ekonomi wisatawan, seperti umur, pendidikan, dan tingkat
pendapatan; (b) karakteristik tingkah laku, seperti motivasi, sikap, dan keinginan wisatawan;
dan (c) pengetahuan pariwisata, seperti informasi tentang kawasan tujuan wisata dan fasilitas
dan layanan yang tersedia di sana, (d) Karakteristik wisata termasuk jarak, lama tinggal, biaya,
dan waktu perjalanan; (e) Sumber daya dan ciri khas daerah, seperti jenis atraksi, akomodasi,
ketersediaan dan kualitas layanan, kondisi lingkungan, dan lainnya.
Fokus studi ini adalah minat wisatawan terhadap atraksi museum. Menurut Asmara
(2019), museum merupakan lembaga permanen yang membantu masyarakat dan kemajuan
mereka tanpa mencari keuntungan. Museum terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi,
dirawat, ataupun di rekomendasikan dengan tujuan untuk penelitian, pendidikan, dan rekreasi,
serta untuk barang pembuktian manusia dan lingkungannya. Museum juga berfungsi sebagai
warisan dan pelestari kebudayaan bangsa dan dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan non-
formal dengan menyajikan berbagai informasi, dan ilmu pengetahuan, dan menyimpan tak