Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1526
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
Kompetensi Pedagogis Digital dalam Meningkatkan
Efektifitas Pembelajaran
Randi Patajangan
a,1
, Enung Hanasah
b,2
, Sukirman
c,3
, Dian Hidayati
d,4
a, b, c, d
Manajemen Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Jl Pramuka No. 42, Pandeyan,
Umbulharjo, Kota Yogyakarta, 55161
1
2
enung.hasanah@mp.uad.ac.id,
3
4
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 13 Mei 2024
Direvisi: 27 Juni 2024
Disetujui: 22 Juli 2024
Tersedia Daring: 14 September 2024
Dimulainya abad ke 21 seakan menjadi penanda bahwa adaptasi dan
perubahan disegala bidang perlu dilakukan. Begitu pula dengan dunia
pendidikan. Tuntutan dari lajunya perkembangan teknologi informatika
membutuhkan solusi praktis dan efektif agar seluruh aspek kegiatan
pendidikan tidak tertinggal dan tetap pada jalurnya. Salah satunya adalah
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk proses
belajar mengajar. Guru tidak hanya perlu dibekali dengan kompetensi teknis
saja, namun juga harus bisa menguasai dan mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunkasi dalam pembelajaran. Kompetensi inilah yang
belakangan ini kita ketahui sebagai kompetensi pedagogis digital.
Sederhananya adalah bagaimana guru mengajar dengan menggunakan
teknologi informatika dan komunikasi. Namun, tidak semua guru dilapangan
telah menguasai kompetensi pedagogis digital ini. Upaya-upaya masih terus
dilakukan para stake holder dalam dunia pendidikan di Indonesia agar
kompetensi ini dapat diimplementasikan secara menyeluruh dan maksimal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalaui pendekatan
kualitatif yang dilakukan dengan wawancara, observasi, dan analisis
dokumen sebagai teknik pengumplan datanya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengekspolasi sejauh mana implementasi kompetensi pedagogis digital ini
telaksana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kompetensi
pedagogis digital guru telah terlaksana dengan baik. Namun masih
menghadapi kendala-kendala yang mengacu pada paradigma dan kurangnya
motivasi guru dalam mengambangkan kompetensinya. Untuk itu, pimpinan
sekolah, guru, masyarakat dan orang tua harus ikut berperan aktif dalam
peningkatan kompetensi ini agar kualitas pendidikan di sekolah juga dapat
dimaksimalkan.
Kata Kunci:
Pedagogis Digital
Implementasi Kompetensi
Pedagogis Digital Komeptensi
Guru
Efektifitas Pembelajaran
ABSTRACT
Keywords:
Digital Pedagogy
Implementation of Digital
Pedagogical Competencies
Teacher Competency
Learning Efectivity
The beginning of the 21st century seems to signal the need for adjustments
and changes in all areas. The same is true in the world of education. The
requirements of rapid development of information technology require
practical and effective solutions to ensure that all aspects of educational
activities do not go off course and are on the right track. One of the
possibilities is using information and communication technologies in the
teaching and learning process. Teachers must not only have technical
competency but also master information and communication technology and
be able to incorporate it into their lessons. We have recently begun to
recognize these skills as digital teaching skills. Simply put, it is the way
teachers use information and communication technology to teach. However,
not all teachers in this field have acquired this digital teaching competency.
Indonesia's education community continues to implement this competency
thoroughly and optimally. The method used in this study is a qualitative
approach using interviews, observations, and document analysis as data
collection techniques. This study aims to investigate the extent to which this
digital pedagogical competency is put into practice. Research results show
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1527
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
that teachers' implementation of digital teaching skills is successful. However,
they still face obstacles due to paradigms and lack of motivation for teacher
skill development. School leaders, teachers, communities, and parents must
therefore play an active role in building this capacity to maximize the quality
of education in schools.
©2024, Randi Patajangan, Enung Hanasah, Sukirman, Dian Hidayati
This is an open access article under CC BY-SA license
1.
Pendahuluan
Laju perkembangan teknologi informasi memaksa kita untuk dapat beradaptasi dan berubah
agar dapat bersaing dibidangnya masing-masing. Termasuk perubahan besar di dunia pendidikan.
Dengan belakunya sistem digitalisasi, dunia pendidikan juga mulai berbenah diri dan berupaya
untuk mejawab kebutuhan seluruh lini pelaku pendidikan yang ada. Mulai dari digitalisasi sistem
administrasi sampai dengan intergrasi teknologi informatika pada proses pembelajaran dikelas.
Guru harus memiliki kompetensi dalam pengajar siswanya tapi juga harus pawai dalam
menggunakan dan memanfaatkan teknologi informatika dalam melaksanakan seluruh tugasnya
(Rahayuningsih & Muhtar, 2022).
Sebuah upaya transformasi sarana teknis modern yang diperkenalkan ke dalam proses
pendidikan adalah digitalisasi pendidikan. Pedagogi digital mempelajari masalah teoritis dan
praktis tentang pendidikan, komponen utama dari proses pendidikan, dan kondisi yang
memastikan penggunaan teknologi digital secara efektif untuk memberikan layanan pendidikan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk memiliki kompetensi pedagogi digital
(Aglyamzyanova & Gumerova, 2021)
.
Meningkatnya volume tugas yang dihadapi guru dalam kondisi pendidikan modern
membutuhkan upaya serius dari pihak peneliti pedagogis dan praktisi pedagogis. Dalam hal ini,
V.V. Grinshkun dengan jelas merumuskan pandangannya bahwa perlu untuk mencari pendekatan
yang seimbang dan masuk akal untuk informatisasi pendidikan, di mana informatisasi itu sendiri
tidak dapat dianggap sebagai tujuan akhir, tetapi harus ditujukan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan peningkatan efektivitas pembelajaran siswa (Grinshkun, 2018; Kalinina, 2018).
Pedagogis digital menawarkan peluang dan tantangan baru bagi pendidik. Namun,
memasukkan peluang ini ke dalam kurikulum dan praktik instruksional menimbulkan tantangan
yang signifikan bagi pendidik dan pembuat kebijakan
(Casey & Bruce, 2011)
Dampak teknologi
digital pedagogi telah menerima reaksi beragam dan sering terpolarisasi di kalangan pendidik.
Hambatan pertama untuk integrasi TIK dalam pengajaran dan pembelajaran termasuk kurangnya
sumber daya, waktu, akses dan dukungan teknis. Hambatan kedua adalah keyakinan pendidik
dalam TIK dan praktik mereka di kelas. Pendidik muda yang tumbuh di era digital berada di ujung
tombak penerapan segala macam teknologi di kelas dan berselisih dengan pendidik yang lebih tua
yang hampir tidak menggunakan teknologi dan skeptis tentang hal itu (Prestridge, 2010).
Peserta didik yang sedang dihadapi saat ini adalah peserta didik yang lahir di era digital.
Mereka sudah terbiasa dengan internet dan menggunakan perangkat elektronik mereka dengan
baik. Apalagi dengan banyaknya media sosial dan permainan yang telah menyebar ke semua orang
saat ini, siswa harus mahir menggunakan teknologi. Meskipun siswa terus bergerak (tweeting,
SMS, mendengarkan musik, jaringan, bermain game, dan menjawab email dan pesan), masih
banyak tenaga pengajar yang belum bisa bergerak mengikuti alur adaptasi siswa terhadap
perkembangan teknologi (Palaiologou, 2016; Syahid et al., 2022). Namun, dalam kenyataannya
tuntutan digitalisasi untuk guru kurang didukung oleh kemampuan mereka sendiri. Kualitas,
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1528
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
profesionalitas, dan kuantitas lapangan masih sangat memprihatinkan (Akbar, 2022). Beberapa
guru gagal menggunakan teknologi dan informasi dengan benar. Salah satu contohnya adalah guru
yang kurang mahir menggunakan perangkat komputer atau gawai. Ketidakmampuan ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya prasarana dan sarana yang
diperlukan, serta ketidakmampuan guru untuk menggunakan gawai secara efektif. Ada pula guru
yang mampu menggunakan perangkat komputer tetapi belum mahir menggunakan aplikasi
pembelajaran yang berbeda. Dalam kasus ini, guru tersebut harus memperluas pengetahuannya
tentang aplikasi seperti. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa pelatihan TIK dapat meningkatkan
kompetensi pedagogik guru dalam mengajar dengan menggunakan perangkat TIK (Yufita &
Tambunan, 2021).
Beberapa hasil penelitian sebelumnya tentang kebutuhan pelatihan kompetensi digital guru
dalam implementasi kurikulum merdeka menunjukkan bahwa dari aspek literasi informasi dan
data terpantau sudah dipahami oleh sebagian besar guru. Namun khusus pada aspek menyusunan
dan pembuatan materi digital untuk pembelajaran terlihat masih sangat kurang (Syahid et al.,
2023).
SD Al Imam Islamic School Balikpapan merupakan sebuah sekolah dasar yang dikenal telah
menerapkan pedagogy digital dalam pembelajaran disekolah. Bagaimana penerapan kompetensi
ini diimplementasikan perlu digali lebih dalam lagi agar dapat menjadi tambahan wawasan bagi
guru lain. Oleh karen itu penelitian ini dirasa penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengekplorasi implementasi pedagogi digital guru disekolah tersebut agar dapat
memberikan gambaran terperinci tentang implementasi pedagogy digital guru di SD Al Imam
Islamic School Balikpapan sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan guru dan pengambil
keputusan dalam merancang dan menyusun program pengembangan kompetensi pedagogi digital
disekolahnya. Sebagai pedoman jalannya penelitian ini maka dibuatlah pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi kompetensi pedagogis digital guru?
2. Apa faktor yang menghambat pengembangan kompetensi pedagogis guru?
3. Apa faktor yang mendukung pengembangan kompetensi pedagogis guru?.
2.
Metode
Studi kasus ini (Yin, 2000) menggunakan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian adalah pada
Tim Pengembang dan Pelaksanaan Kurikulum (TPPK) di Al Imam Islamic School Balikpapan,
sebuah sekolah Islam di Kota Balikpapan. Proses purposive sampling untuk kegiatan wawancara,
kegiatan observasi, dan analisis dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data. Sebagaimana
disarankan oleh (Miles. B. & Huberman, 1994) analisis data dilakukan melalui proses
pengumpulan, pengurangan, penampilan, pengesahan, dan kesimpulan. Untuk memastikan
keabsahan data, metode triangulasi, pengawasan anggota, dan forum grup diskusi (FGD)
digunakan untuk melakukan pemeriksaan data. Teknik ini akan memungkinkan temuan penelitian
yang relatif akurat dan objektif, dan subjektivitas informan akan dikurangi.
3.
Hasil dan Pembahasan
Bagian Kompetensi pedagogi digital selayaknya sudah tidak dipandang sebagai suatu hal
yang baru lagi. Nyatanya prakteknya dipalangan sudah sering sekali kita dapati bahkan pada era
teknologi ini, kompetensi pedagogis digital merupakan kebutuhan bagi para guru agar bisa
melaksanakan pembelajaran yang maksimal. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan,
seatidaknya ada beberapa hal yang menjadi pokok pembahasan yaitu:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1529
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
A. Implementasi kompetensi pedagogis digital guru
Guru merupakan kunci penting keberhasilan siswa dalam menyerap pembelajaran disekolah.
Tidak sedikit problematika yang dihadapi guru dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sehari-hari. Untuk itu, sangat penting bagi guru untuk dapat meningkatkan
kompetensi mereka. Kompetensi pedagogis digital tidak hanya memberikan alternatif-
alternatif baru pada guru dalam mengajar, tapi juga dapat membatu guru agar lebih mudah
menyelesaikan tugas-tugas administrative yang terkadang menjadi kendala bagi banyak guru.
Upaya dalam meningkatkan kompetensi ini tentu saja bukan tugas yang mudah. Butuh
program pengembangan yang dikelola dengan baik. Maka seluruh warga sekolah perlu
terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.
1) Keterlibatan Pimpinan
Menurut para partisipan, hal utama yang menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan
kompetensi pedagogis digital di Sekolah adalah dengan ikut terlibatnya pimpinan
Sekolah secara maksimal. Kepala Sekolah selaku manajer disekolah perlu
mengumpulkan data tentang sejauh mana kompetensi pedagogis digital ini dikuasai dan
di implementasikan oleh guru (Anridzo et al., 2022). Dengan begitu Kepala Sekolah
memiliki gambaran tentang kelimuan apa saja yang masih dibutuhkan guru berkaitan
dengan kompetensi ini, apa saja kendala yang dihadapi oleh guru, dan bagaimana
dapaknya terhadap peningkatan kualiatas pendidikan disekolah. Dengan memiliki data
yang lenkap, maka Kepala Sekolah dan tim yang terlibat dapat merumuskan program
pengembangan kompetensi yang tepat bagu guru (Djuhartono et al., 2021). Selain itu
Kepala Sekolah juga punya peran yang sangat penting dalam membentuk paradigma akan
pentingnya kompetensi pedagogis digital dimiliki oleh para guru (Hanipah et al., 2023).
Menurut partisipan bahwa paradigma para guru masih terbagi antara yang menganggap
pemanfaatan teknologi dipembelajaran merupakan solusi bagi kurangnya antusiasme
siswa didalam kelas dan sebagian guru yang menganggap bahwa tekgnologi merupakan
hal yang menyulitkan dan menambah tugas-tugas baru bagi mereka. Dibawah ini
disajikan pernyataan yang relevan terhadap hal tersebut: “Awalnya masih ada saja
teman-teman yang merasa kesulitan menggunakan tekhnologi informatika kedalam
pembelajaran mereka.”( P1).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan P2 sebagai berikut:; “Ada beberapa guru
yang kurang bersemangat mengikuti program pelatihan karena tidak familiar dengan
laptop (P2).”
Disinilah pimpinan berperan. Kepala Sekolah harus bisa menjalin komunikasi yang
efektif dengan para guru agar dapat melakukan upaya mencari solusi bersama terkait
kendala-kendala yang dihadapi para guru (Ansar & Marzuki, 2022). Komunikasi yang
baik juga sangat berperan dalam menciptakan kedekatan secara emosional antara
pimpinan dan bawahan sehingga alur dan konten informasi dapat dijalankan dan diterima
dengan baik (Yodiq, 2015) .
Temuan lain yang disampaikan oleh partisipan adalah bahwa Kepala Sekolah harus
memberikan teladan yang mengispirasi bagi para guru untuk juga dapat meningkatkan
kompetensi pedagogis digital mereka:
Kepala Sekolah memberikan contoh kalau beliau menganggap kemampuan penguasaan
IT sangat dibutuhkan dan memperlihatkan bahwa dia pun ikut berupaya meningkatkan
kompetensinya.
Berdasarkan hasil wawancara ini diketahui bahwa Kepala Sekolah yang tidak hanya
punya awareness tentang pentingnya kompetensi pedagogis digital tapi juga punya
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1530
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
kemampuan dalam mengunakan ICT akan dapat memahami latar belakang kebutuhan
pendidik akan peningkatan kompetensi ini karena Kepala Sekolah sudah measakan
sendiri benefit yang dihasilkan dari penguasaan ICT ini. Kepala Sekolah yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan dan memanfaatkan ICT akan dapat menjawab
kebutuhan akan kecakapan abad ke 21 yang menjadi salah satu keterampilan yang sangat
penting (Hajar & Putra, 2021; Nurpuspitasari et al., 2019)
2) Keterlibatan Guru
Salah satu indikator keberhasilan program pengembangan guru adalah dengan melihat
sejauh mana keterlibatan guru dalam pelaksanaan kegiatan tersebut (Mantra et al., 2022).
Manurut para partisipan sebagian besar guru sudah ikut berpartisipasi dalam program
pengembangan kompetensi guru baik yang diinisiasi sekolah maupun yang dilaksanakan
oleh pemerindah pusat dan daerah. Namun belum semua memiliki keterlibatan yang utuh:
Saya selalu hadir dalam kegiatan pelatihan disekolah atau diluar sekolah, sebagian
besar guru juga sudah mengikuti kegiatan karena sudah merupakan aturan sekolah. Tapi
ada juga yang kurang aktif ketika ikut. Tapi hanya satu dua orang saja.
Keterlibatan guru ini menjadi sangat penting mengingat tujuan yang akan dicapai pada
pelaksanaan program pengembangan kompetensi pedagogis digital disekolah adalah
untuk peningkatan hasil belajar para siswa (Ihwan Mahmudi et al., 2022). Guru yang ikut
terlibat tentu saja akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan bermakna. Selain itu guru
juga dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari mereka secara efesien karena memiliki
keterampilan digital yang didapatkan melalui pelatihan (Akbar, 2022).
Hasil wawancara dengan partisipan juga menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan guru
dapat berbeda sesuai dengan alasan dan motivasi mereka dalam mengikuti program
tersebut. Guru yang memiliki keterlibatan yang tinggi biasanya mengikuti program
pengembangan disekolah karena sudah sepenuhnya memahami seberapa penting
kompetensi pedagogis digital ini dalam mendukung profesi mereka sebagai tenaga
pendidik:
Saya merasa sangat terbantu setelah mengikuti kegiatan pelatihan. Pasti ada tambahan
trik-trik baru yang saya dapatkan. Tapi ada juga teman yang ikut pelatihan tapi tidak
aktif. Malah kadang ada yang sengaja bawa laptop dan diam-diam mengerjakan tugas
sekolah yang lain. Nanti ketika ditanya terlihat kebigungan mau menjawab apa.
Keterlibatan ini tercermin dengan kedisiplinan, konsistensi, dan keaktifan guru tersebut
ketika mengikuti program pengembangan kompetensi disekolah. Dampaknya juga dapat
dilihat pada performa guru tersebut dikelas. Guru yang tersebut terlihat dapat
mengasilkan metode-metode menarik dalam mengajar dan melibatkan siswanya didalam
kelas. Bahan ajar yang digunakanpun semakin beragam dan menarik. Sebalikya, guru
yang mengikuti kegiatan pengembangan dengan motivasi dan kesadaran yang kurang,
bahkan cenderung terpaksa karena harus mengikuti aturan sekolah, juga memiliki
keterlibatan yang kurang aktif dan konsisten dalam mengembangkan dirinya. Hasilnya,
pembelajaran dikelasnya menjadi kurang menarik dan terkesan monoton tanpa banyak
variasi metode yang inovatif (Hambali et al., 2023).
3) Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum disekolah adalah maskimalnya
peran partisipasi masyarakat dalam membantu mengembangkan sekolah dalam segala
aspek (Maromy, 2019). Salah satunya dalam aspek kompetensi pedagogis guru.
Masyrakat sekitar apabila dilibatkan dengan terarah dan maksimal akan menjadi validasi
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1531
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
yang kuat bahwa sekolah tersebut memiliki kualitas pengembangan kompetensi yang
baik. Sebaliknya jika masyarakat tidak dilibatkan maka sekolah akan kehilangan satu
sistem pengawasan dan juga exposure kepada para calon orang tua sedang
mempertimbangakan anaknya untuk bersekolah di sekolah tersebut (Nuralim, 2022).
Menurut para partisipan, sejauh ini masyarakat banyak memberikan kontribusi pada
program-program sekolah. Termasuk dengan membantu sekolah dalam bentuk
pendanaan sampai dengan partisipasi aktif menghubungkan sekolah dengan pihak-pihak
yang dapat memberi masukan profesional seperti perangkat daerah, tokoh masyarakat,
dan tokoh agama.
Orang tua betul-betul kelihatan pedulinya kepada sekolah. Jika ada program yang
dilakukan sekolah, orang tua selalu berupaya untuk terlibat. Kadang ada yang bersedia
menyumbang dana. Kadang ada yang menawaran bantuan seperti makan siang peserta
kegiatan. Sampai ada yang mendatangkan pembicara untuk pelatihan guru disini (P1),
Kemarin kita ada pelatihan guru yang melibatkan salah satu ulama ternama. Yang bantu
komunikasi dengan beliau adalah orang tua siswa. Waktu kegiatan fieltrip juga sama.
Banyak orang tua yang mau menyumbang sampai setengah anggaran kegiatannya di
bantu oleh orang tua (P2).
Orang tua tidak semata-mata dipandang sebagai costumer sekolah, tapi sudah seharusnya
menjadi partner sekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan anak-anaknya (Yuliasari
et al., 2018). Dalam pengembangan kompetensi pedagogis digital keterlibatan orang tua
menjadi sangat penting karena berhubungan erat dengan kesiapan siswa dalam menerima
pembelajarannya.
Menurut partisipan siswa yang mendapatkan dukungan orang tua dari sisi pelatihan,
pengawasan, dan pengaturan menggunakan gawai dirumah dapat memberi bantuan yang
sangat besar kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi
informatika disekolah.
Sejauh ini anak-anak kami yang dirumahnya dapat pendampingan oleh orang tuanya
khususnya di penggunaan gadget, terlihat tidak terlalu kesulitan ketika gurunya
mengajar menggunakan aplikasi. Ini mempermudah tugas guru dalam mengajar.
Tidak hanya itu, Sekolah juga dapat berkolaborasi dengan orang tua siswa dalam
melaksanakan program pengembangan kompetensi pedagogis digital dalam bentuk
pelatihan yang melibatkan guru dan orang tua siswa. Dengan menyatukan visi, misi, dan
metode maka singkroninasi proses pendidikan sekolah dan rumah dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan (Rouf, 2023).
B. Faktor penghambat dan pendukung
Pengembangan kompetensi pedagogis digital guru tentu saja tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Faktanya bahwa masih ada kendala-kendala yang dihadapi sekolah untuk
memaksimalkan penerapan kompetensi ini (Sudrajat, 2020). Menurut para partisipan, ada
beberapa hal yang dapat menjadi penghambat pengembangan dan implementasi kompetensi
ini disekolah;
a. Kurangnya motivasi guru untuk berubah dan berkembang
b. Paradigma tentang sulitnya penguasaan kompetensi pedagogis digital
c. Kurangnya waktu untuk menyiapkan pembelajaran berbasis digital
d. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam bidang IT
e. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
f. Kurikulum yang belum terintegrasi IT
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1532
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
Kalau gurunya kurang motivasi yah susah. Sekolah sudah menyiapkan banyak program
pengembangan. Tapi kalau gurunya tidak mau berkembang juga tidak efektif. Ada juga yang
merasa kalau menggunakan aplikasi itu sulit karena banyak step-step yang harus dilalui dulu.
Karena jadwalnya padat, kadang waktu saya kurang untuk persiapan. Apalagi kalau
internetnya sedang tidak bagus. Malah waktu belajar dikelas jadi tidak efisien.
Sebelum saya punya laptop sulit sekali jika mengajar harus menggunakan teknologi atau
aplikasi. Kalau pinjam punya teman juga tidak selalu bisa karena juga digunakan. Tapi
setelah dibantu oleh sekolah pengadaan laptop, sekarang sudah cukup mudah. Waktunya saja
yang kadang mendaji kendala.
Diantara hambatan-hambatan diatas, paradigma dan motivasi guru menjadi kunci solusi
perbaikan kedepannya. Apabila sekolah sudah bisa merubah paradigma lama tentang
kompetensi pedagogis tradisonal menuju ke penerapan paradigma baru tentang pentingnya
integrasi ICT dalam proses pendidikan maka akan mudah menumbuhkan motivasi untuk
membudayakan kompetensi pedagogis digital di sekolah.
Adapun faktor pendukung yang dapat membantu sekolah dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan kompetensi pedagogis digital para guru adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan/Kepala Sekolah yang terlibat secara utuh.
b. Rekan sejawat dengan kompetensi pedagogis yang baik.
c. Sarana dan Prasarana yang memadai.
d. Program Pengembangan Guru yang difokuskan pada kompetensi pedagogis digital
4.
Kesimpulan
Kompetensi pedagogis digital merupakan salah satu solusi guru dalam memberikan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk memicu keterlibatan siswa dalam porses
pembelajaran. Guru yang memiliki kompetensi ini akan bisa memanfaatkan teknologi informatika
dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan juga mengevaluasi
pembelajaran sehingga prosesnya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sederhananya guru
pawai mengajar menggunakan teknologi informatika. Tidak hanya mempermudah tugas guru, tapi
juga diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada
kualitas pendidikan yang ada di sekolah.
Mengingat pentingnya kompetensi ini diimplementasikan secara maksimal, seluruh stake
holder di sekolah harus dapat berperan aktif dalam memastikan program pengembangan
kompetensi pedagogis guru terlaksana dengan baik. Kepala Sekolah selaku manajer harus
memberi teladan untuk memotivasi guru mengembangkan dirinya. Kemudian juga harus bisa
menganalisa kebutuhan guru akan pengembangan kompetensi ini agar dapat menyusun porgram
pengembangan yang tepat untuk para guru. Selain itu, keterlibatan guru, masyarakat, dan orang
tua perlu dimaksimalkan dengan saling bekerjasama dalam pengembangan kompetensi pedagogis
digital guru. Dengan keterlibatan seluruh stake holder dengan porsi dan kemampuan masing-
masing, seluruh hambatan yang ada akan dapat dengan mudah diatasi. Maka dapat dipastikan
kompetensi pedagogis digital ini dapat memberi dampak yang signifikan terhadap kualitas
pendidikan di sekolah.
5.
Daftar Pustaka
Aglyamzyanova, G. N., & Gumerova, L. Z. (2021). Digital Pedagogi in Higher School: Using
Student Simulation Learning. Russian Journal of Education and Psychology.
Akbar, F. (2022). Strategi Guru Profesional Menghadapi Era Digital.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1533
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
Anridzo, A. K., Arifin, I., & Wiyono, D. F. (2022). Implementasi Supervisi Klinis dalam
Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(5).
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3990
Ansar, A., & Marzuki, K. (2022). Implementasi Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah
Berbasis Digital di SMAN 2 Makassar.
Casey, L., & Bruce, B. C. (2011). The practice profile of inquiry: connecting digital literacy and
pedagogy. E Learning and Digital Media.
Djuhartono, T., Ulfiah, U., Hanafiah, H., & Rostini, D. (2021). Supervisi Akademik Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru Kejuruan. Research and Development Journal
of Education, 7(1), 101. https://doi.org/10.30998/rdje.v7i1.9147
Grinshkun, V. V. (2018). Problems and Ways of Effective Use of Informatization Technologies
in Education: Message for Discussion at the Meeting of the Bureau of the Department of
Philosophy of Education and Theoretical Pedagogy of the Russian Academy of Education
(with the Participation of Departments of Professional Education and General Secondary
Education) .
Hajar, S., & Putra, E. D. (2021). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembinaan
Kedisplinan Guru Di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 22562262.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1191
Hambali, Rozi, F., & Mardiya. (2023). Technology In Education; TPACK As An Approach To
Becoming A Revolutionary Teacher In The Digital Age. AoEJ: Academy of Education
Journal, 14.
Hanipah, S., Jalan, A. :, Mopah, K., & Merauke, L. (2023). Analisis Kurikulum Merdeka Belajar
Dalam Memfasilitasi Pembelajaran Abad Ke-21 Pada Siswa Menengah Atas. In Jurnal
Bintang Pendidikan Indonesia (JUBPI) (Vol. 1, Issue 2).
Ihwan Mahmudi, Muh. Zidni Athoillah, Eko Bowo Wicaksono, & Amir Reza Kusuma. (2022).
Taksonomi Hasil Belajar Menurut Benyamin S. Bloom. Jurnal Multidisiplin Madani, 2(9).
https://doi.org/10.55927/mudima.v2i9.1132
Kalinina, S. D. (2018). Digital Pedagogy: A Revolutionary Shift in the Pedagogical Paradigm or
a New Vision of the Modern Educational Environment? . Education and Society, 112.
Maromy, T. C. (2019). Manajemen Kurikulum, Komitmen Dan Kinerja Mengajar Guru Sekolah
Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan, 25(2). https://doi.org/10.17509/jap.v25i2.15637
Miles. B., & Huberman, A. M. (1994). Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber Tentang Metode-
Metode Baru. Penerbit Universitas Indonesia.
Nuralim, N. (2022). Manajemen kurikulum Sekolah Islam Terpadu. Idarah Tarbawiyah: Journal
of Management in Islamic Education, 3(2). https://doi.org/10.32832/itjmie.v3i2.7646
Nurpuspitasari, D., Hidayat, R., Harijanto, S., & SDN Serang Baru, G. (2019). Efektifitas
Pembelajarann Ditinjau Dari Supervisi Kepala Akademik Kepala Sekolah dan Budaya
Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan, 7(1).
Palaiologou, I. (2016). Children under five and digital technologies: implications for early years
pedagogy. European Early Childhood Education Research Journal, 24, 522.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, September 2024, Page: 1526-1534
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1534
Randi Patajangan et.al (Kompetensi Pedagogis Digital dalam….)
Prestridge, S. (2010). The alignment of Digital Pedagogy to Current Teacher Beliefs. Proceedings
of Digital Diversity Conference.
Rahayuningsih, Y. S., & Muhtar, T. (2022). Pedagogik Digital Sebagai Upaya untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru Abad 21. Jurnal Basicedu, 6(4), 69606966.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3433
Rouf, A. (2023). Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak-Anak: Kolaborasi Yang Efektif
Dengan Sekolah. In DIDAKTIK: Journal of Educational Studies (Vol. 1, Issue 1).
Sudrajat, J. (2020). Kompetensi Guru Di Masa Pandemi Covid-19.
http://journals.usm.ac.id/index.php/jreb
Syahid, A. A., Hermawan, A. H., & Dewi, L. (2023). Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Digital
Guru Sekolah Dasar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Seminar Nasional Sosial
Sains, 2(2), 517524. http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SENASSDRA
Syahid, A. A., Hernawan, A. H., & Dewi, L. (2022). Analisis Kompetensi Digital Guru Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu.
Yin, R. K. (2000). Studi Kasus: Desain dan Metode (M. D. Mudzakir, Ed.). Raja Grafindo
Persada.
Yodiq, M. (2015). Peran Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja
Guru Di Sekolah Menengah Atas Islam Samarinda.
Yufita, H., & Tambunan, W. (2021). Peningkatan Kompetensi Pedagogik melalui Pelatihan
Teknologi Informasi Komunikasi dan Pendampingan Kepala Sekolah pada Masa Pandemi
Covid-19 di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan.
Yuliasari, H., Fitria, N., Zirmansyah, D., Psikologi, F., & Pendidikan, D. (2018). Keterlibatan
Orangtua Dalam Program Sekolah Di TK Raudlatul Azhar.
http://journal2.uad.ac.id/index.php/jecce