belakang pendidikan yang tidak terkait langsung dengan keuangan atau teknologi informasi,
yang membuat mereka kurang kompeten dalam mengoperasikan SIM-K yang lebih kompleks.
Pelatihan dan pengembangan kapasitas untuk staf keuangan di sekolah sangat
diperlukan. Namun, seringkali pelatihan semacam ini kurang tersedia atau tidak diakses oleh
staf karena berbagai alasan, termasuk keterbatasan waktu, biaya, atau kurangnya dukungan
dari manajemen sekolah. Akibatnya, meskipun ada sistem informasi keuangan yang baik,
implementasinya tidak optimal karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengelolanya (Neuman, 2014).
3. Tantangan Kebijakan dan Regulasi
Tantangan kebijakan juga memainkan peran penting dalam keberhasilan implementasi
SIM-K. Di banyak lembaga pendidikan, kebijakan dan regulasi yang mengatur pengelolaan
keuangan tidak selalu mendukung adopsi teknologi baru. Sering kali, kebijakan yang ada tidak
fleksibel dan tidak memungkinkan adaptasi terhadap teknologi baru, atau tidak memberikan
insentif yang memadai bagi sekolah untuk mengadopsi SIM-K.
Regulasi yang rumit dan birokrasi yang kaku juga bisa menjadi penghalang. Sekolah
sering kali harus menghadapi prosedur administratif yang panjang dan membingungkan untuk
mendapatkan persetujuan atau pendanaan untuk mengimplementasikan sistem informasi baru.
Dalam beberapa kasus, regulasi yang tidak jelas atau tumpang tindih dapat menyebabkan
kebingungan dan ketidakpastian, yang menghambat inisiatif untuk meningkatkan sistem
manajemen keuangan di sekolah (Rachman, 2020).
Peran Audit Internal dalam Pengelolaan Keuangan
Subsistem audit internal memainkan peran penting dalam memastikan bahwa sistem
informasi keuangan berjalan dengan benar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Auditor
internal bertugas untuk memeriksa dan mengevaluasi keakuratan serta efektivitas sistem
keuangan yang digunakan oleh lembaga pendidikan. Namun, penelitian ini menemukan bahwa
banyak sekolah tidak memiliki auditor internal yang kompeten, sehingga pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan kurang optimal. Peningkatan kompetensi auditor internal melalui
pelatihan dan sertifikasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan
di sekolah (Rohman & Saudin, 2022).
Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi dalam SIM-K
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan komponen kunci dalam SIM-K, karena
menyediakan data keuangan yang akurat dan relevan untuk digunakan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan. Dalam konteks lembaga pendidikan, SIA membantu dalam
pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan, dan pengendalian anggaran.
Namun, masih banyak sekolah yang belum memanfaatkan SIA secara maksimal, karena
kurangnya pemahaman tentang pentingnya sistem ini. Oleh karena itu, pendidikan dan
pelatihan bagi staf keuangan mengenai penggunaan SIA perlu ditingkatkan untuk memastikan
bahwa sistem ini dapat berfungsi dengan baik (Romney & Steinbart, 2020).
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan bagian integral dari SIM-K, karena
menyediakan data keuangan yang diperlukan untuk berbagai fungsi manajemen. SIA
mencakup semua aktivitas yang terkait dengan pengumpulan, pencatatan, pemrosesan, dan
pelaporan data keuangan. Dalam konteks lembaga pendidikan, SIA memainkan peran yang
sangat penting dalam memastikan bahwa semua transaksi keuangan dicatat dengan benar dan
bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
1. Integrasi SIA dengan SIM-K
Integrasi antara SIA dan SIM-K sangat penting untuk memastikan bahwa data keuangan
yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif untuk mendukung pengambilan keputusan