Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1399
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan Kepala
Sekolah, dan Ketersediaan Sarana Prasarana
Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar
Tri Widiyanti *
a,1
, Siti Yulaeha
b,2
, Zainur Hidayah
c,3
a, b, c
Universitas Terbuka, Indonesia
1*
triwidiyanti59[email protected];
2
3
zaenur@ecampus.ut.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 11 April 2024
Direvisi: 25 Mei 2024
Disetujui: 30 Juni 2024
Tersedia Daring: 31 Juli 2024
Berdasarkan bukti hasil rapot pendidikan tentang kinerja guru sekolah
dasar di wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang terdapat beberapa
rekomendasi perbaikan berupa kebijakan kepala sekolah terkait hal-hal
motivasi, kepemimpinan, dan sarana prasarana sekolah untuk ditingkatkan.
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi mengajar,
kepemimpinan kepala sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana terhadap
kinerja guru, yang dapat digunakan menjadi bahan kajian pihak-pihak
terkait dalam menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas
kinerja guru sekolah dasar. Metode yang digunakan Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Hasil
penelitian ini menemukan: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan
motivasi mengajar terhadap kinerja guru; (2) Ada pengaruh yang positif
antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru; (3) Ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan sarana prasarana
dengan kinerja guru; dan (4) Ada pengaruh antara motivasi kerja,
kepemimpinan kepala sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Secang.
Kata Kunci:
Motivasi Mengajar
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Sarana Prasarana
Kinerja Guru
ABSTRACT
Keywords:
Teaching Motivation
Leadership
School Principal
Infrastructure
Teacher Performance
Based on the evidence of the results of the education report card on the
performance of elementary school teachers in the Secang District, Magelang
Regency, there are several recommendations for improvement in the form of
principal policies related to matters of motivation, leadership, and school
infrastructure to be improved. This study is to determine the effect of teaching
motivation, principal leadership, and availability of infrastructure facilities on
teacher performance, which can be used as a study material for related parties
in determining the right strategy to improve the quality of primary school
teacher performance. The method used This type of research uses a
quantitative approach with a survey method. The results of this study found:
(1) there is a positive and significant influence of teaching motivation on
teachers‘ performance; (2) there is a positive influence between principals’
leadership on teachers‘ performance; (3) there is a positive and significant
influence between the availability of infrastructure facilities and teachers’
performance; and (4) there is an influence between work motivation,
principals' leadership, and the availability of infrastructure facilities together
have a positive and significant influence on the performance of primary school
teachers in Secang sub-district.
©2024, Tri Widiyanti, Siti Yulaeha, Zainur Hidayah
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1400
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
1. Pendahuluan
Keberhasilan pendidikan di Indonesia dapat tercipta jika didukung oleh tiga komponen
utama sistem pendidikan nasional, yaitu guru, peserta didik, dan kurikulum. Dari tiga
komponen utama tersebut, guru merupakan komponen pendidikan yang menempati kedudukan
yang sangat penting dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah, tanpa mengabaikan dua
komponen utama yang lain. Guru merupakan media yang memungkinkan peserta didik
memperoleh transfer ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk pengembangan dirinya. Selain
itu, guru juga merupakan fasilitator utama di sekolah yang memiliki tugas untuk menggali,
mengembangkan, dan memaksimalkan potensi peserta didiknya (Prasetyo et al., 2019).
Proses belajar mengajar dan hasil belajar peserta didik sangat ditentukan oleh peran dan
kompetensi guru yang baik. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja guru yang baik
merupakan hal yang sangat ditekankan di dalam satuan pendidikan. Meskipun kinerja guru
yang baik merupakan harapan besar bagi semua sekolah, tetapi pada kenyataannya masih ada
guru yang masih perlu peningkatan kinerja yang baik. Masih ditemukan beberapa fenomena
yang mencerminkan perlunya peningkatan kinerja guru dalam menjalankan peran dan
fungsinya sebagai pendidik. Salah satunya terjadi di wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang.
Beberapa guru menunjukkan kinerja yang masih perlu peningkatan di beberapa sekolah
di wilayah kecamatan Secang. Hal ini terlihat pada hasil rapor pendidikan tahun 2023 yang
sebagian sekolah pada dimensi literasi dan numerasi terdapat rekomendasi prioritas yang
merujuk pada peningkatan kompetensi guru. Masih ada sebagian guru kurang mampu
membuat perencanaan pengajaran dengan baik, kurang terampil menggunakan media
pembelajaran, kurang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, kurang mampu menentukan
metode pengajaran yang tepat, dan kurang menguasai materi yang diajarkan (Nugroho &
Marzuki, 2019).
Berdasarkan observasi awal degan perolehan data dari rapor pendidikan, tentang kinerja
guru sekolah dasar di wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, diperoleh data
sebagai berikut ini.
Tabel 1. Daftar Hasil rapor Pendidikan Tahun 2023
No
Sekolah
Masalah
1.
SD Muhammadiyah
Donorejo
Keamanan
2.
SD Muhammadiyah
Payaman
Kualitas
Pembelajaran
3.
SD Negeri Candisari
Literasi
4.
SD Negeri
Donomulyo
Kualitas
Pembelajaran
5.
SD Negeri Girikulon
Kualitas
pembelajaran
6.
SD Negeri
Jambewangi
Kualitas
pembelajaran
7.
SD Negeri Kalijoso
Numerasi
8.
SD Negeri
Karangkajen
Kualitas
pembelajaran
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1401
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
9.
SD Negeri Krincing
Kualitas
pembelajaran
10.
SD Negeri Kuwaluhan
Numerasi
murid
11.
SD Negeri Madusari
Kualitas
pembelajaran
12.
SD Negeri
Madyocondro
Numerasi
13.
SD Negeri Ngabean
Keamanan
sekolah
14.
Sd Negeri Ngadirojo
Literasi
15.
SD Negeri
Pancuranmas
Keamanan
sekolah
16.
SD Negeri Payaman 1
Karakter
murid
17.
SD Negeri Payaman 2
Kualitas
pembelajaran
18.
SD Negeri Pucang
Kualitas
pembelajaran
19.
SD Negeri Secang 1
Keamanan
sekolah
20.
SD Negeri Secang 2
Kualitas
pembelajaran
21
SD Negeri Secang 3
Kualitas
pembelajaran
22.
SD Negeri Setan
Kualitas
pembelajaran
23.
SD Negeri Sidomulyo
Kualitas
pembelajaran
24.
SD IT AL-Hikmah
Kualitas
pembelajaran
25.
SD IT Ar-Risalah
Kualitas
pembelajaran
26.
SD Negeri Pirikan
Keamanan
27.
SD Negeri Purwosari
Karakter
murid
28.
SDQ Anwarul
Mukhlasin
Kebhinekaan
sekolah
Sumber: Data Penelitian, 2024
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1402
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
Beberapa penelitian terdahulu terkait pengaruh motivasi terhadap kinerja guru yang
memperoleh hasil bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru
(Rina et al., 2020). Hasil tersebut juga selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hasibuan (2022) yang menyatakan bahwa Motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik motivasi guru dalam
mengajar, maka kinerja guru juga akan semakin baik.
Faktor kedua adalah kepemimpinan kepala sekolah. Pada dasarnya profesionalisme
kepemimpinan kepala sekolah merupakan bentuk komitmen para anggota profesi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya, yang bertujuan peningkatan kualitas
keprofesionalannya (Basri, 2014). Dalam hal ini, tentu guru sangat membutuhkan arahan dan
bimbingan serta jaminan rasa aman dari kepala sekolah yang akan berpengaruh pada kinerja
guru. Kepala sekolah harus memiliki lima kompetensi minimal berupa kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi
sosial. Kepala Sekolah diharapkan dapat memberikan semangat dan bimbingan kerja agar guru
dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah adalah supervisi akademik. Selama satu semester setidaknya sebanyak dua kali
kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik. Penilaian Kinerja Guru (PKG) sebagai
evaluasi kerja guru yang mencakupi 24 penilaian kinerja guru yang dikelompokkan ke dalam
empat penilaian kompetensi guru yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian yang dilaksanakan satu kali dalam satu tahun
(Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007).
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang harus
dilaksanakan dengan baik. Pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat
berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara memimpin dalam melakukan dan mengembangkan
kegiatan kepemimpinan dalam satuan kerja yang dipimpinnya. Pemimpin atau kepala sekolah
akan memberikan solusi dari masalah pembelajaran yang dihadapi guru. Sehingga guru dapat
meningkat kinerjanya sesuai dengan arahan dan bimbingan kepala sekolah. Berdasarkan hasil
rapor pendidikan sekolah dasar di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang pada dimensi
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai kemampuan baik sesuai pada hasil penilaian
Kinerja Kepala Sekolah Tahun 2023.
Beberapa penelitian terdahulu terkait pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru (Budiman et al., 2020), kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Guru (Kristiawan & Fitria, 2020). Hasil tersebut juga selaras
dengan Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Guru Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru
(Oktaviani & Putra, 2021). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
yang baik, maka akan menciptakan kinerja guru yang semakin baik pula.
Faktor ketiga adalah ketersediaan sarana prasarana. Sarana dan prasarana merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam peningkatan kinerja guru karena dengan sarana dan
prasarana yang lengkap dan baik, maka kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan
lancar, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Sarana adalah semua
perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah (Fudin, 2020). Sedangkan prasarana adalah semua perangkat, peralatan,
bahan dan perabot yang tidak langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Berdasarkan hasil rapot pendidikan pada dimensi sarana prasarana yang mendukung diperoleh
data bahwa sarana yang saat ini digunakan lebih didominasi oleh penggunaan media
pendukung sarana pembelajaran seperti perangkat keras contohnya laptop, printer, LCD
proyektor dan lain sebagainya. Sedangkan sarana pendukung lainnya yang tidak kalah
pentingnya adalah jaringan internet. Terlebih ketika kita menggunakan aplikasi Platform
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1403
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
Merdeka Mengajar (PMM) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tentu membutuhkan
jaringan internet, baru bias login, dan memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalamnya.
Berdasarkan bukti hasil rapot pendidikan beberapa rekomendasi benahi berupa kebijakan
kepala sekolah terkait hal-hal yang perlu peningkatan. Sekolah memperoleh rekomendasi
kebijakan terkait peningkatan literasi dan numerasi, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan
berdasarkan hasil rapot pendidikan kepala sekolah menambah kesempatan kepada guru untuk
dapat mengikuti peningkatan kompetensi terkait literasi dan numerasi. Didukung dengan
beberapa penelitian terdahulu terkait pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru yang memperoleh hasil bahwa Sarana Prasarana berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Guru (Gontina et al., 2021). Hasil tersebut juga selaras dengan hasil penelitian
bahwa Sarana Prasarana berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru. Hasil
tersebut dapat diartikan bahwa semakin baik dan lengkap sarana prasarana pendidikan yang
disediakan oleh sekolah, maka kinerja guru juga akan semakin baik (Nursalina et al., 2021).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
motivasi mengajar, kepemimpinan kepala sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana terhadap
kinerja guru, yang dapat digunakan menjadi bahan kajian pihak-pihak terkait dalam
menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas kinerja guru sekolah dasar di
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang di masa yang akan datang.
2. Metode
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Penelitian ini dilakukan di SD se-
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar guru
PNS guru SD di lingkungan Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang yang sedang
menyesuaikan dengan kurikulum merdeka dan diperlukan kemampuan penguasaan materi,
penyusunan proyek dan ketersediaan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran.
Sedangkan waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2023 sampai dengan tanggal
31 Oktober 2023.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru baik PNS maupun Non PNS yang
sudah berkualifikasi S1 PGSD di lingkungan Korwil Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang
berjumlah 182. Ujicoba instrument setelah angket penelitian dinyatakan valid oleh expert
judgment dari dosen ahli dan pengawas Korwil Kecamatan Secang Kabupaten Magelang, maka
angket penelitian tersebut kemudian diujicobakan pada minimal 30. Data uji coba yang
didapatkan kemudian diuji validitasnya menggunakan rumus Corellation Pearson Product
Moment. peneliti menguji validitas dari keempat instrument yaitu Motivasi Mengajar (X1),
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2), Ketersediaan Sarana Prasarana (X3) dan Kinerja Guru
(Y). Adapun hasil analisis tersebut dinyatakan valid. Instrument penilaian X1, X2, X3 dan Y
reliabel dengan kategori reliabilitas sangat tinggi.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil Analisis Deskriptif
a. Motivasi Mengajar (X1)
Hasil analisis deskripsi data variabel Motivasi Mengajar (X1) dengan menggunakan
SPSS diperoleh data sebagai sebanyak 36 guru (19,78%) memiliki motivasi mengajar yang
masih tergolong rendah, 82 guru (45%) memiliki motivasi mengajar pada kategori sedang
dan 64 guru (35%) memiliki motivasi kerja yang tinggi.
b. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
Hasil analisis deskripsi data variabel kecerdasan emosional (X2) dengan
menggunakan SPSS diperoleh data sebanyak 69 guru (37,9%) guru menilai kepala sekolah
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1404
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
mereka dengan kategori kepemimpinan kepala sekolah yang masih tergolong rendah, 91
guru (90%) menilai kepala sekolah dengan kategori sedang dan 22 guru (12%) menilai
kepala sekolahnya dengan kategori tinggi.
c. Ketersediaan Sarana Prasarana (X3)
Hasil analisis deskripsi data variabel Ketersediaan Sarana Prasarana (X3) dengan
menggunakan SPSS diperoleh data sebanyak 16 guru (8,79%) menilai sarana prasarana di
sekolah mereka dengan kategori rendah, 147 guru (80,77%) menilai sarana prasarana
dengan kategori sedang dan 19 guru (10,44%) menilai sarana prasarana di sekolah dengan
kategori tinggi.
d. Prestasi Belajar (Y)
Hasil analisis deskripsi data variabel Kinerja Guru (Y) dengan menggunakan SPSS
diperoleh data sebanyak 32 guru (17,58%) memiliki nilai kinerja guru yang masih tergolong
rendah, 68 guru (72,53%) memiliki nilai kinerja guru sedang dan 18 guru (9,9%) memiliki
nilai kinerja guru yang tergolong tinggi.
Uji Prasyarat
Langkah-langkah penelitian yang harus ditempuh adalah melakukan uji hipotesis untuk
membuktikan secara empiris hasil penelitian. Namun untuk melangkah pada tahap ini perlu
dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Ada tiga macam uji prasyarat yang harus dilakukan
yaitu: uji normalitasn, uji linieritas data dan uji multikolinieritas. Secara bertahap hasil uji
prasyarat akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data Penelitian
Dengan uji normalitas ini peneliti ingin mengetahui bahwa masing-masing variabel
motivasi mengajar sebagai X1, kepemimpinan kepala sekolah sebagai X2, ketersediaan
sarana prasarana sebagai X3 serta kinerja guru sebagai Y menunjukkan distribusi normal
yang dapat dilanjutkan dengan analisis hipotesis.
Berdasarkan output uji normalitas Kolmogorov- Smirnov Z pada X1 (Motivasi
Mengajar) dengan Y (Kinerja Guru) didapat Asymp Sig. 0,200 (>0,050) maka dapat
disimpulkan bahwa variable X1 (motivasi mengajar) memiliki distribusi normal.
Berdasarkan output uji normalitas Kolmogorov- Smirnov Z pada X2 (Kepemimpinan
Kepala Sekolah) terhadap Y (Kinerja Guru) didapat Asymp Sig. 0,200 (>0,050) maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X2 (kepemimpinan kepala sekolah) memiliki distribusi normal.
Berdasarkan output uji normalitas Kolmogorov- Smirnov Z pada X3 (Ketersediaan Sarana
Prasarana) terhadap Y (Kinerja Guru) didapat Asymp Sig. 0,200 (>0,050) maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X3 (ketersediaan sarana prasarana) memiliki distribusi normal.
b. Uji Linier Data
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui pola hubungan masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikat apakah berbentuk linear atau tidak. Uji linieritas diketahui
dengan menggunakan uji F dengan melihat signifikan deviation from linierity. Penelitian ini
menggunakan uji prasyarat linierity untuk mengetahui apakah antara variabel bebas
motivasi mengajar (X1) dengan kinerja guru (Y), kepemimpinan kepala sekolah (X2)
dengan kinerja guru (Y) dan antara ketersediaan sarana prasarana (X3) dengan kinerja guru
(Y) memiliki hubungan linier atau tidak.
Dari output hasil uji linieritas data penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi
dari uji linieritas motivasi mengajar terhadap kinerja guru adalah sebesar 0,245 lebih dari
0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan linier secara signifikan antara motivasi
kerja (X1) dengan kinerja guru (Y).
Dari output hasil uji linieritas data penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi
dari uji linieritas kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah sebesar 0,595
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1405
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan linier secara signifikan antara
variabel kepemimpinan kepala sekolah (X2) dengan variabel kinerja guru (Y).
Dari output hasil uji linieritas data penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi
dari uji linieritas ketersediaan sarana prasarana terhadap kinerja guru adalah sebesar 0,095
lebih dari 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan linier antara variabel
ketersediaan sarana prasarana (X3) dengan variabel kinerja guru (Y). Karena dalam uji
linearitas ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat linear, maka dapat di teruskan
dengan prasyarat berikutnya yaitu uji multikolinieritas.
c. Uji Multikolenearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji asumsi untuk analisis regresi ganda. Uji
multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang signifikan
antara variabel bebas. Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel bebas harus
terbebas dari gejala multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi dan
VIF = . Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah
mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.
Hasil output uji multikolinearitas variabel bebas (X1, X2 dan X3) dengan Y disajikan
dalam lampiran Uji Prasyarat Multikolinearitas. Dari hasil uji multikolinearitas tersebut
diperoleh keterangan bahwa nilai tolerance Motivasi Mengajar (X1) adalah 0,973 > 0,1 dan
nilai VIF motivasi mengajar = 1,028 < 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan
nilai tolerance kepemimpinan kepala sekolah (X2) sebesar 0,741 >0,1 dan nilai VIF
kepemimpinan kepala sekolah = 1,349 < 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Sementara untuk nilai tolerance ketersediaan sarana prasarana (X3) sebesar 0,755 > 0,1 dan
nilai VIF ketersediaan sarana prasarana = 1,324 < 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara motivasi mengajar,
kinerja kepala sekolah dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kinerja guru.
Analisis Regresi Berganda
Tabel 2. Hasil Analisis Koefisien Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
18.743
3.736
5.017
0.000
Motivasi
0.848
0.060
0.652
14.012
0.000
Kepemimpinan
0.090
0.038
0.089
2.338
0.021
Sarpras
0.218
0.036
0.286
6.008
0.000
Sumber: Data Penelitian, 2024
Koefisien korelasi menunjukkan nilai koefisien dalam persamaan regresi linear berganda.
Nilai persamaan yang dipakai adalah yang berada pada kolom B (koefisien). Standart
persamaan regresi linear berganda dapat ditujukkan dalam persamaan berikut ini.
Y = 18,743 + 0,848 X
1
+ 0,090 X
2
+ 0,218 X
3
+ 0,05
Dari hasil analisis regresi linear berganda diperoleh hasil bahwa variabel motivasi kerja
(X1), kepemimpinan kepala sekolah (X2) dan ketersediaan sarana prasarana (X3) berpengaruh
terhadap kinerja guru (Y) secara linear. Berdasarkan persamaan di atas maka pengaruh tersebut
ternilai dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut ini.
a. a = 18,743
Konstanta sebesar 18,743 artinya jika variabel motivasi mengajar (X1), kepemimpinan
kepala sekolah (X2) dan ketersediaan sarana prasarana (X3) bernilai 0, maka kinerja guru akan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1406
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
dipengaruhi oleh variabel lain. Kinerja guru ini secara matematis pengaruhnya diukur secara
numeric sebesar 18, 743.
b. b1 = 0,848
Koefisien regresi variabel oleh indikator motivasi mengajar (X1) sebesar 0,848.
Artinya akan mempengaruhi kinerja guru (Y). Dengan asumsi variabel kepemimpinan
kepala sekolah (X2) dan ketersediaan sarana prasarana (X3) nilainya tetap. Maka kinerja
guru akan mengalami perubahan atau akan meningkat dengan angka numeric sebesar 0,848.
Dilihat dari sisi elastisitasnya maka dapat di interpretasikan bahwa kenaikan tingkat
motivasi mengajar akan diikuti dengan kenaikan kinerja guru sebesar 84,8%.
c. b2 = 0,090
Koefisien regresi variabel oleh indikator kepemimpinan kepala sekolah (X2) sebesar
0,090. Artinya akan mempengaruhi kinerja guru (Y). Dengan asumsi variabel motivasi
mengajar (X1) dan ketersediaan sarana prasarana (X3) nilainya tetap. Maka kinerja guru
akan mengalami perubahan atau akan meningkat dengan angka numerik sebesar 0,090.
Dilihat dari sisi elastisitasnya maka dapat di interpretasikan bahwa kenaikan tingkat kinerja
kepala sekolah akan diikuti dengan kenaikan kinerja guru sebesar 9%.
d. b3 = 0,218
Koefisien regresi variabel oleh indikator ketersediaan sarana prasarana (X3) sebesar
0,218. Artinya akan mempengaruhi kinerja guru (Y). Dengan asumsi variabel motivasi
mengajar (X1) dan kepemimpinan kepala sekolah (X2) nilainya tetap. Maka kinerja guru
akan mengalami perubahan atau akan meningkat dengan angka numerik sebesar 0,218.
Dilihat dari sisi elastisitasnya maka dapat di interpretasikan bahwa kenaikan tingkat
ketersediaan sarana prasarana akan diikuti dengan kenaikan kinerja guru sebesar 21,8%.
Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Tabel 3. Hasil Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji T)
Variabe
l
B
(koefisien
)
Beta
T
hitung
T
tabel
Sig t
Alp
a
Keteranga
n
X1
0.848
0.65
2
14.01
2
1,65
3
0.00
0
0,05
Ha:
diterima
X2
0.090
0.08
9
2.338
1,65
3
0.02
1
0,05
Ha:
diterima
X3
0.218
0.28
6
6.008
1,65
3
0.00
0
0,05
Ha:
diterima
Sumber: Data Penelitian, 2024
b. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Model
Sum of Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression
6480.768
3
2160.256
183.107
.000
b
Residual
2100.001
178
11.798
Total
8580.769
181
Sumber: Data Penelitian, 2024
Dari hasil output tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa hasil signifikansi sebesar 0,000
< 0,05 dan didapatkan nilai F
hitung
sebesar 182,107. F
hitung
> F
tabel
(182,107 > 2,42), maka
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1407
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas motivasi mengajar (X1),
kepemimpinan kepala sekolah (X2) dan ketersediaan sarana prasarana (X3) berpengaruh
signifikan terhadap variabel kinerja guru (Y) Sekolah Dasar di kecamatan Secang.
Dengan kata lain H1: diterima, artinya variabel motivasi mengajar, kepemimpinan
kepala sekolah dan ketersediaan sarana prasarana secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Secang.
c. Pengujian Koefisien Determinasi (R
2
)
koefisien determinasi (adjusted R square) yang diperoleh sebesar 0,869. Hal ini berarti
86,9% kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi mengajar (X1), kepemimpinan kepala sekolah
(X2) dan ketersediaan sarana prasarana (X3). Sedangkan sisanya (100% - 86,9% = 13,1%)
di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
d. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X (motivasi mengajar, kepemimpinan
kepala sekolah dan ketersediaan sarana prasarana) terhadap variabel Y (kinerja guru)
dihitung menggunakan rumus sumbangan efektif dan sumbangan relatif.
1) Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Motivasi Mengajar (X1)
Dari hasil perhitungan diketahui besar sumbangan efektif X1 terhadap Y adalah
sebesar 70,175. Nilai ini mengandung pengertian bahwa pengaruh motivasi mengajar (X1)
terhadap kinerja guru (Y) adalah sebesar 70,175%. Sementara jika dianggap tidak ada faktor
lain yang berpengaruh terhadap kinerja guru selain yang diteliti dalam penelitian ini, maka
besarnya sumbangan relatif motivasi mengajar (X1) terhadap kinerja guru (Y) adalah
sebesar 90,55%.
2) Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
besar sumbangan efektif X2 terhadap Y adalah sebesar 1,63. Nilai ini mengandung
pengertian bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja guru (Y)
adalah sebesar 2,109%. Sementara jika dianggap tidak ada faktor lain yang berpengaruh
terhadap kinerja guru selain yang diteliti dalam penelitian ini, maka besarnya sumbangan
relatif kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah sebesar 2,109%.
3) Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif ketersediaan sarana prasarana (X3)
besar sumbangan efektif X3 terhadap Y adalah sebesar 15,16. Nilai ini mengandung
pengertian bahwa pengaruh ketersediaan sarana prasarana (X3) terhadap kinerja guru (Y)
adalah sebesar 15,16%. Sementara jika dianggap tidak ada faktor lain yang berpengaruh
terhadap kinerja guru selain yang diteliti dalam penelitian ini, maka besarnya sumbangan
relatif ketersediaan sarana prasarana (X3) terhadap kinerja guru (Y) adalah sebesar 19,56%.
Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi mengajar memiliki
pengaruh yang paling besar, sedangkan kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh
yang sangat kecil terhadap kinerja guru.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian berupa pengumpulan data melalui kuesioner kemudian
diinterpretasikan dan dilakukan analisis data sesuai dengan variabel yang diteliti, berikut
sajikan pembahasan mengenai pengaruh antara motivasi mengajar, kepemimpinan kepala
sekolah dan ketersediaan sarana prasarana terhadap kinerja guru.
a. Pengaruh Motivasi Mengajar terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar
Hasil uji korelasi X1 dan Y menunjukkan bahwa t hitung sebesar 14,012. Dalam
perhitungan ini Ha diterima karena t hitung > t tabel (14,012 > 1,653). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh motivasi mengajar (X1) terhadap kinerja guru (Y).
Sementara untuk persentase besarnya pengaruh motivasi mengajar terhadap kinerja guru
dilihat dari besarnya sumbangan efektif. Nilai sumbangan efektif pada perhitungan ini
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1408
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
adalah 70,175 yang mengandung arti bahwa pengaruh motivasi mengajar (X1) terhadap
kinerja guru (Y) adalah sebesar 70,175%.
Berdasarkan hasil diatas, diketahui bahwa kinerja guru berbanding lurus dengan
motivasi mengajar guru. Semakin tinggi motivasi mengajar, semakin tinggi pula nilai
kinerja gurunya. Sebaliknya semakin rendah motivasi mengajar, semakin rendah pula
kinerja gurunya.
Hasil analisis ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan di Sekolah Dasar
Negeri Candisari. Ibu H salah seorang guru di sekolah tersebut menuturkan dirinya
terdorong untuk mengembangkan dan memajukan tempat kerja serta mencoba menjadi
inspirasi bagi rekan kerja lain untuk berprestasi. Sejalan dengan hal ini, ternyata nilai kinerja
guru di SD Candisari tergolong tinggi bila dibandingkan denga sekolah lain yaitu sekitar
103,42. Informan pun menegaskan ingin selalu mengupgrade ilmu yang dimiliki agar dapat
menyesuaikan dengan perkembangan iptek dan tuntutan masa kini. Tak hanya itu, informan
dan teman-teman juga menyusun program sekolah yang dapat mewujudkan dimendi P5
diantaranya program pembiasaan dan ekstrakurikuler yang bervariasi. Guru-guru di sekolah
tersebut pun memiliki target dalam mengajar, yaitu terwujudnya siswa yang berkarakter dan
berprestasi.
Berdasarkan penelitian terdahulu dalam jurnalnya di Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Alauddin Makasar menunjukkan hasil bahwa kinerja guru berpengaruh signifikan
terhadap kinerja di MTsN se-Kecamatan Bontotiro (Agustina et al., 2020). Dengan
demikian, kekuatan tinggi dari kinerja guru ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi yang
dimiliki.
b. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar
Hasil uji korelasi X2 dan Y menunjukkan bahwa t hitung sebesar 2,338. Nilai t tabel
untuk df 181 adalah 1,653. Dalam perhitungan ini Ha diterima karena t hitung > t tabel
(2,334 > 1,653). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah (X2) terhadap kinerja guru (Y). Sementara untuk persentase besarnya pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dilihat dari besarnya sumbangan
efektif. Nilai sumbangan efektif pada perhitungan ini adalah 1,63 yang mengandung arti
bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah
sebesar 1,63%.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
berbanding lurus dengan kinerja guru. Artinya, semakin baik kepemimpinan kepala sekolah,
semakin baik pula kinerja guru di sekolah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah
kepemimpinan kepala sekolah semakin rendah pula kinerja gurunya.
Peneliti mencari tahu ada tidaknya pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru di sekolah melalui wawancara. Dari wawancara yang dilakukan
kepada ibu Efita (SDN Payaman 2) diperoleh informasi bahwa kepala sekolah dipandang
kurang mampu memahami kebijakan yang diambil. Selain itu, kepala sekolah dianggap
belum mampu menentuka strategi untuk mencapai visi misi dan tujuan sekolah, terlihat dari
kurangnya keaktifan kepala sekolah dalam menggerakkan program-program yang terdapat
dalam KOSP/ KTSP serta jarang melakukan rapat koordinasi dan monitoring dan evaluasi
terhadap program sekolah yang sudah berjalan. Hasil wawancara ini sejalan dengan
rendahnya rata-rata kepemimpinan kepala sekolah. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui
bahwa rata-rata nilai kepemimpinan kepala sekolah cenderung rendah yaitu sekitar 36,85.
Pun demikian dengan skor kinerja guru yang cenderung rendah pula bila dibandingan
dengan sekolah lain, yaitu sekitar 97,28.
Berbanding terbalik dengan yang terjadi di SDN Madyocondro. Nida Annisa salah
seorang guru di SDN Madyocondro ini memandang bahwa kepala sekolah mampu
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1409
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
menghargai kepada personil yang berprestasi dan cerdas, terlihat dari kepercayaan yang
diberikan kepada guru yang sudah meberikan sumbangsih banyak terhadap sekolah. Kepala
sekolah juga dirasa mampu memberikan saran masukan untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan program sekolah. Bu Nida juga menuturkan bahwa kepala sekolannya
dapat menyelesaikan masalah dengan tenang dan sesuai prosedur. Jika di tilik dari rata-rata
skor per sekolah, terlihat bahwa SDN Madyacondro memiliki skor kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru yang cukup tinggi yaitu 45,31 untuk kepemimpinan kepala sekolah
dan 99,23 untuk kinerja guru.
Hasil ini turut mendukung hasil penelitian sebelumnya dengan judul pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Dalam penelitian ini diperoleh hasil F
hitung = 10,037 dengan nilai sig 0,03 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak.
Hal ini berarti bahwa ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
(Rachmawati, 2013). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 15,1% sedangkan sisanya
dipengaruhi faktor lain.
c. Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar
Hasil uji korelasi X3 dan Y menunjukkan bahwa t hitung sebesar 6,008. Nilai t tabel
untuk df 181 adalah 1,653. Dalam perhitungan ini Ha diterima karena t hitung > t tabel
(6,008 > 1,653). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ketersediaan sarana
prasarana (X3) terhadap kinerja guru (Y). Sementara untuk persentase besarnya pengaruh
ketersediaan sarana prasarana terhadap kinerja guru dilihat dari besarnya sumbangan efektif.
Nilai sumbangan efektif pada perhitungan ini adalah 15,16 yang mengandung arti bahwa
pengaruh ketersediaan sarana prasarana (X2) terhadap kinerja guru (Y) adalah sebesar
15,16%. Dalam penelitian terdahulu yang diperoleh kesimpulan bahwa sarana prasarana
berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 36,90% (Sudiyanto et
al., 2022).
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pun mendukung hasil analisis yang
dilakukan. Bapak Agung guru SDN Kuwaluhan menuturkan adanya sarana prasarana yang
disediakan oleh sekolah pasti berpengaruh terhadap kinerja guru di sekolah tersebut.
Beberapa sarana prasarana yang mendukung kinerja guru antara lain tersedianya proyektor,
speaker dan buku-buku penunjang pembelajaran. Selain itu, lokasi sekolah yang berada di
lokasi yang mudah dijangkau kendaraan bermotor menjadi pendukung lain.
Dari hasil uji korelasi ketersediaan sarana prasarana terhadap kinerja guru berkorelasi
secara positif, yang artinya semakin lengkap ketersediaan sarana prasarana sekolah, semakin
baik kinerja gurunya. Sebaliknya semakin minim ketersediaan sarana prasarana sekolah,
semakin rendah pula kinerja gurunya.
d. Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Ketersediaan
Sarana Prasarana Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar
Dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan
antara motivasi mengajar, kepemimpinan kepala sekolah dan ketersediaan sarana prasarana
secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Pada hasil penilaian didapatkan nilai F
regresi
sebesar 183,107 dengan predikat sangat signifikan kerena F reg (183,107) > F tabel untuk
probabilitas 5% 2,42 untuk jumlah N=182 dan df 181. Dengan demikian dapat
diinterpretasikan bahwa faktor motivasi mengajar, kepemimpinan kepala sekolah, dan
ketersediaan sarana prasarana secara bersama-sama memiliki hubungan positif yang sangat
signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Secang.
Adapun besar hubungan ketiga variabel bebas melalui R Square. R Square sebesar
0,869 atau sama dengan 86,9% yang mengandung pengertian bahwa pengaruh motivasi
mengajar (X1), kepemimpinan kepala sekolah (X2) dan ketersediaan sarana prasarana (X3)
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1410
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
terhadap kinerja guru (Y) sebesar 86,9%. Sementara sisanya (100% - 86,9% = 13,1%)
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di sertakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian ini, motivasi kerja memiliki pengaruh yang paling besar bila
dibandingan dengan variabel lain yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu sekitar 70,17%.
Sementara variabel yang memiliki pengaruh paling kecil dalam penelitian ini yaitu
kepemimpinan kepala sekolah, yang memiliki pengaruh hanya sekitar 1,63%.
Dengan menguji 3 variabel yakni motivasi mengajar (X1), kepemimpinan kepala
sekolah (X2), dan ketersediaan sarana prasarana (X3) terhadap kinerja guru (Y)
menunjukkan bahwa penelitian ini menjadi temuan baru. Ketiga variable tersebut memiliki
pengaruf positif yang sangat signifikan. Hal ini dikarenakan beberapa penelitian terdahulu
menguji salah satu variable X yang menjadi bagian penelitian ini.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada
pengaruh yang positif dan signifikan motivasi mengajar terhadap kinerja guru sekolah dasar di
Kecamatan Secang. Persentase pengaruh motivasi mengajar terhadap kinerja guru dilihat dari
besarnya sumbangan efektif. Nilai sumbangan efektif adalah 70,17 yang mengandung arti
bahwa pengaruh motivasi guru terhadap kinerja guru adalah sebesar 70,17%; (2) Ada pengaruh
yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sekolah dasar di
Kecamatan Secang. Adapun persentase pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru dilihat dari besarnya sumbangan efektif. Nilai sumbangan efektif kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah sebesar 1,63 yang mengandung pengertian bahwa
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah sebesar 1,63%; (3) Ada
pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan sarana prasarana dengan kinerja guru
sekolah dasar di Kecamatan Secang. Adapun persentase pengaruh ketersediaan sarana
prasarana terhadap kinerja guru dilihat dari besarnya sumbangan efektif. Nilai sumbangan
efektif ketersediaan sarana prasarana terhadap kinerja guru adalah sebesar 15,16 yang
mengandung pengertian bahwa pengaruh ketersediaan sarana prasarana terhadap kinerja guru
adalah sebesar 15,16%; dan (4) Ada pengaruh antara motivasi kerja, kepemimpinan kepala
sekolah dan ketersediaan sarana prasarana secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja guru sekolah dasar di Kecamatan Secang. Adapun besar
pengaruh ketiga variabel secara bersama-sama terhadap kinerja guru dapat diketahui melalui
nilai R Square. R Square pada perhitungan ini menunjukkan nilai 0,869 atau sama dengan
86,9% yang mengandung pengertian bahwa pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan kepala
sekolah dan ketersediaan sarana prasarana secara bersama-sama terhadap kinerja guru adalah
sebesar 86,9%. Sementara sisanya (100% - 86,9% = 13,1%) dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak di sertakan dalam penelitian ini.
5. Daftar Pustaka
Agustina, A., Ibrahim, M. M., & Maulana, A. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja Guru
Terhadap Kinerja Guru Pada MTSN di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/view/14164
Basri. (2014). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.
Budiman, I., Sulaiman, & Saleh, M. (2020). The Effect of School Principal Supervision,
Principal Leadership, and Teacher Achievement Motivation on the Performance of
Public High School Teachers in Barito Kuala Regency. Journal of K6 Education and
Management, 3(2), Article 2. https://doi.org/10.11594/jk6em.03.02.07
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1399-1411
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1411
Tri Widiyanti et.al (Pengaruh Motivasi Mengajar, Kepemimpinan….)
Fudin, A. (2020). Pengaruh Sarana prasarana Terhadap Kinerja Guru. Manajemen Pendidikan,
15(1), Article 1. https://doi.org/10.23917/jmp.v15i1.10611
Gontina, W., Fitria, H., & Martha, A. (2021). The influence of principal leadership style,
infrastructure, and work climate on teachers’ performance. JPGI (Jurnal Penelitian Guru
Indonesia), 6(1), 149. https://doi.org/10.29210/021003jpgi0005
Kristiawan, M., & Fitria, H. (2020). The Influence of Principal’s Leadership, Academic
Supervision, and Professional Competence toward Teachers’ Performance. 20, 156164.
Nugroho, F. A., & Marzuki, M. (2019). Pengaruh motivasi kerja dan kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru IPS bersertifikat pendidik. Harmoni Sosial: Jurnal
Pendidikan IPS, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i2.5571
Nursalina, B., Lian, B., & Eddy, S. (2021). Influence of School Infrastructure and Work
Environment on the Performance of High School Teachers. 955957.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.210716.190
Oktaviani, N. K. W., & Putra, M. (2021). Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru
di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(2), Article 2.
https://doi.org/10.23887/jipp.v5i2.35146
Prasetyo, D., Marzuki, M., & Riyanti, D. (2019). Pentingnya pendidikan karakter melalui
keteladanan guru. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS Dan PKN, 4(1), 1932.
Rachmawati, Y. (2013). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Jurnal
Ekonomi, 1(1), 1928.
Rina, H., Saputra, R. R., & Darmanto, R. (2020). Pengaruh Motivasi dan Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. NIẒĀMUL`ILMI: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 5(1), Article 1. https://doi.org/10.1042/nizamulilmi.v5i1.48
Sudiyanto, A., Muin, J. A., & Ariswandy, D. (2022). Pengaruh Kompetensi Guru dan Sarana
Prasarana Terhadap Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Krui
Kabupaten Pesisir Barat. Dikombis: Jurnal Dinamika Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis,
1(1), Article 1. https://doi.org/10.24967/dikombis.v1i1.1627