Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1432
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
Penerapan metode latihan terbimbing dalam
pembelajaran tenis meja untuk meningkatkan hasil
belajar Mahasiswa
Jonas Solissa
Universitas Pattimura Ambon
*
Corresponding Author: jonassolis[email protected]
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 20 Mei 2024
Direvisi: 4 Juni 2024
Disetujui: 11 Juli 2024
Tersedia Daring: 1 Agustus 2024
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada
mata kuliah tenis meja melalui metode latihan terbimbing. Penelitian
dilaksanakan pada mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Pattimura Tahun Akademi 2022/2023. Menggunakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Resea rch). Instrumen yang
digunakan untuk pengumpulan data yaitu observasi dan tes unjuk kerja
keterampilan pukulan forehand dan backhand Tenis meja (Rubrik Penilaian).
Berdasarkan hasil data penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
metode latihan terbimbing dalam pembelajaran tenis meja pada pokok
bahasan teknik dasar pukulan forehand dan backhand memiliki dampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa, hal ini dapat dilihat
dari daya serap mahasiswa meningkat dari siklus I sebesar 65,74% (12
mahasiswa dari 34 mahasiswa sudah tuntas belajar) dan siklus II meningkat
menjadi 82,79%. Pada siklus II ketuntasan belajar mahasiswa secara klasikal
telah tercapai. Artinya sudah mencapai indikator keberhasilan sesuai
dengan yang diharapkan oleh peneliti dan dosen mata kuliah Tenis meja.
Kata Kunci:
Hasil belajar
Tenis meja
Metode latihan terbimbing
ABSTRACT
Keywords:
Learning outcomes
Table tennis
Guided training methods
This research aims to improve student learning outcomes in table tennis
courses through guided training methods. The research was carried out on
students of Physical Education, Health and Recreation at Pattimura University
for the 2022/2023 Academic Year. Using the type of Classroom Action
Research (Classroom Action Research). The instruments used for data
collection are observation and performance tests of forehand and backhand
hitting skills in table tennis (Assessment Rubric). Based on the results of this
study, it shows that the application of guided training methods in table tennis
learning on the subject of basic techniques of forehand and backhand strokes
has a positive impact on improving student learning outcomes, this can be seen
from the absorption of students increasing from the first cycle by 65.74% (12
students out of 34 students have completed learning) and the second cycle
increasing to 82.79%. In the second cycle, the completeness of student learning
has been classically achieved. This means that it has achieved the success
indicators as expected by researchers and lecturers of the Table Tennis course.
©2024, Jonas Solissa
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Permainan tenis meja adalah permainan dengan menggunakan fasilitas meja beserta
peralatannya serta bet dan bola sebagai alatnya. Permainan ini diawali dengan pukulan
pembuka (service), yaitu bola dipantulkan ke meja sendiri lalu melewati atas net dan
memantul di meja lawan sampai lawan tidak dapat mengembalikan dengan baik. Pemain
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1433
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
berusaha untuk mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka dari pukulannya (Tyan,
2021).
Mata kuliah Tenis meja merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dimana mahasiswa yang menawar mata kuliah
tersebut akan melalui proses pembelajaran dalam satu semester. Mahasiswa dituntut agar bisa
menguasai teknik dasar pukulan dalam Tenis meja. Pada permainan Tenis meja, mahasiswa
diharuskan menguasai beberapa teknik dasar misalnya pukulan forehand, backhand, servis
dan smash. Pukulan forehand, backhand, servis dan smash merupakan teknik dasar yang
sangat sering digunakan oleh pemain karena sangat mudah dilakukan dan memiliki
fungsi dalam melakukan servis. Walaupun terlihat mudah, dalam melakukan pukulan
forehand, backhand, servis dan smash tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan tanpa
memperhatikan gerak dasar yang tepat agar hasil pukulan tidak terlalu tinggi atau
menyangkut di net.
Teknik dasar sangat penting dalam permainan Tenis meja. Dalam menyajikan dan
mengembalikan bola dapat dilakukan dengan cara pukulan forehand dan backhand. Budi dan
Arwandi (2020) mengatakan bahwa pukulan forehand dan backhand sangat penting karena
memiliki banyak fungsi, apalagi untuk pemula. Pukulan forehand dan backhand memiliki
fungsi untuk melakukan servis, mengembalikan bola, melakukan serangan sehingga
apabila untuk pemain yang menguasai pukulan forehand dan backhand maka sudah dapat
untuk melakukan permainan secaras sederhana.
Secara spesifik Tenis meja termasuk jenis permainan yang kompleks gerakannya karena
mengandung unsur-unsur gerak yang terkoordinir rapi. Penguasaan teknik dasar memegang
bet, terampil memukul dan menerima bola dalam berbagai macam teknik dasar, dan
didominasi unjuk kerja komponen biomotor koordinasi khusus. Dijelaskan Solissa (2018)
bahwa koordinasi khusus atau koordinasi spesifik adalah merupakan gambaran kemampuan
untuk melakukan gerakan secara cepat, tepat dan lancar, karena koordinasi khusus sangat
terkait dengan kekhususan dari gerak yang memberikan kemampuan tambahan kepada
atlet/mahasiswa agar dapat menampilkan performa yang terbaik dalam latihan/belajar maupun
dalam pertandingan. Kemampuan untuk menguasai kommponen koordinasi khusus ini amat
dibutuhkan pada permaianan Tenis meja.
Keberhasilan proses belajar mengajar sangat di tentukan oleh adanya pemilihan metode
yang tepat dan bagaimana menerapkannya. Metode atau cara atau jalan adalah merupakan hal
yang sangat penting dan menentukan dalam sebuah pembelajaran atau penyampaian materi
oleh seorang pengajar/pendidik kepada peserta didiknya (Syukron Ma’mun, 2021). Dosen
dalam memilih metode dan strategi pembelajaran permainan Tenis meja harus disesuaikan
dengan kompleksitas gerak cabang Tenis meja. Hodges, dalam Nurdianti & Risyanto (2018)
mengatakan untuk dapat berprestasi dalam cabang olahraga Tenis meja, seseorang harus
memilih metode pelatihan yang tepat dan terprogram. Ada 5 metode pelatihan dalam Tenis
meja untuk meningkatkan keterampilan, diantaranya adalah: pelatihan berpasangan, pelatihan
dengan pelatih (metode terbimbing), berlatih sendiri, pelatihan multiball, dan pelatihan dengan
mesin.
Metode latihan terbimbing adalah kegiatan untuk menjamin bahwa seluruh materi yang
diajarkan guru telah dikuasi siswa, guru memberikan kesempatan lagi kepada siswa untuk
melakukan latihan-latihan terutama terkait dengan penerapan konsep dan keterampilan baru
yang diajarkan guru (Suyono, 2015). Metode latihan terbimbing dapat dijadikan sebagai
sarana melatih ketangkasan, ketepatan, keterampilan siswa dengan cara pemberian bantuan
secara terus-menerus dan sitematis dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa
(Marganingsih, 2022; W, Tayeb, & Idris, 2016). Metode latihan terbimbing yang digunakan
dalam proses pembelajaran akan menciptakan kondisi peserta didik yang aktif, karena dalam
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1434
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
proses pembelajaran siswa dilatih untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam menghasilkan
sebuah karya. Menurut Burhanuddin Kharis & Dony Andrijanto, (2021) latihan menggunakan
metode latihan terbimbing ini memiliki tujuan di antaranya untuk mengetahui besar
peningkatan hasil belajar pukulan forehand dan backhand melalui metode latihan terbimbing.
Dengan menggunakan metode latihan terbimbing tersebut diharapkan nantinya para
mahasiswa mempunyai kemampuan ketepatan pukulan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Studi sebelumnya oleh Ni Luh Sari Merta (2022) telah melaporkan hasil penerapan
metode latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar PJOK pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Pemaron semester I tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Dayat (2020) menunjukkan bahwa latihan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
permainan bola voli pada siswa sekolah dasar. Studi khusus yang meneliti hasil belajar tenis
meja menggunakan metode latihan terbimbing memberikan pengaruh secara berarti
terhadap hasil belajar tenis meja pada siswa kelas VII SMP Negeri 7 Satap Kabupaten Luwu
Utara (Mahamudin, 2020). Namun penelitian Mahamudin tidak menjawab kebutuhan
penelitian yang bersifat spesifik.
Beberapa hal yang menjadi kendala pembelajaran Tenis meja pada mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Patimura berdasarkan fakta empiris, bahwa: 1)
sebagian besar mahasiswa belum menguasai teknik dasar pukulan forehand dan backhand
yang benar, 2) mahasiswa kurang cepat dalam melakukan pukulan forehand dan backhand,
dan 3) arah pukulan forehand dan backhand masih kurang tepat. Akibat masalah tersebut,
minat dan motivasi belajar pada pembelajaran Tenis meja menjadi rendah, mahasiswa
cenderung sekedar mengikuti perkuliahan saja tapi tidak benar-benar serius dalam penguasaan.
Hal ini dapat dibuktikan dari tingkat kelulusan dalam kontrak mata kuliah Tenis meja setiap
semester masih relatif rendah, serta nilai yang diperoleh masih didominasi dengan nilai rata-
rata C dan D, sehingga mahasiswa mengikuti program remedial atau program semester pendek
(SP), untuk memperbaiki perolehan nilai mata kuliah Tenis meja.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Beberapa perubahan dari hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
penambahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan serta
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu-individu yang belajar (Ardiansyah dan
Nana, 2020). Hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang
mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Hasil
belajar merupakan kata yang digunakan untuk menunjukkan tingkat pencapaian seseorang
dalam melakukan serangkaian kegiatan. Hasil belajar ditandai dengan mendapatkan nilai baik
dalam suatu materi pembelajaran (Andy, Sugeng & Deden, 2019). Jika nilai akhir
mahasiswa itu baik, hal tersebut menandakan bahwa hasil belajarnya baik dan proses transfer
pengetahuan dari pengajar ke peserta didik dapat dikatakan berhasil. Untuk hasil belajar
mahasiswa, maka dosen bertugas untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat
mengefektifkan segala kemampuan mahasiswa baik keterampilan, pengetahuan, dan sikap
(Rismawati dan Sugiman, 2016).
Beberapa perubahan dari hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti penambahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan
serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu-individu yang belajar. Singkatnya,
pendidik yang berkompeten adalah mereka yang mampu mengefektifkan dan
mengefisiensikan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran dengan kepakaran,
kepribadian, serta relasi sosialnya guna mengeksplorasi potensi peserta didik secara maksimal
selama proses pembelajaran sebagai upaya mempersiapkan peserta didik “hidup dan berguna”
di zaman mendatang (Blegur, Wasak, & Manu, 2017). Atas dasar inilah penulis melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka memperbaiki kualitas pemebelajaran dan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1435
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Tenis meja sehingga fenomena
program remedial dan semester pendek tidak lagi ditemukan selama mahasiwa menawar mata
kuliah Tenis meja.
2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif
dengan teknik penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menururut Arikunto,
dalam Hendra & Yusdinar (2020) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupah sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tujuan penilitian untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Sebagai subjek penelitian adalah
mahasiswa Tahun Akademik 2022/2023, yang berjumlah 34 orang, terdiri dari 16 laki-laki dan
18 perempuan. Dilaksanakan pada bulan November Desesmber 2023.
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi dan tes unjuk kerja
keterampilan pukulan forehand dan backhand tenis meja menggunakan rubrik penilaian.
Teknik analisis data, data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanakan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Sumber data, data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan mahasiswa dilihat dari
aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni hasil pengukuran kemampuan
penguasaaan bermain tenis meja. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan
dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan merupakan bahan untuk menyimpulkan dan menentukan tindakan berikutnya.
3. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pratindakan yang dilakukan pada mahasiswa Tahun Akademik 2022/20223
adalah peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan
mahasiswa dalam melakukan pukulan forehand dan backhand sebelum diterapkan
pembelajaran dengan penerapan metode latihan terbimbing. Dari perolehan data awal ini dapat
diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan melakukan gerakan pukulan
forehand dan backhand. Hasil belajar pukulan forehand dan backhand mahasiswa laki-laki
lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa perempuan. Dari 16 mahasiswa laki-laki hanya 4
orang atau hanya 15% saja yang berhasil menguasai dan terampil dalam teknik forehand dan
backhand, sedangkan 85% lainnya mahasiswa belum menguasai dan belum terampil
melakukan pukulan forehand dan backhand dengan baik. Dari temuan awal tersebut,
disimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam melakukan pukulan forehand dan
backhand disebabkan oleh 4 faktor sebagai berikut: 1) 85% mahasiswa belum mampu
melakukan teknik pukulan backhand drive dengan sempurna, 2) teknik memegang bat,
penguasaan bola dan sikap tubuh masih belum tepat dan benar, 3) melakukan pukulan pukulan
forehand dan backhand kurang akurat dan kurang cermat, 4) belum adanya media untuk
mempermudah mahasiswa melakukan pukulan forehand dan backhand.
Setelah mengkaji seluruh permasalahan serta menentukan metode pembelajaran yang
akan dilaksanakan, peneliti menyusun skenario pembelajaran dan dilaksanakan pada setiap
pertemuan, baik pada siklus I maupun silkus II.
Siklus I
Pada siklus I, peneliti melakukan dua kali tatap muka. Setiap tatap muka terdiri dua jam
pelajaran dengan waktu 90 menit. Tahapan pelaksanaan penelitian pada siklus I dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1436
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pembelajaran semester (RPS) 1, alat-alat dan fasilitas tes yang mendukung, selain itu juga
dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan dosen
mata kuliah dan asisten dosen yang bersangkutan adalah sebagai pengajar dalam
penelitian. Sedangkan peneliti bertugas sebagai observer atau pengamat sekaligus
bertanggung jawab penuh atas tindakan penelitian tersebut. Adapun proses pembelajaran
mengacu pada rencana pembelajaran semester yang telah dipersiapkan.
c. Pengamatan
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses pembelajaran mahasiwa diberi tes keterampilan forehand dan backhand
Tenis meja dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiwa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
seperti pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siklus I
Interval
Kelas
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
relatif
78 83
72 77
66 71
60 65
54 59
50 53
6
6
7
0
9
6
17,65 %
17,65 %
20,59 %
0 %
26,46 %
17,65 %
N=34
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode latihan
terbimbing diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa 65,74% atau ada 12 siswa dari 34
siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal mahasiwa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥75 hanya
sebesar 35,39% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar
75%. Hal ini disebabkan karena mahasiswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksudkan dosen dengan menerapkan metode latihan terbimbing.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan
sebagai berikut: (1) dosen kurang baik dalam memotivasi mahasiswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) dosen kurang baik dalam pengelolaan waktu, dan
(3) mahasiswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
e. Refisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan,
sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
1) Dosen perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana mahasiswa diajak untuk terlibat langsung
dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Dosen perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-
informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3) Dosen harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi mahasiswa sehingga
mahasiswa bisa lebih antusias.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1437
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pembelajaran semester (RPS) 2 dan alat-alat pembelajaran lain yang mendukung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II mengacu pada rencana pembelajaran
dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada
siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
c. Pengamatan
Pengamatan (observasi) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar, pada
akhir proses pembelajaran mahasiswa diberi tes dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Tes yang
digunakan adalah tes keterampilan forehand dan backhand siklus II. Adapun data hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Distribusi frekuensi hasil belajar siklus II
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif
3
6
0
11
14
8,82 %
17,65 %
0 %
32,35 %
41,18 %
N=34
100 %
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 82,79%, atau 34 orang
yang telah tuntas dari 34 orang mahasiswa. Secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
tercapai sebesar 82,79% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini di
pengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan dosen dalam menerapkan pendekatan
metode multiball sehingga mahasiswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah
diberikan serta terampil melakukannya. Disamping itu juga ketuntasan ini dipengaruhi
oleh kerjasama dari mahasiwa yang telah terampil untuk membantu temannya.
d. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih
kurang baik dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode latihan terbimbing.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses pembelajaran dosen telah melaksanakan semua pembelajaran dengan
baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa mahasiswa aktif selama proses
belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan
sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar mahasiswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
Berdasarkan proses tindakan dan hasil penelitian hasil belajar mahasiswa pada mata
kuliah Tenis meja melalui pendekatan metode metode latihan terbimbing mengalami
peningkatan setiap pertemuannya dari sebelum tindakan, siklus I sampai siklus II. Pada
tahap awal sebelum adanya tindakan dalam penelitian ini keterampilan bermain tenis meja
masih kurang, ini dapat dilihat dari presentasi yang diperoleh, bahwa mahasiswa belum
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1438
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
mampu melakukan keterampilan gerak dan teknik dasar bermain tenis meja. Memegang
bet, penguasaan bola dan sikap tubuh masih belum tepat dan benar. Pada siklus I belum
berjalan dengan baik karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
melakukan tenik dasar permainan tenis meja.
Pada siklus II peningkatan keterampilan bermain tenis meja sudah mulai tampak dan
meningkat. Pada pertemuan pertama sudah terlihat meningkat dan pertemuan kedua terus
terlihat meningkat hal ini terlihat dari hasil belajar dengan penilaian yang telah
disesuaikan dengan teknik dasar yang ingin dinilai, sudah mencapai batas ketuntasan yang
ditentukan.
4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan
di atas diperoleh simpulan bahwa: Penerapan motede latihan terbimbing dalam pembelajaran
Tenis meja dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dari hasil analisis yang diperoleh
peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II. Hasil belajar Tenis meja pada siklus I
dalam kategori tuntas adalah 65,74% jumlah mahasiswa yang tuntas adalah 12 mahasiswa.
Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase hasil belajar mahasiswa dalam kategori tuntas
sebesar 82,79%, sedangkan mahasiswa yang tuntas 22 mahasiswa. Pada siklus II ketuntasan
belajar mahasiswa secara klasikal telah tercapai. Artinya sudah mencapai indikator
keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti dan dosen mata kuliah Tenis meja.
5. Daftar Pustaka
Andy, A; Sugeng, P & Deden, S.A. (2019) Hubungan Hasil belajar Siswa Kelas Khusus
Olahraga dengan Kecerdasan Emosiona. Jurnal Keolahragaan, 7 (2), 126-134
Ardiansyah, A.A & Nana (2020) Peran Mobile Learnings Sebagai Inovasi dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siwa Pada Pemblajarahn di Sekolah. Indonesian Journal of
Educational Research and Review, 3 (1), 47-56
Bagya, S.W; Kurnia T & Iwan S. (2019). Pengaruh Latihan Multiball dan Latihan
Berpasangan terhadap Ketepatan Forehand Drive pada Ekstrakurikuler Tenis Meja di
Sekolah SMP Negeri 14 Jakarta. Jurnal Pendidikan Jasamani dan Adaptif, 2 (1), 1-11
Bayu, Senaputra. (2018). Survei Kemapuan Pukulan Backhand dalam Permainan Tenis Meja
di Klub Tenis Meja Se-Kabupaten Sidoarjo. Artikel Skripsi Universitas PGRI Kediri.
Blegur, J., Wasak, M. R., & Manu, L. (2017). Penilaian Formatif Peserta Didik atas
Kompetensi Pendidik dalam Proses Pembelajaran. Satya Widya, 33(2), 117-127.
Burhanuddin, K & Dony, A. (2021). Pengaruh Latihan Multiball terhadap Hasil Keterampilan
Pukulan Drive Forehand dan Backhand pada Ekstrakurikuler Tenis Meja. Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 9 (1), 487-494
Jhony, H & Yustinar (2020) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tenis Meja melalui Media
Dinding. Journal of Education Research, 1 (3), 237-244
Mahamuddin. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tenis Meja Melalui Metode
Terbimbing dan Demonstrasi Pada Siswa Kelas VII UPT SMP Negeri 7 Satap. Jurnal
Panrita, 01 (01), 11-19.
Marganingsih, M. (2022). Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Teks
Lagu dengan Metode Latihan Terbimbing. KREDO: JUrnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra,
6 (1), 12-20.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1432-1439
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1439
Jonas Solissa (Penerapan metode latihan terbimbing....)
Ni Luh Sari Merta. (2022. Penerapan Latihan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PJOK Siswa. Journal of Education Action Research, 6 (3), 333-340.
Risnawati, A dan Sugiman. (2016). Pengaruh Problem Posing dan PBL terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa Pendidikan Matematika. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (1) 100-108
Satria, B dan Arwandi. (2020). Pengaruh Metode Latihan Multiball terhadap Ketepatan
Pukulan Forehand dan Backhand dalam Permainan Tenis Meja. Jurnal Patriot 2 (2),
487-494
Solissa, Jonasa (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tenis Meja Melalui Pendekatan
Metode Bagian pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Ambon. Jurnal Jendela
Pengetahuan 11 (25), 42-53
Suyono. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Syukron Ma’mun (2021) Analisis Metode Pembelajaran Ceramah Masa Pandemi Covid 19.
Jurnal Mimbar Kampus, 20 (2), 137-150
Tyan, N. A. (2021). Perbandingan Latihan Shadow dengan Latihan Multiball Terhadap
Frekuensi Pukulan Forehand dan Backhand Tenis Meja Pada Ekstrakurikuler di SD
Supriyadi Semarang. Journal of Physical Activity and Sports (JPAS), 2(1), 71-77.
W, A., Tayeb, T., & Idris, R. (2016). Minimalisasi Kesulitan Siswa Dalam Penyelesaian
Masalah Matematika Dengan Penerapan Pola Latihan Terbimbing Kelas XII IPA1 SMA
Negeri 1 Anggeraja, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Mapan: Jurnal
Matematika dan Pembelajaran, 4(2), 13-21.