Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1364-1370
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1364
Aisyah Niya Adhillah (Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa.)
Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa
Terhadap Pentingnya Norma Kesusilaan di SMP
Negeri 1 Sukoharjo
Aisyah Niya Adhillah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Sebelas Maret, Kentingan Jl. Ir. Sutami No.36, Jebres,
Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126
aissyahniyaad[email protected]
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 29 Maret 2024
Direvisi: 30 April 2024
Disetujui: 30 Juni 2024
Tersedia Daring: 25 Juli 2024
Strategi guru merupakan rencana dalam jangka panjang untuk tercapainya
sebuah tujuan dengan cara guru memberikan solusi serta memutus rantai
Bullying di lingkungan sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo. kajian ini membahas
tentang permasalahan di lingkungan sekolah dan strategi guru dalam
membangun kesadaran moral siswa terhadap pentingnya norma kesusilaan.
Pendekatan ini menggunakan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Sumber data ini diperoleh dari 11 informan serta dokumentasi.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara serta
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya pelanggaran norma
kesusilaan dilingkungan sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo seperti berikut ini:
Bullying, berpacaran dilingkungan sekolah, tidak membantu teman saat
terjatuh di lantai. sehingga guru menciptakan sebuah strategi membentuk
karakter siswa paham norma kesusilaan serta pembentukan karakter siswa
sesuai dengan Undang Undang yang berlaku seperti berikut ini:
pendekatan, penanaman norma kesusilaan pada fase D elemen Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pelaksanaan Profil
Pelajar Pancasila dan yang terakhir tegaknya peraturan sekolah.
Kata Kunci:
Pelanggaran Norma
Kesusilaan,
Strategi Guru,
Pentingnya Norma
Kesusilaan.
ABSTRACT
Keywords
Violation of decency Norms,
Teacher Strartegy,
Importance of Decendy
Norms.
Teacher strategy is a way for teachers to overcome and break the chain of
bullying in the school environment of SMP Negeri 1 Sukoharjo. This study
discusses the problems in the school environment and the teacher's strategy in
building students' moral awareness of the importance of moral norms. This
approach uses qualitative with descriptive research. This data source was
obtained from 11 informants and documentation. This data collection was
carried out by means of observation, interviews and documentation. The
results showed that the violation of moral norms in the school environment of
SMP Negeri 1 Sukoharjo as follows: Bullying, dating in the school environment,
not helping friends when they fall on the floor. so that teachers create a
strategy to form students understand the norms of decency and the formation
of student character in accordance with applicable laws such as the following:
approach, embedding norms of decency in phase D elements of the 1945
Constitution of the Republic of Indonesia, implementation of the Pancasila
Student Profile and finally the enforcement of school regulations.
©2024, Aisyah Niya Adhillah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama penting dalam pembangunan disetiap
negara. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 57 Tahun 2021 pasal 1
menjelaskan bahwa standar nasional pendidikan adalah usaha sadar melakukan rencana
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1364-1370
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1365
Aisyah Niya Adhillah (Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa.)
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
untuk mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, serta untuk masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan peserta didik
menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 pada pasal 1
bagian 3 adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan tertentu. Maka
dari itu bahwa Pendidikan adalah sebuah Upaya yang dilakukan secara sadar untuk
membangun sebuah kompetensi membentuk karakter siswa baik dari akhlak mulia,
kepribadian, kedisiplinan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa Pendidikan sebagai tuntunan dalam
kehidupan tumbuh kembang anak, Pendidikan menuntut agar masyarakat mencapai sebuah
keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya. Ki Hajar Dewantara memiliki tujuan
utama dalam Pendidikan yaitu memiliki keseimbangan serta proporsional yang sama.
Diibaratkan bahwa Pendidikan, pengajaran, emosi dan intelektual saling berkaitan
dikarenakan sebuah Pendidikan akan membentuk karakter siswa yang baik antara jasmani
dan rohani karena membentuk siswa semakin memiliki adab sesuai dengan ketentuan di
masyarakat. Ki Hajar Dewantara memandang bahwa karakter itu sebuah watak atau budi
pekerti. Disamping itu Pendidikan karakter yaitu usaha yang dilakukan oleh guru untuk
membentuk sebuah komponen pengetahuan, kesadaran siswa, ataupun kemauan dalam
bertindak untuk melaksanakan nilai-nilai baik kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
Lingkungan maupun kebangsaan.
Kegagalan moral sering terjadi didalam diri sendiri seluruh perbuatan ataupun tingkah
laku manusia tidak memandang umur baik anak anak hingga dewasa. Gagalnya sebuah
Pendidikan di Indonesia dikarenakan hanya memacu pada kurikulum saja (Asnawan,
2020)sehingga kurangnya pemberian Pendidikan karakter dengan itu SMP Negeri 1
Sukoharjo memberikan kebutuhan moral dalam sebuah kondisi yang telah dihadapi
seseorang melibatkan masalah moral serta membutuhkan pertimbangan lebih jauh lagi.
Masa remaja jenjang SMP rentan sekali terhadap kegagalan dalam berperilaku tanpa adanya
pertimbangan, awal mula terbentuknya sebuah karakter juga dari jenjang SMP. Dengan
begitu, Kesadaran moral siswa dilingkungan sekolah disikapi dengan implementasi sebuah
kepatuhan terhadap aturan sekolah berupa tata tertib. Dalam hal ini Tingkat kepatuhan
peserta didik terhadap tata tertib sekolah akan menjadi sebuah identitas sekolah.
Norma kesusilaan dalam kehidupan masyarakat mengatur tingkah laku seseorang serta
membentuk seseorang memiliki perilaku yang baik. Kehadiran norma kesusilaan ini
melahirkan sebuah keberadaan manusia tanpa melihat jenis kelamin dan suku bangsanya
karena bersifat Universal. Suara hati nurani dalam norma kesusilaan sebagai sebuah bisikan
terkait menjaga hubungan antar manusia dengan baik. Dasar Hukum Undang Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak ( UU 35/2014) pasal 76 C “ Setiap orang
dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh, atau turut serta melakukan
kekerasan terhadap anak” berdasarkan hasil observasi di lingkungan sekolah serta
melakukan wawancara kepada siswa, guru Bk, Guru Pendidikan Pancasila bahwa fenomena
pelanggaran norma kesusilaan yang sering terjadi di lingkungan SMP Negeri 1 Sukoharjo
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1364-1370
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1366
Aisyah Niya Adhillah (Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa.)
yaitu : Bullying, berpacaran dilingkungan sekolah, tidak membantu teman saat terpeleset di
lantai. Dengan begitu, guru menciptakan strategi untuk membentuk siswa memiliki karakter
yang kuat terhadap godaan, membentuk siswa memiliki etika yang baik. Hal ini dilakukan
guru Pendidikan Pancasila serta pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan SMP Negeri
1 Sukoharjo nyaman, tentran, memiliki budi pekerti luhur.
2. Metode
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sukoharjo. penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Data yang dikaji dalam penelitian ini berupa pelanggaran siswa pada
norma kesusilaan serta strategi guru membangun kesadaran moral siswa terhadap
pentingnya norma kesusilaan di SMP Negeri 1 Sukoharjo. sumber data yang digunakan
yaitu informan, tempat, peristiwa, dokumentasi serta wawancara. Teknik pengambilan
subjek ini menggunakan Purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik uji Validitas
data ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data, dan Kesimpulan.
3. Hasil dan Pembahasan
Pelanggaran norma kesusilaan di SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu:
a) Bullying
Manusia dalam berkehidupan di masyarakat sekitar memiliki 2 segi yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Norma kesusilaan menyangkut permasalahan individu serta
ketentuan bertingkah laku dalam hubungan antara manusia dengan banyak hal dengan
dasar “hati nuranipermasalahan di SMP Negeri 1 sukoharjo ini paling banyak dijumpai
yaitu kasus Bullying dilakukan oleh siswa kelas 7. Dari jumlah kelas 7A 7J paling
banyak melakukan kasus Bullying yaitu kelas 7D. awal mula terjadinya Bullying Arafa
selalu mengganggu teman di kelasnya dengan cara menggelitikinya hingga tidak nyaman
sehingga timbulnya rasa balas dendam oleh temannya abi, daffa, galang, bagus sebagai
pelaku Bullying. Cara pembullyan tersebut dengan melilitkan korban ke gorden sampai
tidak bisa bergerak lalu dikunci di dalam kelas dan ditinggal ke lab IPA kejadian ini
dilakukan pada saat pergantian jam pelajaran sehingga memiliki waktu yang cukup untuk
membalaskan dendam yang tidak sesuai dengan hati nurani. Penyebab munculnya
Bullying siswa kelas 7 dilingkungan sekolah yaitu: (1) keinginan untuk balas dendam, (2)
menunjukan kekuasaan dan kekuatan, (3) dorongan untuk mendapatkan kepuasan.
b) Berpacaran di lingkungan sekolah
Pacaran yang dimaksud yaitu salah satu hal yang biasa dikalangan masyarakat. Pacaran
diawali dengan munculnya naluri yang baru terhadap lawan jenis dan adanya keinginan
untuk menjalin sebuah hubungan secara romantis kepada lawan jenis. Banyak remaja yang
mengekspresikan sebuah tindakan dengan cara memberikan perhatian penuh kepada lawan
jenis sehingga timbulnya rasa ikatan suka dengan lawan jenis. Pacaran ini dilakukan oleh
siswa kelas 7J bernama Gendhis dan raka mereka melakukan pacaran adanya naluri suka
sama suka antara pihak lawan jenis dan dilakukan selama 5 bulan ketika semester ganjil.
Raka memberikan perhatian penuh kepada gendhis dengan berupa tindakan raka
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1364-1370
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1367
Aisyah Niya Adhillah (Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa.)
mengerjakan pekerjaan gendhis yaitu merangkum materi dan gendis memberikan perhatian
dengan cara membantu memotong bagian materi yang telah ditulis oleh raka dan siswa
lainnya lalu melakukan olahraga bareng di halaman tengah bermain bulu tangkis berdua
saja tanpa mengajak teman yang lainnya.
c) Tidak membantu teman saat terpeleset di lantai
Tidak menolong adalah rasah acuh tak acuh kepada teman tanpa melakukan tindakan
menolong seseorang saat kesusahan. Terpeleset yaitu seseorang terjatuh. akibat tidak
adanya keseimbangan ataupun tidak ada batasnya seseorang untuk menahan diri agar tidak
terjatuh. Hal ini terjadi di area kelas 7D. Abi menertawakan arafah ketidak terpeleset di
lantai hendak membuang sampah kedalam tong sampah dikarenakan jalan yang licin arafa
terjatuh di tangga menuju tong sampah tersebut namun ditertawakan oleh Abi sercara
terbahak bahak dengan kencang peristiwa ini terjadi ketika jeda pelajaran olahraga. Dari
sini terlihat bahwasanya rasa kepedulian siswa terhadap temannya masih rendah dan tidak
memperdulikan teman dikala kesusahan dari peristiwa tersebut mencerminkan bahwasanya
siswa kurang kepekaan terhadap situasi dan kondisi di lingkungan sekitar. Dengan
berbagai macam permasalahan yang terjadi guru menciptakan sebuah strategi agar siswa
mampu memiliki karakter yang kuat dan tidak mudah tergoda oleh keadaan.
Strategi guru membangun norma kesusilaan dilingkungan sekolah sebagai berikut:
1. Pendekatan Kepada Siswa
Pendekatan yang dimaksud yaitu sebuah proses atau cara mendekati siswa dengan cara
perlahan-lahan untuk merubah anak menjadi lebih baik lagi. Pendekatan ini dilakukan
seluruh guru SMP Negeri 1 Sukoharjo. tujuan melakukan pendekatan kepada siswa ini
agar siswa lebih nyaman terhadap guru dan guru bisa menjadi sahabat murid.
Pendekatan ini biasanya dilakukan saat jam pelajaran, pembinaan upacara bendera
pada setiap senin, jam kosong atau saat kegiatan lainnya. Pada saat pelaksanaan
pendekatan siswa, guru memberikan sebuah perhatian lebih dahulu kepada siswa
seperti tanya tentang kabar, bertanya tentang permasalahan yang dialami ataupun guru
menegur siswa secara langsung jika melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan
norma yang berlaku. Hal ini sejalan dengan teori Thomas Likona strategi guru dalam
melakukan pendekatan mampu mmeberikan rasa empati guru terhadap siswa sehingga
siswa tidak mengulangi hal yang sama lagi. Siswa beranggapan bahwa guru adalah
orang tua pengantin di sekolah sehingga apa yang dikatakan oleh guru mereka
lakukan. Tadinya siswa melakukan Bullying di dalam kelas dengan jumlah pelaku 6
orang dan korban 1 orang setelah adanya pendekatan secara berulang maka tidak ada
kasus bullying dan kelas 7D semakin menunjukan karya dengan mendapatkan
penghargaan juara 2 dalam Projek Pelajar Pancasila.
2. Pemberian materi kelas 7 tentang Norma Kesusilaan Norma Kesusilaan Fase D
Elemen Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan Pancasila memiliki peran membangun siswa berkatakter pada fase D
Elemen Undang Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945 membahas
tentang norma yang berlaku dilingkungan masyarakat yaitu norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum. Norma ini sebagai aturan hidup manusia
mengikat warga negara Indonesia pada sistem sosial budaya. Guru memberikan materi
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1364-1370
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1368
Aisyah Niya Adhillah (Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa.)
tentang norma melalui pembelajaran Fase D elemen Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (pembelajaran berbasis masalah) guru membentuk sebuah kelompok dan
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa mencari gambar sesuai dengan norma dan
memberikan keterangan secara jelas termasuk kedalam bagian norma yang mana,
setelah itu dipresentasikan ke dalam kelas. Hal ini sesuai dengan teori Thomas Lickona
tentang pengetahuan moral (moral Knowing) guru mampu memahami sebuah nilai
moral dengan memberikan sebuah pengetahuan kepada siswa secara langsung sehingga
mampu mengetahui nilai moral.
3. Pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila adalah sebuah wadah untuk melahirkan sebuah karya bakat
siswa serta sebagai fondasi bagi segala arahan pembangunan nasional dengan identitas
budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila kedepannya akan menjadi masyarakat
terbuka yang berkewarganegaraan global dan dapat menerima serta mendapatkan
manfaat dalam keberagaman sumber, pengalaman, keberagaman budaya di dunia
namun tidak meninggalkan ciri-ciri dan identitas khasnya. sekolah mengangkat tema
bangunlah jiwa dan raganya, topik yang dibahas yaitu sekolahku ramah, nyaman tanpa
perundungan, sehat jiwa ragaku, giat belajar. Alasannya mengambil tema tersebut
adalah agar peserta didik lebih paham mengenai kasus Bullying sehingga dengan
mengangkat tema bangunlah jiwa dan raga untuk mencegah adanya Bullying di
lingkungan sekolah. Kegiatan yang diusung SMP Negeri 1 Sukoharjo hasil dari Profil
Pelajar Pancasila yaitu membuat video anti Bullying berdurasi 10 menit, membuat
poster tentang anti Bullying, menampilkan drama Bullying. Strategi guru ini diperkuat
dengan teori Thomas Lickona tentang perilaku moral (moral action) guru memberikan
topik anti perundungan dengan tujuan memutus rantai Bullying dan mencegah
terjadinya kasus Bullying di lingkungan SMP Negeri 1 Sukoharjo dari hasil penelitian
siswa sebelum mendapatkan materi Bullying bahwa kasus bullying di kelas 7 masih
banyak melakukan bullying setelah diberikan materi Bullying dalam profil pelajar
pancasila pelanggaran bullying tidak ada lagi hingga bulan April 2024.
4. Tegaknya Peraturan Sekolah
Peraturan sekolah yaitu sebuah aturan sekolah berhubungan dengan visi misi sekolah.
pada dasarnya peraturan sekolah ditulis mengenai tingkah laku ataupun perilaku siswa
yang dapat diterima oleh seluruh warga sekolah serta membentuk sanksi jika siswa
melanggar aturan sekolah guru dan siswa. Diawal masa PPDB siswa, orang tua wali
murid, kepala sekolah, guru mengikuti sosialisasi penegakan peraturan sekolah yang
diadakan oleh pihak sekolah. hal ini sangat penting bagi siswa dan orang tua wali murid
dikarenakan siswa, guru serta orang tua mampu bekerjasama untuk selalu membentuk
siswa memiliki karakter yang baik.
Hasil dari penelitian ini bahwa siswa yang melanggar peraturan sekolah seperti Bullying,
sekolah memanggil orang tua wali murid ke sekolah serta siswa mendapatkan point dan
mendapatkan surat peringatan, jika siswa melakukan pacaran di lingkungan sekolah maka
kedua orang tua siswa dipanggil dan diberi surat peringatan serta bisa di skors selama 1
minggu, jika tidak membantu teman saat terjatuh dilantai siswa mendapatkan teguran serta
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1364-1370
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1369
Aisyah Niya Adhillah (Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa.)
konseling oleh pihak BK. Dengan tegaknya peraturan yang ada siswa mendapatkan efek jera
serta minimnya pelanggaran yang terjadi di lingkungan sekolah. dari yang melakukan pacaran
di sekolah dengan adanya aturan sekolah serta pembelajaran konseling di setiap kelas siswa
semakin paham dan tidak melakukannya lagi.
4. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan serta analisis maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Permasalahan yang sering dilakukan peserta didik di lingkungan SMP Negeri 1 Sukoharjo,
yaitu:(1) Bullying, (2) Berpacaran dilingkungan sekolah, (3) Tidak membantu teman terpeleset
di lantai. Dari berbagai masalah tersebut adanya faktor yang menyebabkan terjadinya sebuah
permasalahan serta pelanggaran di lingkungan SMP Negeri 1 Sukoharjo terutama pada
pergaulan di lingkungan teman dan lingkungan masyarakat serta tontonan media sosial anak
yang tidak terkontrol secara penuh oleh orang tua sehingga siswa mampu meluapkan perilaku
yang pernah ia terima dari berbagai faktor tersebut ke dalam lingkungan sekolah. Strategi guru
membangun kesadaran moral siswa terhadap pentingnya norma kesusilaan yaitu: (1)
Pendekatan Kepada Siswa, (2) Penanaman Norma Kesusilaan Materi Pada Fase D Elemen
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (3) Pelaksanaan Profil Pelajar
Pancasila, (4) Tegaknya Peraturan Sekolah.
Dari berbagai macam strategi guru yang telah disampaikan bahwasanya siswa dari yang
tidak paham tentang norma kesusilaan semakin semakin paham dan mengerti etika berperilaku
yang benar di lingkungan sekolah serta terbentuknya sikap siswa menjadi lebih kuat terhadap
sebuah godaan serta terhindar dari perbuatan melanggar norma kesusilaan. Dari hal tersebut
yang paling mampu membentengi sebuah terjadinya pelanggaran tata tertib sekolah ataupun
membentengi agar tidak terjadinya sebuah pelanggaran norma kesusilaan. Siswa semakin sadar
pentingnya menaati norma yang berlaku dilingkungan sekolah dan kebaruan dari penelitian ini
siswa kelas 7 terkhusus 7D membentuk sebuah peraturan kelas serta adanya bobot point yang
mana tujuannya untuk membentengi teman sekelasnya melakukan hal yang sama dari
sebelumnya yaitu Bullying.
Strategi tersebut Upaya guru pembentukan karakter, sikap dan etika siswa di lingkungan
sekolah. oleh karena itu, norma kesusilaan perlunya diterapkan dalam lingkungan sekolah
maupun di masyarakat dikarenakan kita sebagai makhluk sosial tentunya membutuhkan
manusia lainnya dengan kita paham tentang norma kesusilaan kita akan semakin mengetahui
makna tentang menghargai seseorang dengan saling toleransi terhadap perbedaan yang ada.
Norma kesusilaan merupakan sebuah relasi antara sebuah negara dengan warga negara
sehingga jika seluruh norma dilakukan dilingkungan sekitar kita maka bisa dikatakan sebagai
warganegara yang baik atau juga bisa disebut “good citizenship”.
5. Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dalam pembuatan artikel ini khususnya pada
Ibu Dr. Dewi Gunawati S.H, M.Hum selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Erna Yuliandari S.H,
M.A selaku dosen pembimbing 2 saya yang telah mengarahkan, membimbing dan memotivasi
selama pembuatan tugas akhir saya. Kemudia saya berterimakasih kepada pihak sekolah SMP
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1364-1370
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1370
Aisyah Niya Adhillah (Strategi Guru Membangun Kesadaran Moral Siswa.)
Negeri 1 Sukoharjo yaitu: Bapak Khris Budiono, S.pd. M.Pd selaku Kepala sekolah yang telah
mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sukoharjo, Guru Pendidikan
Pancasila Ibu Dra.Rini Ichwandari, Guru BK bapak Drajat S.Pd, siswa kelas 7. Selanjutnya
terimakasih kepada kedua orang tua saya dan teman teman saya yang selalu memberikan
motivasi untuk selalu semangat dalam mengerjakan Skripsi saya hingga saat ini sampai di tahap
artikel.
6. Daftar Pustaka
Asnawan, A. (2020). Exploring Education Character Thought of Ki Hajar Dewantara and
Thomas Lickona. International Journal on Advanced Science, Education, and Religion,
3(3), 164174.
Eka Yanuarti. (2017). Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan
Kurikulum 13. Jurnal Penelitian, 11(2), 237266.
Deny Damayanti, (2014) Penduan Impelmentasi Pendidikan Krakter di sekolah, Buku, hal 43
45
Gordon, J. D. (2003). Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, 116.
Mary Monalisa Nainggolan, Lomhot naibaho, (2020) Moral Siswa dan Implikasinya dalam
Pembelajaran Budi Pekerti (Kajian Teori Kohlberg dan Teori Lickona), Buku hal 20 - 23
Nurdina, M. A. (2019). Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindakan Penindasan Atau
Bullying di Sekolah Dasar. Statistical Field Theor, 53(9), 16891699.
Nurjatisari, T., Sukmayadi, Y., & Nugraheni, T. (2023). Penguatan Profil Pelajar Pancasila
melalui Kemasan Pertunjukan Seni pada Kurikulum Merdeka di
Sari, Y. P., & Azwar, W. (2018). Fenomena Bullying Siswa: Studi Tentang Motif Perilaku
Bullying Siswa di SMP Negeri 01 Painan, Sumatera Barat. Ijtimaiyya: Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam, 10(2), 333367.
Taher, A., Bimbingan, J., Tarbiyah, F., Larry, P., Nucci, P., & Narvaez, D. (2008).
PENDIDIKAN MORAL DAN KARAKTER: Sebuah panduan penting terkait dengan
pendidikan moral dan karakter. Jurnal Pendidikan Islam, 14, 545558.
Widowati, C. (2013). Hukum Sebagai Mewajibkan. ADIL: Jurnal Hukum, 4(1), 150167.