Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1317
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam Taruna
Siaga Bencana (TAGANA)
Ayuni Laras Apriliyani
a,1
, Ria Yuni Lestari
b,2
, Febrian Alwan Bahrudin
c,3
a, b, c
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jl. Ciwaru Raya, Cipare,
Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42117
1*
ayunilaras10@gmail.com;
2
riayunilestari@untirta.ac.id;
3
febrian.alwan@untirta.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 25 Maret 2024
Direvisi: 29 April 2024
Disetujui: 28 Juni 2024
Tersedia Daring: 12 Juli 2024
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) program kerja di taruna siaga bencana,
(2) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses implementasi
karakter peduli sosial taruna siaga bencana di kota cilegon. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi dan analisis data dengan triangulasi.
Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa program kerja TAGANA Kota Cilegon telah
dirancang secara komprehensif, melibatkan berbagai tahapan yang mencakup
prabencana, penanggulangan bencana, dan pemulihan pasca bencana. Selain itu,
implementasi karakter peduli sosial dalam setiap tahapan program kerja TAGANA
menunjukkan komitmen untuk memberikan bantuan yang efektif dan berkelanjutan
kepada masyarakat yang terdampak. Dalam aspek prabencana, pendekatan preventif
dan persiapan sebelum bencana dianggap krusial, sementara pada saat bencana,
respons cepat dan efektif diperlukan. Program ini juga menitikberatkan pada
pemulihan pasca bencana, termasuk tindakan seperti pencarian dan pertolongan,
bantuan medis, evakuasi, distribusi bantuan, pendampingan psikososial, edukasi, dan
pelaporan serta koordinasi. Lalu untuk faktor pendukung dalam proses ini mencakup
partisipasi masyarakat yang dianggap sebagai elemen kunci dalam penanggulangan
bencana. Selain itu, koordinasi yang kuat antar lembaga (stakeholder) juga
diidentifikasi sebagai faktor pendukung penting untuk memastikan respons yang
efektif dan terkoordinasi dalam situasi bencana. Adapun faktor penghambat yang dapat
mempengaruhi implementasi karakter peduli sosial di TAGANA Kota Cilegon yaitu
keberagaman sumber daya manusia di dalam organisasi, keterbatasan keuangan dan
peralatan, kendala teknis di lapangan, keaktifan anggota yang bervariasi, dan
keterbatasan sumber daya secara umum merupakan tantangan yang dihadapi.
Kata Kunci:
Implementasi
Karakter Peduli Sosial
Taruna Siaga Bencana
ABSTRACT
Keywords:
Implementation
Social Concern Character
Disaster alert cadets
The study aims to know: (1) a work program in disaster alert caduna, (2) to know the
factors behind and impediment to the implementation of the socially conscious character
of the disaster alert in the city of cilegon. The study involves a descriptive qualitative
method. Data collection is conducted with interviews, observation, and documentation
and data analysis and triangulation. This study suggests that tagana's work program of
the city of cilegon was designed in a comprehensive way, involving stages that included
prabdisaster, disaster relief, and post disaster recovery. Moreover, implementation of
social concern character at every stage of a tagana work program demonstrates a
commitment to provide effective and sustained help to affected communities. In the aspect
of prabdisaster, a preventive approach and preparation before disaster are considered
crucial, while in times of disaster, a quick and effective response is needed. It also focuses
on post disaster recovery, including actions such as search and relief, medical assistance,
evacuation, relief distribution, psychosocial counseling, education, and reporting and
coordination. Then, contributing factors in this process include community participation
that is considered a key element in disaster relief. Stakeholder coordination is also
identified as a critical contributing factor to ensure an effective and coordinated response
in disaster situations. As for the disruptive factors that can affect the implementation of
the social care character in tagana city cilegon, which isa diversity of human resources in
organizations, financial and equipment limitations, technical difficulties in the field,
activation of varying members, and resource limitations in general are a challenge faced.
©2024, Ayuni Laras Apriliyani, Ria Yuni Lestari, Febrian Alwan Bahrudin
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1318
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
1. Pendahuluan
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang berkumpul yang saling menghargai,
menghormati, dan bergaul. Dalam masa ini, generasi muda mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan psikisnya untuk menentukan masa depannya nanti atau masa mencari
jati diri atau identitas bagi dirinya lemah. Oleh sebab itu, menurut Bung Karno (dalam
Samani dan Hariyanto, 2011:1) bangsa Indonesia harus dibangun dengan mendahulukan
pembangunan karakter karena pembangunan karakterlah yang akan membuat Indonesia
menjadi negara yang besar dan bermartabat. Kondisi kehidupan generasi muda saat ini
memang cukup memprihatinkan. Salah satunya dilihat dari kepedulian terhadap lingkungan.
Menurut Syaukani (dalam Ismail Sumampouw, 2018) implementasi merupakan suatu
rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga
kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana diharapkan. menurut hanifah
Harsono, (dalam Novan Mamonto, 2018) mengemukakan bahwa implementasi adalah suatu
proses untuk melaksanakan kegiatan menjadi tindakan kebijakan dari politik administrasi.
Berdasarkan pernyataan di atas, implementasi merupakan tidak hanya menyangkut
perilaku badan administratif yang bertangguh jawab untuk melaksanakan program dan
menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan menyangkut jaringan
kekuatan politik, ekonomi, dan social yang langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat untuk menetapkan arah agar tujuan
kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil kegiatan pemerintah.
Menurut Berkowitz & Bier (dalam Binti Maunah, 2015), Pendidikan karakter
merupakan penciptaan lingkungan sekolah yang membantu siswa dalam perkembangan
etika, tanggung jawab melalui model, dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai
universal. Menurut Lickona (dalam Zulfitria, 2017), karakter merupakan sifat alami
seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu, dimanifestasikan dalam
tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati dan
menghargai oranglain, dan karakter mulia lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter, Menciptakan lingkungan sekolah yang membantu siswa menumbuhkan etika,
menumbuhkan rasa tanggung jawab melalui teladan, dan menumbuhkan karakter yang baik
melalui nilai-nilai universal. Nilai-nilai karakter tersebut harus ditanamkan kepada siswa
agar dapat menerapkannya dalam kehidupan rumah, sekolah, masyarakat, dan negaranya,
sehingga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan.
Menurut pendapat di atas, karakter adalah Karakter adalah sifat respons moral
seseorang terhadap suatu situasi. Naluri alamiah ini diwujudkan dalam tindakan nyata
melalui perilaku yang baik, kejujuran, tanggung jawab, rasa hormat dan hormat kepada
orang lain, serta sifat-sifat luhur lainnya. Karakter adalah sifat yang benar dan berbeda yang
ditampilkan oleh setiap orang, atau cara berpikir dan berperilaku, yang menjadi ciri setiap
orang yang hidup dan bekerja sama dalam keluarga, masyarakat, dan negara.
Suyadi (2013: 9) mengatakan bahwa peduli sosial adalah sikap dan perbuatan yang
mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan.
Menurut Astutik, Endri Dwi (2013) Pendidikan karater kepedulian sosial menjadi sangat
penting kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Menurut Novi Setiawatri, (2019) peduli
sosial sebagai salah satu inti dalam implementasi pendidikan karakter adalah sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peduli sosial adalah
Mewujudkan kesadaran manusia sebagai pribadi sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Upaya menanamkan karakter merupakan hal yang penting yang harus dipikirkan dan
diterapkan secara sungguh-sungguh. Karena dengan menanamkan karakter diharapkan
mampu menjadikan generasi muda yang mempunyai idealisme dalam hidupnya dan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1319
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
mempunyai momentum untuk mencapai tujuan. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang penanggulangan bencana.
Penelitian yang relevan yang menjadi acuan dalam melakukan peneliyiaan ini yaitu
Penelitian oleh Arnita Susilaningtiyas (2016), dalam skripsinya yang berjudul
Implementasi Karakter Peduli Dalam Kegiatan Kemahasiswaan Di Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cara
implementasi karakter peduli dalam kegiatan kemahasiswaan di FIS UNNES yaitu
menggunakan cara pembiasaan dan keteladanan yang dilakukan dengan selalu
memperhatikan dan membantu mahasiswanya yang sedang mengalami kesulitan.
Penelitian yang relevan kedua yaitu Penelitian oleh Khaerin Fajar (2017), dalam
skripsinya yang berjudul Peran Taruna Siaga Bencana Dalam Pengembangan Keterampilan
Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti adalah banyaknya
pengalaman yang didapatkan bagi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan Taruna Siaga
Bencana, serta mahasiswa mendapatkan wadah untuk mengembangkan Ilmu Kesejahteraan
Sosial yang mereka kuasai. Peran organisasi TAGANA Kompi Uin hadir di kampus
peradaban sangat menunjang dalam perkembangan keterampilan dan keilmuan bagi
mahasiswa, karena proses kegiatan pada TAGANA itu sendiri banyak hal pada peningkatan
SDM terkhusus menyangkut keilmuan pekerja sosial.
Penelitian yang relevan kedua yaitu penelitian oleh Muhammad An Nur Syaiful (2015),
dalam skripsinya yang berjudul Implementasi Karakter Peduli Sosial Dan Kerja Keras
Dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Kasus Taruna Siaga Bencana Kabupaten
Ngawi). Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan karakter peduli sosial dalam Lembaga
Swadaya Masyarakat Taruna Siaga Bencana Dikabupaten Ngawi sebagai berikut:
Memperlakukan orang lain dengan sopan baik terhadap anggota TAGANA dan orang yang
terkena bencana, Bertindak dengan santun dalam kegiatan kebencanaan, Menghargai orang
lain dalam warga TAGANA dan korban bencana, Membiasakan bersikap baik dengan orang
lain, Bekerja dengan ikhlas.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini. Penelitian
tersebut menunjukan adanya persamaan dan perbedaan. Persamaan dari ketiga penelitian
tersebut adalah pembahasan mengenai karakter peduli sosial dalam taruna siaga bencana.
Lalu perbedaan ketiga penelitian tersebut yaitu pada penelitian pertama yang dilakukan oleh
Arnita Susilaningtiyas subjek penelitian adalah Mahasiswa FIS UNNES. Penelitian kedua
Khaerin Fajar subjek penelitian adalah Ketua Jurusan Pmi Konsentrasi Kesejahteraan
Sosial, Dosen Pembina TAGANA Kompi Uin, dan Mahasiswa Jurusan Pmi Konsentrasi
Kesejateraan Sosial. Penelitian ketiga adalah Muhammad An Nur Syaiful subjek penelitian
adalah ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota TAGANA Kabupaten Ngawi.
Dari ketiga penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti. Untuk persamaannya yaitu
pembahasan mengenai karakter peduli sosial dalam taruna siaga bencana. Sedangkan
perbedaannya terletak pada subjek penelitian, pada penelitian ini subjek penelitiannya yaitu
pengelola TAGANA Kota Cilegon, anggota TAGANA, masyarakat.
Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan dengan Bapak Ade, Taruna Siaga
Bencana (TAGANA) termasuk organisasi sosial (Orsos) yang bergerak di bidang
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial berbasis masyarakat. Taruna Siaga
Bencana (TAGANA) merupakan relawan berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian
dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial. TAGANA merupakan
perwujudan dari penanggulangan bencana bidang bantuan social berbasis masyarakat.
TAGANA selalu berada ditengah masyarakat baik dalam penanganan korban bencana alam,
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1320
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
sosial maupun mitigasi bencana alam. Tujuan TAGANA yaitu untuk menyalahgunakan dan
memberdayakan generasi muda dalam penanggulangan bencana dan ditujukan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana baik pada prabencana,
tanggap darurat dan pasca bencana.
Regulasi tentang TAGANA telah ditetapkan melalui Peraturan Sosial RI Nomor 28
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum TAGANA telah menambah kekuatan dan motivasi
sendiri dalam melaksanakan tugasnya. TAGANA dapat dikatakan pilar terdepan dalam
menangani bencana, TAGANA kota Cilegon memiliki anggota 243. Keberadaan TAGANA
saat ini tersebar diseluruh provinsi Indonesia dan Kabupaten/Kota. TAGANA memiliki
jenjang keanggotaan yaitu : TAGANA Muda, TAGANA Madya, dan TAGANA Utama.
Pembentukan TAGANA merupakan suatu upaya untuk memberdayakan dan
mendayagunakan generasi muda dalam berbagai aspek penanggulangan bencana, khususnya
yang berbasis masyarakat. Keberadaan TAGANA selama sekitar 11 tahun ini telah banyak
melakukan kegiatan kemanusiaan dalam bencana dan kegiatan kesejahteraan sosial yang
akhirnya menjadi salah satu organisasi yang diterima oleh masyarakat.
Selain itu hampir semua anggota TAGANA telah mengikuti pelatihan dibidang
penanggulangan bencana dan bidang kesejahteraan sosial, menyebabkannya mampu
melaksanakan aneka peranan di bidang penanggulangan bencana. Sebagai suatu organisasi,
TAGANA mampu mengembangkan program dan kegiatannya secara berkelanjutan. Adapun
program kegiatan TAGANA sebagai berikut:
1. Pembentukan Team Reaksi Cepat (TRC)
Maksud dan Tujuan Pembentukan Team Reaksi Cepat (TRC) yaitu tersedianya
personil TAGANA yang memiliki kemampuan dan kecakapan berkualifikasi expert
dalam bidang penanggulangan bencana. Terbentuknya satu tim operasi yang mampu
bergerak cepat pada saat terjadi bencana. Tersedianya data suatu kejadian bencana
secara cepat, rinci, akurat dan faktual sehingga dapat dijadikan rujukan dan referensi
bagi pihak-pihak terkait untuk melakukan tindakan dan kegiatan lanjutan. Adapun hasil
yang diharapkan yaitu meminimalisir jumlah korban bencana, memberikan pertolongan
dini kepada korban bencana, penanganan bagi korban bencana dapat dilakukan secara
cepat, tepat dan komprehensif.
2. Rapat Koordinasi Dengan Dinas Sosial Kota Cilegon Tentang Kebencanaan
Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik antara Dinas Sosial Kota
Cilegon Dengan TAGANA Kota Cilegon agar terbentuk sinergisitas tentang
kebencanaan di kota cilegon. Maksud dan tujuan agar terjalin harmonisasi dan
hubungan baik antara Dinas Sosial Kota Cilegon Dengan TAGANA Kota Cilegon
3. Sekolah Siaga Bencana (SSB) Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Sekolah
Pendekatan pengurangan resiko bencana terhadap remaja dapat dilakukan
melalui komunitas remaja dimasyarakat atau melalui institusi pendidikan (sekolah).
Maksud dan tujuan memperkenalkan usaha-usaha pengurangan resiko bencana bagi
komunitas sekolah, mengintegrasikan usaha pengurangan resiko bencana pada program
sekolah dan kurikulum pendidikan muatan lokal, membentuk komunitas siaga bencana
berbasis sekolah, meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan kepedulian komunitas
pelajar terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, meningkatkan
kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi bencana.
4. Apel TAGANA Tingkat Kota Cilegon
Maksud dan tujuan untuk meningkatkan kiprah nyata, konsolidasi TAGANA
kota cilegon serta saling tukang dasar pemikiran, mempererat silaturahmi anggota
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1321
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
TAGANA sekolah cilegon, informasi dan membangun jaringan informasi yang baik di
tingkat kota cilegon
5. Gladi/Drill Penanggulangan Bencana Dengan Jurnalis
Maksud dan tujuannya yaitu; menjalin kerjasama antara TAGANA banten
dengan kalangan pers/ jurnalis dalam kegitan penanggulangan bencana, memeberikan
pengetahuan dan ppembekalan kepada kalangan pers tentang keselamatan diri dalam
kejadian bencana, membekali insan pers dengan pengetahuan kebencanaan sehingga
dapat memaksimalkan perannya dalam kejadian bencana yang tidak hanya sekedar
menjalankan tugas peliputan tapi juga mampu melakukan tindakan penyelamatan.
Adapun hasil yang dihrapkan yaitu ; terbangunnya silaturahmi dan kerjasama antara
taga dengan para jurnalis, terpublikasinya program dan kegiatan-kegiatan TAGANA
dalam penanggulangan bencana, terbekalinya kalangan jurnalis dengan pengetahuan-
pengetahuan dasar tentang kebencanaan, sehingga mereka dapat melakukan tindakan
preventif dan penyelamatan, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain pada saat
kejadian bencana.
6. Penguatan Conceptual, Managerial, Technical & Social Skill
Maksud dan tujuannya yaitu; meningkatkan kapasitas dan kemampuan personil
TAGANA agar selalu dapat selaras dengan dinamika dan kompleksitas kegiatan
penanggulangan bencana di provinsi banten, meningkatkan kualitas kemampuan
TAGANA dalam menerapkan prinsip-prinsip penanggulangan bencana, meningkatkan
kemampuan pengurus, khususnya yang terkait dengan Conceptual, Managerial,
Technical & Social Skill.
7. Piket Wajib Kesekretariatan Untuk Seluruh Anggota TAGANA Kota Cilegon
Sebagai tolak ukur keaktifan anggota TAGANA sekota cilegon dan tentang
kesiapsiagaan anggota TAGANAa bila terjadi suatu bencana yang ada di kota cilegon.
Maksud dan tujuannya adalah memaksimalkan kinerja anggota TAGANA dalam
penanggulangan pra, saat dan pasca bencana di kota cilegon khususnya
8. Fasilitas Operasional Kepengurusan
Sebagai pelaksana koordinasi kegiatan ke TAGANA-an di provinsi banten
khususnya di kota cilegon, pengurus atau tim koordinasi TAGANA banten pada
umumnya dan pada khususnya pengurus atau tim koordinasi TAGANA kota cilegon
memiliki tugas berat yang menuntut tersedianya sumberdaya yang memadai.
Ketersediaan tersebut mencakup sumberdaya manusia (personil), peralatan dan
perlengkapan, serta hal-hal lain yang dapat menopang keberlanjutan dan keberhasilan
rangkaian kegiatan TAGANA secara internal maupun kiatan penanggulangan bencana
secara universal.
9. Posko Mudik Hari Raya Dan Tahun Baru
Sebagai pelaksana dan wujud nyata keperdulian TAGANA Kota Cilegon
terhadap masyarakat yang akan melaksanakan tradisi tahunan yaitu Mudik Hari Raya
dan turut membantu pemerintah mewujudkan masyarakat aman dan nyaman. Maksud
dan tujuannya terciptanya ras aman dan nyaman bagi masyarakat pemudik khususnya
dan masyarakat Kota Cilegon pada umumnya.
Taruna Siaga Bencana merupakan Garda terdepan dalam tanggap bencana, TAGANA
memiliki peran dalam tanggap bencana, salah satunya terdapat bentuk kepedulian dan kerja
keras yang dilakukan TAGANA tersebut terbukti dengan adanya berita berikut. Hujan deras
disertai angin kencang, mengakibatkan belasan rumah di Kampung Pabuaran, Kelurahan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1322
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, rusak. Bukan hanya itu, sejumlah
pepohonan-pun tumbang dan sempat menghambat akses jalan. Ketua Taruna Siaga
Bencana (TAGANA) Kota Cilegon, Ade Mufrodi mengatakan, kejadiannya Jumat (4/6),
sekitar pukul 12.45 WIB. Data sementara katanya, ada 15 rumah yang tercatat dan diketahui
mengalami kerusakan. Kerusakan rumah, rata-rata di bagian atap (genting, red) dan plafon.
Pendataan masih dilakukan, dan kami sedang melakukan penanganan, termasuk
mengevakuasi pohon tumbang, kata Ade, melalui telepon selulernya kepada wartawan,
Jumat (4/6). Katanya, saat kejadian warga sempat berhamburan keluar rumah
menyelamatkan diri. Sehingga mau pun korban jiwa. Selain menerjunkan anggota
TAGANA, di lapangan juga ada petugas terkait lainnya seperti dari Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) dan sebagainya. Untuk beberapa Fasilitas umum seperti, kabel
listrik yang tertimpa pohon tumbang atau puing-puing reruntuhan atap rumah, sudah
ditangani oleh anggota dan tim di lapangan “tandasnya.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dilakukanlah penelitian yang berjudul
Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam Taruna Siaga Bencana”. penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Program Kerja Di Taruna Siaga Bencana
2. Untuk Mengetahui Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Proses Implementasi
Karakter Peduli Sosial Taruna Siaga Bencana Di Kota Cilegon.
2. Metode
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono
(2012) pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme yang sering juga disebut sebagai paradigma interpetatif (bersifat
adanya kesan, tafsiran) dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu
yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat
interaktif, pendekatan kualitatif menekankan peneliti sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil
penelitin kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Alasan peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif adalah karena peneliti
ingin mengetahui lebih mendalam serta dalam penelitian ini, peneliti menganggap
masalahnya, kompleks, serta dinamis tentang Implementasi karakter peduli sosial.
Menurut Sugiyono (2017:224) terdapat dua cara untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam menganalisis penelitian ini yaitu melalui observasi dan wawancara,
kemudian pengumpulan data diperkuat dengan adanya dokumentasi.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada deskripsi hasil penelitian menyajikan temuan-temuan yang peneliti dapatkan ketika
melaksanakan kegiatan penelitian mengenai Implementasi Karakter Peduli Sosial dalam
Taruna Siaga Bencana (Studi Deskriptif TAGANA Kota Cilegon). penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan teknik pengambilan data berupa wawancara, observasi,
dan dokumentasi serta triangulasi sumber berdasarkan informan yang berbeda. Responden
wawancara pada penelitian ini berjumlah enam responden yang meliputi Pengurus
TAGANA Kota Cilegon dan Masyarakat Kota Cilegon. Sedangkan, observasi dan
dokumentasi pada penelitian ini di dapat dari penelitian langsung di Sekretariat TAGANA
Kota Cilegon sebagai lokus penelitian.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1323
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
Penjabaran hasil penelitian merupakan hasil deskripsi peneliti yang sudah dilakukan
secara langsung dan untuk mempermudah saat baca dan menganalisis hasil tersebut,
peneliti memakai kode pada setiap responden, kode tersebut meliputi:
a. Q yang berarti pertanyaan peneliti
b. R₁ yang berarti Responden ke-1
c. R₂ yang berarti Responden ke-2
d. R₃ yang berarti Responden ke-3
e. R₄ yang berarti Responden ke-4
f. R₅ yang berarti Responden ke-5
g. R₆ yang berarti Responden ke-6
Table 1. Kode Responden
Nama
Responden
Jabatan
Sampel Responden
M. Rois
Bidang SDM TAGANA Kota Cilegon
Unsur TAGANA
Nakidin
Sekretaris TAGANA Kota Cilegon
Unsur TAGANA
Jafarudin
Humas TAGANA Kota Cilegon
Unsur TAGANA
M. Iqbal
Masyarakat
Unsur Masyarakat
Siti Imas
Masyarakat
Unsur Masyarakat
Sofian
Masyarakat
Unsur Masyarakat
(Sumber: Peneliti, 2023)
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan yang dilengkapi dengan
hasil observasi dan dokumentasi, maka hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah
pada bagian ini peneliti memaparkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian
Implementasi Karakter Peduli Sosial dalam Taruna Siaga Bencana (Studi Deskriptif
TAGANA Kota Cilegon). Pada penelitian ini peneliti sudah mendapatkan informasi dari
para informan yang telah di wawancara.
Temuan pada bagian ini merupakan hasil jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
ditanyakan oleh peneliti kepada informan berdasarkan rumusan masalah pada penelitian
ini, agar peneliti dapat menjawab permasalahan yang ada pada penelitian ini serta
penelitian ini tidak keluar dari tujuan penelitian yang sudah ditentukan Maka dari itu
penelitian ini memfokuskan pada tiga hal penting yaitu: 1) Untuk Mengetahui Program
Kerja Di Taruna Siaga Bencana, 2) Untuk Mengetahui Faktor Pendukung dan
Penghambat Dalam Proses Implementasi Karakter Peduli Sosial Taruna Siaga Bencana
Di Kota Cilegon.
3.1 Program Kerja Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kota Cilegon
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang diperoleh melalui hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi mengenai program kerja taruna siaga bencana (TAGANA)
Kota Cilegon Program kerja TAGANA Kota Cilegon dimulai dengan pendidikan dan
pelatihan bertahap untuk memberikan pemahaman mendalam tentang penanggulangan
bencana, termasuk identifikasi, mitigasi, respons darurat, dan pemulihan pasca-bencana,
serta latihan dan simulasi berkala untuk mengasah keterampilan anggota dalam situasi
nyata. Sebagai kelompok relawan sosial, TAGANA berfokus pada penanggulangan
bencana alam dan sosial dengan pendekatan berbasis masyarakat, TAGANA Kota
Cilegon juga melakukan kegiatan pelatihan, pendampingan, dan pemulihan sosial bagi
korban bencana, serta koordinasi dengan pihak terkait untuk memberdayakan generasi
muda dalam penanggulangan bencana. Implementasi karakter peduli sosial oleh
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1324
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
TAGANA dilakukan melalui langkah-langkah konkret yang mencakup prabencana, saat
bencana, dan pascabencana, dengan dukungan dari pemerintah, partisipasi aktif
masyarakat, ketersediaan sumber daya, dan kesadaran anggota terhadap pentingnya
karakter peduli sosial. Secara keseluruhan, implementasi program kerja TAGANA di
Kota Cilegon telah sesuai dengan pedoman utama TAGANA, menunjukkan upaya
holistik yang melibatkan berbagai pihak dan faktor untuk menciptakan lingkungan yang
lebih aman dan tangguh terhadap bencana.
Seperti yang dijelaskan Nurdin Usman mengartikan implementasi sebagai suatu yang
terkait dengan kegiatan sehari-hari, aksi, tindakan, atau struktur suatu sistem. Ini bukan
hanya sebatas kegiatan, melainkan kegiatan yang terencana dengan tujuan tertentu.
Kesesuaian dengan konsep tersebut, peneliti menemukan temuan terkait implementasi
dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi ini mencakup kegiatan yang terstruktur dan
terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Temuan ini sejalan dengan konsep yang
dijelaskan oleh Nurdin Usman (Ulilbashor, 2022:5). Sejalan dengan teori tersebut,
peneliti mendapatkan temuan dalam implementasi program kerja TAGANA Kota
Cilegon sudah sesuai dengan pedoman utama TAGANA yang intinya mempunyai tugas
membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan penanggulangan
bencana baik pada saat prabencana, saat bencana/tanggap darurat maupun saat pasca
bencana serta tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainnya yang terkait dengan
penaggulangan bencana. Dalam implementasi program TAGANA tersebut, terlihat
bahwa upaya yang terstruktur dan terencana telah berhasil membantu dalam
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan bencana serta menanggapi situasi darurat
dengan efektif. Ini menunjukkan bahwa konsep implementasi yang diterapkan dalam
program tersebut sesuai dengan Teori dari Nurdin Usman, yang menekankan pentingnya
perencanaan dan tindakan terarah dalam mencapai tujuan tertentu. Lalu menurut Santosa
dalam Soesanto (2011: 17) program kerja merupakan suatu sistem rencana kegiatan dari
suatu organisasi yang terarah, terpadu, dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu
yang telah ditentukan oleh suatu organisasi. Program kerja akan menjadi pegangan bagi
organisasi dalam menjalankan rutinitas organisasi dan digunakan sebagai sarana
mewujudkan cita-cita organisasi. Jika melihat dari program kerja wajib TAGANA dari
hasil penelitian lalu dianalisis dengan terori diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Prabencana
Prabencana dalam TAGANA (Taruna Siaga Bencana) merupakan langkah awal dan
merupakan kegiatan persiapan yang dilakukan sebelum terjadinya bencana. Tujuan dari
prabencana adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan, pengetahuan, dan keterampilan
anggota Tagana dalam menghadapi potensi bencana. Kegiatan prabencana melibatkan
pelatihan, simulasi, penyuluhan, serta perencanaan strategis untuk meminimalkan
dampak buruk dari bencana yang mungkin terjadi. Dengan melakukan prabencana,
TAGANA dapat lebih efektif dan efisien dalam memberikan pertolongan serta
melibatkan masyarakat secara optimal saat bencana terjadi.
Implementasi karakter peduli sosial oleh Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai langkah dan tindakan yang bertujuan
untuk menunjukkan kepedulian sosial dalam rangka membantu masyarakat yang
terdampak bencana. Proses implementasi ini dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah
konkret yang diambil oleh TAGANA Kota Cilegon dalam menerapkan karakter peduli
sosial mereka. Faktor pendukung dalam proses implementasi karakter peduli sosial pada
TAGANA mencakup berbagai elemen yang mendukung kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan karakter tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat melibatkan dukungan dari
Pemerintah, partisipasi aktif masyarakat, ketersediaan sumber daya, dan kesadaran
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1325
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
anggota TAGANA terhadap pentingnya karakter peduli sosial dalam tugas dan tanggung
jawab mereka.
Dalam konteks penanggulangan bencana, implementasi karakter peduli sosial oleh
Tagana tidak hanya mencakup aksi-aksi langsung dalam penanganan bencana, tetapi juga
melibatkan upaya-upaya penyuluhan, pendidikan, dan advokasi kepada masyarakat
terkait tindakan preventif dan persiapan menghadapi bencana.
Secara keseluruhan peneliti melihat implementasi karakter peduli sosial oleh
TAGANA Kota Cilegon adalah suatu upaya holistik yang melibatkan berbagai pihak dan
faktor. Ini tidak hanya mencakup respons langsung terhadap bencana tetapi juga
melibatkan pendekatan preventif, edukatif, dan koordinatif untuk menciptakan
lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana.
2. Bencana
Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti konsep bencana dalam TAGANA Kota
Cilegon, yang lebih difokuskan pada pemanfaatan simulasi bencana manusia untuk
mencapai tujuan tertentu melalui program pendidikan dan latihan. Hasil wawancara dan
observasi menunjukkan bahwa program pendidikan dan pelatihan bencana di TAGANA
Kota Cilegon telah mencapai standar yang memadai, dengan mayoritas anggota memiliki
latar belakang pendidikan yang baik dan kemampuan teknis yang baik pula.
Meskipun demikian, hasil observasi juga mencatat bahwa hubungan antara anggota
dan atasan, serta antara atasan dan anggota, masih memerlukan perbaikan dalam kategori
Pendidikan dan Pelatihan Bencana. Meskipun pelatihan telah dilaksanakan, belum
mencakup seluruh aspek yang diperlukan, dan komunikasi yang harmonis perlu
diperkuat. Meskipun demikian, peran TAGANA dalam penanggulangan bencana di Kota
Cilegon dinilai cukup baik berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti.
Dengan demikian, program pendidikan dan pelatihan bencana telah memberikan
kontribusi positif dalam meningkatkan peran TAGANA, peningkatan dalam hubungan
dan komunikasi antaranggota serta dengan atasan masih menjadi fokus penting untuk
memperkuat efektivitas TAGANA dalam penanggulangan bencana.
3. Pasca Bencana
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak TAGANA dan masyarakat, serta
observasi dan dokumentasi di lapangan, dapat disimpulkan bahwa pasca bencana,
TAGANA Kota Cilegon melakukan berbagai tindak lanjut untuk membantu pemulihan
masyarakat yang terdampak. Tindakan-tindakan tersebut meliputi pencarian dan
pertolongan, bantuan medis, evakuasi, distribusi bantuan, pendampingan psikososial,
edukasi dan pencegahan, serta pelaporan dan koordinasi. Namun, implementasi tindakan-
tindakan tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis bencana, skala kejadian, dan
ketersediaan sumber daya.
Pada aspek prabencana, pembinaan pelatihan terkait kebencanaan dilakukan untuk
meningkatkan kualitas SDM TAGANA. Meskipun disposisi atau sikap dalam
peningkatan kualitas SDM telah ditunjukkan, namun belum mencapai tingkat optimal.
Pasca bencana, peningkatan kapasitas anggota TAGANA dilakukan melalui pelatihan
dan bimbingan berkala.
Dari sudut pandang masyarakat, TAGANA dianggap sebagai pahlawan yang
memberikan dukungan, pertolongan pertama, dan penyelamatan selama dan setelah
bencana. Pandangan positif terhadap TAGANA terbentuk karena masyarakat mengakui
bantuan yang efektif dan cepat yang diberikan oleh organisasi ini dalam pemulihan pasca
bencana.
Dari segi program kerja TAGANA, terlihat bahwa prabencana, penanggulangan
bencana, dan pemulihan pasca bencana telah dielaborasi secara optimal. Pendidikan dan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1326
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
pelatihan rutin dilakukan baik secara internal maupun eksternal, hubungan yang baik
dengan Pemerintah Kota Cilegon terjalin dengan baik, dan TAGANA berperan penting
sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat terdampak bencana.
3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Implementasi Karakter Peduli
Sosial Taruna Siaga Bencana Di Kota Cilegon.
Faktor pendukung merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi sesuatu menjadi
berkembang, memajukan, menambah dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Proses
implementasi karakter peduli sosial pada Taruna Siaga Bencana (TAGANA) melibatkan
berbagai langkah dan kegiatan untuk membentuk dan mengembangkan sikap peduli sosial
pada anggotanya. Faktor pendukung dalam proses ini mencakup partisipasi masyarakat
yang dianggap sangat penting dalam penanggulangan bencana, serta koordinasi yang kuat
antar lembaga (stakeholder) untuk memastikan respons yang efektif dan terkoordinasi.
Sedangkan faktor penghambat merupakan hal-hal yang berpengaruh sedikit atau bahkan
menghentikan sesuatu menjadi sebelumnya. Menurut (Sutaryono, 2015: 22) faktor
penghambat sendiri dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
Pada penelitian didapatkan hasil bahwa kurangnya peralatan penunjang kebencanaan
menjadi faktor utama yang menghambat efektivitas penanggulangan bencana di Kota
Cilegon. Keterbatasan ini berpotensi memperlambat respons yang seharusnya cepat dan
efisien. Untuk mengatasi kendala ini, perlu adanya perhatian lebih dari pihak terkait dalam
penyediaan dan pemeliharaan peralatan yang memadai, serta peningkatan kapasitas teknis
dan operasional anggota tim kebencanaan. Dalam penanggulangan bencana, terutama
banjir yang sering terjadi di Kota Cilegon, berbagai alat dan peralatan sangat penting
untuk memastikan evakuasi yang aman, memberikan pertolongan pertama, dan mengelola
dampak banjir.
Namun, penulis mencatat bahwa peralatan evakuasi di Tagana Kota Cilegon masih
kurang, seperti perahu karet, dayung, jaket pelampung, dan tandu air. Ketersediaan alat ini
sangat penting untuk memastikan operasi penyelamatan dan pemulihan berjalan dengan
lancar dan efisien, serta mengurangi risiko bagi korban dan petugas di lapangan.
Penerapan karakter kepedulian sosial di TAGANA melibatkan beberapa faktor
pendukung, seperti partisipasi masyarakat dan koordinasi yang kuat. Namun, beberapa
faktor penghambat juga teridentifikasi, seperti kurangnya sumber daya, pemahaman yang
kurang, dan kura ngnya peralatan. Upaya untuk mengatasi hambatan ini akan
memerlukan kerja sama antara pihak terkait untuk meningkatkan ketersediaan peralatan
dan memperkuat kapasitas anggota TAGANA dalam menangani bencana dengan lebih
efektif.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya terkait Implementasi
Karakter Peduli Sosial dalam Taruna Siaga Bencana (Studi Deskriptif Tagana Kota Cilegon)
maka dapat peneliti simpulkan yaitu sebagai berikut:
4.1 Program Kerja Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kota Cilegon
Berdasarkan hasil temuan penelitian, Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa
program kerja TAGANA Kota Cilegon telah dirancang secara komprehensif, melibatkan
berbagai tahapan yang mencakup prabencana, penanggulangan bencana, dan pemulihan
pasca bencana. Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian integral dari program ini,
yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan anggota dalam menghadapi berbagai
jenis bencana. Selain itu, implementasi karakter peduli sosial dalam setiap tahapan
program kerja TAGANA menunjukkan komitmen untuk memberikan bantuan yang
efektif dan berkelanjutan kepada masyarakat yang terdampak. Program ini mencerminkan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1327
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
upaya serius dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan anggota TAGANA Kota
Cilegon dalam menghadapi berbagai potensi bencana di Kota Cilegon. Dalam konteks
karakter peduli sosial diimplementasikan melalui berbagai kegiatan seperti pendidikan,
pelatihan, simulasi, dan tindakan langsung dalam penanggulangan bencana. Partisipasi
masyarakat sebagai faktor pendukung utama, memberikan kontribusi dalam pengetahuan
lokal dan menjadi sumber informasi serta peringatan awal yang efektif. Selain itu,
koordinasi yang kuat antar lembaga, termasuk pemerintah daerah, juga sebagai faktor
pendukung penting dalam kesuksesan program TAGANA Kota Cilegon. Dalam aspek
prabencana, pendekatan preventif dan persiapan sebelum bencana dianggap krusial,
sementara pada saat bencana, respons cepat dan efektif diperlukan. Program ini juga
menitikberatkan pada pemulihan pasca bencana, termasuk tindakan seperti pencarian dan
pertolongan, bantuan medis, evakuasi, distribusi bantuan, pendampingan psikososial,
edukasi, dan pelaporan serta koordinasi.
4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Implementasi Karakter Peduli Sosial
Taruna Siaga Bencana Di Kota Cilegon
Proses implementasi karakter peduli sosial pada Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
memerlukan beberapa langkah dan kegiatan yang bertujuan membentuk dan
mengembangkan sikap peduli sosial pada anggotanya. Faktor pendukung dalam proses ini
mencakup partisipasi masyarakat, yang dianggap sebagai elemen kunci dalam
penanggulangan bencana. Selain itu, koordinasi yang kuat antar lembaga (stakeholder)
juga diidentifikasi sebagai faktor pendukung penting untuk memastikan respons yang
efektif dan terkoordinasi dalam situasi bencana. Di sisi lain, terdapat beberapa faktor
penghambat yang dapat mempengaruhi implementasi karakter peduli sosial di TAGANA
Kota Cilegon yaitu keberagaman sumber daya manusia di dalam organisasi, keterbatasan
keuangan dan peralatan, kendala teknis di lapangan, keaktifan anggota yang bervariasi,
dan keterbatasan sumber daya secara umum merupakan tantangan yang dihadapi. Selain
itu, perolehan sumber daya finansial dan peralatan yang memadai juga menjadi kunci
penting. Penanggulangan kendala teknis yang mungkin terjadi dalam kegiatan mitigasi
bencana juga perlu diperhatikan sebagai langkah-langkah perbaikan untuk memastikan
efektivitas program TAGANA Kota Cilegon dalam membantu masyarakat terdampak
bencana.
5. Daftar Pustaka
Astutik, Endri Dwi .2013. Implementasi Pendidikan Karakter Kepeduliaan Sosial Melalui
Kegiatan Husbul Wathan (HW) (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi S-1 Progdi PPKn. Surakarta: FKIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Fajar, K. (2017). Peran Taruna Siaga Bencana Dalam Pengembangan Keterampilan
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar. 1102.
Lickona Thomas, (2013). Mendidik untuk membentuk karakter, Jakarta : PT. Bumi Akrasa.
Margowiyono, (2017). Buku Saku Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kementerian Sosial
Republik Indonesia, Jakarta Pusat : Direktorat Perlindungan Social Korban Bencana
Alam.
Maunah, B. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Kepribadian
Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 1, 90101.
https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.8615
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2023, Page: 1317-1328
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1328
Ayuni Laras Apriliyani et.al (Implementasi Karakter Peduli Sosial Dalam.)
Novan Mamoto, I. S. dan G. U. (2018). Implementasi Pembangunan Infrastruktur Desa
Dalam Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Studi) Desa Ongkaw Ii Kecamatan
Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Jurusan Ilmu Pemerintahan, 1(1), 111.
Setiawatri, N., & Kosasih, A. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Sosial Pada
Masyarakat Pluralisme Di Cigugur Kuningan. Jurnal Pendidikan Karakter, 9(2), 179
192. https://doi.org/10.21831/jpk.v9i2.22986
Susilaningtiyas, A. (2016). Implementasi Karakter Peduli Dalam Kegiatan Kemahasiswaan
di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 160.
Syaiful, M. A. N. (2016). Implementasi Karakter Peduli Sosial dan Kerja Keras Dalam
Lembaga Swaya Masyarakat. 113.
Syaukani, dkk. 2018. Otonomi Daerah dalam Negara kesatuan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
cet XIV.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.