Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1284
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
Peningkatan hasil belajar melalui penggunaan
e-modul tata rias geriatri berbasis pendekatan
saintifik pada siswa Kelas XI Tata Kecantikan
SMKN 27 Jakarta
Amelia Natasya
a,1
, Titin Supiani
b,2
, Nurul Hidayah
c,3
a, b, c
Pendidikan Tata Rias, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka Raya No.11, Rawamangun,
Pulogadung, Kota Jakarta Timur, 13220.
1
ameliahnatasya@gmail.com;
2
3
nurul_hidayah@ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 20 Maret 2024
Direvisi: 29 April 2024
Disetujui: 28 Juni 2024
Tersedia Daring: 8 Juli 2024
Banyaknya penelitian akhir (skripsi) para mahasiswa prodi Pendidikan Tata Rias UNJ
yang memproduksi berbagai macam media pembelajaran salah satunya berbentuk e-
modul, tetapi sebagian besar media pembelajaran belum sampai ke tahap
pengimplementasian. Pada SMKN 27 Jakarta mengalami kendala hasil belajar siswa
yang masih kurang secara teori pada sub materi tata rias geriatri dan belum pernah
menggunakan media pembelajaran berupa e-modul dalam proses pembelajarannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan
e-modul tata rias wajah geriatri di kelas XI Tata Kecantikan SMKN 27 Jakarta dan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan e-modul
tata rias wajah geriatri di kelas XI Tata Kecantikan SMKN 27 Jakarta. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan model Kemmis & McTaggart yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil dari penelitian
ini dimulai dari siklus I yang melakukan pre-test memperoleh nilai rata rata siswa
sebesar 75,27 dengan presentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 58,33% (21
siswa). Setelah akhir siklus I nilai rata rata siswa meningkat menjadi sebesar 88,33
dengan presentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 75% (27 siswa). Dikarenakan
pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian, maka dilanjutkan
siklus II yang memperoleh nilai rata rata siswa sebesar 93,44 dengan presentase
ketuntasan belajar klasikal sebesar 97,22% (35 siswa). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa penggunaan e-modul tata rias geriatri berbasis pendekatan
saintifik pada kelas XI di SMKN 27 Jakarta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena telah tercapainya kriteria keberhasilan penelitian, yaitu peningkatan
ketuntasan belajar siswa klasikal sebesar 90%.
Kata Kunci:
E-modul Tata Rias Geriatri
Hasil Belajar Siswa
Pendekatan Saintifik
ABSTRACT
Keywords:
Geriatric Cosmetology E-
module
Student Learning Outcomes
Scientific Approach
Many of the final research (thesis) students from the UNJ Cosmetology Education
study program have produced various kinds of learning media, one of which is in the
form of e-modules, but most of the learning media have not yet reached the
implementation stage. At SMKN 27 Jakarta there are problems with student learning
outcomes which are still lacking theoretically in the geriatric cosmetology sub-
material and have never used learning media in the form of e-modules in the learning
process. This research aims to determine student learning outcomes before using the
geriatric facial make-up e-module in class The research method used in this research
is classroom action research (PTK) with the Kemmis & McTaggart model which
consists of 4 stages, namely planning, implementing actions, observing and reflecting.
The results of this research starting from cycle I which carried out a pre-test
obtained an average student score of 75,27 with a classical learning completeness
percentage of 58,33% (21 students). After the end of cycle I the students' average
score increased to 88,33 with a classical learning completeness percentage of 75%
(27 students). Because cycle I had not yet reached the criteria for research success,
cycle II was continued which obtained an average student score of 93,44 with a
classical learning completion percentage of 97,22% (35 students). Thus it can be said
that the use of e-modules of geriatric cosmetics based on scientific approach in class
XI in SMKN 27 Jakarta can improve student learning results because they have
achieved the criteria of research success, i.e. increased learning intensity of classical
students by 90%.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1285
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
©2024, Amelia Natasya, Titin Supiani, Nurul Hidayah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan UU No.
2 Tahun 1985 yang berbunyi bahwa tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan bangsa. Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran yang
merupakan kegiatan antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan baik akan ditunjukkan dengan keberhasilan
siswa mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan pada setiap sekolah. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam (Supardi, 2013), untuk mengetahui indikator
keberhasilan belajar dapat dilihat dari “daya serap siswa dan perilaku yang tampak pada siswa.
Hasil belajar yang dimaksudkan adalah pencapaian prestasi belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria, atau nilai yang telah ditetapkan.” Untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran
juga dibutuhkan kemampuan guru yang baik dalam menyampaikan materi terhadap siswa.
Apabila guru tidak memahami dengan baik cara menyampaikan materi sesuai dengan
kurikulum yang ada, maka akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Salah satu hal yang memengaruhi hasil belajar siswa dalam mencapai keberhasilannya
adalah bahan ajar yang digunakan. Hasil belajar siswa tentu sangat berkaitan dengan bahan
ajar yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menurut Dick and
L dalam (Rahmat A., 2019), bahan ajar adalah apa saja yang digunakan guru untuk diberikan
kepada siswa agar dapat mencapai kompetensi atau kemampuan tertentu. Bahan ajar dapat
berbentuk media cetak ataupun non cetak yang penerapannya didukung menggunakan media
pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan alat perantara yang akan digunakan guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran agar para siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan.
Semakin menarik dan menyenangkan media pembelajaran yang digunakan oleh guru, maka
akan berdampak baik pula terhadap hasil belajar siswa. Pada zaman sekarang, teknologi sudah
semakin canggih dan banyak menciptakan media pembelajaran digital yang dikemas secara
menarik, mudah diakses dan disenangi para siswa. Salah satu diantaranya adalah modul
elektronik atau biasa dikenal dengan e-modul. E-modul adalah modul dalam bentuk digital
yang mencakup teks, gambar atau keduanya yang berisi materi elektronika disertai dengan
simulasi yang interaktif dan layak digunakan dalam pembelajaran (Herawati & Muhtadi,
2020).
Saat ini sudah banyak sekolah yang menggunakan e-modul untuk mendukung
keberhasilan hasil belajar siswa. Mulai dari SD, SMP, SMA dan juga SMK. Menurut Ismi
Laili et al. (2019), menyatakan bahwa e-modul memiliki peran penting dalam pembelajaran.
Pembelajaran dapat berlangsung secara efektif apabila menggunakan e-modul karena dapat
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. E-modul dapat membantu siswa
belajar secara mandiri, serta bersifat fleksibel karena dapat diakses atau dipelajari kapanpun
dan dimanapun. Selain media pembelajaran yang harus diperhatikan sebagai salah satu strategi
guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa, penerapan pendekatan pembelajaran juga harus
diperhatikan menyesuaikan dengan kurikulum yang ada.
Dilansir dari laman Kemendikbud (2024), sejak diluncurkannya kurikulum merdeka pada
tahun 2022 terdapat 300 ribu satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum merdeka dan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1286
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
bertambah seiring berjalannya waktu. Dalam penerapan kurikulum merdeka pada satuan
pendidikan ini diberikan kebebasan kepada guru untuk mengintegrasikan pendekatan
pembelajaran yang ingin diterapkan pada proses pembelajaran selama masih memiliki tujuan
yang selinear dengan kurikulum merdeka. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sering
digunakan dan dikolaborasikan dengan kurikulum merdeka adalah pendekatan pembelajaran
saintifik yang diadopsi dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2013. Pendekatan
pembelajaran saintifik merupakan tahap belajar dengan urutan logis melalui proses 5M yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan
(Hosnan dalam Asmiyunda et al., 2018). Pendekatan pembelajaran saintifik menerapkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa dituntut untuk aktif, interaktif dan
memiliki keterampilan dalam berpikir secara kritis. Menurut Darmawan dan Winataputra
(2020), kurikulum merdeka berusaha untuk memperkuat kemandirian siswa dan memfasilitasi
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menekankan pemberdayaan dan
pengembangan keterampilan abad ke-21 serta pembentukkan karakter sesuai dengan nilai
pancasila. Hal ini sejalan dengan pendekatan saintifik yang dapat mendukung pengembangan
dan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, berkomunikasi, bekerja sama, dan
memecahkan masalah sesuai dengan tahapan belajar 5M tersebut.
Banyaknya penelitian akhir (skripsi) para mahasiswa program studi Pendidikan Tata Rias
UNJ yang memproduksi berbagai macam media pembelajaran guna mendukung proses
pembelajaran, baik untuk perkuliahan maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
diantaranya berbentuk e-modul. Namun, sebagian besar media pembelajaran tersebut belum
sampai kepada tahap mengimplementasikan ke tingkat perkuliahan maupun SMK. Salah satu
e-modul yang sudah pernah dibuat oleh mahasiswa lulusan Universitas Negeri Jakarta
program studi S1 Pendidikan Tata Rias adalah e-modul untuk mata pelajaran tata rias wajah
geriatri pada SMKN 27 Jakarta. E-modul ini dibuat pada tahun 2023 karya Audrey Febrina
Hidajatulloh. E-modul pembelajaran tata rias wajah geriatri ini juga sudah valid dan
dinyatakan sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran pada pelajaran tata rias wajah.
Sehubungan dengan sekolah yang diteliti merupakan sekolah PKM (Praktek Keterampilan
Mengajar) peneliti, diperoleh hasil pengamatan bahwa siswa kelas XI Tata Kecantikan SMKN
27 Jakarta belum menerapkan penggunaan e-modul dalam proses pembelajarannya dan masih
kurang dalam pemahaman teori untuk mata pelajaran tata rias wajah geriatri karena pemaparan
teori masih menggunakan media yang kurang fleksibel. Para siswa juga masih mengandalkan
penjelasan dari guru yang berbentuk ceramah, demonstrasi dan presentasi yang hanya dapat
dilakukan di dalam kelas. Hal ini membuat siswa kurang aktif dan kurang antusias serta
terbatas oleh waktu dalam memahami teori materi ajar tersebut. Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan penelitian tindakan kelas untuk menguji keefektifan penggunaan e-modul tata rias
geriatri terhadap hasil belajar siswa kelas XI Tata Kecantikan SMKN 27 Jakarta.
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK) atau biasa dikenal dengan Classroom Action Research. Metode penelitian ini
bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran secara bertahap dan terus menerus selama
kegiatan penelitian dilakukan. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus
menggunakan model tindakan Kemmis & McTaggart yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu
perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya observasi, pre-
test, post-test, tes evaluasi, dokumentasi, dan wawancara terhadap siswa dan guru mata
pelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
untuk mencatat respon siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Wawancara
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1287
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
dilakukan untuk mengetahui pandangan para siswa terhadap hasil pengamatan. Tes
pengetahuan Tata Rias Geriatri diberikan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
melalui penggunakan e-modul Tata Rias Geriatri berbasis pendekatan saintifik ini di setiap
siklusnya. Dalam penelitian tindakan ini memiliki kriteria keberhasilan penelitian yang hendak
dicapai, yaitu presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 90%. Apabila penelitian
tindakan telah mencapai kriteria keberhasilan penelitian tersebut, maka penelitian dapat
diakhiri. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang
mengacu pada model analisis interaktif Miles & Huberman (2014). Terdapat tiga metode
dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan/verifikasi
kesimpulan.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Pra Siklus
Pada kegiatan ini, penelitian dimulai dengan tahap mengamati para siswa dan guru
dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di kelas pada mata pelajaran Tata Rias
Geriatri. Peneliti mengamati cara guru mengajar, media yang digunakan dan pendekatan
pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan RPP serta respon siswa selama pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, guru memberikan materi
pembelajaran dengan media berbentuk powerpoint dan menayangkan video tutorial.
Selama guru menjelaskan materi dengan media pembelajaran tersebut, terlihat bahwa
siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Sebagian siswa terlihat
memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan sebagian siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru, tetapi lebih memilih untuk mengobrol dengan temannya, tidur dan
memainkan hp. Guru sudah berusaha menegur sebagian siswa yang kurang
memperhatikan, tetapi tetap kembali mengobrol, tidur dan memainkan hp. Pada saat
diberikan kesempatan untuk bertanya terkait materi yang telah disampaikan, mayoritas
siswa hanya diam dan berbisik-bisik dengan temannya.
Ketika guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah
disampaikan, para siswa pun terdiam cenderung pasif dan harus dipilih langsung oleh
guru untuk menyampaikan kesimpulan materi yang telah didapat. Beberapa siswa yang
ditunjuk oleh guru terlihat masih kurang paham dengan materi yang disampaikan. Terlihat
juga ketika guru memberikan soal tes untuk dikerjakan, para siswa di kelas cenderung
lebih ramai. Peneliti melakukan wawancara terhadap siswa dikelas, kemudian sebagian
siswa menyatakan bahwa mereka merasa takut salah ketika diberi kesempatan untuk
menyimpulkan materi pembelajaran dan mereka takut dianggap pertanyaan yang diajukan
kurang berbobot atau tidak perlu ditanyakan. Selain itu, beberapa siswa menyatakan
bahwa tulisan pada powerpoint terlalu kecil dan cenderung dipenuhi tulisan yang
membuat mereka merasa malas dan tidak memiliki ketertarikan untuk memperhatikan
materi yang disampaikan. Ketika diminta mengerjakan soal tes pun mereka terdengar
ramai dikarenakan mereka berusaha untuk bertanya kepada temannya. Hal ini yang
menyebabkan para siswa tidak aktif dalam bertanya, berpendapat, mengemukakan
kesimpulan materi, dan memperhatikan penjelasan guru.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti melihat bahwa siswa kelas XI KCS 2
masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran Tata Rias Wajah Geriatri ini karena
belum ada keinginan dalam bertanya dan menanggapi guru atau teman ketika mereka
kurang paham dengan materi yang telah disampaikan. Begitu pula dengan hasil tes
pengetahuan (kognitif) yang diberikan oleh guru untuk mengukur kemampuan siswa
masih banyak yang memiliki nilai di bawah KKM. Oleh karena itu, perlunya pergantian
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1288
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
media dan model pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan semangat dan
keaktifan siswa dengan harapan hasil belajar siswa pun juga meningkat.
3.2 Siklus I
A. Perencanaan
Berdasarkan pengamatan (observasi) dilakukan pada tahap Pra Siklus sebelum
dimulainya penelitian tindakan ini, diperoleh beberapa permasalahan dalam
pembelajaran Tata Rias Geriatri. Beberapa permasalahan yang terdapat pada kelas XI
KCS 2, diantaranya yaitu hasil belajar para siswa yang masih di bawah KKM dan respon
siswa yang cenderung pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini salah
satunya disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan media pembelajaran yang masih kurang menarik sehingga mengurangi
ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran dan memperhatikan materi pembelajaran.
Pada tahap siklus I ini telah dilakukan penyusunan rencana pembelajaran berbasis
pendekatan saintifik, persiapan e-modul tata rias geriatri sebagai media
pembelajarannya, serta soal pre-test dan post-test yang akan digunakan untuk menunjang
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini.
Lembar observasi dibuat untuk mencatat dan memperhatikan respon para siswa
selama tindakan berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas yang menunjukkan
interaksi dan aktifitas siswa berdasarkan tindakan yang sedang diberikan. Pre-test dan
post-test pada siklus I dibuat berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang
tercantum dalam RPP untuk mengukur tingkat pemahaman siswa secara kognitif
(pengetahuan) terkait materi yang telah diajarkan. Tes ini berupa soal pilihan ganda yang
dikemas secara digital menggunakan Gform berjumlah 10 soal.
Berikut adalah hal hal yang dilakukan secara rinci pada tahap perencanaan ini.
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis pendekatan
pembelajaran saintifik untuk sub materi Tata Rias Geriatri.
2) Menyiapkan lembar observasi untuk mencatat respon dan aktifitas para siswa ketika
tindakan sedang berlangsung dalam proses pembelajaran pada sub materi Tata Rias
Geriatri di kelas.
3) Menyusun dan menyiapkan soal pre-test dan post-test materi 1 dalam bentuk link
Gform agar memudahkan siswa untuk mengakses.
4) Menyiapkan e-modul, dan alat alat pendukung pembelajaran lainnya yang akan
digunakan.
B. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan rencana yang telah disusun, penelitian ini akan memberikan tindakan
pada kelas XI KCS 2 berupa penerapan penggunaan media pembelajaran e-modul Tata
Rias Geriatri dalam mempelajari teori materi ajar 1 Tata Rias Geriatri. Namun, sebelum
dilaksanakannya pembelajaran terlebih dahulu diberikan soal pre-test untuk mengetahui
hasil belajar awal siswa sebelum dilakukannya tindakan. Berikut adalah hasil belajar
siswa yang diperoleh dari pre-test sebelum tindakan pada siklus I dilaksanakan.
Tabel 1. Nilai Pre-test Sebelum Tindakan Pada Siklus I
Nomor Urut Siswa
Siklus I
Pre-test
1
80
2
80
3
70
4
90
5
60
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1289
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
Nomor Urut Siswa
Siklus I
Pre-test
6
80
7
50
8
60
9
90
10
90
11
50
12
90
13
90
14
90
15
90
16
80
17
80
18
60
19
60
20
80
21
80
22
70
23
80
24
70
25
90
26
60
27
80
28
90
29
70
30
80
31
80
32
60
33
60
34
60
35
70
36
90
Nilai Rata - Rata Siswa
75,27778
Presentase Ketuntasan
Hasil Belajar Siswa
58,33%
Berdasarkan nilai pre-test yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai rata rata
siswa sebelum tindakan pada siklus I dimulai adalah sebesar 75,27 dengan presentase
ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 58,33%. Setelah selesai mengerjakan pre-test,
guru mulai melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun. Ketika proses pembelajaran berlangsung dilakukannya pengamatan dan
pendampingan kepada siswa dalam menggunakan e-modul yang telah diberikan. Peneliti
mencatat dan mengamati respon serta aktifitas siswa setelah diberikannya tindakan pada
siklus I ini dalam lembar observasi. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini secara rinci
adalah sebagai berikut :
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1290
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
1) Guru menjelaskan kepada para siswa bahwa pada hari itu pembelajaran akan
dilaksanakan berbeda dari sebelumnya, yaitu para siswa akan diminta untuk
mengakses e-modul sebagai media pembelajaran yang akan digunakan pada mata
pelajaran Tata Rias Geriatri.
2) Sebelum memulai pembelajaran, guru memberikan soal pre-test terlebih dahulu,
untuk mengukur kemampuan awal siswa secara kognitif terhadap materi tata rias
geriatri.
3) Guru membantu mengarahi dan menjelaskan beberapa materi yang terdapat pada e-
modul Tata Rias Geriatri yang diberikan.
4) Guru menjelaskan materi yang terdapat dalam e-modul selama kurang lebih 40 menit,
sambil meminta para siswa untuk membaca e-modul secara bergantian.
5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, apabila masih ada materi
yang masih kurang dapat dipahami yang terdapat dalam e-modul.
6) Setelah selesai bertanya, guru meminta para siswa untuk membentuk kelompok
secara bebas yang berisi 4-5 orang, lalu guru memberikan kesempatan pada setiap
kelompok untuk berdiskusi dengan menganalis permasalahan kulit geriatri yang
sering ditemui dan tahapan skinprep yang sesuai dengan permasalahan tersebut
sebelum riasan geriatri dilakukan. Analisis dituliskan pada kertas selembar.
7) Selesai menganalisis, setiap kelompok mempresentasikan hasil analisisnya.
Kelompok lain dipersilahkan untuk bertanya ataupun menanggapi.
8) Guru menyimpulkan bersama dengan para siswa hasil analisis yang telah dibuat oleh
masing masing kelompok.
9) Guru memberikan post-test kepada siswa untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa
setelah menggunakan e-modul sebagai media pembelajarannnya.
10) Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan kesimpulan hasil pembelajaran
terkait materi yang telah dipelajari pada hari itu.
C. Pengamatan (Observasi)
Hasil observasi yang dilakukan pada siklus I dicatat pada lembar observasi yang telah
disiapkan. Observasi siklus I terhadap siswa memperoleh temuan sebagai berikut :
1) Para siswa masih terlihat kebingungan dalam menggunakan e-modul di awal
pembelajaran berlangsung.
2) Suasana pembelajaran lebih kondusif dikarenakan terlihat para siswa tertarik dengan
desain e-modul yang meningkatkan rasa penasaran para siswa.
3) Sebagian siswa terlihat lebih berani dan lebih aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan. Sedangkan, sebagian siswa masih terlihat takut salah dan malu dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan.
4) Masih terdapat siswa yang mengobrol sendiri ketika diberikan kesempatan untuk
berdiskusi secara berkelompok.
5) Para siswa masih terlihat kesulitan menyusun kalimat dalam menganalisis temuan
masalah sesuai materi yang diberikan oleh guru, sehingga ketika hasil diskusi
dipresentasikan kurang dapat dipahami.
Berdasarkan hasil observasi siklus I terhadap respon siswa setelah tindakan
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa para siswa terlihat masih beradaptasi dengan
media pembelajarannya serta model pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam
proses pembelajarannya. Dengan demikian, respon siswa terhadap tindakan yang
dilakukan dapat dikatakan belum memenuhi harapan dari tujuan pendekatan
pembelajaran saintifik yang hendak dicapai.
Selain itu, pada siklus I juga diperoleh pengamatan terkait hasil tes yang telah
dilakukan sebelum dan setelah penggunaan e-modul Tata Rias Geriatri pada proses
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1291
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
pembelajaran. Sebelum digunakannya e-modul Tata Rias Geriatri dalam proses
pembelajaran telah dilakukan pre-test yang memperoleh nilai rata rata siswa sebesar
75,27 dengan presentase nilai rata rata ketuntasan siswa sebesar 58,33% dan setelah
menggunakan e-modul Tata Rias Geriatri nilai rata rata siswa yang diperoleh adalah
sebesar 88,33 dengan presentase nilai rata rata ketuntasan siswa sebesar 75%.
Berdasarkan analisis data nilai hasil belajar siswa pada tahap siklus I ini dapat dilihat
dari tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Akhir Siklus I
Nomor Urut siswa
Pre-test
Post-test
1
80
100
2
80
100
3
70
70
4
90
100
5
60
70
6
80
90
7
50
80
8
60
70
9
90
90
10
90
100
11
50
60
12
90
100
13
90
100
14
90
100
15
90
100
16
80
80
17
80
100
18
60
70
19
60
60
20
80
100
21
80
100
22
70
100
23
80
80
24
70
80
25
90
100
26
60
70
27
80
100
28
90
100
29
70
100
30
80
100
31
80
100
32
60
70
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1292
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
Nomor Urut siswa
Pre-test
Post-test
33
60
80
34
60
90
35
70
70
36
90
100
Nilai Rata - Rata Siswa
75.27778
88.33333
Presentase Ketuntasan
Hasil Belajar Siswa
58.33%
75%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sudah terjadinya peningkatan hasil
belajar siswa setelah siklus I dilaksanakan. Nilai rata rata siswa menjadi meningkat
dari sebesar 75,27 menjadi 88,33. Presentase ketuntasan belajar secara klasikal pun juga
meningkat dari 58,33% menjadi 75%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa telah meningkat namun belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian
tindakan yang hendak dicapai yaitu sebesar 90% untuk nilai rata- rata ketuntasan belajar
siswa secara klasikal.
D. Refleksi
Setelah dilakukannya tahap pengamatan atau observasi sesudah dilakukannya
tindakan di dalam kelas, kemudian dilakukan refleksi atas segala kegiatan yang telah
dilaksanakan pada siklus I. Pada kegiatan siklus I ini memperoleh hasil refleksi sebagai
berikut.
1) Dibandingkan dengan hasil pengamatan pada tahap pra siklus, selama pembelajaran
berlangsung pada siklus I ini sebagian siswa sudah lebih menunjukkan keberanian
dan antusiasnya dalam bertanya, menyimpulkan, menanggapi dan menjelaskan hasil
analisis materi pembelajarannya.
2) Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan pada siklus I sudah memperoleh
peningkatan hasil belajar. Nilai ketuntasan belajar siswa secara klasikal di siklus I
sebesar 75% dengan nilai rata rata siswa sebesar 88,33. Nilai terendah siswa sebesar
50 dan nilai tertinggi siswa sebesar 100. Hal ini belum memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan karena hasil belajar siswa yang hendak
dicapai adalah ≥ 90% dengan nilai diatas KKM yaitu 80.
3) Didapatkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan siklus I berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil akhir pada siklus I yang mampu
menuntaskan hasil belajar siswa dari yang sebelumnya hanya 21 siswa (58,33%)
menjadi 27 siswa (75%) yang memiliki nilai diatas KKM, atau diatas 80. Dari total
seluruh siswa masih terdapat 9 siswa (25%) dengan nilai dibawah 80 atau tidak
mencapai nilai KKM.
4) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar melalui penggunaan e-
modul Tata Rias Geriatri berbasis pendekatan pembelajaran saintifik ini dapat
dikatakan cukup baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi, kegiatan
pada siklus I ini perlu diulang dan juga ditingkatkan karena belum mencapai nilai
kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Maka, perlu dilanjutkan
kembali dengan kegiatan pembelajaran pada tahap siklus II.
3.3 Siklus II
A. Perencanaan
Pada tahap perencanaan di siklus II dipersiapkan kembali RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) untuk materi selanjutnya terkait Prosedur Tata Rias Geriatri, soal tes
evaluasi berupa link Gform untuk mengukur hasil belajar siswa, dan lembar observasi
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1293
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
respon siswa. Berdasarkan hasil refleksi yang telah didapat pada siklus I, perencanaan
disusun kembali dengan memperhatikan hal hal berikut ini.
1) Guru harus memberikan kepercayaan kepada para siswa untuk lebih berani dalam
menanggapi, berpendapat dan bertanya di dalam kelas. Apapun yang ingin siswa
ungkapkan ketika proses pembelajaran dan masih berkaitan dengan materi
pembelajaran, guru tidak akan menyalahkan, menertawakan ataupun marah. Guru
akan mengapresiasi keberanian siswa tersebut dengan pujian maupun hadiah.
2) Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam proses
pembelajaran secara berkelompok.
3) Untuk lebih meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan kerjasama antar
anggota, siswa akan diberikan permasalahan kembali yang berkaitan dengan
materi ajar pada siklus I agar siswa lebih aktif untuk berdiskusi serta bertanya
kepada teman maupun guru.
B. Pelaksanaan Tindakan
Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan
tindakan di siklus II. Hanya saja yang membedakan adalah materi yang diberikan oleh
guru merupakan materi lanjutan dari yang sebelumnya mengenai prosedur Tata Rias
Geriatri. Untuk lebih rincinya berikut adalah pelaksanaan tindakan pada siklus II yang
telah dilakukan.
1) Ketika kelas sudah disiapkan dan para siswa sudah siap untuk melaksanakan
proses pembelajaran. Guru mengajak para siswa untuk mengingat materi
pembelajaran yang sebelumnya. Beberapa siswa berani menjawab diberikan
hadiah oleh guru sebagai bentuk apresiasi.
2) Guru menayangkan video tutorial tata rias wajah geriatri yang terdapat di dalam e-
modul untuk ditonton bersamaan.
3) Setelah selesai, guru meminta pendapat para siswa untuk menjelaskan mengenai
tahapan prosedur tata rias wajah geriatri dari video tutorial tersebut.
4) Kemudian, siswa membentuk kelompok kembali berdiskusi seperti sebelumnya
dan guru meminta para siswa untuk menganalisis tahapan prosedur tata rias wajah
geriatri yang tepat berdasarkan hasil analisis kulit wajah geriatri yang telah
dilakukan pada siklus I.
5) Guru mempersilahkan para siswa untuk saling bertanya antar teman maupun
kepada guru.
6) Setelah itu, hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas. Siswa yang lainnya
dipersilahkan untuk menanggapi ataupun bertanya.
7) Guru memberikan kesimpulan atas presentasi para siswa.
8) Guru memberikan tes evaluasi pada akhir pembelajaran di siklus II untuk
mengukur hasil belajar siswa pada siklus II ini.
C. Pengamatan (Observasi)
Hasil pengamatan pada siklus II ini dicatat dalam lembar observasi kembali yang
telah disiapkan. Pengamatan terhadap respon siswa pada siklus II ini diperoleh sebagai
berikut.
1) Para siswa terlihat lebih bersemangat ketika diinstruksikan untuk mengakses e-modul
karena pendapat mereka seperti belajar sambil bermain.
2) Mayoritas siswa menunjukkan keaktifannya dalam proses pembelajaran untuk
bertanya, berpendapat maupun menjawab pertanyaan.
3) Suasana pembelajaran lebih kondusif dari siklus sebelumnya dikarenakan hampir
semua siswa fokus terhadap pembelajaran.
4) Tujuan pendekatan pembelajaran saintifik lebih tercapai pada siklus II ini.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1294
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
Selain itu, pengamatan juga dilakukan terhadap hasil tes evaluasi yang telah diberikan
pada siswa. Pembelajaran yang berlangsung menggunakan e-modul Tata Rias Geriatri
dengan berbasis pendekatan pembelajaran saintifik ini memperoleh nilai rata rata siswa
sebesar 93,44 dengan presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 97,22%.
Berdasarkan analisis data nilai tes evaluasi pada siklus II ini diperoleh perbandingan
hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II sebagai berikut.
Table 3. Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus II
Nomor Urut siswa
Siklus I
Siklus II
1
100
96
2
100
100
3
70
88
4
100
100
5
70
80
6
90
100
7
80
100
8
70
88
9
90
96
10
100
96
11
60
76
12
100
100
13
100
92
14
100
92
15
100
96
16
80
88
17
100
96
18
70
96
19
60
80
20
100
96
21
100
88
22
100
92
23
80
96
24
80
92
25
100
100
26
70
100
27
100
100
28
100
100
29
100
92
30
100
100
31
100
92
32
70
84
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1295
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
Nomor Urut siswa
Siklus I
Siklus II
33
80
92
34
90
100
35
70
84
36
100
96
Nilai Rata - Rata Siswa
88.33333
93.44444
Presentase Ketuntasan
Hasil Belajar Siswa
75%
97.22%
Dari data di atas diketahui bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah
melakukan tindakan pada siklus II. Nilai rata rata siswa meningkat dari sebesar 88,33
menjadi 93,44. Presentase ketuntasan belajar secara klasikal pun meningkat dari 75%
menjadi 97,22%. Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
telah meningkat dan berhasil mencapai kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas yang
telah ditetapkan yaitu 90%.
D. Refleksi
Tahap selanjutnya adalah merefleksi kembali tindakan yang telah dilakukan pada siklus
II ini. Di dalam kegiatan pada siklus II memperoleh hasil refleksi sebagai berikut.
1) Dari data hasil tes siswa yang dilakukan pada siklus II menunjukkan bahwa telah
terjadinya peningkatan yang memenuhi persentase ketuntasan klasikal pada kriteria
keberhasilan penelitian yang sudah ditentukan. Pada siklus II diperoleh presentase
ketuntasan belajar siswa sebesar 97,22% dengan nilai rata rata sebesar 93,44. Nilai
tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 76. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan
bahwa pada kegiatan siklus II ini membawa peningkatan ke arah yang lebih baik dan
telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yang hendak dicapai sesuai harapan,
yaitu ≥ 90%.
2) Kemampuan siswa seperti bertanya, berpendapat, menanggapi, menjawab, menjelaskan
dan lainnya, baik langsung maupun tulisan dalam proses pembelajaran telah mengalami
perubahan yang lebih baik. Hampir seluruh siswa secara berkelompok terlibat aktif
ketika diberikan kesempatan untuk berdiskusi pada siklus II ini. Kondisi ini dapat terjadi
dikarenakan tahapan tahapan belajar dalam penerapan model pendekatan pembelajaran
saintifik terpenuhi.
3) Untuk pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini, secara garis besar dapat dikatakan telah
berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai hasil belajar siswa
yang terjadi pada siklus II. Pada siklus II terdapat 35 siswa (97,22%) yang mampu
mencapai nilai KKM atau lebih besar dari 80 dengan total seluruh siswa sebanyak 36
orang. Sebanyak 1 siswa (2,78%) dengan nilai dibawah 80 atau tidak mencapai KKM.
Persentase ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan pada kriteria keberhasilan
penelitian sudah tercapai yaitu penelitian dapat meningkatkan presentase ketuntasan
belajar siswa mencapai sebesar 90% atau 90%. Setelah dilaksanakannya siklus I,
banyak siswa yang memiliki nilai di atas KKM hanya sebanyak 27 siswa (75%).
Kemudian, setelah dilaksanakannya siklus II, banyak siswa yang memiliki nilai di atas
KKM mengalami peningkatan menjadi sebanyak 35 siswa (97,22%). Berdasarkan hal
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan e-modul Tata Rias Geriatri berbasis
pendekatan saintifik ini dapat dikatakan sangat baik dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, akan tetapi perlu dipertahankan agar hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan
yang diharapkan.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1296
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
bahwa media pembelajaran berupa e-modul karya salah satu lulusan mahasiswa prodi
Pendidikan Tata Rias UNJ terbukti efektif digunakan dengan pendekatan pembelajaran
saintifik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar dan hasil belajar siswa. Setelah
diterapkannya media pembelajaran berupa e-modul berbasis pendekatan saintifik ini dalam
mata pelajaran Tata Rias wajah khususnya sub materi Tata Rias Geriatri pada kelas XI KCS 2
di SMKN 27 Jakarta para siswa mulai menunjukan rasa antusiasnya terhadap pembelajaran,
siswa menjadi lebih aktif, turut berkontribusi dalam pembelajaran, lebih memperhatikan
materi pembelajaran, dan lebih tertarik dalam proses pembelajaran, serta diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa dari 2 siklus yang telah dilakukan. Pada siklus I, hasil belajar
siswa meningkat dari nilai rata rata sebesar 75,27 menjadi sebesar 88,33. Siswa yang
mampu menuntaskan hasil belajarnya pada sub materi Tata Rias Geriatri dari sebanyak 21
siswa (58,33%) meningkat menjadi sebanyak 27 siswa (75%). Selanjutnya, pada siklus II
mengalami peningkatan hasil belajar kembali dari nilai rata-rata sebesar 88,33 menjadi
sebesar 93,44. Siswa yang mampu menuntaskan hasil belajarnya pada sub materi Tata Rias
Geriatri pun meningkat dari sebanyak 27 siswa (75%) menjadi sebanyak 35 siswa (97,22%).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan e-modul tata rias geriatri berbasis
pendekatan saintifik pada kelas XI di SMKN 27 Jakarta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan tercapainya kriteria keberhasilan penelitian yang telah
ditentukan oleh peneliti, yaitu peningkatan rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal sebesar
90%. Oleh karena itu, dikemukakan saran agar guru dapat menggunakan media pembelajaran
yang variatif dan lebih menarik seperti penggunaan e-modul Tata Rias Geriatri ini untuk dapat
diterapkan di kelas dalam proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran saintifiknya,
sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa, serta diharapkan hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi SMKN 27 Jakarta dan juga bagi
para peneliti untuk penelitian lebih lanjut mengenai penerapan media pembelajaran, model
pendekatan pembelajaran atau penelitian tindakan kelas. Dengan hasil penelitian yang
menunjukan bahwa penggunaan e-modul tata rias geriatri berbasis pendekatan saintifik ini
mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa sesuai dengan pendekatan pembelajaran
yang diterapkan dan hasil belajar siswa kelas XI di SMKN 27 Jakarta.
5. Ucapan Terima Kasih
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan artikel saya,
terutama kepada kedua dosen pembimbing saya, yaitu Ibu Titin Supiani, M.Pd. dan Ibu Dr.
Nurul Hidayah, M.Pd yang senantiasa selalu membimbing dan mengarahkan saya dalam proses
penulisan tugas akhir ini. Kemudian, kepada pihak sekolah yang telah mengizinkan saya
melakukan penelitian, Guru mata pelajaran Tata Rias Wajah dan para siswa SMKN 27 Jakarta.
Selanjutnya, teman teman seperjuangan saya yang selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga artikel yang telah saya buat dapat bermanfaat bagi para
pembaca maupun peneliti selanjutnya.
6. Daftar Pustaka
Annury, M. N. (2018). Peningkatan Kompetensi Profesional Guru melalui Penelitian
Tindakan Kelas. In DIMAS (Vol. 18, Issue 2).
https://doi.org/10.21580/dms.2018.182.3258
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1297
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
Asmiyunda, A., Guspatni, G., & Azra, F. (2018). Pengembangan E-Modul Kesetimbangan
Kimia Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Kelas XI SMA/ MA. Jurnal Eksakta
Pendidikan (JEP), 2(2), 155. https://doi.org/10.24036/jep/vol2-iss2/202
Audrey Febrina Hidajatulloh. (2023). Pengembangan E-modul Untuk Pembelajaran tata Rias
Geriatri Pada Siswa Kelas XI tata Kecantikan SMKN 27 Jakarta.
https://doi.org/10.59188/jcs.v2i8.472
Baso Intang Sappaile, Triyanto Pristiwaluyo, & Itha Deviana. (2021). Hasil Belajar dari
Perspektif Dukungan Orangtua dan Minat Belajar Siswa | i. Global Research and
Consulting Institute (Global-RCI).
https://www.researchgate.net/publication/358888621
Dr. Ahdar Djamaluddin, S. Ag. , S. Sos. , M. Pd., & Dr. Wardana, M. Pd. (2019). Belajar
Dan Pembelajaran (Awal Syaddad, Ed.).
DR. Mu’alimin, M. Pd. I., & Rahmat Arofah Hari Cahyadi, S. Pd. , M. Pd. I. (2014).
Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik.
Dwi Ana Lestari. (2015). Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Untuk
Meningkatkan Ketrampilan Bertanya Siswa. 3(1).
Endang Mulyatiningsih. (2015). Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Herawati, N. S., & Muhtadi, Ali. (2020). Pengembangan Modul Elektronik (E-Modul)
Interaktif Pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI IPA SMA. Jurnal At-Tadbir STAI
Darul Kamarl NW Kembang Kerang, 4(1).
I Made Parsa. (2017). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.
https://www.researchgate.net/publication/323986537
Ismi Laili, Ganefri, & Usmeldi. (2019). Efektivitas Pengembangan E-Modul Project Based
Learning Pada Mata Pelajaran Instalasi Motor Listrik. Jurnal Imiah Pendidikan Dan
Pembelajaran, 3(3). https://doi.org/https://doi.org/10.23887/jipp.v3i3.21840
Kemendikbud. (2024). Telah Terbitnya Peraturan Mendikbudristek No.12 Tahun 2024
tentang kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Menengah. Laman
resmi. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/berita/detail/telah-terbit-peraturan-
mendikbudristek-no12-tahun-2024-tentang-kurikulum-pada-paud-jenjang-
pendidikan-dasar-dan-menengah. Diakses pada 11 Juni 2024.
Lulu Anggi Rhosalia. (2017). Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulm 2013 versi 2016. JTIEE, 1(1).
http://dx.doi.org/10.30587/jtiee.v1i1.112
Miles, & Huberman. (2014). Qualitative data analysis a methods sourcebook. Thousand
Oaks, Califorinia SAGE Publications, Inc. c201.
Musfiqon, & Nurdyansyah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik (Vol. 1). Nizamia
Learning Center.
Nofi Yani. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok
Shalat Jumat Di Kelas Vii Di Mts. Al-Hasanah Medan.
http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/3076
Prihantoro, A., & Hidayat, F. (2019). Ulumuddin: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Melakukan
Penelitian Tindakan Kelas. https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/agama_islam/index
Rahayu Rahman, S., Firman, & Rizal Kurniawan Yunus, M. (2023). Peningkatan Hasil
Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Project Based Learning (PjBL) Berbantuan E-
Modul. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 6(1).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1284-1298
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1298
Amelia Natasya (Peningkatan Hasil Belajar Melalui)
Rahmat A. (2019). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbasis Komputer. Jurnal
Pengembangan, 14(1).
Rifqi Setiawan, A. (2019). Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Biologi
sebagai Upaya Melatih Literasi Saintifik. Seminar Nasional Biologi.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Alfabeta.
Sulastri, Imran, & Arif Firmansyah. (2015). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2
Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya. Jurnal Kreatif Online, 3(1).
Supardi. (2013). Sekolah efektif : Konsep dasar dan praktiknya / Supardi. https://inlislite.uin-
suska.ac.id/opac/detail-opac?id=20399
Sutomo, M. (2016). Kapabiltas Belajar Dalam Proses Pembelajaran (Kajian Konsep Teori
Gagne Dalam Praktek Pembelajaran).
Wahyuni, S. (2018). Implementasi Pendekatan Sainstifik Pada Pelajaran Biologi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Dan Keterampilan Sains Siswa Kelas Xi-Ipa
Sma Negeri 2 Lambandia, Kab. Kolaka Timur-Sultra. Jurnal Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Malang, 9(2). Http://Journal2.Um.Ac.Id/Index.Php/Jpb
Wayan Suja, I. (2019). Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran.