Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1168
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
Studi kasus tentang peserta didik yang sering
terlambat datang ke Sekolah di SMA Negeri 11
Pontianak Barat
Fetandralia Medita Simamora
1
, Yuline
2
, Luhur Wicaksono
3
1,2,3
FKIP Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. H. Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
*
Corresponding Author: fetandralia@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 7 Maret 2024
Direvisi: 27 April 2024
Disetujui: 15 Juni 2024
Tersedia Daring: 1 Juli 2024
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis dengan cermat
tentang peserta didik yang sering terlambat datang ke sekolah di SMA
Negeri 11 Pontianak Barat. Subjek kasus pada penelitian ini yaitu dua orang
peserta didik kelas XI yang sering terlambat datang ke sekolah. Metode
pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dalam bentuk studi kasus. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah komunikasi langsung dan dokumentasi serta teknik
analisis data menggunakan langkah-langkah studi kasus meliputi
identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment, evaluasi dan tindak
lanjut. Pada saat pemberian treatment peneliti menggunakan model
konseling Behavioral untuk menangani dua peserta didik yang sering
terlambat datang ke sekolah. Pelaksanaan konseling pada subjek kasus I
menggunakan teknik terapi aversi dan perkuatan positif sedangkan pada
subjek kasus II menggunakan teknik teknik terapi aversi dan pembentukan
respons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang
tampak pada subjek kasus I dan II setelah diberikan treatment sebanyak
empat kali. Perubahan yang tampak pada subjek kasus diantaranya jam
kedatangan ke sekolah tidak terlambat, sebelum bel dibunyikan subjek
kasus sudah hadir di sekolah, lebih mendisiplinkan diri serta bersemangat
mengikuti pembelajaran.
Kata Kunci:
Studi Kasus
Peserta Didik
Terlambat Datang ke
Sekolah
ABSTRACT
Keywords:
Case study
Learners
Coming Late to School
This research aims to find out and analyze in depth about students who are
often late coming to school at SMA Negeri 11 West Pontianak. The case subjects
in this study were two students. The method used in this research is descriptive
with a qualitative approach in the form of a case study. The data collection
techniques used are direct communication and documentation with data
analysis techniques using case study steps including problem identification,
diagnosis, prognosis, treatment, evaluation and follow-up. When providing
treatment, researchers use the Behavioral counseling model. The
implementation of counseling in case subject I uses aversion therapy
techniques and positive reinforcement while in case subject II uses aversion
therapy techniques and response formation. The factors causing the case
subject to be late for school are due to internal and external factors. The results
showed that there were significant changes in case subjects I and II after being
given treatment four times. The changes in case subjects I and II are that
students are not late, before the bell is rung the case subject is already present
at school, disciplines themselves to manage daily time and is more eager to take
part in learning.
©2024, Fetandralia Medita Simamora, Yuline Yuline, Luhur Wicaksono
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1169
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
1. Pendahuluan
Pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk menggali potensinya melalui
proses pembelajaran. Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan individu yang
berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara melalui proses pembelajaran. Kegiatan pendidikan
akan cenderung berpengaruh terhadap lingkungan yang dialami oleh manusia. Dalam pelaksanaan
pendidikan, ada tiga jenis lingkungan yang dapat memberikan dukungan terhadap kegiatan
pendidikan, yakni lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ahmadi (dalam Abdul Kadir,
2012, h. 164) mengatakan bahwa peran sekolah dalam pendidikan sangat penting karena
berdampak pada perkembangan jiwa anak. Dalam prosesnya, para siswa akan memperoleh
banyak pengetahuan di sekolah, termasuk keterampilan dalam berinteraksi sosial,
mengembangkan kemampuan diri serta menaati aturan yang berlaku di sekolah. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 Tentang
Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 1 Ayat 1
mengatakan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru. Peran Bimbingan dan Konseling sangat
diperlukan bagi pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dimana meningkatkan peserta didik
menggali potensi yang dimiliki serta memberikan bantuan dalam mengentaskan permasalahan
yang dialami peserta didik yang dapat menghalangi proses pembelajaran.
Disetiap sekolah pastinya memiliki aturan yang telah ditetapkan untuk ditaati seluruh warga
sekolah baik bagi guru, siswa dan staff lainnya. Habsari (2005) menyatakan bahwa tata tertib
sekolah mencakup beberapa aturan yang perlu dihormati atau dilaksanakan di lingkungan sekolah
agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Aturan yang ditetapkan oleh sekolah antara
lain bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain, perlengkapan atribut sekolah, jam
kedatangan, sopan santun terhadap guru dan sesama serta tidak meninggalkan sekolah tanpa izin
dari guru. Lickona (2016) mengatakan bahwa tata tertib sekolah berisi aturan-aturan yang harus
dilakukan dan yang dilarang, diberikan sanksi atau konsekuensi yang harus ditanggung oleh
pelanggar aturan, serta langkah-langkah untuk menyampaikan tata tertib kepada subjek yang
melanggar tata tertib tersebut. Tata tertib yang ada di sekolah dibuat untuk membantu peserta
didik dapat menjalankan proses kegiatan belajar di sekolah dengan baik serta membantu peserta
didik memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Di dalam tata tertib termuat hal-hal yang harus
dan tidak harus dikerjakan oleh peserta didik.
Ketentuan waktu kedatangan merupakan peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah.
Peraturan sekolah menetapkan jam masuk sekolah pada pukul 07.00 WIB, jika peserta didik
datang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana peserta didik datang ke
sekolah pada pukul 07.05 WIB maka peserta didik tersebut dikatakan terlambat. Terlambat
menurut KBBI adalah lewat dari waktu yang ditentukan. Gata, dkk (2019) mengungkapkan bahwa
keterlambatan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak dilakukan sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Peserta didik yang datang terlambat ke sekolah dapat dianggap melanggar aturan
sekolah.
Terlambat datang sekolah merupakan pelanggaran yang tidak berat dan sanksi atau hukuman
yang diberikan pun tidak berat, namun dengan seringnya peserta didik terlambat datang ke sekolah
maka akan berdampak pada diri peserta didik itu sendiri. Menurut Supriyanto (2013) pelanggaran
aturan yang dilakukan dapat menghambat kemajuan belajar peserta didik. Untuk mengurangi
sikap sering terlambat datang ke sekolah peserta didik diberi hukuman atas pelanggaran yang
dilakukan. Menurut Gunawan & Benty (2017, h.182) hukuman (punishment) merupakan
konsekuensi yang diterima oleh individu sebagai hasil dari melanggar atau tidak mematuhi aturan
yang berlaku. Hukuman diberikan dengan tujuan untuk menyadarkan peserta didik agar tidak
mengulangi kesalahannya lagi. Jam kedatangan sangatlah perlu diperhatikan karena dari tepat
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1170
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
tidaknya peserta didik datang ke sekolah akan mencerminkan kedisiplinan diri peserta didik
tersebut.
Peserta didik yang terlambat datang ke sekolah akan mengganggu proses pembelajaran di
kelas karena masuk disaat proses pembelajaran sedang berlangsung sehingga akan mengganggu
konsentrasi teman-teman yang sedang belajar dan guru juga akan terhenti mengajar untuk
mempersilahkan peserta didik yang terlambat masuk kelas. Peserta didik yang terlambat juga
memiliki manajemen waktu yang buruk, tidak dapat mengatur waktu sehingga terlambat. Jika
tidak segera diselesaikan dapat memiliki konsekuensi negatif bagi perkembangan peserta didik
terutama saat peserta didik memasuki lingkungan pekerjaan di masa depan.
Berdasarkan uraian diatas, tujuan penelitian ini untuk memberikan bantuan kepada peserta
didik yang sering terlambat datang ke sekolah. Upaya yang diberikan dengan cara memberikan
layanan konseling individual dengan menggunakan pendekatan behavioral. Konseling behavioral
berpandangan bahwa tingkah laku manusia diperoleh melalui belajar dan kepribadian merupakan
hasil dari proses belajar. Menurut Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih (2011) menyatakan
bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku lama dengan perilaku baru, baik
yang bersifat positif atau negatif, tepat atau tidak tepat. Manusia memiliki kemampuan untuk
merenungkan perilakunya sendiri, mengendalikan serta mengatur tindakannya serta mampu
belajar perilaku baru atau memengaruhi orang lain.
Perilaku peserta didik yang sering terlambat datang ke sekolah dapat berubah menjadi tepat
waktu dengan membentuk kebiasaan baik bagi dirinya. Menurut Kumalasari (2017) perilaku
terbentuk melalui hasil interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya yang melibatkan seluruh
pengalaman yang dialami. Maka dari itu diberikannya bantuan kepada peserta didik diharapkan
dapat menghilangkan perilaku negatifnya yaitu terlambat datang ke sekolah.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Daroji berjudul “Peningkatan Kedisiplinan Datang
di Sekolah Melalui Layanan Konseling Behavioral di SMK” hasil penelitian ini menyatakan
bahwa subyek penelitian berjumlah 3 siswa mengalami peningkatan datang tepat waktu di sekolah
setelah diberikan layanan konseling behavioral dengan teknik kontrak tingkah laku.
Permasalahan terlambat datang ke sekolah juga terjadi di SMA Negeri 11 Pontianak Barat.
Saat melaksanakan pra-penelitian di SMAN 11 Pontianak Barat, peneliti menemukan peserta
didik yang datang terlambat ke sekolah, dimana ketika lonceng bel masuk telah dibunyikan
peserta didik tersebut belum tiba di sekolah dan ketika beberapa menit pembelajaran dimulai
peserta didik tersebut baru tiba di sekolah. Hasil wawancara bersama guru bimbingan dan
konseling Ibu Yani mengatakan terdapat dua peserta didik SMA Negeri 11 Pontianak Barat sering
terlambat datang ke sekolah. Dari semester genap terhitung bulan Januari sampai dengan Februari
penulis mendapatkan catatan keterlambatan subyek pertama telah empat kali terlambat datang ke
sekolah dan subyek kedua enam kali terlambat datang ke sekolah. Jika keterlambatan dalam
kehadiran tidak diatasi segera mungkin akan berdampak pada peserta didik baik dari aspek sosial,
belajar, pribadi dan karir. Untuk itu, penulis tertarik untuk membantu peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan sering terlambat datang ke sekolah di SMA Negeri 11 Pontianak
Barat.
2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan bentuk penelitian
menggunakan studi kasus. Winkel & Hastuti (2013) menyatakan bahwa studi kasus adalah cara
untuk menyelidiki secara komprehensif dan mendalam mengenai situasi serta perkembangan
seorang siswa, dengan maksud untuk memahami dan memberikan dukungan bagi perkembangan
individu tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu komunikasi langsung dan
dokumentasi. Dengan alat pengumpul data yaitu pedoman wawancara dan catatan/dokumentasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu data primer (subjek kasus, guru
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1171
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, teman dekat subjek kasus) dan data sekunder (catatan
daftar keterlambatan siswa (catatan kasus harian)).
Analisis data yang digunakan sesuai dengan langkah-langkah yang akan ditempuh menurut Tohirin
(2011, h.317-321), yaitu tahap identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, pemberian
bantuan/treatment, evaluasi dan tindak lanjut. Pada tahap identifikasi masalah dilakukan pengenalan
kasus atau permasalahan serta gejala-gejala yang muncul pada peserta didik yang berperilaku sering
terlambat datang ke sekolah. Tahap diagnosis ditetapkan masalah peserta didik yang sering
terlambat datang ke sekolah berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya
masalah tersebut. Tahap prognosis dilakukan untuk menentukan pemberian bantuan guna mengatasi
permasalahan yang dialami oleh peserta didik yang berperilaku sering terlambat datang ke sekolah.
Treatment pemberian bantuan kepada peserta didik yang sering terlambat datang ke sekolah dengan
menggunakan model konseling behavioral dengan menerapkan teknik terapi aversi dan perkuatan
positif pada subjek kasus 1 dan teknik terapi aversi dan pembentukan respons untuk subjek II. Tahap
selanjutnya evaluasi dilaksanakan untuk melihat seberapa pengaruh treatment yang telah dilakukan
terhadap pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik serta tindak lanjut untuk melihat apakah
ada perubahan dalam kebiasaan waktu kedatangan peserta didik ke sekolah setelah diberikan
treatment pada subyek kasus.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 11 Pontianak Barat dengan fokus pada dua subyek kasus,
yaitu subyek kasus I dan subyek kasus II. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga
analisisnya tidak melibatkan perhitungan statistik, tetapi mengacu pada kerangka penulisan studi
kasus. Sebelum memulai penelitian, peneliti melakukan pra penelitian untuk mengidentifikasi
masalah dan menentukan subyek kasus. Kemudian peneliti menyusun rencana penelitian agar data
yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Identitas seperti nama, alamat sekolah dan subyek
kasus menggunakan inisial untuk menjaga kerahasiaan penelitian, namun tetap menjunjung
keaslian penelitian. Berdasarkan hasil identifikasi masalah menggunakan alat pengumpul data
pedoman wawancara diperoleh masalah khusus yang dialami dua subjek kasus yaitu sering
terlambat datang ke sekolah. Faktor internal dan eksternal merupakan penyebab terjadinya
permasalahan yang dialami kedua subjek kasus. Berdasarkan wawancara dengan beberapa
narasumber diketahui bahwa subjek kasus I (A) merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. A
tinggal bersama Ayah dan saudaranya, Ibu A beberapa bulan yang lalu telah berpulang untuk
selamanya. Ayah A bekerja sebagai supir taksi luar kota sehingga jarang berada di rumah, jika
Ayahnya berangkat maka A tinggal bersama saudaranya.
Hubungan antara subjek kasus dengan saudara dan Ayahnya kurang dekat. Ayahnya bekerja
keluar kota dan sering tidak di rumah sehingga apa yang sedang subjek kasus alami tidak pernah
diceritakan kepada Ayahnya, begitu juga dengan saudaranya yang memiliki aktivitas masing-
masing sehingga kurangnya waktu untuk berkumpul bersama. Subjek kasus yang tidak begitu
akrab dengan anggota keluarganya sehingga permasalahan yang dialami tidak diceritakan kepada
keluarganya. Hubungan subjek kasus I (A) dengan guru dan teman baik. Menghormati guru dan
termasuk anak yang pendiam. Jika ada masalah yang dialami subyek kasus bercerita kepada guru
BK. Dalam proses pembelajaran di kelas kurang aktif, sering melamun dan minat belajar yang
kurang namun tugas-tugas yang diberikan oleh guru dikerjakan dengan tepat waktu. Subjek kasus
juga sering bangun kesiangan sehingga berangkat ke sekolah terlambat tidak sesuai waktu masuk
sekolah.
Selanjutnya untuk subjek kasus II (D) berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa D
merupakan anak kedua dari lima bersaudara. D memiliki kakak dan tiga adik. Subjek kasus tinggal
bersama Ibu dan saudaranya, Ayah subjek kasus meninggal semenjak subjek kasus duduk di kelas
sembilan SMP dan kepergian Ayahnya membuat subjek terpuruk. Kondisi rumah subjek kasus
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1172
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
sangat sederhana dan Ibu subjek kasus tidak bekerja sehingga subjek kasus sepulang sekolah
bekerja di rumah makan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Hubungan subjek kasus dengan
Ibu dan saudaranya tidak dekat, subjek kasus lebih terbuka dengan teman dan tante nya mengenai
apa yang sedang subjek kasus rasakan. Ibu subjek kasus juga tidak terlalu memperhatikan kondisi
subjek kasus karena mengurus ketiga adik subjek kasus.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh hubungan dengan guru baik namun subjek kasus
anak yang aktif jika sedang berbicara dengan guru (tidak mau mengalah). Untuk hubungan dengan
teman subjek kasus II (D) banyak teman-teman yang kurang akrab namun subjek kasus tidak
memilih-milih dalam berteman. Keaktifan subjek kasus saat mengikuti pembelajaran di kelas
kurang, ketika guru menjelaskan materi pelajaran subjek kasus tidak dapat menerima dengan baik,
kurangnya konsentrasi belajar, bahkan ketika diberikan tugas terkadang subjek kasus terlambat
dalam mengumpulkan tugas. Manajemen waktu pada diri subjek kasus juga kurang sehingga
bangun kesiangan dikarenakan pekerjaan yang dilakukan hingga larut malam. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab, dampak yang diakibatkan, upaya
bantuan yang dilakukan kepada siswa yang sering terlambat datang ke sekolah dan hasil yang
diperoleh setelah bantuan diberikan.
1. Subjek Kasus I
a. Faktor-Faktor Penyebab Sering Terlambat Datang ke Sekolah
1) Faktor Internal antara lain:
a) Kurangnya minat dan motivasi belajar pada diri subjek kasus
b) Bangun kesiangan
2) Faktor Eksternal antara lain:
a) Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang melatarbelakangi adalah subjek kasus I harus
mengurus Ibunya yang sedang sakit sehingga di pagi hari harus meluangkan waktu
untuk Ibunya terlebih dahulu sehingga terlalai dengan jam keberangkatan sekolah.
setelah Ibunya meninggal subjek kasus juga masih terlambat datang ke sekolah.
Kemudian kurangnya kedekatan antara subjek kasus dengan Ayah dan saudaranya
yang memiliki aktivitas masing-masing. Sehingga subjek kasus jarang untuk
berkumpul menceritakan apa yang dialaminya.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang melatarbelakangi subjek kasus sering terlambat datang
ke sekolah yaitu subjek kasus bersekolah di SMA Negeri 11 Pontianak atas
kehendak orang tua nya, subjek kasus sudah memiliki sekolah yang ingin dituju
untuk bersekolah di sekolah yang diinginkan subjek kasus. Kemudian adanya mata
pelajaran tertentu yang tidak disukai oleh subjek kasus dan materi yang
disampaikan oleh guru yang mengajar tidak dipahami oleh subjek kasus.
b. Dampak Sering Terlambat Bagi Subjek Kasus I
1) Tidak mengikuti pembelajaran di jam pertama
2) Melakukan sanksi atau hukuman atas keterlambatan yang dilakukan
3) Tidak disiplin
4) Kurangnya memahami materi pelajaran akibat tidak mengikuti jam pelajaran secara
penuh.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1173
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
c. Bantuan dan Hasil yang Diberikan Kepada Subjek Kasus I
Upaya pemberian layanan yang dilakukan pada subjek kasus I adalah dengan
menggunakan model konseling behavioral dengan teknik terapi aversi dan perkuatan
positif. Konseling behavioral adalah metode pemberian bantuan yang diberikan oleh
seorang ahli atau konselor kepada individu yang memerlukan bantuan untuk
menyelesaikan permasalahannya dimana fokus konseling behavioral ini pada pendekatan
tingkah laku. Pertemuan dilakukan sebanyak empat kali. Dengan pertemuan pertama dan
kedua menggunakan teknik aversi serta dipertemuan ketiga dan keempat teknik perkuatan
positif. Setelah diberikan bantuan menggunakan model konseling dan teknik tersebut
maka subjek kasus I menunjukkan perubahan dalam dirinya. Subjek kasus tidak terlambat
datang ke sekolah dan lebih bersemangat untuk datang ke sekolah serta semangat dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Subjek kasus dapat memahami bahwa tindakan yang
selama ini dilakukan adalah kesalahan bagi dirinya dan berdampak buruk bagi dirinya di
masa depan dan subjek kasus sadar akan pentingnya menaati tata tertib sekolah jika tidak
mau mendapat sanksi atas kesalahannya maka subjek kasus harus mengikuti peraturan
yang berlaku di sekolah.
2. Subjek Kasus II
a. Faktor-Faktor Penyebab Sering Terlambat Datang ke Sekolah
1) Faktor Internal yang meliputi:
a) Kurangnya minat dan motivasi belajar pada diri subjek kasus
b) Sering tidur larut malam karena memiliki aktivitas di luar sekolah yaitu bekerja
c) Kurangnya konsentrasi belajar pada saat pembelajaran
d) Sering bangun kesiangan karena kurangnya waktu tidur di malam hari
e) Kurangnya manajemen waktu pda diri subjek kasus
2) Faktor Eksternal yang meliputi:
a) Faktor Keluarga
Faktor keluarga yang melatarbelakangi subjek kasus II sering terlambat
datang ke sekolah adalah kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua subjek
kasus. Ayah subjek kasus meninggal ketika subjek kasus duduk dibangku SMP
tingkat akhir. Kehilangan Ayahnya membuat subjek kasus sangat terpukul karena
subjek kasus sangat dekat dengan Ayahnya. Terlambatnya datang ke sekolah
diketahui oleh Ibunya, namun dikarenakan Ibu subjek mengurus ketiga adik subjek
maka perhatian kepada subjek kasus berkurang. Subjek kasus juga bekerja untuk
memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya dikarenakan Ibu subjek kasus tidak
bekerja sehingga subjek kasus harus memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang melatarbelakangi subjek kasus sering terlambat datang
ke sekolah yaitu subjek kasus bersekolah di SMA Negeri 11 Pontianak Barat atas
keinginan Ibunya, subjek kasus ingin melanjutkan ke SMK dimana mengambil
jurusan kecantikan, namun karena Ibunya meminta untuk bersekolah di SMA
maka subjek kasus mengikuti apa yang diinginkan oleh Ibunya. Selain itu, adanya
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1174
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
mata pelajaran yang tidak disukai oleh subjek kasus dan materi yang disampaikan
oleh guru mata pelajaran tidak dipahami oleh subjek kasus.
b. Dampak Sering Terlambat Bagi Subjek Kasus II
1) Subjek kasus tidak mengikuti pelajaran pada jam pertama
2) Menjalankan hukuman terhadap keterlambatan yang dilakukan
3) Kurangnya kedisiplinan diri
4) Mempengaruhi teman lain untuk melakukan tindakan yang tidak baik
5) Kurangnya minat dalam proses belajar
6) Kesulitan memahami materi pelajaran karena tidak mengikuti jam pelajaran secara
lengkap
c. Bantuan dan Hasil yang Diberikan Kepada Subjek Kasus II
Upaya pemberian layanan yang diberikan pada subjek kasus II adalah dengan
menggunakan model konseling behavioral dengan teknik terapi aversi dan pembentukkan
respons. Pertemuan dilaksanakan sebanyak empat kali. Pada pertemuan pertama dan
kedua menggunakan teknik terapi aversi dan pertemuan ketiga keempat dengan teknik
pembentukkan respons. Dengan penerapan kedua teknik tersebut subjek kasus diharapkan
dapat menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dan setelah perubahan perilaku
maladaptif, mampu memperkuat unsur-unsur kecil dari perilaku yang diinginkan secara
bertahap sampai mencapai tingkat perilaku yang diharapkan muncul. Setelah
diberikannya konseling terhadap subjek kasus II adapun hasilnya yaitu adanya perubahan
yang terjadi pada subjek kasus II. Perubahan yang terjadi pada subjek kasus II setelah
diberikan bantuan yaitu subjek kasus mampu mengurangi kebiasaan buruknya yaitu
terlambat datang ke sekolah. Subjek kasus tidak terlambat datang ke sekolah setelah
dilaksanakannya konseling. Selain itu, subjek kasus menunjukkan perubahan lain dalam
hal kesadaran dirinya tentang manajemen waktu yang diperlukan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Setelah diberikannya jadwal harian, subjek kasus menyadari bahwa
manajemen waktu itu sangat penting dilakukan jika tidak akan berdampak negatif
kedepannya. Subjek kasus dapat mengatur waktu antara sekolah dan waktu untuk bekerja.
4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap dua subjek kasus yang sering terlambat datang ke sekolah di SMA
Negeri 11 Pontianak Barat, dapat disimpulkan bahwa bantuan yang diberikan membawa perubahan
positif pada subjek kasus yang ditangani. Perubahan yang ditunjukkan pada subjek kasus I berinisial
A setelah diberikan treatment adalah subjek kasus tidak terlambat datang ke sekolah serta lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sedangkan perubahan yang ditunjukkan oleh
subjek kasus II dengan inisial D setelah diberikan treatment adalah subjek kasus mampu
mengurangi kebiasaan buruknya yaitu terlambat datang ke sekolah, tidak terlambat lagi. Selain itu,
subjek kasus menunjukkan perubahan lain dalam hal kesadaran dirinya tentang manajemen waktu
yang diperlukan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Setelah diberikannya jadwal harian, subjek
kasus menyadari bahwa manajemen waktu itu sangat penting dilakukan jika tidak akan berdampak
negatif kedepannya. Subjek kasus dapat mengatur waktu antara sekolah dan waktu untuk bekerja.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1175
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
5. Daftar Pustaka
Akmaluddin, A, & Haqqi, B (2019). Kedisiplinan belajar siswa di sekolah dasar (sd) negeri cot
keu eung kabupaten aceh besar (studi kasus). Journal Of Education Science, jurnal.uui.ac.id,
http://jurnal.uui.ac.id/index.php/jes/article/view/467
Astuti, AD, & Lestari, SD (2020). Teknik Self Management untuk mengurangi perilaku terlambat
datang di Sekolah. Counsellia: Jurnal Bimbingan dan …, e-journal.unipma.ac.id, https://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/JBK/article/view/6304
Baihaqi, A, & Utami, R (2020). Menurunkan perilaku siswa terlambat masuk sekolah melalui
konseling kelompok dengan teknik restrukturing kognitif. HELPER: Jurnal Bimbingan dan
…, jurnal.unipasby.ac.id, https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/helper/article/view/2830
Gata, W., Grand, G., Fatmasari, R., Baharuddin, B., Patras, Y. E., Hidayat, R., Tohari, S., &
Wardhani, N. K. (2019). Prediction of Teachers’ Lateness Factors Coming to School Using
C4.5, Random Tree, Random Forest Algorithm. 258 (Icream 2018), 161166.
https://doi.org/10.2991/icream-18.2019.34
Gunawan, I., & Benty, D. D. (2017). Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar Praktik. Bandung:
Alfabeta.
Habsari, S. (2005). Bimbingan dan Konseling SMA untuk Kelas X. Jakarta: Grasindo. Diakses
https://bit.ly/3WRPxXG
Jannah, R, & Harum, A (2023). Mengurangi Perilaku Terlambat Terlambat Datang Ke Sekolah
Pada Peserta Didik Melalui Konseling Kelompok Dengan Media Habbit Tracker. JURNAL
PEMIKIRAN DAN …, ejournal-jp3.com, http://www.ejournal-
jp3.com/index.php/Pendidikan/article/view/925
Kadir, A. (2012). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta Barat: PT
Indeks.
Kumalasari, D. (2017). Konsep Behavioral Therapy dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada
Siswa Terisolir. Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam
https://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/hisbah/article/view/1137
Kusumah, RN (2020). Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Siswa Yang
Terlambat Datang Ke Sekolah Di Smp Negeri 23 Banjarmasin., eprints.uniska-bjm.ac.id,
http://eprints.uniska-bjm.ac.id/1793/
Lickona, T. (2016). Character Matters (Personal Karakter). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Putra, ED (2021). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembinaan Kedisplinan Guru di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, jbasic.org,
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1191
Rahman, A (2020). Peningkatan disiplin kerja guru di sekolah dasar yayasan mutiara gambut.
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, ejournal.unp.ac.id,
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/view/3695
Sepriana, KF, & Yusri, F (2023). Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Mengatasi Siswa
Yang Terlambat Di SMA N 1 Harau. Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan …,
journal.amikveteran.ac.id,
https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/Khatulistiwa/article/view/939
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1168-1176
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1176
Fetandralia Medita Simamora (Studi Kasus Tentang Peserta Didik yang....)
Supriyanto, A. (2012). Mengatasi Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah Melalui Layanan
Konseling Individual Pendekatan Behavioristik Denganteknik Behavior Shaping Di Smp
Negeri 19 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Indonesian Journal of Guidance and
Counseling: Theory and Application, 37. https://doi.org/10.15294/ijgc.v1i1.1077
TANIA, OV (2022). PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGANTEKNIK
BEHAVIOR CONTRACT TERHADAP PERILAKU TERLAMBAT KE SEKOLAH DI
SMK PERSADA …., repository.radenintan.ac.id, http://repository.radenintan.ac.id/22502/
Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Winkel, W., & Hastuti, M. S. (2013). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Media Aba
Wiryosutomo, HW (2023). Analisis Perilaku Menyimpang Siswa Terlambat Ke Sekolah Di Mi
Sunan Giri Gresik. Khazanah Pendidikan, jurnalnasional.ump.ac.id,
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/khazanah/article/view/15993