luar organisasi. Budaya ini membentuk cara orang berkomunikasi, bekerja sama, dan
berinteraksi dalam konteks organisasi.
Budaya organisasi tidak hanya mempengaruhi perilaku individu, tetapi juga mengatur
interaksi antara anggota organisasi secara keseluruhan. Hal ini mencakup bagaimana anggota
organisasi saling berinteraksi, berkolaborasi, dan membangun hubungan di dalam dan di luar
organisasi. Budaya organisasi juga mempengaruhi interaksi antara anggota organisasi dengan
orang di luar organisasi, termasuk pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat luas. Nilai-nilai dan
norma-norma organisasi dapat tercermin dalam hubungan organisasi dengan pihak eksternal.
(Mangkunegara, 2005) sendiri mendifinisikan budaya organisasi adalah sebagai seperangkat
asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dikembangkan dalam organisasi.
Keyakinan, nilai-nilai, dan norma tersebut dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-
anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal
Pemimpin perempuan pada delapan program studi pada salah satu PTS di kota Samarinda
ini, harus memiliki pemahaman yang luas, perempuan sering kali membawa pemahaman yang
mendalam tentang isu-isu yang relevan bagi perempuan dan orang-orang dari latar belakang
yang beragam. Sehingga didapatkan pengalaman hidup yang unik dan beragam. Perempuan
sering memiliki pengalaman hidup yang unik, termasuk pengalaman menjadi ibu, anak,
pasangan, dan anggota masyarakat. Pengalaman menjadi ibu, menjadi seorang ibu membawa
tanggung jawab besar dalam merawat, mendidik, dan mendukung perkembangan anak-anak. Ini
melibatkan pengalaman emosional yang mendalam dan membutuhkan keterampilan dalam
manajemen waktu, multitasking, dan membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak.
Pengalaman menjadi anak, sebagai anak, perempuan mungkin mengalami berbagai
pengalaman yang membentuk identitas dan nilai-nilai mereka, termasuk hubungan dengan
orang tua, saudara kandung, dan keluarga luas. Pengalaman ini dapat memengaruhi pola pikir,
emosi, dan perilaku mereka sebagai individu dewasa. Pengalaman menjadi pasangan, menjadi
pasangan atau mitra hidup membawa dinamika hubungan yang unik, termasuk komunikasi,
kolaborasi, dan konflik penyelesaian. Perempuan mungkin memiliki tanggung jawab dalam
membangun dan memelihara hubungan yang sehat, serta berbagi peran dalam mengelola
kehidupan sehari-hari dan membuat keputusan bersama.
Pengalaman menjadi anggota masyarakat, sebagai anggota masyarakat, perempuan dapat
terlibat dalam berbagai aktivitas sosial, ekonomi, dan politik yang berkontribusi pada
pembangunan komunitas mereka. Ini mungkin melibatkan partisipasi dalam organisasi sukarela,
kampanye advokasi, atau inisiatif kemanusiaan untuk memperbaiki kondisi sosial dan
lingkungan di sekitarnya. Pengalaman-pengalaman ini dapat memberikan pemahaman
mendalam tentang berbagai isu yang dihadapi oleh perempuan dalam berbagai konteks
kehidupan. Dalam artikelnya Putra dan Zulfikar menyatakan bahwa seorang pemimpin dalam
menjalankan kepemimpinannya membutuhkan berbagai kemampuan atau life skills yang dapat
membantu mereka membangun nilai-nilai yang penting dalam organisasi atau komunitas (Farid
Wajdi., 2021).
Peran sosial, Perempuan sering kali bertanggung jawab atas berbagai aspek kehidupan
sehari-hari, termasuk pendidikan anak-anak, kesehatan keluarga, dan dukungan sosial bagi
anggota keluarga yang lebih tua. Peran-peran ini memberi mereka wawasan yang mendalam
tentang kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh kelompok-kelompok yang berbeda.
Perempuan sering bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak di rumah, termasuk
membantu dengan pekerjaan rumah, membimbing belajar, dan memberikan dukungan
emosional. Pengalaman ini memberi mereka wawasan tentang kebutuhan pendidikan anak-