Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1135
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
Aspek positif di kampus merdeka: perspektif
mahasiswa keguruan
Enung Hasanah
a,1
, M. Ikhsan Al Ghazi
b,2
, M. Ikhwan Al Badar
c,3
a
Manajemen Pendidikan, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan
b
Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
c
Pendidikan Bahasa Jepang, FPB, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1
2
3
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 7 Maret 2024
Direvisi: 27 April 2024
Disetujui: 15 Juni 2024
Tersedia Daring: 1 Juli 2024
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek positif yang
dialami oleh mahasiswa keguruan terkait pembelajaran di Kampus Merdeka.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan 12
partisipan yang merupakan mahasiswa dari program studi keguruan di
Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis
menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian mengungkapkan tiga
tema utama yang diidentifikasi oleh para mahasiswa sebagai aspek positif
dari pembelajaran di Kampus Merdeka. Pertama, fleksibilitas kurikulum
yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih mata kuliah sesuai dengan
minat dan kebutuhan karir mereka. Kedua, kualitas pembelajaran yang
inovatif, yang mencakup penggunaan metode pengajaran yang kreatif dan
teknologi pendidikan yang canggih. Ketiga, adanya bimbingan karir yang
membantu mahasiswa mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja.
Temuan ini menunjukkan bahwa implementasi Kampus Merdeka memiliki
potensi untuk berdampak positif yang signifikan terhadap pengalaman
belajar mahasiswa keguruan.
Kata Kunci:
Penelitian Kualitatif
Dampak Positif
Kampus Merdeka
Belajar Merdeka
Mahasiswa
Keguruan
ABSTRACT
Keywords:
Qualitative Research
Positive Impact
Kampus Merdeka
Independent Learning
Students
Teacher Education
This study aims to identify the positive experiences of education students
related to learning in the Kampus Merdeka program. The research employs a
qualitative method, involving 12 participants who are students from the
teacher education program. Data were collected through in-depth interviews
and analyzed using thematic analysis techniques. The findings reveal three
main themes identified by the students as positive aspects of learning in the
Kampus Merdeka program. First, the flexibility of the curriculum, which
allows students to select courses based on their interests and career needs.
Second, the innovative quality of instruction, encompassing the use of
creative teaching methods and advanced educational technology. Third, the
availability of career guidance, which assists students in preparing for their
future careers. These findings indicate that the implementation of Kampus
Merdeka has a significantly positive impact on the learning experiences of
education students.
©2024, Enung Hasanah, M. Ikhsan Al Ghazi, M. Ikhwan Al Badar
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan formal yang
memainkan peran krusial dalam pembentukan karakter individu dan kelompok (Marini et al.,
2019; Muhammad et al., 2021). Pembelajaran perlu menjamin dapat meningkatkan
pemahaman yang mendalam atas materi, juga untuk mengembangkan keterampilan kritis,
analitis, dan kreativitas yang diperlukan untuk sukses dalam dunia yang terus berubah.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1136
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
Kualitas pembelajaran yang tinggi yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang memacu
eksplorasi, pemecahan masalah, dan kolaborasi, yang memungkinkan peserta didik untuk
mencapai potensi maksimal mereka. Selain itu, kualitas pembelajaran yang baik juga
berdampak positif pada motivasi belajar (Hasanah & Yusaeni, 2022; Marwanto, 2021),
kesejahteraan psikologis (Hasanah, Suyatno, Maryani, Badar, et al., 2022), dan pengembangan
karakter yang berintegritas (Oktavian & Hasanah, 2021). Oleh karena itu, menjaga dan
meningkatkan kualitas pembelajaran harus menjadi prioritas bagi semua pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan, sehingga setiap individu dapat mengalami pertumbuhan dan
pembelajaran yang bermakna bagi keberlanjutan kehidupan mereka (Aulia & Sontani, 2018).
Belajar Merdeka Kampus Merdeka (Santri Fahmi, 2022), merupakan sebuah era baru
dalam pendidikan tinggi di Indonesia yang berkaitan langsung dengan proses penjaminan
mutu pembelajaran bagi para pembelajar. Konsep ini mengedepankan kemandirian dan inovasi
mahasiswa dalam proses pembelajaran. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengatur
kurikulum mereka sendiri sesuai dengan minat, bakat, dan tujuan karir mereka. Mereka tidak
lagi terikat pada struktur kurikulum yang kaku, tetapi dapat memilih mata kuliah dari berbagai
disiplin ilmu, bahkan lintas jurusan. Selain itu, Kampus Merdeka mendorong kolaborasi antara
mahasiswa, dosen, dan industri dalam menghadirkan pengalaman belajar yang relevan dengan
kebutuhan dunia kerja. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan
praktis dan memperluas jaringan profesional mereka selama masa studi mereka. Pendekatan
ini tidak hanya mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi profesional yang kompeten, tetapi
juga memupuk jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan yang diperlukan dalam menghadapi
tantangan global di masa depan.
Idealnya, Belajar Merdeka dalam Kampus Merdeka tidak hanya sekadar konsep, tetapi
juga menciptakan iklim pembelajaran yang dinamis dan inklusif. Mahasiswa tidak hanya
diberi kebebasan untuk mengatur kurikulum mereka sendiri, tetapi juga didorong untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh aspek
kecerdasan yang dimiliki mahasiswa. Dosen bertindak sebagai fasilitator yang membimbing
dan mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi minat mereka, serta menghadirkan
pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran. Dalam iklim ini, kolaborasi antar-
mahasiswa menjadi kunci, di mana mereka saling mendukung dan bertukar pengetahuan serta
pengalaman. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi, memicu kreativitas,
dan merangsang pertumbuhan intelektual yang berkelanjutan.
Dengan pendekatan ini, Belajar Merdeka di Kampus Merdeka juga diharapkan dapat
menjadi pusat penjaminan mutu pembelajaran yang efektif. Sistem evaluasi yang berorientasi
pada pencapaian hasil belajar dan kompetensi memastikan bahwa setiap mahasiswa dapat
mencapai potensi maksimal mereka. Selain itu, adanya mekanisme umpan balik yang terbuka
antara mahasiswa, dosen, dan administrasi kampus memungkinkan perbaikan terus-menerus
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Dengan fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran,
Kampus Merdeka tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten secara akademis, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan sosial, ekonomi, dan
teknologi yang cepat.
Pergeseran paradigma dalam pendidikan tinggi yang mengedepankan kemerdeakaan
untuk belajar diharapkan dapat mendorong kemandirian mahasiswa dalam pembelajaran
(Hasanah, Desstya, et al., 2022). Prinsip kampus merdeka, belajar merdeka memberikan
keleluasaan bagi mahasiswa untuk menentukan arah dan metode belajar mereka sendiri,
dengan harapan dapat menghasilkan lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja
yang dinamis. Namun, implementasi kampus merdeka ini masih baru dan belum banyak
diketahui bagaimana persepsi mahasiswa keguruan mengenai iklim belajar yang mereka
rasakan di Kampus Merdeka. Pemahaman tentang persepsi ini penting karena dapat menjadi
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1137
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
dasar bagi pengembangan kebijakan dan strategi pengajaran yang lebih efektif di masa depan.
Memahami persepsi mahasiswa keguruan terhadap iklim belajar di Kampus Merdeka sangat
penting untuk memastikan bahwa tujuan kurikulum Merdeka dalam mendorong kemandirian
belajar dapat tercapai. Penelitian ini akan memberikan wawasan yang berharga untuk
perbaikan terus-menerus dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Sebagai pedoman untuk
melakukan penggalian data dan analisis data dalam penelitian ini, maka disusun rumusan
masalah penelitian yaitu bagaimana persepsi mahasiswa keguruan tentang iklim belajar yang
dinilai positif yang mereka alami di kampus merdeka belajar merdeka?.
2. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (Olmos-Vega et al., 2023), yang bertujuan
untuk memahami secara mendalam pengalaman dan persepsi mahasiswa keguruan di
Yogyakarta. Pendekatan kualitatif dipilih karena memberikan keleluasaan dalam
mengeksplorasi fenomena sosial secara holistik dan kontekstual, memungkinkan peneliti untuk
menggali makna dari perspektif partisipan (Creswell, 2014). Dalam penelitian ini, sebanyak 12
mahasiswa keguruan dipilih sebagai partisipan melalui teknik purposive sampling
(Nikolopoulou, 2022), yang merupakan metode seleksi sampel berdasarkan kriteria tertentu
yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik ini memastikan bahwa partisipan yang terpilih
memiliki pengalaman yang kaya dan relevan untuk memberikan wawasan mendalam
mengenai topik yang diteliti.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara individual mendalam, yang merupakan
salah satu metode utama dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang kaya dan
detail (Hasanah, 2021). Wawancara mendalam memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi
pandangan dan pengalaman partisipan secara lebih mendalam, serta memberikan kesempatan
kepada partisipan untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka secara lebih terbuka.
Proses ini juga memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peneliti dan partisipan,
yang dapat membantu peneliti memahami konteks dan nuansa dari jawaban yang diberikan
(Bush-Mecenas et al., 2020).
Analisis data kualitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik, yang
melibatkan pengidentifikasian, pengkodean, dan penginterpretasian tema-tema penting dari
data yang diperoleh (Braun & Clarke, 2006). Proses analisis ini terdiri dari beberapa tahap,
termasuk transkripsi wawancara, pembacaan ulang data, pengkodean awal, pengelompokan
kode-kode menjadi tema-tema yang lebih besar, dan interpretasi tematik. Pendekatan tematik
ini dipilih karena fleksibilitasnya dalam menangani data yang kompleks dan beragam, serta
kemampuannya untuk mengungkap pola-pola yang bermakna dalam pengalaman.
Dalam konteks penelitian ini, pemilihan metode kualitatif dan teknik purposive sampling
serta penggunaan wawancara mendalam diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang
komprehensif dan mendalam mengenai pengalaman mahasiswa keguruan di Yogyakarta.
Analisis data kualitatif yang cermat juga diharapkan dapat mengungkap tema-tema penting
yang dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan keguruan di Indonesia.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian kualitatif mengenai persepsi mahasiswa keguruan terhadap iklim belajar dalam
program Kampus Merdeka Belajar Merdeka memberikan wawasan mendalam tentang
pengalaman dan pandangan mereka terhadap inisiatif ini. Dalam penelitian ini, mahasiswa
keguruan menunjukkan berbagai perspektif yang beragam namun cenderung positif terhadap
kebijakan baru ini. Banyak dari mereka merasa bahwa program ini memberikan lebih banyak
kebebasan dan fleksibilitas dalam memilih mata kuliah dan jalur belajar yang sesuai dengan
minat dan karir masa depan mereka. Selain itu, kebijakan ini dianggap membantu
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1138
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
meningkatkan keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja, sehingga mempersiapkan
mereka lebih baik untuk tantangan profesional di masa mendatang.
Secara umum hasil penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Peta konsep persepsi mahasiswa keguruan tentang aspek positif di kampus
merdeka
Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa ada 3 tema yang diidentifikasi oleh para
mahasiswa keguruan sebagai hal-hal positif terkait pembelajaran di kampus merdeka yaitu
adanya fleksibilitas kurikulum, kualitas pembelajaran yang inovatif, dan adanya bimbingan
karir.
Tema 1. Fleksibilitas Kurikulum
Menurut penuturan para partisipan, hal yang tampak berbeda dari adanya program
merdeka belajar kampus merdeka adalah adanya kurikulum yang fleksibel, dimana
fleksibilitas tersebut terlihat dalam hal adanya Kebebasan dalam memilih mata kuliah,
Kemudahan mengikuti program pertukaran pelajar, dan Ketersediaan program studi lintas
disiplin. Fleksibilitas lurikulum ini sangat berbeda dengan kurikulum konvensional yang
sering kali kaku dan terbatas. Dalam program ini, mahasiswa diberikan kebebasan yang lebih
besar untuk memilih mata kuliah sesuai dengan minat dan kebutuhan akademik mereka.
Kebebasan ini tidak hanya memungkinkan mereka untuk mengejar mata pelajaran yang
mereka sukai, tetapi juga untuk menyesuaikan pendidikan mereka dengan tujuan karir dan
minat pribadi yang lebih spesifik. Partisipan merasakan bahwa kebebasan dalam memilih mata
kuliah meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mereka dalam proses pendidikan.
Selain kebebasan dalam memilih mata kuliah, kemudahan mengikuti program pertukaran
pelajar juga menjadi bagian integral dari fleksibilitas kurikulum ini. Partisipan mengakui
bahwa mereka dapat dengan mudah mendaftar dan berpartisipasi dalam program pertukaran
pelajar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Program ini tidak hanya memperkaya
pengalaman akademik mereka tetapi juga memberikan kesempatan untuk memahami budaya
dan sistem pendidikan yang berbeda. Hal ini dianggap sangat bermanfaat bagi pengembangan
pribadi dan profesional mereka, memberikan perspektif yang lebih luas dan meningkatkan
keterampilan interkultural.
Ketersediaan program studi lintas disiplin merupakan elemen lain dari fleksibilitas yang
ditawarkan oleh program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Partisipan menilai bahwa
kesempatan untuk mengambil mata kuliah dari berbagai disiplin ilmu memungkinkan mereka
untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih komprehensif dan mengembangkan keterampilan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1139
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
yang lebih beragam. Misalnya, seorang mahasiswa dari jurusan teknik dapat mengambil mata
kuliah dalam bidang bisnis atau seni, sehingga mereka mendapatkan pemahaman yang lebih
holistik yang berguna di dunia kerja yang semakin kompleks dan interdisipliner. Partisipan
merasa bahwa fleksibilitas ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan mereka tetapi
juga mempersiapkan mereka lebih baik untuk tantangan masa depan.
Secara keseluruhan, penuturan para partisipan menunjukkan bahwa program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka dengan kurikulumnya yang fleksibel (Volungevičienė et al., 2020),
memberikan banyak manfaat yang signifikan. Kebebasan dalam memilih mata kuliah (Krzak,
2019), kemudahan mengikuti program pertukaran pelajar, dan ketersediaan program studi
lintas disiplin adalah faktor-faktor utama yang menciptakan pengalaman belajar yang lebih
adaptif, relevan, dan menyenangkan bagi mahasiswa (Brodie et al., 2021). Fleksibilitas ini
memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi minat mereka, memperkaya pengetahuan
mereka, dan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk dunia profesional yang dinamis.
Tema 2. Kualitas Pengajaran
Kualitas pembelajaran merupakan salah satu aspek terpenting yang diidentifikasi oleh
para partisipaj guna mencapai tujuan pembelajaran (Boelens et al., 2018). Para partisipan
menyatakan bahwa selain perubahan kurikulum yang lebih fleksibel, kualitas pengajaran di
kampus Merdeka Belajar Kampus Merdeka juga mengalami peningkatan yang lebih positif.
Salah satu faktor utama yang mendukung perbaikan ini adalah penggunaan metode
pembelajaran yang inovatif oleh para dosen. Metode ini mencakup pendekatan-pendekatan
yang lebih interaktif, kontekstual, dan berbasis outcome seperti pembelajaran berbasis proyek,
diskusi kelompok, pembelajaran berbasis riset, dan studi kasus. Inovasi dalam metode
pengajaran tidak hanya membuat proses belajar menjadi lebih menarik, tetapi juga mendorong
mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu, partisipan juga menyoroti upaya dosen dalam melibatkan mahasiswa secara
aktif dalam proses pembelajaran. Para dosen tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber
informasi, melainkan sebagai fasilitator yang mendukung mahasiswa untuk terlibat secara
langsung dalam diskusi dan eksplorasi materi. Melalui teknik-teknik seperti pembelajaran
kolaboratif dan diskusi terbuka, mahasiswa didorong untuk berpartisipasi aktif, menyampaikan
pendapat, dan bekerja sama dengan rekan-rekan mereka. Pendekatan ini tidak hanya
meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mahasiswa, tetapi juga mengembangkan
keterampilan sosial dan komunikasi yang penting bagi dunia kerja (Kemendikbud, 2021).
Hal lain yang tampak menonjol dalam kampus Merdeka adalah adanya adopsi teknologi
digital dalam pembelajaran. Para dosen memanfaatkan berbagai platform digital dan alat
pembelajaran online untuk menyampaikan materi, mengadakan kuis interaktif, dan
memberikan tugas-tugas melalui LMS (Learning Management System) (Hasanah, Suyatno,
Maryani, & Gestiardi, 2022). Penggunaan teknologi ini memungkinkan pembelajaran yang
lebih fleksibel dan aksesibel, sehingga mahasiswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja.
Teknologi digital juga membantu dalam menyediakan materi yang up-to-date dan relevan,
serta memungkinkan dosen untuk mengukur kemajuan belajar mahasiswa secara real-time
melalui analitik pembelajaran.
Secara keseluruhan, para partisipan menyepakati bahwa perubahan dalam metode
pengajaran yang lebih inovatif, keterlibatan aktif mahasiswa, dan penggunaan teknologi digital
telah membawa dampak positif terhadap kualitas pembelajaran di kampus Merdeka Belajar
Kampus Merdeka. Ini tidak hanya membuat proses belajar lebih efektif dan efisien (Muflihah
& Aziz, 2018), tetapi juga mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan yang dibutuhkan
untuk sukses di era digital dan globalisasi.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1140
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
Tema 3. Pengembangan Karir
Salah satu tema utama yang muncul dari penuturan mahasiswa mengenai iklim belajar
yang positif di Kampus Merdeka adalah pengembangan karir. Menurut mahasiswa keguruan,
dukungan pengembangan karir yang lebih nyata sangat penting untuk memastikan bahwa
mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang
relevan dengan dunia kerja (Partnership for 21 st Century Skills, 2015). Dukungan ini
terwujud melalui beberapa inisiatif kunci, seperti bimbingan karir, pelatihan keterampilan
profesional, serta kesempatan magang dan kerja sama industri.
Dukungan Bimbingan Karir di Kampus
Mahasiswa mengakui bahwa bimbingan karir di kampus merupakan salah satu pilar utama
dalam pengembangan karir mereka. Bimbingan karir menyediakan platform bagi mahasiswa
untuk mendapatkan nasihat, arahan, dan dukungan dari para profesional berpengalaman dan
mentor yang berkompeten. Melalui bimbingan ini, mahasiswa dapat merencanakan jalur karir
mereka dengan lebih jelas, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, serta
mengembangkan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan karir jangka panjang. Selain itu,
bimbingan karir juga membantu mahasiswa memahami dinamika pasar kerja dan persyaratan
yang diperlukan untuk berhasil dalam bidang yang mereka pilih (Yahya, 2023).
Pelatihan Keterampilan Profesional
Pelatihan keterampilan profesional adalah elemen penting lainnya dalam pengembangan
karir di Kampus Merdeka. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai
pembelajaran praktik yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis
yang diperlukan di tempat kerja. Pelatihan ini mencakup workshop, seminar, dan proyek-
proyek praktis yang memberikan mahasiswa pengalaman langsung dalam menerapkan teori
yang mereka pelajari di kelas. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya siap secara akademis
tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang membuat mereka lebih kompetitif di pasar
kerja (Fanani et al., 2023).
Kesempatan Magang dan Kerja Sama Industri
Kesempatan magang dan kerja sama dengan industri merupakan komponen krusial dalam
mendukung pengembangan karir mahasiswa. Magang (Azis et al., 2020), memungkinkan
mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktis yang sangat berharga, memperluas
jaringan profesional mereka, dan memahami cara kerja industri secara langsung. Melalui kerja
sama industri, kampus menyediakan akses ke berbagai perusahaan dan organisasi, membuka
peluang bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi berpengalaman dan mendapatkan wawasan
mendalam tentang industri yang mereka minati. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan
keterampilan teknis mahasiswa tetapi juga memperkuat kemampuan mereka dalam beradaptasi
dengan lingkungan kerja yang dinamis dan menantang (Madekhan, 2020).
Secara keseluruhan, dukungan pengembangan karir di Kampus Merdeka, yang mencakup
bimbingan karir, pelatihan keterampilan profesional, dan kesempatan magang serta kerja sama
industri, menciptakan iklim belajar yang positif dan kondusif bagi mahasiswa. Inisiatif-inisiatif
ini memastikan bahwa mahasiswa tidak hanya siap secara akademis tetapi juga memiliki
keterampilan dan pengalaman praktis yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja.
4. Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Kampus Merdeka Belajar Merdeka
secara umum memberikan dampak positif terhadap pengalaman belajar mahasiswa keguruan
terutama tentang adanya perubahan iklim belajar yang cenderung berpusat kepada kebutuhan
mahasiswa dan mengaitkannya dengan persiapan untuk memasuki dunia kerja. Melalui
fleksibilitas kurikulum, mahasiswa dapat memilih mata kuliah yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan karir mereka, yang memungkinkan mereka untuk lebih terlibat dan termotivasi
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1141
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
dalam proses belajar. Selain itu, kualitas pembelajaran yang inovatif (Widyaningrum &
Hasanah, 2021), berbasis pemanfaatan teknologi pendidikan canggih telah meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, menjadikan pengalaman belajar lebih dinamis
dan menarik.
Adanya bimbingan karir yang diberikan di Kampus Merdeka membantu mahasiswa
mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk memasuki dunia kerja. Bimbingan ini tidak
hanya memberikan arahan dan dukungan, tetapi juga membantu mahasiswa mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan karir yang mereka pilih. Secara
keseluruhan, penelitian ini mengindikasikan bahwa inisiatif Kampus Merdeka berperan
penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel, inovatif, dan berorientasi
pada karir, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesiapan
kerja mahasiswa keguruan.
5. Daftar Pustaka
Aulia, R., & Sontani, U. T. (2018). Pengelolaan Kelas Sebagai Determinan Terhadap Hasil
Belajar. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 3(2), 9.
https://doi.org/10.17509/jpm.v3i2.11759
Azis, M. S., Hakim, L., & Walim. (2020). Perancangan Aplikasi Berbasis Desktop Dengan
Microsoft Visual Basic (Studi Kasus: Aplikasi Absensi Anak Magang 1.0). Jurnal
Responsif : Riset Sains Dan Informatika, 2(1). https://doi.org/10.51977/jti.v2i1.170
Boelens, R., Voet, M., & De Wever, B. (2018). The design of blended learning in response to
student diversity in higher education: Instructors’ views and use of differentiated
instruction in blended learning. Computers and Education, 120.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2018.02.009
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research
in Psychology, 3(2). https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Brodie, K., Gopal, D., Moodliar, J., & Siala, T. (2021). Bridging powerful knowledge and
lived experience: Challenges in teaching mathematics through COVID-19. Pythagoras,
42(1). https://doi.org/10.4102/PYTHAGORAS.V42I1.593
Bush-Mecenas, S., Marsh, J. A., & Strunk, K. O. (2020). Guiding principals: Middle-manager
coaching and human-capital reform. Teachers College Record, 122(10).
https://doi.org/10.1177/016146812012201004
Creswell, J. W. (2014). Qualitative Inquiry & Choosing Among Five Approaches Research
Design (4th Ed.). In SAGE Publications.
Fanani, F., Sugiharto, D. Y. P., & Yulianto, A. (2023). Inovasi Kemitraan SMK Bisnis
Manajemen dengan Dunia Usaha Dan Industri (DUDI): Menyiapkan Lulusan Siap Kerja
dan Berdaya Saing. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 6(1),
298304.
Hasanah, E. (2021). Metode penelitian pendidikan. UAD Press.
Hasanah, E., Desstya, A., Kusumawati, I., Limba, A., & Kusdianto, K. (2022). The mediating
role of student independence on graduate quality in distributed learning. International
Journal of Instruction, 15(1), 6182. https://doi.org/10.4135/9781483318332.n114
Hasanah, E., Suyatno, Maryani, I., & Gestiardi, Ri. (2022). Model pembelajaran diferensiasi
berbasis digital (1st ed.).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1142
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
Hasanah, E., Suyatno, S., Maryani, I., Badar, M. I. Al, Fitria, Y., & Patmasari, L. (2022).
Conceptual Model of Differentiated-Instruction (DI) Based on Teachers’
Experiences in Indonesia. Education Sciences 2022, Vol. 12, Page 650, 12(10), 650.
https://doi.org/10.3390/EDUCSCI12100650
Hasanah, E., & Yusaeni, A. (2022). Layanan Bimbingan Konseling Perencanaan Individual
untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa. 5(2), 146156.
Kemendikbud. (2021). Kemendikbud Luncurkan Merdeka Belajar Kedelapan: SMK Pusat
Keunggulan. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Krzak, Ł. (2019). Freedom in Culture Symbols and Myths in Building Cultural Identity.
Intercultural Relations, 2(2(4)). https://doi.org/10.12797/rm.02.2018.04.11
Madekhan, M. (2020). Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial kontemporer. JURNAL
REFORMA, 9(1). https://doi.org/10.30736/rf.v9i1.252
Marini, A., Maksum, A., Satibi, O., Edwita, Yarmi, G., & Muda, I. (2019). Model of student
character based on character building in teaching learning process. Universal Journal of
Educational Research. https://doi.org/10.13189/ujer.2019.071006
Marwanto, M. (2021). The role of teachers in increasing student motivation on learning
indonesian language. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 20(2).
https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v20i2.33066
Muflihah, M., & Aziz, H. (2018). Developing Interactive Multimedia CD-based Teaching
Materials for Teaching Arabic Skill at Arabic Education Department of Islamic State
University Sunan Ampel Surabaya. Dinamika Ilmu.
https://doi.org/10.21093/di.v18i2.1158
Muhammad, G., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2021). Proses Manajemen Peserta Didik dalam
Membentuk Karakter Religius. Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning
Journal, 6(2), 161174. https://doi.org/10.15575/ath.v6i2.14772
Nikolopoulou, K. (2022). What Is Purposive Sampling: Definition & Examples. In
Www.Scribbr.Com.
Oktavian, I. R., & Hasanah, E. (2021). Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter. Jurnal
Inovasi Dan Manajemen Pendidikan, 1(1). https://doi.org/10.12928/jimp.v1i1.4212
Olmos-Vega, F. M., Stalmeijer, R. E., Varpio, L., & Kahlke, R. (2023). A practical guide to
reflexivity in qualitative research: AMEE Guide No. 149. Medical Teacher, 45(3).
https://doi.org/10.1080/0142159X.2022.2057287
Partnership for 21 st Century Skills. (2015). Partnership for 21St Century Skills-Core Content
Integration. Ohio Department of Education.
Santri Fahmi, S. F. S. F. (2022). Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. At-Tadris: Journal of
Islamic Education, 2(2). https://doi.org/10.56672/attadris.v2i2.70
Volungevičienė, A., Teresevičienė, M., & Ehlers, U. D. (2020). When is open and online
learning relevant for curriculum change in higher education? Digital and network society
perspective. Electronic Journal of E-Learning, 18(1).
https://doi.org/10.34190/EJEL.20.18.1.007
Widyaningrum, A., & Hasanah, E. (2021). Manajemen pengelolaan kelas untuk
menumbuhkan rasa percaya diri siswa sekolah dasar. Jurnal Kepemimpinan Dan
Pengurusan Sekolah, 6(2).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1143
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
Yahya, F. A. (2023). Membangun Kemitraan Dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi)
Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan. Southeast Asian Journal of Islamic
Education Management, 4(2), 185200.
Aulia, R., & Sontani, U. T. (2018). Pengelolaan Kelas Sebagai Determinan Terhadap Hasil
Belajar. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 3(2), 9.
https://doi.org/10.17509/jpm.v3i2.11759
Azis, M. S., Hakim, L., & Walim. (2020). Perancangan Aplikasi Berbasis Desktop dengan
Microsoft Visual Basic (Studi Kasus: Aplikasi Absensi Anak Magang 1.0). Jurnal
Responsif : Riset Sains Dan Informatika, 2(1). https://doi.org/10.51977/jti.v2i1.170
Boelens, R., Voet, M., & De Wever, B. (2018). The design of blended learning in response to
student diversity in higher education: Instructors’ views and use of differentiated
instruction in blended learning. Computers and Education, 120.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2018.02.009
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research
in Psychology, 3(2). https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Brodie, K., Gopal, D., Moodliar, J., & Siala, T. (2021). Bridging powerful knowledge and
lived experience: Challenges in teaching mathematics through COVID-19. Pythagoras,
42(1). https://doi.org/10.4102/PYTHAGORAS.V42I1.593
Bush-Mecenas, S., Marsh, J. A., & Strunk, K. O. (2020). Guiding principals: Middle-manager
coaching and human-capital reform. Teachers College Record, 122(10).
https://doi.org/10.1177/016146812012201004
Creswell, J. W. (2014). Qualitative Inquiry & Choosing Among Five Approaches Research
Design (4th Ed.). In SAGE Publications.
Fanani, F., Sugiharto, D. Y. P., & Yulianto, A. (2023). Inovasi Kemitraan SMK Bisnis
Manajemen dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI): Menyiapkan Lulusan Siap Kerja
dan Berdaya Saing. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 6(1),
298304.
Hasanah, E. (2021). Metode penelitian pendidikan. UAD Press.
Hasanah, E., Desstya, A., Kusumawati, I., Limba, A., & Kusdianto, K. (2022). The mediating
role of student independence on graduate quality in distributed learning. International
Journal of Instruction, 15(1), 6182. https://doi.org/10.4135/9781483318332.n114
Hasanah, E., Suyatno, Maryani, I., & Gestiardi, Ri. (2022). Model pembelajaran diferensiasi
berbasis digital (1st ed.).
Hasanah, E., Suyatno, S., Maryani, I., Badar, M. I. Al, Fitria, Y., & Patmasari, L. (2022).
Conceptual Model of Differentiated-Instruction (DI) Based on Teachers’
Experiences in Indonesia. Education Sciences 2022, Vol. 12, Page 650, 12(10), 650.
https://doi.org/10.3390/EDUCSCI12100650
Hasanah, E., & Yusaeni, A. (2022). Layanan Bimbingan Konseling Perencanaan Individual
untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa. 5(2), 146156.
Kemendikbud. (2021). Kemendikbud Luncurkan Merdeka Belajar Kedelapan: SMK Pusat
Keunggulan. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Krzak, Ł. (2019). Freedom in Culture Symbols and Myths in Building Cultural Identity.
Intercultural Relations, 2(2(4)). https://doi.org/10.12797/rm.02.2018.04.11
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1135-1144
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1144
Enung Hasanah et.al (Aspek positif di kampus merdeka....)
Madekhan, M. (2020). Fungsi Pendidikan dalam Perubahan Sosial Kontemporer. JURNAL
REFORMA, 9(1). https://doi.org/10.30736/rf.v9i1.252
Marini, A., Maksum, A., Satibi, O., Edwita, Yarmi, G., & Muda, I. (2019). Model of student
character based on character building in teaching learning process. Universal Journal of
Educational Research. https://doi.org/10.13189/ujer.2019.071006
Marwanto, M. (2021). The role of teachers in increasing student motivation on learning
indonesian language. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 20(2).
https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v20i2.33066
Muflihah, M., & Aziz, H. (2018). Developing Interactive Multimedia CD-based Teaching
Materials for Teaching Arabic Skill at Arabic Education Department of Islamic State
University Sunan Ampel Surabaya. Dinamika Ilmu.
https://doi.org/10.21093/di.v18i2.1158
Muhammad, G., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2021). Proses Manajemen Peserta Didik dalam
Membentuk Karakter Religius. Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning
Journal, 6(2), 161174. https://doi.org/10.15575/ath.v6i2.14772
Nikolopoulou, K. (2022). What Is Purposive Sampling: Definition & Examples. In
Www.Scribbr.Com.
Oktavian, I. R., & Hasanah, E. (2021). Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter. Jurnal
Inovasi Dan Manajemen Pendidikan, 1(1). https://doi.org/10.12928/jimp.v1i1.4212
Olmos-Vega, F. M., Stalmeijer, R. E., Varpio, L., & Kahlke, R. (2023). A practical guide to
reflexivity in qualitative research: AMEE Guide No. 149. Medical Teacher, 45(3).
https://doi.org/10.1080/0142159X.2022.2057287
Partnership for 21 st Century Skills. (2015). Partnership for 21St Century Skills-Core Content
Integration. Ohio Department of Education.
Santri Fahmi, S. F. S. F. (2022). Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. At-Tadris: Journal of
Islamic Education, 2(2). https://doi.org/10.56672/attadris.v2i2.70
Volungevičienė, A., Teresevičienė, M., & Ehlers, U. D. (2020). When is open and online
learning relevant for curriculum change in higher education? Digital and network society
perspective. Electronic Journal of E-Learning, 18(1).
https://doi.org/10.34190/EJEL.20.18.1.007
Widyaningrum, A., & Hasanah, E. (2021). Manajemen Pengelolaan Kelas untuk
Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kepemimpinan Dan
Pengurusan Sekolah, 6(2).
Yahya, F. A. (2023). Membangun Kemitraan Dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi)
Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan. Southeast Asian Journal of Islamic
Education Management, 4(2), 185200.