Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
991
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
pengembangan sumber daya manusia di sebuah
satuan pendidikan
Herlin Variani
a,1
, Hanif Al Qadri
b,2
, Nellitawati
c,3
abc
Universitas Negeri Padang
*
Corresponding Author: herlinvariani40@guru.sd.belajar.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 10 Februari 2024
Direvisi: 27 Maret 2024
Disetujui: 11 April 2024
Tersedia Daring: 13 Mei 2024
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengaruh kepemimpinan
transformasional terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) di
sebuah satuan pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah
pendekatan library research atau studi pustaka, dengan analisis literatur
yang relevan tentang kepemimpinan transformasional dan pengembangan
SDM di bidang pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional memiliki dampak positif pada
pengembangan SDM di sebuah satuan pendidikan. Melalui motivasi tinggi,
pengembangan keterampilan, peningkatan kolaborasi dan kreativitas,
peningkatan kinerja, dan pengembangan kepemimpinan berkelanjutan,
kepemimpinan transformasional menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan individu dan pencapaian tujuan organisasi. Namun,
implementasi kepemimpinan transformasional juga dihadapkan pada
tantangan dan hambatan, seperti perubahan budaya organisasi, kurangnya
dukungan dari pihak terkait, keterbatasan sumber daya, kesulitan dalam
pengukuran dan evaluasi, kebijakan dan regulasi yang tidak mendukung,
kekurangan keterampilan dan pengetahuan pemimpin, perlawanan dari
kelompok kepentingan tertentu, dan ketergantungan pada pemimpin
individu. Kesimpulannya, kepemimpinan transformasional memiliki potensi
besar untuk memengaruhi pengembangan SDM di sebuah satuan
pendidikan, tetapi perlu dihadapi dengan berbagai tantangan dan hambatan
dalam implementasinya.
Kata Kunci:
Peran
SDM
Inovasi
Organisasi
ABSTRACT
Keywords:
Role
SDM
Innovation
Organization
This research aims to explore the influence of transformational leadership on
the development of human resources (HR) in an educational unit. The research
method used is a library research approach or literature study, with analysis of
relevant literature on transformational leadership and human resource
development in the education sector. The research results show that
transformational leadership has a positive impact on human resource
development in an educational unit. Through high motivation, skill
development, increased collaboration and creativity, improved performance,
and continuous leadership development, transformational leadership creates
an environment that supports individual growth and achievement of
organizational goals. However, the implementation of transformational
leadership is also faced with challenges and obstacles, such as changes in
organizational culture, lack of support from related parties, limited resources,
difficulties in measurement and evaluation, unsupportive policies and
regulations, lack of leader skills and knowledge, resistance from interest
groups. particular, and dependence on individual leaders. In conclusion,
transformational leadership has great potential to influence human resource
development in an educational unit, but needs to be faced with various
challenges and obstacles in its implementation.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
992
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
©2024, Authors Herlin Variania, Hanif Al Qadrib, Nellitawati
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan memegang peran krusial dalam pembangunan suatu bangsa. Dalam era
dinamika global saat ini, tantangan pendidikan semakin kompleks, memerlukan peran
pemimpin yang mampu mengarahkan, memotivasi, dan mengembangkan potensi sumber daya
manusia (SDM) di dalamnya untuk menyelesaikan tugas yang telah direncanakan demi
mencapai tujuan Pendidikan (Rusman, 2022). Salah satu pendekatan kepemimpinan yang
mendapat perhatian luas adalah kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan
transformasional menonjolkan aspek inspirasi, motivasi, dan pengembangan hubungan yang
kuat antara pemimpin dan pengikut (Iqbal, 2021)). Dalam konteks satuan pendidikan,
pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap pengembangan SDM menjadi sangat
penting, karena potensinya dalam memengaruhi serta membentuk pondasi untuk mencapai
tujuan Pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan (Muktamar et al., 2023).
Pertama-tama, perlu dipahami bahwa pengembangan SDM adalah sebuah proses yang
melibatkan upaya untuk meningkatkan kualitas, kompetensi, dan produktivitas individu-
individu di dalam sebuah organisasi (Mukhlison Effendi, 2021) Dalam konteks pendidikan,
pengembangan SDM berfokus pada seluruh pengelola endidikan di lembaga tersebut
melibatkan berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, staf administrasi, murid, komite
sekolah, serta dinas pendidikan, termasuk pengawas sekolah. Serta pihak terkait lainnya yang
terlibat dalam proses Pendidikan (Amran, 2015). Kualitas SDM tersebut menjadi penentu
utama dalam kesuksesan sebuah satuan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan
menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
Kepemimpinan transformasional menonjolkan empat dimensi utama: empat dimensi yang
termasuk didalamnya, yakni idealized influence, Inspirational, Intellectual, Individualized
consideration (Haqiqi Rafsanjani, 2019). Dimensi-dimensi tersebut memberikan landasan
yang kuat bagi perubahan yang berarti di dalam sebuah organisasi, termasuk di dalam satuan
pendidikan. Pertama, idealized influence mengacu pada kemampuan pemimpin untuk menjadi
contoh yang diidolakan oleh pengikutnya, menciptakan kepercayaan, integritas, dan
keberanian. Kemudian, inspirational motivation melibatkan kemampuan pemimpin untuk
menginspirasi dan memotivasi pengikutnya dengan visi yang jelas dan inspiratif. Dimensi
selanjutnya, intellectual stimulation, menuntut pemimpin untuk merangsang pemikiran kreatif
dan inovatif dalam pengikutnya dengan mempertanyakan konvensionalitas dan mendorong
eksplorasi ide baru. Terakhir, individualized consideration menekankan pada perhatian yang
diberikan oleh pemimpin kepada kebutuhan, aspirasi, dan perkembangan individu,
memastikan bahwa setiap anggota tim merasa dihargai dan didukung secara personal.
Keseluruhan, keempat dimensi ini bersama-sama membentuk fondasi kepemimpinan
transformasional yang efektif, memungkinkan pemimpin untuk memimpin dengan
menginspirasi, memotivasi, dan memperkuat pengikutnya untuk mencapai kinerja yang unggul
dan menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Namun demikian, implementasi kepemimpinan transformasional dalam konteks
pendidikan tidak selalu mudah. Terdapat berbagai faktor internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan transformasional, seperti budaya organisasi,
dukungan dari pihak terkait, dan kondisi lingkungan yang dinamis. Oleh karena itu, penting
untuk melakukan penelitian untuk memahami secara lebih baik bagaimana kepemimpinan
transformasional dapat berdampak pada pengembangan SDM di sebuah satuan pendidikan.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
993
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
Melalui penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menyelidiki secara komprehensif tentang
pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap pengembangan SDM di sebuah satuan
pendidikan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi
praktisi pendidikan, pemimpin sekolah, serta peneliti dalam pengembangan kepemimpinan
dan manajemen pendidikan yang lebih efektif dan berorientasi pada pembangunan SDM yang
berkualitas.
2. Metode
Penelitian ini menerapkan metode penelitian perpustakaan atau tinjauan literatur untuk
mengeksplorasi dampak kepemimpinan transformasional terhadap pengembangan sumber
daya manusia di konteks pendidikan. Pendekatan ini melibatkan evaluasi terhadap beragam
literatur terbaru dan relevan yang mencakup teori-teori kepemimpinan transformasional serta
aspek-aspek terkait pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan.
Langkah awal penelitian ini adalah mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber literatur
yang relevan dari berbagai jenis publikasi, termasuk jurnal ilmiah, buku, tesis, disertasi, dan
artikel konferensi. Proses pemilihan literatur dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria-
kriteria tertentu yang terkait dengan fokus penelitian, seperti keakuratan, kepercayaan, dan
relevansi. Selanjutnya, data dari literatur yang telah terpilih akan dikumpulkan dan dianalisis
secara sistematis. Analisis literatur dilakukan dengan memperhatikan tema-tema utama yang
berkaitan dengan kepemimpinan transformasional dan pengembangan sumber daya manusia di
satuan pendidikan. Ini termasuk mengidentifikasi konsep-konsep kunci, temuan-temuan
penelitian, dan pendekatan-pendekatan yang telah digunakan dalam konteks penelitian yang
serupa.
Setelah data dikumpulkan dan dianalisis, penelitian ini akan memfokuskan pada sintesis
dan interpretasi temuan-temuan literatur yang relevan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
memahami secara komprehensif pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
pengembangan sumber daya manusia di satuan pendidikan.
3. Hasil dan Pembahasan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia (SDM) adalah gabungan kemampuan intelektual dan fisik yang
dimiliki oleh individu, dengan perilaku dan karakteristiknya dipengaruhi oleh faktor genetik
dan lingkungan tempatnya berada. Motivasi untuk mencapai prestasi kerja biasanya dipicu
oleh kebutuhan personal yang ingin dipenuhi. SDM dianggap sebagai modal yang sangat
berharga dalam manajemen organisasi, terutama dalam hal mempertahankan keberlangsungan
organisasi itu sendiri (Bukit et al., 2017). Sedangkan, pengembanga merujuk pada upaya untuk
meningkatkan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan agar sesuai
dengan tuntutan pekerjaan atau jabatan yang diemban melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman umum dan pemahaman yang
komprehensif terhadap lingkungan sekitar, sementara pelatihan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan individu dalam menjalankan tugas-tugas tertentu (Marnis &
Priyono, 2008).
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) adalah suatu proses yang terstruktur dan
berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan
karyawan dalam sebuah organisasi. Proses ini melibatkan berbagai kegiatan yang dirancang
untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan karyawan agar mereka lebih efektif dalam
mencapai tujuan individu mereka serta tujuan organisasi secara keseluruhan (Septiowati,
2023).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
994
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk menjamin keberadaan individu-
individu berkualitas dalam organisasi guna mencapai sasaran organisasional demi peningkatan
kinerja dan perkembangan. Mencapai tujuan ini melibatkan aspek memastikan bahwa semua
anggota organisasi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai untuk menjalankan
tugas mereka dengan efisien (Mukhlison Effendi, 2021).
Pengembangan sumber daya manusia dapat diukur melalui beberapa indikator. Seperti
penilaian kinerja individu, partisipasi pelatihan dan pengembangan, peningkatan keterampilan
dan peningkatan, promosi, tingkat retensi Tingkat kepuasan, adopsi perubahan dan inovasi,
ketersediaan karyawan yang siap mengisi posisi strategis dan terakhir tingkat keterlibatan
karyawan (Septiowati, 2023).
Kepempimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan yang mampu
menginisiasi perubahan yang fundamental dengan memperhatikan nilai-nilai agama, sistem,
dan budaya, dengan tujuan menggalang inovasi serta kreativitas dari para pengikutnya untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan (Iqbal, 2021). Bass, seperti yang dikutip dalam Suriagiri,
menggambarkan kepemimpinan transformasional sebagai kondisi di mana para pengikut
mempercayai, mengagumi, setia, dan menghormati pemimpin mereka, serta termotivasi untuk
memberikan kontribusi yang lebih dari yang diharapkan (Suriagiri, 2020).
Kepemimpinan transformasional menonjolkan empat dimensi utama yang menjadi pilar
dalam membentuk dan menginspirasi perubahan positif dalam organisasi. Pertama, "Idealized
Influence" menekankan pada kemampuan pemimpin untuk menjadi teladan yang diidolakan
oleh pengikutnya, menciptakan kepercayaan, integritas, dan keberanian. Kedua, "Inspirational
Motivation" melibatkan kemampuan pemimpin untuk menginspirasi dan memotivasi
pengikutnya dengan visi yang jelas dan memotivasi. Ketiga, "Intellectual Stimulation"
mendorong pemimpin untuk merangsang pemikiran kreatif dan inovatif dalam pengikutnya,
mempertanyakan konvensionalitas dan mendorong eksplorasi ide baru. Terakhir,
"Individualized Consideration" menitikberatkan pada perhatian yang diberikan oleh pemimpin
kepada kebutuhan dan aspirasi individu, memastikan bahwa setiap anggota tim merasa
dihargai dan didukung secara personal. Dengan menggabungkan keempat dimensi ini,
kepemimpinan transformasional menciptakan lingkungan kerja yang membangun, inklusif,
dan berorientasi pada pertumbuhan bagi seluruh anggota organisasi (Suriagiri, 2020).
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Pengembangan SDM
Kepemimpinan transformasional melibatkan pemimpin yang mampu memotivasi dan
menginspirasi bawahan mereka untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi, serta
mengembangkan potensi mereka secara keseluruhan.
Dalam konteks pendidikan, kepemimpinan transformasional dapat memiliki dampak yang
signifikan pada pengembangan SDM, terutama karena pendidikan melibatkan proses
pembelajaran yang kontinu dan perkembangan individu. Berikut beberapa pengaruh positif
dari kepemimpinan transformasional terhadap pengembangan SDM di sebuah satuan
Pendidikan ((Muktamar et al., 2023)):
Pertama, motivasi yang tinggi. Kepemimpinan transformasional mendorong motivasi
tinggi di antara staf dan anggota tim. Pemimpin yang memotivasi dapat menginspirasi individu
untuk mencapai potensi mereka yang sebenarnya, mendorong mereka untuk belajar dan
tumbuh secara berkelanjutan.
Kedua, pengembangan keterampilan dan kemampuan. Pemimpin transformasional sering
kali berperan sebagai mentor dan pembimbing bagi staf mereka. Mereka dapat membantu
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu, serta menyediakan pelatihan dan
pengembangan yang dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
995
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
Ketiga, peningkatan kolaborasi dan kreativitas. Kepemimpinan transformasional
cenderung mendorong budaya kolaborasi dan kreativitas di tempat kerja. Dengan membangun
hubungan yang kuat antara pemimpin dan anggota tim, serta antara sesama anggota tim,
inovasi dipromosikan dan ide-ide baru diterima dengan baik.
Keempat. peningkatan kinerja. Dengan memotivasi dan mengembangkan SDM secara
efektif, kepemimpinan transformasional dapat menghasilkan peningkatan kinerja secara
keseluruhan dalam satuan pendidikan. Staf yang merasa didukung dan diarahkan dengan baik
cenderung bekerja lebih efisien dan efektif.
Kelima, pengembangan kepemimpinan berkelanjutan. Kepemimpinan transformasional
juga dapat menghasilkan efek domino dalam pengembangan kepemimpinan yang
berkelanjutan. Pemimpin yang terinspirasi oleh pemimpin transformasional mereka cenderung
mengadopsi gaya kepemimpinan yang sama ketika mereka naik ke posisi kepemimpinan.
Keberhasilan implementasi kepemimpinan transformasional dalam pengembangan SDM
di sebuah unit pendidikan akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk dukungan dari
manajemen tingkat atas, budaya organisasi yang mendukung, dan komitmen pemimpin untuk
terus meningkatkan diri dan orang lain.
Peran Inspirational Motivation dalam Mendorong Inovasi Pendidikan
Peran inspirational motivation dalam mendorong inovasi pendidikan mencerminkan
pentingnya dorongan inspiratif yang diberikan oleh pemimpin kepada para pelaku pendidikan
dalam mengembangkan ide-ide baru dan memperbarui praktik-praktik pembelajaran.
inspirational motivation adalah kemampuan pemimpin untuk menyampaikan visi yang
memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk beraksi. Dalam konteks pendidikan, pemimpin
yang mampu memberikan dorongan yang inspiratif akan merangsang kreativitas dan semangat
inovasi di kalangan guru, staf pendidikan, dan siswa. Dengan demikian, inspirational
motivation tidak hanya membantu menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, tetapi
juga memotivasi para pelaku pendidikan untuk terus berpikir kritis, bereksperimen, dan
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran. Ini akan membawa perubahan yang positif dan
menyegarkan dalam sistem pendidikan, memastikan relevansi dan efektivitas pembelajaran
dalam menghadapi tuntutan zaman yang terus berubah.
Dalam studi kasus di lembaga pendidikan, kepala sekolah dapat menjadi sumber
Inspirational Motivation yang kuat. Salah satu karakteristik yang penting adalah memiliki
kepercayaan diri yang kokoh. Kepala sekolah yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kemampuan dan visi mereka dapat menjadi contoh yang menginspirasi bagi guru dan staf
sekolah. Kepercayaan diri ini memberikan dorongan bagi orang lain untuk mengatasi
rintangan, meraih prestasi, dan menciptakan inovasi dalam dunia pendidikan. Selain itu,
memiliki pendirian yang teguh juga sangat penting. Kepala sekolah yang menunjukkan tekad
yang kuat terhadap visi dan misi pendidikan mereka mampu menginspirasi komitmen dari
guru dan staf sekolah lainnya terhadap perubahan dan inovasi. Mereka berperan sebagai
pemimpin yang memberikan dorongan dan motivasi kepada anggota sekolah untuk mencapai
prestasi yang luar biasa (Mahmudah, Yuyun Widara, 2024).
Pengaruh Intellectual Stimulation terhadap Pengembangan Profesionalisme
Pengembangan profesionalisme di kalangan staf pendidikan merupakan aspek krusial
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sebuah satuan pendidikan. Salah satu faktor yang
dapat berkontribusi signifikan dalam proses pengembangan profesionalisme adalah intellectual
stimulation yang diberikan oleh pemimpin transformasional. Intellectual stimulation
mencakup kemampuan pemimpin untuk merangsang pemikiran kritis, kreatif, dan inovatif di
antara anggota timnya (Ayu, 2023).
Dengan mendorong pemikiran yang kritis dan inovatif, pemimpin transformasional
memberikan dorongan yang kuat bagi staf pendidikan untuk terus mengembangkan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
996
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
pengetahuan dan keterampilan mereka. Stimulasi intelektual ini tidak hanya meningkatkan
kemampuan individu dalam memecahkan masalah dan menghadapi tantangan, tetapi juga
membuka jalan bagi adopsi praktik-praktik terbaik dan penemuan solusi-solusi baru dalam
proses pembelajaran dan manajemen sekolah.
Melalui intellectual stimulation, pemimpin transformasional membuka ruang untuk
kolaborasi dan diskusi yang berorientasi pada pembelajaran bersama. Staf pendidikan
didorong untuk berpikir di luar batas konvensional, menguji gagasan-gagasan baru, dan
berpartisipasi dalam pemecahan masalah yang kompleks. Hal ini tidak hanya meningkatkan
kualitas pengajaran dan manajemen sekolah, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang
dinamis dan inovatif.
Dengan terlibat dalam diskusi yang memicu pemikiran kritis dan refleksi, staf pendidikan
dapat mengembangkan wawasan yang lebih mendalam tentang praktik-praktik terbaik dalam
bidang mereka. Mereka juga menjadi lebih terbuka terhadap perubahan dan peningkatan yang
diperlukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, intellectual
stimulation dari pemimpin transformasional berperan penting dalam membentuk budaya
organisasi yang berpusat pada pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, pengaruh intellectual stimulation terhadap pengembangan
profesionalisme staf pendidikan tidak hanya menciptakan individu-individu yang lebih
kompeten dan terampil, tetapi juga membantu memperkuat kapasitas institusi pendidikan
secara keseluruhan. Dengan memfasilitasi pembelajaran dan inovasi, pemimpin
transformasional menciptakan fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan dan peningkatan
berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Kaitan Idealized Influence dengan Budaya Organisasi yang Positif
Idealized Influence adalah dimensi kepemimpinan transformasional yang menyoroti
kemampuan pemimpin untuk menjadi teladan bagi pengikutnya. Dengan kata lain, pemimpin
yang memiliki idealized influence mampu menjadi contoh yang diidolakan oleh anggota
timnya. Kaitannya dengan pembentukan budaya organisasi yang positif sangatlah signifikan.
Seorang pemimpin yang menjadi teladan bagi pengikutnya akan mampu membentuk budaya
kerja yang inklusif, berorientasi pada pembelajaran, dan penuh dengan semangat melalui
beberapa cara (Rahmi A, 2023):
Pertama, menetapkan standar tinggi. Pemimpin yang menjadi teladan akan menetapkan
standar tinggi untuk dirinya sendiri dan anggota timnya. Mereka akan menunjukkan dedikasi,
integritas, dan komitmen yang tinggi terhadap nilai-nilai organisasi. Tindakan-tindakan ini
akan membentuk budaya kerja yang berfokus pada prestasi dan kualitas.
Kedua, mendorong kolaborasi dan komunikasi. Pemimpin yang menjadi teladan akan
mendorong kolaborasi dan komunikasi yang terbuka di antara anggota tim. Mereka akan
memperlihatkan sikap yang terbuka terhadap ide-ide baru, masukan, dan umpan balik dari
bawahan. Hal ini akan menciptakan budaya kerja yang inklusif dan berorientasi pada
pembelajaran, di mana setiap individu merasa didengar dan dihargai.
Ketiga, memberikan dukungan dan pengakuan. Pemimpin yang menjadi teladan akan
memberikan dukungan dan pengakuan kepada anggota timnya. Mereka akan memperlihatkan
empati dan perhatian terhadap kebutuhan dan aspirasi individu. Tindakan ini akan
menciptakan lingkungan kerja yang penuh dengan semangat dan kepedulian, di mana setiap
individu merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.
Keempat, menyebarkan nilai-nilai organisasi. Pemimpin yang menjadi teladan akan
menginternalisasi dan menyebarkan nilai-nilai organisasi secara konsisten. Mereka akan
menjadi pembawa cerita yang mengilhami tentang visi, misi, dan tujuan organisasi. Tindakan
ini akan memperkuat identitas kolektif dan kesatuan dalam budaya kerja.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
997
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
Dengan demikian, melalui idealized influence, pemimpin yang menjadi teladan dapat
membentuk budaya kerja yang inklusif, berorientasi pada pembelajaran, dan penuh dengan
semangat. Mereka tidak hanya menjadi model bagi anggota timnya, tetapi juga membawa
inspirasi dan motivasi yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif
dan positif.
Dampak Individualized Consideration terhadap Kepuasan dan Retensi SDM
Pemimpin yang memperhatikan kebutuhan individu mampu menciptakan lingkungan
yang membangun. Pertama, dengan memberikan perhatian yang mendalam pada kebutuhan,
aspirasi, dan preferensi masing-masing anggota atau murid, pemimpin menciptakan rasa
dihargai dan diakui di antara para SDM. Ini menciptakan iklim kerja yang positif di mana
setiap individu merasa diperlakukan secara adil dan diberi kesempatan untuk berkembang
sesuai dengan potensinya.
Dalam konteks lingkungan pendidikan, dengan memperhatikan secara menyeluruh
kebutuhan siswa, kepemimpinan pendidikan dapat menciptakan atmosfer belajar yang inklusif,
mendukung, dan membantu siswa berkembang secara menyeluruh (Shofiyyah et al., 2023). Ini
menunjukkan bahwa fokus pendidikan tidak hanya pada pencapaian akademik, tetapi juga
pada pengembangan siswa secara holistik.
Dengan memahami kebutuhan individual, pemimpin pendidikan dapat memberikan
dukungan yang relevan untuk pengembangan karier dan pertumbuhan profesional. Ini bisa
berupa pelatihan khusus, mentoring, atau penugasan yang sesuai dengan minat dan
kemampuan mereka. Dukungan ini dapat meningkatkan kepuasan para SDM dalam
perkembangan karier mereka. Selain itu, pemimpin yang memperhatikan kebutuhan individu
juga cenderung membangun hubungan kerja yang kuat dan saling percaya. Kerjasama yang
kuat diperlukan untuk menciptakan lingkungan inklusif dan kolaboratif di mana semua pihak
terlibat secara aktif.
Terakhir, integritas adalah hal yang penting dalam memastikan bahwa pemimpin
pendidikan tetap konsisten dengan nilai-nilai yang mereka anut, bahkan dalam menghadapi
tekanan atau godaan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam praktik kepemimpinan
pendidikan, pemimpin dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang kompetitif, adil, dan
berorientasi pada kebaikan umum, memberikan dampak positif bagi semua individu yang
terlibat dalam proses pendidikan. (Shofiyyah et al., 2023).
Para SDM merasa dihargai, didukung, dan diakui atas kontribusi dan pencapaian mereka,
mereka cenderung merasa lebih terikat pada organisasi dan lebih enggan untuk
meninggalkannya. Dengan demikian, pemimpin yang memperhatikan kebutuhan individu
efektif mengurangi tingkat turnover di organisasi, menghemat biaya dan upaya yang
diperlukan untuk merekrut dan melatih karyawan baru, sambil mempertahankan
keberlangsungan dan stabilitas organisasi.
Tantangan dan Hambatan dalam Implementasi Kepemimpinan Transformasional
Tantangan dan hambatan dalam implementasi kepemimpinan transformasional terhadap
pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sebuah satuan pendidikan dapat menjadi hal
yang signifikan. Beberapa tantangan dan hambatan yang mungkin muncul antara lain:
1. Perubahan Budaya Organisasi
Implementasi kepemimpinan transformasional sering kali memerlukan perubahan dalam
budaya organisasi yang sudah mapan. Tantangan ini dapat timbul karena resistensi dari
anggota tim yang mungkin tidak siap untuk mengadopsi perubahan atau karena adanya
kebiasaan dan norma yang sulit diubah (Fauzi & Batubara, 2023).
2. Kurangnya Dukungan dari Pihak Terkait
Kesuksesan implementasi kepemimpinan transformasional juga bergantung pada dukungan
dari pihak-pihak terkait di luar unit atau satuan pendidikan, seperti dewan sekolah, komite
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
998
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
orangtua, atau pemerintah daerah. Tantangan muncul ketika dukungan ini tidak cukup kuat
atau bahkan ada resistensi terhadap perubahan yang diusulkan.
3. Keterbatasan Sumber Daya
Implementasi kepemimpinan transformasional juga dapat terhambat oleh keterbatasan
sumber daya, baik itu dalam hal anggaran, waktu, atau personil. Tantangan ini dapat
menghambat kemampuan pemimpin untuk memberikan pelatihan dan dukungan yang
cukup bagi pengembangan SDM (Paulina & Patimah, 2023).
4. Kesulitan dalam Pengukuran dan Evaluasi
Salah satu hambatan utama dalam mengimplementasikan kepemimpinan transformasional
adalah kesulitan dalam mengukur dan mengevaluasi dampaknya terhadap pengembangan
SDM. Penilaian yang tidak akurat atau kurangnya alat ukur yang sesuai dapat mengurangi
efektivitas program pengembangan yang diimplementasikan.
5. Kebijakan dan Regulasi yang Tidak Mendukung
Tantangan lain adalah ketika kebijakan atau regulasi yang ada tidak sejalan dengan prinsip-
prinsip kepemimpinan transformasional atau bahkan menghambat upaya pengembangan
SDM. Hal ini dapat terjadi karena ketidakfleksibelan sistem atau kurangnya pemahaman
tentang manfaat perubahan yang diusulkan (Handayani, 2023)
6. Kekurangan Keterampilan dan Pengetahuan Pemimpin
Implementasi kepemimpinan transformasional memerlukan keterampilan dan pengetahuan
khusus dari pemimpin. Tantangan dapat muncul ketika pemimpin tidak memiliki
keterampilan kepemimpinan yang cukup atau belum memahami sepenuhnya konsep dan
prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional (Handayani, 2023).
7. Perlawanan dari Kelompok Kepentingan Tertentu
Kadang-kadang, implementasi kepemimpinan transformasional dapat dihadapkan pada
perlawanan atau tantangan dari kelompok-kelompok kepentingan tertentu, seperti serikat
pekerja, yang mungkin merasa terancam oleh perubahan yang diusulkan.
Ketergantungan pada Pemimpin Individu: Terakhir, tantangan besar dalam implementasi
kepemimpinan transformasional adalah ketergantungan yang mungkin terjadi pada pemimpin
individu. Ketika pemimpin tersebut tidak lagi berada dalam posisi tersebut, pengaruh
transformasionalnya dapat berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
4. Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap
pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sebuah satuan pendidikan, dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan transformasional memiliki dampak yang signifikan dan positif pada
pengembangan SDM. Para pemimpin yang mampu memotivasi, menginspirasi, dan
memperhatikan kebutuhan individu mampu menciptakan lingkungan kerja yang dinamis,
inklusif, dan berorientasi pada pembelajaran.
Pertama, kepemimpinan transformasional mendorong motivasi yang tinggi di antara staf
dan anggota tim, membantu mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka dan terus
berkembang secara profesional. Kedua, pemimpin transformasional berperan sebagai mentor
dan pembimbing, membantu staf untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan
mereka melalui pelatihan dan dukungan yang relevan. Ketiga, kepemimpinan transformasional
merangsang kolaborasi dan kreativitas di tempat kerja, memungkinkan ide-ide baru untuk
muncul dan diimplementasikan dengan efektif. Keempat, dengan memotivasi dan
mengembangkan SDM secara efektif, kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan
kinerja keseluruhan satuan pendidikan. Kelima, kepemimpinan transformasional juga
menciptakan efek domino dalam pengembangan kepemimpinan yang berkelanjutan,
membantu dalam menciptakan generasi pemimpin yang memiliki dampak positif.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
999
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
Namun, implementasi kepemimpinan transformasional juga dihadapkan pada sejumlah
tantangan dan hambatan. Tantangan utama meliputi perubahan budaya organisasi yang sulit,
kurangnya dukungan dari pihak terkait, keterbatasan sumber daya, kesulitan dalam
pengukuran dan evaluasi dampak, kebijakan dan regulasi yang tidak mendukung, kekurangan
keterampilan dan pengetahuan pemimpin, perlawanan dari kelompok kepentingan tertentu,
dan ketergantungan pada pemimpin individu.
Meskipun demikian, dengan dukungan yang kuat dari manajemen tingkat atas, budaya
organisasi yang mendukung, dan komitmen pemimpin untuk terus meningkatkan diri dan
orang lain, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi. Kesimpulannya, kepemimpinan
transformasional memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengembangan SDM di satuan
pendidikan, namun diperlukan upaya bersama untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada
dan memastikan keberhasilan implementasinya.
5. Daftar Pustaka
Amran. (2015). Faktor Penentu Keberhasilan Pengelolaan Satuan Pendidikan. Manajer
Pendidikan, 9(2).
Ayu, R. K. W. (2023). Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah dalam Meningkatkan
Kinerja Profesional Guru di MAN 2 Ponorogo Skripsi. Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Bukit, B., Malusa, T., & Rahmat, A. (2017). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Zahir
Publishing, 10.
Fauzi, S. I., & Batubara, C. (2023). Strategi Implementasi Perubahan Organisasi: Pendekatan
Manajemen Perubahan yang Efektif. Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi dan Manajemen
(JIKEM), 3(2).
Iqbal, M. (2021). Kepemimpinan Transformasional dalam Upaya Pengembangan
Sekolah/Madrasah. Pionir: Jurnal Pendidikan, 10(3).
https://doi.org/10.22373/pjp.v10i3.12187
Mahmudah, Yuyun Widara, W. F. A. S. (2024). Model Supervisi Transformasional untuk
Mendorong Inovasi Pendidikan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Ikhlas
Kabupaten Cirebon. Invention: Journal Research and Education Studies.
https://doi.org/10.51178/invention.v5i1.1703
Marnis & Priyono. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia In Manajemen Sumber Daya
Manusia. In Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara.
Mukhlison Effendi. (2021). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Citra
Lembaga di Lembaga Pendidikan Islam. Southeast Asian Journal of Islamic Education
Management, 2(1). https://doi.org/10.21154/sajiem.v2i1.40
Muktamar, A., Faisal, Pinto, J., & Hartini. (2023). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pendidikan. Journal Of International
Multidisciplinary Research, 1(2).
Paulina, T., & Patimah, S. (2023). Peran Kepemimpinn Kepala Sekolah dalam Pengembangan
Manajemen Mutu di SMAN 2 Gading Rejo. Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam,
07(01).
Rusman. (2022). Tantangan Sumber Daya Manusia di Era Globalisasi. Ilmiah Ilmu Manajemen,
1(2).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 991-1000
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1000
Herlin Variania et.al (Pengaruh kepemimpinan transformasional....)
Septiowati, I. N. M. E. S. R. (2023). Pengembangan Sumber Daya Manusia Menghadapi
Tantangan Perubahan dan Meraih Kesuksesan Bersama. In PT Dewangga Energi
Internasional.
Shofiyyah, N. A., Komarudin, T. S., & Ulum, M. (2023). Integrasi Nilai-Nilai Islami dalam
Praktik Kepemimpinan Pendidikan: Membangun Lingkungan Pembelajaran yang
Berdaya Saing. El-Idare: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9(2).
https://doi.org/10.19109/elidare.v9i2.19383.