Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1329
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Menguatkan Identitas Matakuliah Bela Negara di Era
Digital
Danang Prasetyo
1*
, Ricky Santoso Muharam
2
, Hani Subagio
3
, Wahyu Wibowo Eko Yulianto
4
,
Sudaryatie
5
1, 2
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta, Indonesia
3, 4, 5
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Indonesia
1*
danangprasetyo@stipram.ac.id,
2
ricky@stipram.ac.id,
3
hanisubagio@upnyk.ac.id,
4
wahyu.wibowo@upnyk.ac.id,
5
sudaryatie@upnyk.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 25 Maret 2024
Direvisi: 29 April 2024
Disetujui: 28 Juni 2024
Tersedia Daring: 13 Juli 2024
Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi dirancang untuk
memperkuat semangat bela negara mahasiswa melalui aksi nyata yang
memberikan manfaat bagi bangsa dan negara. Penelitian ini berupaya
mengungkap materi pendidikan yang dipelajari di tingkat pendidikan tinggi
apakah memberikan konstribusi positif untuk menginspirasi mahasiswa untuk
melakukan upaya bela negara. Metode penelitian yang digunakan adalah
campuran kuantitatif dan kualitatif, angka-angka hasil isian kuisioner akan
disajikan secara kuantitatif dan analisis datanya disajikan secara kualitatif
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi kuliah sangat
berpengaruh karena 47% ‘sangat menginspirasi’ mahasiswa untuk melakukan
bela Negara, kemudian 46% mahasiswa menilai ‘menginspirasi’, dan 7%
‘cukup menginspirasi’. Sedangkan untuk opsi jawaban kurang menginspirasi
tidak ada mahasiswa yang memilihnya. Bukti bahwa materi kuliah
memberikan inspirasi dengan menyusun penugasan mandiri tidak terstruktur
project citizen dengan pendekatan civic engagement yang memberikan dampak
positif terhadap kemanusiaan dan lingkuangan alam. Bukti tersebut disusun
sebagai laporan penugasan individu/kelompok yang disajikan dalam bentuk
file berupa foto/video disertai dengan penjelasan deskriptif dan link hasil
upload kegiatan di media social dengan tajuk kampanye bela negara.
Kata Kunci:
Bela negara
Pendidikan
Kewarganegaraan
Perguruan Tinggi
ABSTRACT
Keywords:
State Defence
Civic Education
Universities
Civic education in higher education is designed to strengthen students' spirit of
state defence through concrete actions that provide benefits to the nation and
state. This research seeks to uncover whether the educational materials studied
at the higher education level make a positive contribution to inspiring students
to make efforts to defend the country. The research method used is a mixture of
quantitative and qualitative, the numbers from the questionnaire will be
presented quantitatively and the data analysis is presented qualitatively
descriptive. The results showed that the lecture material was very influential
because 47% ‘strongly inspired’ students to defend the country, then 46% of
students rated inspiring’, and 7% ‘moderately inspiring’. As for the answer
option ‘less inspiring’, no students chose it. Evidence that the lecture material
provides inspiration by compiling an unstructured independent assignment
project citizen with a civic engagement approach that has a positive impact on
humanity and the natural environment. The evidence is compiled as an
individual / group assignment report which is presented in the form of a file in
the form of photos / videos accompanied by descriptive explanations and links to
uploading the results of activities on social media with the title of the state
defence campaign.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1330
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
©2024, Danang Prasetyo, Ricky Santoso Muharam, Hani Subagio,
Wahyu Wibowo Eko Yulianto, Sudaryatie Sudaryatie
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Saat ini masih ditemukan adanya kesadaran bela negara pada mahasiswa masih kurang,
seperti masih ada generasi muda yang tidak termotivasi dalam turut menjaga keamanan
lingkungan kampus, tidak cukup mewakili kampus dalam kegiatan sosial kemanusiaan, dan
masih adanya egoisme dengan mengedepankan kepentingan pribadi dibadingkan kepentingan
bangsa dan negara, cenderung memilih untuk golput (tidak menggunakan hak pilih) pada
pemilu, dan kurang berminat menjadi anggota menwa (resimen mahasiswa) (Rahayu et al.,
2019). Mahasiswa belum dapat menampilkan sepenuhnya sifat konatif yang mampu
meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa karena mereka kurang bersemangat, kurang
kreatif, dan kurang mempunyai motivasi tinggi dalam mengembangkan kegiatan kompetensi
(Noor, 2016).
Tantangan globalisasi yang terjadi saat ini ditandai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern khususnya teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, dunia seakan-
akan sudah menyatu menjadi kampung dunia (global village) tanpa mengenal batas negara.
Kondisi tersebut berdampak pada aspek kehidupan bangsa dan negara yang dapat
mempengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak bangsa Indonesia. Era globalisasi akan
membuka dan memperluas hubungan antarnegara yang bersifat bilateral maupun multilateral,
memposisikan Indonesia untuk segera melakukan langkah-langkah konkrit dalam
pembangunan nasional, guna mengantisipasi dan merebut posisi pasar bebas sesuai keunggulan
yang dimiliki. Para pendiri negara (founding fathers) sangat sadar bahwa membela negara dan
mempertahankan negara merupakan hak dan kewajiban yang hakiki oleh setiap warga negara
yang kemudian dituangkan dalam UUD 1945 dalam Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1).
Implementasi dari hal tersebut, diantaranya dalam era reformasi mengemuka pada pasal 9 UU
No. 3 tahun 2002. Negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara/militer saja, yang
jumlahnya relatif kecil (kisaran setengah juta jiwa).Tetapi perlu sekali mengadakan kerjasama
yang seerat-eratnya dengan berbagai totalitas lapisan masyarakat/pengusaha di luar tentara
(unsur utama/lembaga lain diluar bidang pertahanan) yang disebutkan dalam UU sebagai
komponen cadangan dan komponen pendukung (Sumawijaya & Berantas, 2018).
Keikutsertaan warga negara dalam bela negara salah satunya diselenggarakan melalui
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Oleh karena itu mata kuliah ini merupakan materi yang
wajib diberikan pada pada satuan pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi sekarang ini merupakan pembaharuan dari Pendidikan
Kewiraan yang dulu lebih cenderung menitik beratkan pada pembentukan bela negara
mahasiswa dengan cara-cara yang indoktrinatif dan pengajarannya dilakukan secara
militeristik. Akan tetapi seiring dengan kebijakan pemerintah untuk memperkuat tatanan
demokrasi sehingga tercipta masyarakat sipil yang kuat, maka Pendidikan Kewiraan direvisi
dan digantikan oleh Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru. Pendidikan
Kewarganegaraan dengan paradigma baru dibangun atas dasar paradigma Pendidikan
Kewarganegaraan secara kurikuler, teoritik dan programatik serta mengandung target
pencapaian pada peserta didik sesuai dengan apa yang termaktub dalam visi, misi dan tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan yang memuat dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), dimensi keterampilan kewarganegaraan (civic skills), serta dimensi nilai-nilai
kewarganegaran (civic values). Selain Selain itu pengajarannya harus dilakukan secara
demokratis dengan menyentuh domain kognitif, efektif, dan psikomotor mahasiswa yang harus
dilakukan secara holistik dan komprehensif termasuk dalam pengembangan semangat bela
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1331
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
negara mahasiswa (Permana, 2018).
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Universitas Pembangunan ”Veteran”
Yogyakarta yang selama ini telah dilaksanakan dirancang untuk menumbuhkan semangat bela
negara mahasiswa. Sebagaimana terdapat dalam Rencana Pembelajaran Semester yang memuat
materi kewajiban dan hak warga negara, ketahanan nasional melalui upaya bela negara.
Pengembangan semangat bela negara mahasiswa penting dilakukan mengingat sekarang ini
telah terjadi pergeseran peran dan fungsi mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki predikat agent
of social change, social control dan moral force sekarang ini justru malah tergerus oleh efek
negatif globalisasi. Penekanan bela negera melalui kegitan kemasyarakatan dan lingkungan,
dengan aksi nyata bela negara. Begitu juga implementasi pendidikan kewarganegaraan di
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta yang dirancang untuk memperkuat
semangat bela negara dengan aktivitas kewarganegaraan civic engagement dengan cara
menganalisis potensi permasalahan social dan lingkungan, selanjutnya mahasiswa akan
melakukan aksi nyata berkontribusi menyelesaikan masalah tersebut. Keduanya memiliki
kesamaan persepsi terkait upaya bel anegara melalui aktivitas mahasiswa secara nyata. Hal ini
menjadi penting mengingat mahasiswa merupakan bibit potensial yang akan meneruskan
pembangunan bangsa, sehingga nilai-nilai yang menjadi tujuan bela negara dapat
dikembangkan di tataran perguruan tinggi (Matondang, 2018). Kegiatan penanaman
pengetahuan atau pemberian materi juga dilakukan untuk menciptakan sifat patriotisme.
Pelaksanaan pendidikan bela negara merupakan sarana penunjang dalam menumbuhkan sikap
patriotisme (Wijayanto J. & Marzuki, 2018).
Berdasarkan paparan di atas, peneliti merasa tertarik utuk mengkaji lebih dalam tentang
apa yang sudah dilakukan oleh tim dosen pengampu mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
di UPN ”Veteran” Yogyakarta, karena berdasarkan paparan awal telah ada indikasi bahwa
mata kuliah ini memberikan kontribusi terhadap sikap bela negara mahasiswa. Hal ini
sangatlah penting mengingat keberadaan UPN ”Veteran” Yogyyakarta merupakan perguruan
tinggi yang sangat identik dengan gelar Kampus Bela Negara. Tentunya, upaya yang dilakukan
oleh tim pengampu mata kuliah juga sejalan dengan visi misi kampus yang ingin menguatkan
identitasnya sebagai Kampus Bela Negara. Begitu juga apa yang sudah dilakukan oleh tim
pengampu matakuliah pendidikan kewarganegaraan di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta, dengan model project citizen melalui aktivitas civic engagement terhadap
kemanusiaan dan lingkungan. Kemudian kegiatan tersebut akan diunggah ke media sosial
mahasiswa sebagai upaya kampanye bela negara. Tentunya kajian ini akan dikaitkan dengan
situasi aktual saat ini yang sangat lekat dengan digitalisasi, maka mahasiswa membutuhkan
pembentukan karakter bela negara di era digital.
2. Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi
penelitian dilaksanakan terhadap dua perguruan tinggi yakni Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta.
Pemilihan dua olkasi penelitian tersebut dikarenakan sebaran materi kuliah disetiap pertemuan
terdapat kesamaan, sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis data. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Kemudian pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik trianggulasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang
diperoleh. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi
data, unitisasi dan kategorisasi, display data, dan pengambilan simpulan.
Penelitian ini didesain dilaksanakan selama 6 (enam) bulan atau satu semester setelah
mengikuti kuliah pendidikan kewarganegaraan, dengan melibatkan mahasiswa sebagai
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1332
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
koresponden untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Data didapatkan melalui kuesioner
yang akan dibagikan melalui google formulir (terdapat pertanyaan tertutup terkait materi kuliah
yang memberikan inspirasi bela negara dan pertanyaan terbuka terkait upaya bela negara yang
sudah dilakukan oleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan), wawancara langsung dengan
mahasiswa, dan dosen pengampu mata kuliah, dokumentasi proses perkuliah pendidikan
kewarganegaraan (yang berkaitan dengan perencanaan, proses, evaluasi, dan tindak lanjut)
dalam menguatkan karakter bela negara.
3. Hasil dan Pembahasan
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Penguatan Karakter Bela Negara
Era digital telah menuntut pendidikan ikut menyesuaikan, sehingga mampu berperan
dalam menyiapkan generasi yang melek digital yang berkepribadian, salah satunya melalui
pendidikan kewarganegaraan. Terlebih lagi sudah populernya istilah warga negara global, pun
dengan wawasan yang global. Terdapat nilai-nilai dasar utama yang perlu dikembangkan
dalam pendidikan kewarganegaraan untuk membangun wawasan global warga negara yang
dijiwai rasa nasionalisme. Nilai-nilai dasar yang perlu dikembangkan dalam membangun
wawasan global dalam konteks Indonesia antara lain ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, keadilan sosial, kompetisi, menghormati orang lain, kemerdekaan dan perdamaian.
Nilai-nilai dasar ini penting untuk dikembangkan dalam rangka mengembangkan wawasan
global warga negara yang semangat di dalamnya tetap dijiwai oleh rasa nasionalime agar dapat
berperan secara efektif dalam kancah global tanpa meninggalkan jati diri sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
(Kariadi, 2016).
Nasionalisme selalu diidentikan dengan sikap bela negara. Namun era digital menauntut
pelaksanaan bela negara lebih menitikberatkan pada bela negara nonfisik untuk membentuk
karakter anak bangsa. Semestinya bukan hanya menjadi tanggung jawab kementrian
pertahanan saja, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab kementerian pendidikan melalui
lembaga pendidikan yang ada di dalam naungannya. Dengan merubah beberapa program
dengan kurikulum terhadap wawasan kebangsaan sebagai rambu-rambu dalam perjuangan
mengisi kemerdekaan untuk tetap menjaga serta membina persatuan dan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa agar
nantinya pandangan masyarakat terkait penerapan bela negara bukanlah wajib militer, bukan
militerisme, bukan militerisasi dan bukan pula sebuah usaha pembelaan atau pertahanan negara
secara fisik dalam menghadapi ancaman militer (Umra, 2019).
Program Bela Negara yang merupakan kegiatan non fisik atau tidak bersifat militerisme
merupakan bagian terintegrasi dalam semua mata kuliah/mata pelajaran salah satunya
pendidikan kewarganegaraan, sehingga program ini harus mendapat perhatian yang prioritas
untuk mengembangkan sifat konatif yang pada akhirnya mahasiswa mampu meningkatkan rasa
cinta tanah air dan bangsa (Noor, 2016). Karakteristik mahasiswa dalam bela negara adalah,
memaksimalkan waktu sebagai mahasiswa dengan aktivitas yang bermanfaat, mencintai
indonesia, memiliki moral, skill yang baik, dan memiliki wawasan kebangsaan (Hidayahl et al.,
2020).
Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan
Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di UPN ”Veteran” Yogyakarta menjadi
mata kuliah wajib (kode mata kuliah 1000082) yang termasuk dalam rumpun mata kuliah
wajib kurikulum. Begitu juga implementasinya di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta (kode mata kuliah ITPK103) sama-sama memiliki bobot sebesar 2 sks, dengan
jumlah pertemuan sebanyak 16 kali pertemuan (termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1333
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
semester). Mata kuliah ini dapat diberikan di semester ganjil maupun semester genap. Adapun
sebaran materi yang disampaikan memiliki kesamaan yang dijabarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Sebaran Materi Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Pertemuan
Materi Kuliah
1
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
2
Esensi dan Urgensi Identitas Nasional
3
Urgensi Integrasi Nasional
4
Konstitusi Indonesia: UUD NRI 1945
5
Kewajiban dan Hak Warga Negara
6
Pelaksanaan Kewajiban dan Hak Warga Negara
7
Konsep Demokrasi Pancasila
8
UJIAN TENGAH SEMESTER
9
Pemilihan Umum dan Pendidikan Politik Warga Negara
10
Penegakan Hukum yang Berkeadilan
11
Pendidikan Anti Korupsi
12
Wawasan Nusantara
13
Implementasi Wawasan Nusantara
14
Ketahanan Nasional
15
Bela Negera Generasi Muda
16
UJIAN AKHIR SEMESTER
Sumber: Data Penelitian, 2024.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Inspirasi Upaya Bela Negara
Berdasarkan data kuisioner yang telah dibagikan melalui google formulir, terdapat 231
mahasiswa sebagai responden yang mengisi kuisioner tersebut. Adapun kuisioner berupa
pertanyaan tertutup terhadap materi kuliah yang telah didapatkan selama kuliah 1 semester dari
pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 16. Adapun hasil isian kuisioner sebagai berikut ini:
Tabel 2. Penilaian Mahasiswa Terhadap Materi Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Pert.
Sangat
Menginspirasi
Menginspirasi
Cukup
Menginspirasi
Kurang
Menginspirasi
1
79
131
21
-
2
102
118
11
-
3
119
100
12
-
4
69
132
30
-
5
142
79
10
-
6
133
90
8
-
7
96
115
20
-
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1334
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
8
98
111
22
-
9
101
111
19
-
10
152
69
10
-
11
102
109
20
-
12
96
117
18
-
13
100
115
16
-
14
139
83
9
-
Total
1.528
1.480
226
-
Rata-Rata
109
106
16
-
Persentase
47%
46%
7%
-
Sumber: Data Penelitian, 2024.
Berdasarkan olah data penelitian tersebut dapat diuraikan bahwa secara rata-rata sebaran
materi kuliah pendidikan kewarganegaraan telah memberikan dampak positif terhadap upaya
bela Negara yang dilakukan oleh mahasiswa. Materi kuliah sangat berpengaruh karena 47%
‘sangat menginspirasi’ mahasiswa untuk melakukan bela Negara, kemudian 46% mahasiswa
menilai ‘menginspirasi’, dan 7% ‘cukup menginspirasi’. Sedangkan untuk opsi jawaban
‘kurang menginspirasi’ tidak ada mahasiswa yang memilihnya. Guna membuktikan materi
kuliah telah menginspirasi mahasiswa untuk bela negara, maka dosen memberikan penugasan
mandiri tidak terstruktur dengan memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk melakukan
kegiatan apapun yang memberikan dampak positif pada kemanusiaan dan lingkungan.
Mahasiswa diberikan ruang pemanfaatan media social untuk upload aktivitas baik tersebut.
Tugas tersebut dikumpulkan di akhir semester dengan batas waktu sehari sebelum ujian akhir
semester. Adapun bukti kegiatan berupa foto/video disertai deskripsi kegiatan dan link hasil
upload ke media social sebagai bagian dari kampanye bela negara di era digital.
Bukti Upaya Bela Negara Mahasiswa
Berdasarkan isian kuisioner dengan pertanyaan terbuka terkait bukti upaya bela negara
yang sudah dilakukan mahasiswa menunjukkan keberagaman kegiatan yang dilakukan.
Meskipun semua kegiatan tersebut dapat diaktegorikan menjadi dua kegiatan, yakni
kemanusiaan dan lingkungan. Setelah jawaban mahasiswa dikumpulkan dan ditelaah, kedua
kegaiatn tersebut dapat diuraikan sebagai berikut ini.
Kegiatan Kemanusiaan
a. Menjadi volunteer kemanusiaan di lokasi bencana alam;
b. Menjadi relawan pendidikan dengan bergabung menjadi anggota komunitas peduli
pendidikan, menjadi tentor belajar kepada anak jalanan atau di rumah singgah;
c. Menjadi tim advokasi mahasiswa untuk membantu mahasiswa perantauan menggunakan
hak pilih saat pemilu;
d. Melakukan pendampingan mental kepada korban bullying;
e. Memberikan sembako ke panti asuhan dan/atau panti jumpo yang berasal dari dana iuran
kelompok/dana unit kegiatan mahasiswa;
f. Menjadi panitia donor darah di kampus dan/atau menjadi pendonor darah;
g. Menjadi pembicara sosialisasi kesehatan mental remaja;
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1335
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
h. Berbagi makanan kepada pemulung, tukang parkir, dan pedagang kecil di sekitar
kampus;
i. Manjadi anggota komunitas lintas agama yang mengkampanye
keberagaman/toleransi/persatuan;
j. Aktif di kegiatan karang taruna/pemuda dan mengadakan kegiatan peringatan hari
kemerdekaan, hari kesaktian Pancasila, dan hari sumpah pemuda;
Kegiatan Lingkungan
a. Menjadi relawan di komunitas peduli lingkungan yang melakukan konservasi alam;
b. Bergabung menjadi anggota unit kegiatan mahasiswa pecinta alam di kampus;
c. Melakukan bakti lingkungan di objek wisata dengan bersih sampah, seperti di pantai
dan objek wisata alam lainnya;
d. Menebar benih ikan di embung/sungai/danau di sekitar tempat tinggal
(rumah/kos/kontrakan/kampus);
e. Ikut kegiatan menanam pohon buah di pegunungan dan pohon mangrove di pesisir
pantai;
f. Menjadi anggota komunitas konservasi penyu dan ikut melepas di pesisir pantai;
g. Ikut kegiatan komunitas yang mengkampanyekan pengelolaan sampah secara mandiri.
Setelah melaksanakan kegiatan tersebut, mahasiswa menyusun laporan (dapat dilakukan
secara individu maupun berkelompok dengan melampirkan bukti kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bukti kegiatan tersebut akan diupload ke media social mahasiswa dan link hasil
unggah akan dikumpulkan ke folder tugas yang terintegrasi dengan system elearning yang
sudah disediakan oleh dosen pengampu. Pada pertemuan terakhir yang membahas aksi nyata
bela negara, mahasiswa akan memaparkan pengalamannya melaksanakan kegiatan secara nyata
dan pengalaman megunggah aksi bela negera di dunia maya. Berbagai ragam komentar baik
posistif maupun negative hadir di kolom komentar akun media social mahasiswa, namun
mahasiswa merasa bangga telah menjadi bagian dari subjek nyata bela negara dan media social
dianggap sebagai sarana untuk mengkampanyekan (menginformasikan dan mengajak) generasi
muda yang membacanya melakukan hal serupa ataupun lebih baik lagi.
4. Kesimpulan
Sebaran materi kuliah pendidikan kewarganegaraan telah memberikan dampak positif
terhadap upaya bela Negara yang dilakukan oleh mahasiswa. Materi kuliah sangat berpengaruh
karena 47% ‘sangat menginspirasi’ mahasiswa untuk melakukan bela Negara, kemudian 46%
mahasiswa menilai ‘menginspirasi’, dan 7% ‘cukup menginspirasi’. Konsekuensi dari
pernyataan tersebut, mahasiswa diberikan kebebasan secara mandiri ataupun berkelompok
untuk menyusun proyek bakti kemanusiaan dan bakti lingkungan. Sebagai bukti hasil kegiatan
didokumentasikan dan diupload di media social masing-masing, kemudian bukti tersebut
diupload ke system elearning yang telah disediakan oleh dosen pengampu. Mahasiswa
menyatakan bangga telah menjadi bagian dari subjek nyata bela Negara melalui kegiatan bakti
kemanusiaan dan bakti lingkungan.
5. Daftar Pustaka
Budiyono, B. (2017). Memperkokoh Idiologi Negara Pancasila Melalui Bela Negara.
Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan.
https://doi.org/10.25273/citizenship.v5i1.1148
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset (memilih diantara lima
pendekatan). In Penelitian Kualitatif.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 2, Juli 2024, Page: 1329-1336
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1336
Danang Prasetyo et.al (Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam.)
Hidayahl, Y., Retnasari, L., & Ulfah, R. A. (2020). Membangun Sikap Bela Negara Mahasiswa
Melalui Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan
Humaniora. https://doi.org/10.37329/ganaya.v3i1.424
Humas UPN Veteran Yogyakarta. (2017). UPNVY Inisiasi Sinergi Kampus Bela Negara
Indonesia. http://upnyk.ac.id/web/detail_berita/551/.html
HumasUPNVeteranYogyakarta. (2021). Visi dan Misi.
https://www.upnyk.ac.id/web/detail_menu/28/visi-dan-misi
TuguJogja. (2020). Dies ke-62, UPNVY Bahas Implementasi Bela Negara untuk Ketahanan
Nasional. Kumparan.Com. https://kumparan.com/tugujogja/dies-ke-62-upnvy-bahas-
implementasi-bela-negara-untuk-ketahanan-nasional-1umq9MfVxn1/full
Kariadi, D. (2016). Revitalisasi Nilai-Nilai Edukatif Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Membangun Masyarakat Berwawasan Global Berjiwa Nasionalis. Jurnal PIPSI (Jurnal
Pendidikan IPS Indonesia). https://doi.org/10.26737/jpipsi.v1i1.112
Matondang, E. (2018). Kurikulum Bela Negara di Tingkat Pendidikan Tinggi: Prospektif
Ketimpangan Dalam Sistem Pertahanan Indonesia. Jurnal Pertahanan & Bela Negara.
https://doi.org/10.33172/jpbh.v5i3.368
Noor, A. F. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan melalui Program Bela Negara: Perspektif
Mahasiswa Mencintai Tanah Air dan Bangsa (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi
PGSD Universitas Muhammadiyah Palangkaraya). Pedagogik: Jurnal Pendidikan.
https://doi.org/10.33084/pedagogik.v11i2.417
Permana, D. S. (2018). Implementasi Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Bagi
Pengembangan Semangat Bela Negara Mahasiswa. Pro Patria: Jurnal Pendidikan,
Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik.
https://doi.org/10.47080/propatria.v1i1.144
Pertahanan, K. (2018). UPN Veteran Sebagai Universitas Pionir Bela Negara.
https://www.kemhan.go.id/2018/10/30/upn-veteran-sebagai-universitas-pionir-bela-
negara.html
Rahayu, M., Farida, R., & Apriana, A. (2019). Kesadaran Bela Negara Pada Mahasiswa.
Epigram. https://doi.org/10.32722/epi.v16i2.2232
Rudiana, P. A. (2019). UPN “Veteran” Yogyakarta, Universitas Negeri Berlandaskan Bela
Negara. https://jogja.idntimes.com/life/education/pito-agustin-rudiana/upn-veteran-
yogyakarta-universitas-negeri-berlandaskan-bela-negara/3
Sumawijaya, S., & Berantas, S. (2018). Upaya Bela Negara Melalui Pendidikan Sejarah. Jurnal
Pertahanan & Bela Negara, 5(3), 4362. https://doi.org/10.33172/jpbh.v5i3.369
TuguJogja. (2018). Ratusan Mahasiswa UPN Veteran Digembleng Bela Negara.
Kumparan.Com. https://kumparan.com/tugujogja/ratusan-mahasiswa-upn-veteran-
digembleng-bela-negara-27431110790559657/full
TuguJogja. (2020). Dies ke-62, UPNVY Bahas Implementasi Bela Negara untuk Ketahanan
Nasional. Kumparan.Com. https://kumparan.com/tugujogja/dies-ke-62-upnvy-bahas-
implementasi-bela-negara-untuk-ketahanan-nasional-1umq9MfVxn1/full
Umra, S. I. (2019). Penerapan Konsep Bela Negara, Nasionalisme Atau Militerisasi Warga
Negara. Jurnal Lex Renaissance. https://doi.org/10.20885/jlr.vol4.iss1.art9
Wijayanto J., R., & Marzuki, M. (2018). Pendidikan Bela Negara Sebagai Tonggak Peradaban
Jiwa Patriotisme Generasi Muda. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 3(2), 186. https://doi.org/10.17977/um019v3i2p186-191.