Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1001
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
Pengaruh model pembelajaran discovery learning
terintegrasi ayat-ayat Al-Quran terhadap hasil belajar
fisika dan sikap spiritual siswa Ponpes modern As-
Sa’adah pada materi gerak melingkar
Rudi Haryadi
a,1
, Ganesha Antarnusa
b,2
, Sherly Apriliyanti
c,3
a,b,c
Pendidikan Fisika, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Ciwaru Raya, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang,
Banten 42117
1
rudiharyadi@untirta.ac.id;
2
ganesha.antarnusa@untirta.ac.id;
3
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 27 Januari 2024
Direvisi: 21 Maret 2024
Disetujui: 17 April 2024
Tersedia Daring: 15 Mei 2024
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
discovery learning terintegrasi ayat-ayat al-quran terhadap hasil belajar
fisika dan sikap spiritual siswa ponpes modern As-sa’adah pada materi
gerak melingkar, dengan teknik pengumpulan data melalui pretest, dan
posttest. Teknik pengambilan sampel purpose sampling, sampelnya
berjumlah 30 orang santri Pondok Pesantren Modern As-sa’adah. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Data Kuantitatif. Hasil
peneitian menunjukkan hasil belajar fisika dan sikap spiritual tanpa
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi Ayat-
ayat al-Quran, berdasarkan uji deskriptif kategori cukup baik. Hasil belajar
fisika dan sikap spiritual dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran, berdasarkan uji
deskriptif pada kategori baik. Terdapat pengaruh model pembelajaran
Discovery Learning terintegrasi ayat-ayat al-Quran dan tanpa terintegrasi
ayat-ayat al-Quran. Hasil analisis Pretest memperoleh p-value= 0,034 dan
Postest memperoleh p-value= 0,000. Hal ini menujukkan bahwa p-value
(sig) < 0,05, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa setelah perlakuan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan.
Kata Kunci:
Model discovery learning
terintegrasi ayat-ayat Al-
Quran
pembelajaran fisika
sikap spiritual
ABSTRACT
Keywords:
Discovery learning model
integrated verses of the
Qur’an
physics learning
spiritual attitude
This research was conducted to determine the effect of the discovery learning
model integrated with verses from the Koran on the physics learning outcomes
and spiritual attitudes of As-sa'adah modern Islamic boarding school students
on circular motion material, with data collection techniques through pretest
and posttest. purpose sampling technique, the sample consisted of 30 students
from the As-sa'adah Modern Islamic Boarding School, Serang Banten. The
analytical method used in this research is Quantitative Data Analysis. The
research results show that the results of learning physics and spiritual
attitudes without using the Discovery Learning learning model integrated with
Al-Quran verses, based on the descriptive test, are quite good. Physics learning
outcomes and spiritual attitudes using the integrated Discovery Learning
learning model of Al-Quran verses, based on descriptive tests in the good
category. There is an influence of the Discovery Learning learning model
integrated with Al-Quran verses and without integrated Al-Quran verses. The
results of the Pretest analysis obtained a p-value= 0.034 and the Posttest
obtained a p-value= 0.000. This shows that the p-value (sig) < 0.05, so H0 is
rejected. Thus, it can be concluded that student learning outcomes after
treatment between the experimental group and the control group are
significantly different.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1002
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
©2024, Rudi Haryadi, Ganesha Antarnusa, Sherly Apriliyanti
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Fisika adalah ilmu yang mempelajari peristiwa dan proses alam. Fisika tidak hanya
mempelajari fakta, tetapi juga belajar berpikir dan bekerja secara ilmiah. Memahami fisika
membutuhkan pemikiran logis, kritis dan kreatif. Salah satu tujuan mempelajari fisika
adalah agar siswa memahami kebesaran Sang Pencipta sekaligus merenungkan bahwa Allah
subhanahu wa ta'ala menciptakan sesuatu tidaklah sia-sia. Ajaran Islam mengandung nilai-
nilai yang berpengaruh dalam kehidupan yang menjadi pertimbangan manusia dalam
mengambil keputusan tentang tindakan. Karena dalam Islam, sains dibahas secara kompleks
dimana ayat-ayat Alquran dijelaskan dalam kaitannya dengan fenomena kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, diperlukan upaya untuk menghasilkan siswa yang
tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga cerdas secara moral dan spiritual untuk
mewujudkan tujuan nasional. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dengan bantuan
metode pembelajaran yang menarik, media berbasis teknologi yang mendukung
pembelajaran, mengembangkan kemampuan akademik dan menciptakan kapasitas
intelektual. Media pembelajaran digunakan dengan memadukan nilai-nilai religi seperti
ayat-ayat Al Quran. Tujuan penambahan ayat Al-Qur'an adalah untuk meningkatkan sikap
dan pemahaman spiritual siswa terhadap Al-Qur'an. Pemahaman terhadap Al-Qur'an juga
harus didukung oleh pemahaman ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kedua elemen ini
saling berkaitan. Upaya tersebut melestarikan pengetahuan khususnya fisika agar siswa
tetap aktif dalam belajar dan mengkolaborasikan dengan keyakinannya kepada sang
pencipta. Hal ini sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 31, UUD 1945 alinea 3.
Berdasarkan observasi langsung melalui wawancara guru fisika kelas XI SMA di
Ponpes Modern As-Sa'adah tanggal 10 Desember 2022, beliau menyatakan bahwa sistem
pembelajaran yang dipakai di dalam kelas saat mempelajari fisika hanya menggunakan
metode ceramah dan lebih mementingkan ketercapaian kompetensi dasarnya saja. Guru
cenderung bersifat teacher-centered dengan metode pembelajaran yang diterapkan
cenderung monoton dan kurang menarik serta kurang berorientasi untuk melibatkan siswa
dalam menemukan suatu konsep dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seperti
ini kurang memberikan pengetahuan pada diri siswa mengenai proses maupun sikap dari
konsep fisika yang diperoleh. Selain itu beliau juga menyatakan bahwa sistem belajar
mengajar tidak pernah diintegrasikan dengan ayat-ayat kauniyah atau ayat-ayat Al-Qur’an,
sedangkan dalam basis pondok pesantren sangat diperlukan mengaitkan pelajaran umum
dengan pelajaran agama, termasuk halnya dengan pelajaran sains, khususnya fisika yang
sangat relevan apabila dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini bertujuan untuk
memotivasi minat belajar para siswa untuk mempelajari fisika, serta membangun sikap
spiritual siswa dalam merenungkan setiap penciptaan-Nya, terlebih siswa sudah cukup
terbiasa memperoleh pelajaran keagamaan, sehingga tentu akan mempengaruhi cara
berpikir siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Penelitian tentang analisis kesulitan belajar fisika materi gerak melingkar telah
banyak dilakukan. Diantaranya yaitu, pada penelitian (fathiyaturrahmani, 2021) yang
menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan awal ditemukan siswa mengalami
kesulitan dalam menjawab soal-soal latihan, baik yang ada di buku pelajaran Fisika, LKS,
soal soal yang diberikan oleh guru, ulangan bulanan, maupun ujian semester. Hal ini dapat
dilihat dari hasil belajar siswa masih sangat rendah yaitu hanya 53 % siswa secara klasikal
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1003
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
tuntas belajar. Selebihnya sebanyak 47 % lagi belum tuntas belajar artinya hasil belajar
Fisika masih belum maksimal.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan
permasalahan yaitu: 1) Bagaimanakah hasil belajar fisika dan sikap spiritual tanpa
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran?.
2) Bagaimanakah hasil belajar fisika dan sikap spiritual dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran? 3) Bagaimana
perbedaan hasil belajar fisika dan sikap spiritual dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning terintegrasi ayat-ayat al-Quran dan tanpa terintegrasi
ayat-ayat al-Quran?.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk: 1) Mengetahui hasil
belajar fisika dan sikap spiritual dengan menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran. 2) Mengetahui hasil belajar fisika dan sikap
spiritual tanpa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi Ayat-
ayat al-Quran. 3) Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika dan sikap spiritual dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning terintegrasi ayat-ayat al-Quran
dengan tanpa terintegrasi ayat-ayat al-Quran.
Model pembelajaran adalah teknik penyajian materi yang digunakan oleh guru atau
pendidik lainnya untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Joyce dan Weil
berpendapat bahwa model pembelajaran adalah rencana yang dapat digunakan untuk
memodifikasi kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang) dan merancang materi
untuk bahan pembelajaran dan panduan untuk pembelajaran di kelas atau lainnya (Rusman,
2011: 133).
Salah satu model pembelajaran yang akan diteliti adalah model pembelajaran
discovery learning. Joolingen dalam (Rudi Haryadi, dkk. 2019) menjelaskan bahwa
“discovery learning merupakan suatu tipe pembelajaran dimana siswa membangun
pengetahuan mereka sendiri dengan mengadakan suatu percobaan dan menemukan sebuah
prinsip dari hasil percobaan tersebut”.
Hosnan (2014:282) mengartikan bahwa model pembelajaran discovery learning
pengembangan model yang menuntun belajar siswa dengan aktif, dan juga siswa yang
akan menyelidiki serta menemukan sendiri konsep materi yang mereka pelajari, sehingga
konsep tersebut akan mudah dipahami dan akan lebih tahan lama di dalam ingatan,
discovery learning juga dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa ketika mereka
melalui tahap pemecahan masalah.
Dalam saintifikasi islam, sebagian ajaran islam diumpamakan sebagai sosok
ketinggalan zaman. Karenanya perlu dipoles dengan dandanan mutakhir, ilmu
pengetahuan. Pola interaksi dan integrasi antara sains dan islam adalah sains islam, yaitu
sains yang sepenuhnya dibangun atas fondasi wahyu dan tradisi, Al-Quran dan Sunnah,
penjelasan ini dikutip dari sebuah buku Nalar Ayat-ayat Semesta dari Agus Purwanto.
(Agus Purwanto, Nalar Ayat-ayat Semesta (Bandung: Mizan Pustaka, 2012), h. 143.).
Ada dua kata yang harus didefinisikan secara rinci yaitu “hasil” dan “belajar”. Di
dalam kamus KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2)
pendapatan; perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh sebuah pengalaman. (Tim Penyusun Pusat Bahasa
(Mendikbud), Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4, 2007),
h. 408 & 121.). Kemudian menurut (Fitria, 2024) menyatakan bahwa metode pembelajaran
harus disesuaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1004
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan kejiwaan (rohani dan batin). Kata
spiritual berarti sesuatu berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, serta berhubungan
dengan kepercayaan yang dianut oleh individunya (Hasanah, 2017: 3). Sikap spiritual
adalah suatu keadaan diri seseorang dimana setiap melakukan aktivitasnya selalu berkaitan
dengan agamanya dalam hal ini pula dirinya sebagai hamba yang mempercayai Tuhannya
berusaha agar dapat merealisasikan atau mempraktekkan setiap ajaran agamanya atas dasar
yang ada dalam batinnya (Aning Kusuma, 2018: 3), kutipan ini dalam penelitian Ummu
Atikah Musyawirah. MS pada tahun 2019 tentang Pembentukan Sikap Spiritual Berbasis
Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Bontocinde Gowa.
Adapun dalam konteks kurikulum 2013 disebutkan bahwa sikap spiritual adalah
menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianut peserta didik. Sikap
spiritual yang ditekankan diantaranya giat beribadah, berdo’a dianjurkan ketika mengawali
dan mengakhiri pembelajaran, senantiasa bersyukur, merasakan keberadaan serta
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa di saat mempelajari ilmu pengetahuan, dan lain
sebagainya (Wiguna, 2017: 49).
2. Metode
Setiap penelitian menggunakan metodenya masing-masing, dalam penelitian ini
metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:107)
“Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”.
Sedangkan menurut Syaodih, (2010: 194) “Penelitian eksperimen merupakan pendekatan
penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk
menguji hubungan sebab-akibat”. Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen
adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji atau untuk mencari pengaruh
hubungan sebab akibat pada suatu penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
menyelidiki adanya kemungkinan hubungan sebab akibat. Cara yang dilakukan yaitu
dengan mengenakan kepada satu kelompok eksperimen suatu kondisi perlakuan yang
kemudian membandingkan hasilnya dengan suatu kelompok kontrol yang tidak dikenai
kondisi perlakuan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group
Design, hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono, (2012: 112) yang menyatakan “desain
penelitian eksperimen diantaranya adalah Pretest-Posttest Control Group Design”. Dengan
menggunakan desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki
karakteristik yang sama, karena diambil secara acak (random) dari populasi yang homogen
pula. Dalam desain ini kedua kelompok terlebih dahulu diberi tes awal (pretest) dengan tes
yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu pembelajaran
dengan menggunakan Model Discovery Learning Terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an,
sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan model Discovery Learning
saja. Setelah diberi perlakuan kedua kelompok di tes dengan tes yang sama sebagai tes
akhir (postes) hasil kedua tes akhir dibandingkan, demikian juga antara hasil tes awal
dengan tes akhir pada masing-masing kelompok.
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah siswa SMA kelas X MIPA.
Untuk sampel nya adalah siswa SMA Kelas X MIPA 1 dan MIPA 2, dimana lokasi
penelitian ini bertempat di sekolah boarding school Pondok Pesantren As-Sa’adah.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1005
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
Prosedur Penelitian
Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
No
Tahap Penelitian
1
Tahap Persiapan
2
Tahap Pelaksanaan
3
Tahap Penyelesaaian
Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut: 1). wawancara ialah suatu kegiatan
Tanya jawab dengan tatap muka secara langsung antara pewawancara dan yang diwawancarai
tentang masalah yang sedang diteliti. Pada penelitian ini peneliti akan mewawancarai guru
fisika di Sekolah Boarding School Ponpes As-Sa’adah untuk memperoleh data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, 2). observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar
cek atau skala penilaian (rating scale). 3). Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2013:46). Untuk mengukur
peningkatan hasil belajar siswa digunakan Pretest dan Posttest. Pretest digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan dan Posttest digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1006
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
Teknik Analisis Data
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Melakukan Uji Prasyarat (Uji Asumsi Dasar) dengan cara sebagai berikut: 1) Uji
normalitas digunakan untuk mengkaji kenormalan variabel yang diteliti apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data Pretest dan Posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji Shapiro- Wilk. Shapiro-Wilk adalah uji yang
dilakukan untuk mengetahui sebaran data acak suatu sampel yang kecil digunakan simulasi
data yang tidak lebih dari 50 sampel. Perhitungan uji normalitas dengan uji Shapiro Wilk
dilakukan menggunakan software SPPS. Dengan taraf signifikan ɑ > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variasi data adalah berdistribusi normal. Jika taraf signifikan ɑ < 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa variasi data tidak berdistribusi normal.2) Uji homogenitas digunakan
untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variasi yang sama. Uji homogenitas dikenakan pada data hasil post-test dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kriteria pengujian jika Sig < 0,05, maka
populasi data bersifat tidak homogen dan jika Sig > 0,05, maka populasi data bersifat
homogen. 3) Uji t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing
variabel bebas terhaadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berubah
(Sugiyono, 2013). Kriteria pengujian hipotesis secara parsial, jika Sig > 0,05, maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kelas
eksperimen dengan kelas control, dan jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dengan kelas control.
4) Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan
kemampuan atau penguasaan konsep peserta didik setalah pembelajaran dilakukan. Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan rumus Normalize Gain,
ternormalisasi.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran secara umum dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Persentase
Kriteria
Pretest & RPP Pertemuan 1
86,04%
Hampir seluruh aktivitas
terlaksana
RPP Pertemuan 2
90,47%
Hampir seluruh aktivitas
terlaksana
Posttest
93,75%
Hampir seluruh aktivitas
terlaksana
Persentase Rata-rata
90,09%
Hampir seluruh aktivitas
terlaksana
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel 1 data hasil observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran model
Discovery Learning terintegrasi ayat-ayat al-qur’an diperoleh persentase rata-rata sebesar
90,09% dengan kriteria hampir seluruh aktivitas terlaksana. Hal ini berarti bahwa aktivitas
guru dan peserta didik hampir sesuai dengan RPP yang dibuat oleh peneliti yang menandakan
bahwa hampir seluruh kegiatan dengan model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1007
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
ayat-ayat al-qur’an maupun yang tanpa integrasi ayat al-qur’an terlaksana dengan baik. Siswa
cukup aktif dalam diskusi permasalahan terkait materi, selain itu siswa juga cukup
bersemangat, berani berpendapat serta merasa termotivasi dalam proses pembelajaran fisika
dengan menggunakan model Discovery Learning terintegrasi ayat-ayat al-qur’an maupun
yang tanpa integrasi ayat-ayat al-qur’an pada materi Gerak Melingkar.
Tabel 2. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Kelas Eksperimen
No
Kelas Kontrol
Nama
Siswa
Nilai
Nama
Siswa
Nilai
1
A1
75
1
A1
55
2
A2
55
2
A2
52
3
A3
65
3
A3
50
4
A4
68
4
A4
55
5
A5
54
5
A5
65
6
A6
65
6
A6
61
7
A7
55
7
A7
74
8
A8
60
8
A8
50
9
A9
83
9
A9
50
10
A10
65
10
A10
65
11
A11
63
11
A11
65
12
A12
78
12
A12
70
13
A13
65
13
A13
60
14
A14
70
14
A14
55
15
A15
65
15
A15
62
Sumber: Data diolah, 2024
Tabel 3. Hasil Uji Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Pretest
Eksperimen
15
54.00
83.00
65.7333
8.31923
Pretest control
15
50.00
74.00
59.2667
7.59198
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel 3, hasil Pretest pada kelas eksperimen memiliki nilai terkecil 54,00,
terbesar 83,00 dan nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan diperoleh nilai sebesar 65,73
berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada kategori cukup baik. Kelas kontrol
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1008
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
memiliki nilai terkecil 50, terbesar 74, dan nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan
diperoleh nilai sebesar 59,27 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada kategori
cukup baik.
Hasil Posttest digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan hasil belajar peserta
didik setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan Posttest
di kelas eksperimen dan di kelas kontrol dilaksanakan pada 8 Desember 2023. Berikut tabel
hasil Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No
Kelas Eksperimen
No
Kelas Kontrol
Nama
Siswa
Nilai
Nama
Siswa
Nilai
1
A1
88
1
A1
65
2
A2
76
2
A2
65
3
A3
78
3
A3
60
4
A4
88
4
A4
65
5
A5
77
5
A5
79
6
A6
78
6
A6
74
7
A7
76
7
A7
80
8
A8
70
8
A8
70
9
A9
87
9
A9
65
10
A10
76
10
A10
78
11
A11
75
11
A11
75
12
A12
92
12
A12
80
13
A13
85
13
A13
70
14
A14
87
14
A14
70
15
A15
79
15
A15
75
Sumber: Data diolah, 2024
Tabel 5. Hasil Uji Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Posttest Eksperimen
15
70.00
92.00
80.8000
6.41650
Posttest Kontrol
15
60.00
80.00
71.4000
6.44537
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel 5, hasil Posttest pada kelas eksperimen memiliki nilai terkecil 70,00,
terbesar 92, dan nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan diperoleh nilai sebesar 80,80
berada pada rentang 76-98 yang menunjukkan pada kategori baik. Kelas kontrol memiliki
nilai terkecil 60,00, terbesar 80, dan nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan diperoleh nilai
sebesar 71,40 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada kategori cukup baik.
Uji normalitas digunakan untuk mengkaji kenormalan variabel yang diteliti apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data Pretest dan Posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji Shapiro- Wilk. Dengan taraf signifikan ɑ >
0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah berdistribusi normal. Jika taraf
signifikan ɑ < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data tidak berdistribusi normal.
Perhitungan normalitas menggunakan SPSS 26, dengan melihat Shapiro- Wilk. Adapun hasil
perhitungan terlihat pada tabel berikut ini:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1009
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Tests of Normality
Perlakuan
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig
pretest
MPDL
awal
Eksperimen
.934
15
.311
Kontrol
.930
15
.268
postest
MPDL
akhir
Eksperimen
.912
15
.144
Kontrol
.922
15
.209
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel 4.6, ditunjukkan dari nilai Shapiro- Wilk, nilai Sig. > 0.05, maka
dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas
digunakan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari
populasi yang memiliki variasi yang sama. Uji homogenitas dikenakan pada data hasil post-
test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kriteria, jika Sig < 0,05, maka
populasi data bersifat tidak homogen dan jika Sig > 0,05, maka populasi data bersifat
homogen. Adapun hasil perhitungan terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
pretest
MPDL awal
.039
1
28
.845
postest
MPDL akhir
.016
1
28
.900
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel 4.7, ditunjukkan dari nilai Sig. > 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa
populasi data bersifat homogen.
Uji hipotesis (Uji t) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
masing-masing variabel bebas terhaadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas yang
lain tidak berubah. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial, adalah Sig > 0,05, artinya tidak
terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dengan kelas control. Tingkat
Sig < 0,05 artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen
dengan kelas control. Adapun hasil perhitungan terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t
df
Sig.
(2-tailed)
pretest
Eksperimen
2.224
28
.034
Kontrol
2.224
27.769
.034
postest
Eksperimen
4.003
28
.000
Kontrol
4.003
27.999
.000
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel 4.8, hasil analisis pretest memperoleh p-value = 0,034. Hal ini
menujukkan bahwa p-value (sig) < 0,05, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sebelum perlakuan antara kelompok eksperimen dan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1010
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
kelompok kontrol berpengaruh/berbeda secara signifikan.
Hasil analisis posttest memperoleh p-value= 0,000. Hal ini menujukkan bahwa p-value
(sig) < 0,05, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
setelah perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berpengaruh/berbeda
secara signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Purnamasari, dkk (2017), Haaryadi, dkk (2017), dan Amalia (2016) yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran model Discovery Learning.
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan
kemampuan atau penguasaan konsep peserta didik setalah pembelajaran dilakukan. Adapun
hasil perhitungan terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Hasil Uji N-Gain Descriptive Statistics
N
Min
imu
m
Maximu
m
Mean
Std.
Deviation
efektivitas
ekperimen
efektivitas
control
15
.24
.64
.4420
.13105
15
.20
.40
.2987
.06567
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel 4.9, hasil perhitungan uji N-gain score di atas, menunjukkan bahwa
rata-rata skor N-gain kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran discovery learning
terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an) adalah 0,4420 atau 44,2%, skor N-gain sebesar 44,2%,
termasuk kategori kurang efektif (40%-55%). Sedangkan N-gain score kelompok kontrol
(Model konvensional/tanpa ayat-ayat Al-Qur’an) sebesar 0,2987 atau kategori tidak efektif (<
40%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran discovery
learning terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an (kelas eksperimen) kurang efektif dalam
meningkatkan hasil belajar fisika.
Berdasarkan hasil data uji deskriptif N-gain pada kelas eksperimen diperoleh hasil skor
N-gain terkecil yaitu 0,24 dan skor N-gain terbesar yaitu 0,64, dengan nilai rata-rata sebesar
0,44. Sedangkan untuk hasil data uji N-gain pada kelas kontrol diperoleh hasil skor N-Gain
terkecil sebesar 0,20, dan skor N-gain tertinggi yaitu 0,40, dengan nilai rata-rata sebesar 0,29.
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari skor N-gain. Berdasarkan skor N-gain pada
tabel 4.9 dapat diketahui bahwa skor N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan skor N-Gain kelas kontrol, dengan rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen sebesar 0,44
dan rata-rata nilai N-gain kelas kontrol sebesar 0,29. Hal ini dapat membuktikan bahwa model
pembelajaran discovery learning terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an dapat meningkatkan hasil
belajar fisika meskipun peningkatannya sangat kecil dan masuk kategori kurang efektif.
Skor N-Gain yang diperoleh siswa kelas kontrol berada pada rentang < 40%. Skor
Terendah diperoleh siswa A3 dengan nilai skor 0,20 dalam kategori rendah. Siswa A3 dan A13
mendapat skor N-Gain terendah karena A3 mendapat nilai Pretest 50 dan Postest 60, dengan
selisih nilai Pretest dan Postest yang cukup kecil. Sedangkan untuk skor tertinggi diperoleh
oleh siswa A5 dan A8 dengan skor 0,40 dalam kategori sedang. Siswa A5 dan A8 mendapatkan
skor tertinggi karena mendapat nilai masing-maasing Pretest 65 dan 50 dan Postest masing-
masing 79 dan 70, dengan selisih nilai Pretest dan Postest yang tidak jauh.
Skor N-Gain yang diperoleh siswa kelas eksperimen berada pada rentang skor 40%-55%
kategori kurang efektif. Skor terendah diperoleh oleh siswa A9, dengan skor 0,24 dengan
kategori rendah. Siswa A9 mendapat skor N-Gain terendah karena A9 mendapat nilai Pretest
50 dan Postest 65, Siswa A9 memperoleh nilai awal kurang baik dan akhir yg cukup baik.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1011
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
Sedangkan untuk skor tertinggi diperoleh siswa A12 yaitu sebesar 0,64 dengan kategori cukup/
sedang. Siswa A12 mendapat skor N-Gain tertinggi karena mendapat nilai Pretest 78 dan
Postest 92, dengan selisih nilai Pretest dan Postest yang cukup, sehingga terjadi peningkatan
hasil belajar termasuk cukup.
Untuk kelas eksperimen memiiki sampel 15 siswa, 13 diantaranya mendapat skor N-Gain
pada rentang 0,3 g < 0,7 dengan kategori hasil belajar sedang/cukup dan 2 lainnya mendapat
skor N-Gain pada rentang g < 0,3 dengan kategori hasil belajar rendah. Semua siswa kelas
eksperimen mengalami kenaikan pada nilai Postest. Nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan
diperoleh nilai sebesar 65,73 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada kategori
cukup baik. Rata-rata hasil Pretest siswa kelas eksperimen mendapat nilai 65,73 dengan
kategori hasil belajar cukup, karena siswa sebelumnya belum diajarkan materi model
pembelajaran discovery learning terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an, akan tetapi beberapa siswa
dapat menjawab soal dengan benar. Sedangkan rata-rata nilai Postest siswa kelas eksperimen
80,80 berada pada rentang 76-98 yang menunjukkan pada kategori baik, hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa mengalami kenaikan menjadi lebih baik.
Peningkatan hasil belajar masing-masing siswa dapat dilihat dari skor N-gain, hal ini
menunjukkan bahwa setiap siswa di kelas eksperimen mengalami kenaikan dalam hasil
belaajar meskipun sangat kecil. Menurut Purnamasari, dkk (2017) terdapat pengaruh yang
signifikan pembelajaran dengan model Discovery Learning dan terdapat peningkatan hasil
belajar fisika pada siswa yang memperoleh model pembelajaran Discovery Learning.
Persentase masing-masing indikator sikap Spiritual siswa diakumulasi dari penilaian
observasi yang didapat dari pengamatan saat pembelajaran pada masing-masing kelas baik itu
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Penilaian pada sikap spiritual siswa sesuai dengan
indicator sikap spiritual yaitu berdoa sebelum dan sesudah belajar, beribadah sesuai
kepercayaan yang dianut, mengucapkan salam, bersyukur, berikhtiar dan tawakal, menjaga
lingkungan, toleransi. Penilaian sikap spiritual pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
didapatkan, dari hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini sikap
spiritual siswa masing masing kelas, baik dikelas control maupun dikelas eksperimen memiliki
perbedaan yang beda tipis, dikarenakan basis sekolah pesantren di SMA plus As-Sa’adah
dalam mendidik sikap spiritual para santri cukup baik.
Presentase dari masing-masing indikator sikap spiritual siswa secara global atau
perkelompok baik dari kelas eksperimen maupun kelas control, terdapat perbedaan dari kedua
kelas tersebut, dimana pada indicator berdoa sebelum dan sesudah belajar pada kelas control
mencapai 85% dan dikelas eksperimen mencapai 90%, sedangkan untuk masing masing
indicator yang lain dapat dilihat selisihnya lebih baik kelas eksperimen dari pada kelas control.
4. Kesimpulan
Hasil belajar fisika dan sikap spiritual tanpa menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran, berdasarkan uji deskriptif bahwa hasil
Pretest memiliki nilai terkecil 50, terbesar 74, dan nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan
diperoleh nilai sebesar 59,27 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada kategori
cukup baik. Hasil Posttest memiliki nilai terkecil 60,00, terbesar 80, dan nilai rata-rata dari
setiap item keseluruhan diperoleh nilai sebesar 71,40 berada pada rentang 53-75 yang
menunjukkan pada kategori cukup baik.
Hasil belajar fisika dan sikap spiritual dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran, berdasarkan uji deskriptif bahwa hasil
Pretest memiliki nilai terkecil 54,00, terbesar 83,00 dan nilai rata-rata dari setiap item
keseluruhan diperoleh nilai sebesar 65,73 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada
kategori cukup baik. Hasil Posttest memiliki nilai terkecil 70,00, terbesar 92, dan nilai rata-rata
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1012
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
dari setiap item keseluruhan diperoleh nilai sebesar 80,80 berada pada rentang 76-98 yang
menunjukkan pada kategori baik.
Terdapat pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terintegrasi ayat-ayat al-
Quran dan tanpa terintegrasi ayat-ayat al-Quran. Hasil analisis Pretest memperoleh p-value=
0,034 dan Postest memperoleh p-value= 0,000. Hal ini menujukkan bahwa p-value (sig) <
0,05, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
setelah perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara
signifikan.
5. Daftar Pustaka
Abdul Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arfan Ikhsan. (2013). Akuntansi Keperilakuan Edisi.2. Jakarta: Salemba Empat.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Atikah, R. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia PTPN XII Sumber Tengah Silo Jember
Jawa Timur. Universitas Jember.
Babbage, Byers & Redding, H. (1999). Approaches To Teaching And Leaning. David Fulton
Publisher.
Esterberg dalam Sugiyono, (2013). Teknik Wawancara.
Fathiyaturrahmani, F. (2021). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika
Materi Gerak Melingkar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Teams Achiement Division). PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN, 10(1).
Fitria, A. (2024). Academy of Education JournalVol. 15, No. 1, Januari2024, Page: 240-
249ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)240APenerapan metode
pembelajaran cooperative integrated reading composition (CIRC) berbasis media
flipbook dalam meningkatkan membaca . Academy of Education Journal, 240-249.
Gunawan, I. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik (Surani, Ed.) (1st ed.).
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/ Gain Scores. [Online].Tersedia di
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. Diakses 19 Desember
2014.
Haryadi, R. (2021). Pengaruh model pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran
fisika. COMPTON: Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 8(1), 9-16.
Hasanah, H. (2017). Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial.At-At-Taqaddum (1), 21.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Jasmin, J. (2020). Penerapan model discovery learning terhadap motivasi dan hasil belajar
siswa pada materi besaran dan satuan Mts Muslimat Nu Palangka Raya (Doctoral
dissertation, IAIN Palangka Raya).
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan.
Surabaya: Kata Pena.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 1001-1013
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
1013
Rudi Haryadi et.al (Pengaruh model pembelajaran discovery learning.)
Nurlina, D. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing Terintegrasi Ayat-Ayat Al-
Qur’an Terhadap Minat Belajar Fisika Kelas X Ma.
Purnamasari, I. C., Swistoro, E., & Putri, D. H. (2017). Pengaruh Model Discovery Learning
Melalui Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar dan Minat Belajar Fisika Siswa
Pada Konsep Fluida Statis Di SMAN 8 Rejang Lebong. Amplitudo: Jurnal Ilmu dan
Pembelajaran Fisika, 1(1).
Purwanto, Agus. (2015). Nalar Ayat-ayat Semesta. Bandung: Mizan.
Rusman, dkk (2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi :
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:Rajawali Pers. PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.CV.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, penerbit
Alfabeta,Bandung.
Syaodih S, Nana. (2010). Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Dasar. (1945). Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31. Republik Indonesia,
Jakarta.