Sedangkan untuk skor tertinggi diperoleh siswa A12 yaitu sebesar 0,64 dengan kategori cukup/
sedang. Siswa A12 mendapat skor N-Gain tertinggi karena mendapat nilai Pretest 78 dan
Postest 92, dengan selisih nilai Pretest dan Postest yang cukup, sehingga terjadi peningkatan
hasil belajar termasuk cukup.
Untuk kelas eksperimen memiiki sampel 15 siswa, 13 diantaranya mendapat skor N-Gain
pada rentang 0,3 g < 0,7 dengan kategori hasil belajar sedang/cukup dan 2 lainnya mendapat
skor N-Gain pada rentang g < 0,3 dengan kategori hasil belajar rendah. Semua siswa kelas
eksperimen mengalami kenaikan pada nilai Postest. Nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan
diperoleh nilai sebesar 65,73 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada kategori
cukup baik. Rata-rata hasil Pretest siswa kelas eksperimen mendapat nilai 65,73 dengan
kategori hasil belajar cukup, karena siswa sebelumnya belum diajarkan materi model
pembelajaran discovery learning terintegrasi ayat-ayat Al-Qur’an, akan tetapi beberapa siswa
dapat menjawab soal dengan benar. Sedangkan rata-rata nilai Postest siswa kelas eksperimen
80,80 berada pada rentang 76-98 yang menunjukkan pada kategori baik, hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa mengalami kenaikan menjadi lebih baik.
Peningkatan hasil belajar masing-masing siswa dapat dilihat dari skor N-gain, hal ini
menunjukkan bahwa setiap siswa di kelas eksperimen mengalami kenaikan dalam hasil
belaajar meskipun sangat kecil. Menurut Purnamasari, dkk (2017) terdapat pengaruh yang
signifikan pembelajaran dengan model Discovery Learning dan terdapat peningkatan hasil
belajar fisika pada siswa yang memperoleh model pembelajaran Discovery Learning.
Persentase masing-masing indikator sikap Spiritual siswa diakumulasi dari penilaian
observasi yang didapat dari pengamatan saat pembelajaran pada masing-masing kelas baik itu
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Penilaian pada sikap spiritual siswa sesuai dengan
indicator sikap spiritual yaitu berdoa sebelum dan sesudah belajar, beribadah sesuai
kepercayaan yang dianut, mengucapkan salam, bersyukur, berikhtiar dan tawakal, menjaga
lingkungan, toleransi. Penilaian sikap spiritual pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
didapatkan, dari hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini sikap
spiritual siswa masing masing kelas, baik dikelas control maupun dikelas eksperimen memiliki
perbedaan yang beda tipis, dikarenakan basis sekolah pesantren di SMA plus As-Sa’adah
dalam mendidik sikap spiritual para santri cukup baik.
Presentase dari masing-masing indikator sikap spiritual siswa secara global atau
perkelompok baik dari kelas eksperimen maupun kelas control, terdapat perbedaan dari kedua
kelas tersebut, dimana pada indicator berdoa sebelum dan sesudah belajar pada kelas control
mencapai 85% dan dikelas eksperimen mencapai 90%, sedangkan untuk masing masing
indicator yang lain dapat dilihat selisihnya lebih baik kelas eksperimen dari pada kelas control.
4. Kesimpulan
Hasil belajar fisika dan sikap spiritual tanpa menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran, berdasarkan uji deskriptif bahwa hasil
Pretest memiliki nilai terkecil 50, terbesar 74, dan nilai rata-rata dari setiap item keseluruhan
diperoleh nilai sebesar 59,27 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada kategori
cukup baik. Hasil Posttest memiliki nilai terkecil 60,00, terbesar 80, dan nilai rata-rata dari
setiap item keseluruhan diperoleh nilai sebesar 71,40 berada pada rentang 53-75 yang
menunjukkan pada kategori cukup baik.
Hasil belajar fisika dan sikap spiritual dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning terintegrasi Ayat-ayat al-Quran, berdasarkan uji deskriptif bahwa hasil
Pretest memiliki nilai terkecil 54,00, terbesar 83,00 dan nilai rata-rata dari setiap item
keseluruhan diperoleh nilai sebesar 65,73 berada pada rentang 53-75 yang menunjukkan pada
kategori cukup baik. Hasil Posttest memiliki nilai terkecil 70,00, terbesar 92, dan nilai rata-rata