Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
939
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
Pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar:
analisis peran guru dan kurikulum
Hanafiah
a,1
, Abdul Malik
b,2
, Aisyah Nursyam
c,3
, Meggy Merlin Mokay
d,4
, Musa Hefer Smas
e,5
a
Universitas Samudra, Indonesia
b
Universitas Muhammadiyah Kendal Batang, Indonesia
c
Universitas Muhammadiyah Bone, Indonesia
d,e
Universitas Cenderawasih, Indonesia
1
hanafiah1969.mpd@gmail.com;
2
abd.malik1978@gmail.co.id;
3
4
mokaymerlin@gmail.com;
5
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 1 Februari 2024
Direvisi: 26 Februari 2024
Disetujui: 8 April 2024
Tersedia Daring: 27 April 2024
Tujuan dari penelitian ini agar menyajikan analisis mengenai peran dan juga
pengaruh dari guru serta kurikulum dalam mengembangkan karakter
pendidikan para siswa di Sekolah Dasar. Hasil dan pembahasan yang
diuraikan dalam penelitian bisa menjadi salah satu sajian informasi yang
bermanfaat dan bisa menjadi pedoman untuk penelitian berikutnya.
Penelitian ini bisa menjadi salah satu kajian pendukung untuk penelitian
yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Rumusan masalah dari
penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui peran dari guru dan juga
kurikulum dalam membentuk karakter siswa di tingkat sekolah dasar.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode
deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Dari hasil penelitian ini didapatkan
bahwa Guru memiliki peran dan pengaruh dalam membentuk karakter
siswa SD. Disimpulkan pula bahwasanya dalam membentuk karakter dari
para siswa ini terdapat 4 faktor penting dimana guru sebagai suri tauladan,
pembimbing dan juga pengarah serta evaluator. Guru dan kurikulum
memiliki peran dan pengaruh dalam membentuk karakter pribadi cerdas
dan kuat.
Kata Kunci:
Guru
Karakter
Kurikulum
ABSTRACT
Keywords:
Teacher
Character
Curriculum
The purpose of this study is to present an analysis of the role and influence of
teachers and curriculum in developing the educational character of students in
elementary schools. The results and discussions described in the study can be
one of the useful information presentations and can be a guideline for
subsequent research. This research can be one of the supporting studies for
research that has relevance to this research. The formulation of the problem
from this research is to determine the role of teachers and also the curriculum
in shaping the character of students at the elementary school level. The
research method used in this study is a qualitative descriptive method with
case studies. From the results of this study, it was found that teachers have a
role and influence in shaping the character of elementary school students. It
was also concluded that in shaping the character of these students there are 4
important factors where the teacher as a role model, guide and also.
©2024, Hanafiah, Abdul Malik, Aisyah Nursyam, Meggy Merlin Mokay, Musa Hefer Smas
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan adalah hak yang dijamin bagi semua warga Negara Indonesia. Peran
pendidikan sangat penting dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
dan berkarakter. Prinsip ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan pembentukan karakter serta
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
940
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
peradaban bangsa yang bermartabat. Pasal 3 dari UU tersebut menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan akhir
mengembangkan potensi siswa agar menjadi individu yang beriman, bertakwa kepada Allah,
memiliki akhlak mulia, sehat dan juga berilmu serta kreatif. Selain itu kemandirian dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab menjadi salah satu tujuan dari
pendidikan nasional.
Pembentukan karakter siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab guru atau sekolah,
tetapi juga melibatkan peran keluarga dan masyarakat. Siswa menghabiskan waktu dan
beraktivitas tidak hanya di lingkungan sekolah, melainkan juga di rumah dan di masyarakat
sebagai warga negara Indonesia dan anggota masyarakat global. Namun, dalam konteks
pendidikan formal di sekolah, guru memiliki peran yang sangat signifikan dalam membentuk
karakter siswa.
Nilai-nilai karakter yang diupayakan dalam pendidikan, antara lain keberanian, kejujuran,
hormat pada orang lain, dan disiplin. Siswa yang memiliki karakter yang kuat akan mampu
meningkatkan derajat dan martabat bangsa secara keseluruhan menurut Widiastuti (2019).
Karakter sendiri diambil dari bahasa Yunani yang memiliki arti sebagai bagaimana nilai-
nilai kebaikan diterapkan dalam bentuk tindakan dan juga perilaku. Dalam bahasa Inggris,
"character" memiliki makna yang hampir serupa dengan sifat, perilaku, akhlak, watak, tabiat,
dan budi pekerti. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa karakter merujuk pada
tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain. Definisi ini menegaskan bahwa karakter merupakan identitas yang menetap bagi
individu atau entitas, membuatnya berbeda dari yang lain.
Pendidikan karakter yang komprehensif tidak hanya bertujuan untuk membentuk siswa
menjadi individu yang cerdas dan baik, tetapi juga mengarahkan mereka untuk menjadi agen
perubahan dalam kehidupan mereka sendiri, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada
perubahan sosial dan masyarakat menuju ke arah yang lebih adil, baik, dan manusiawi.
Pendidikan karakter didefinisikan sebagai sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter
kepada anggota sekolah, yang mencakup pemahaman, kesadaran, atau keinginan, serta
tindakan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam hubungan dengan Allah dan juga diri
sendiri. Dan juga hubungan terhadap sesama, lingkungan, dan kebangsaan, dengan tujuan
menciptakan manusia yang sempurna.
Pada dunia pendidikan karakter di sekolah, semua pihak yang terlibat (stakeholders) harus
terlibat aktif, termasuk berbagai komponen pendidikan seperti isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, hubungan interpersonal, manajemen mata pelajaran, manajemen
sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, pemberdayaan fasilitas, pembiayaan, dan budaya kerja
sekolah secara keseluruhan serta interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata
pelajaran sangat penting. Materi proses belajar mengajar di sekolah harus memiliki norma atau
nilai di setiap mata pelajaran. Dan hal ini harus dikembangkan serta dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari bagi para peserta didik. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai
karakter tidak hanya berada pada level kognitif, tetapi juga menyentuh pada internalisasi dan
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa di masyarakat.
Berdasarkan Haniyyah (2021), pendidikan karakter yang ada di lingkungan sekolah tentu
saja memiliki korelasi dengan manajemen serta pengelolaan sekolah. Pengelolaan ini
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pendidikan karakter dalam kegiatan-
kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Komponen-komponen pengelolaan tersebut
meliputi nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian,
keterlibatan pendidik dan tenaga kependidikan, serta aspek-aspek terkait lainnya. Dengan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
941
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
demikian, manajemen sekolah menjadi salah satu sarana yang efektif dalam pendidikan
karakter di sekolah.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah, yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Melalui
pendidikan karakter, diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan
mengaplikasikan pengetahuan mereka, serta menginternalisasi dan mempersonalisasi nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter diharapkan
menjadi bagian integral dari budaya sekolah yang membentuk karakter siswa secara
berkelanjutan.
Membentuk karakter bukan hanya mengandalkan pada pemberian nasihat, perintah, atau
instruksi secara langsung, tetapi melibatkan beberapa aspek yang lebih kompleks. Proses
pembentukan karakter memerlukan adanya teladan atau model yang baik, kesabaran,
pembiasaan, dan pengulangan. Dengan demikian, pendidikan karakter bukan sekadar
penyampaian nilai-nilai, tetapi merupakan pengalaman pembentukan kepribadian yang dialami
siswa melalui penghayatan dan praktik nilai-nilai kehidupan, agama, dan moral.
Menurut Haniyyah (2021), ada tiga tahap dalam pembentukan karakter. Moral Knowing
merupakan tahap pertama yang memiliki tujuan untuk membekali anak dengan pemahaman
yang baik tentang arti kebaikan. Anak diajak untuk memahami mengapa perilaku baik penting,
tujuan dari berperilaku baik, serta manfaat yang diperoleh dari perilaku baik tersebut.
Kemudian ada moral feeling dimana pada tahap ini memiliki fokus yaitu membangun rasa
kecintaan terhadap perilaku baik pada anak. Kecintaan ini akan menjadi sumber energi bagi
anak untuk berperilaku baik secara konsisten. Pembentukan karakter dilakukan dengan cara
menumbuhkan dan merawat rasa kecintaan tersebut.
Selanjutnya ada moral action yang bisa mengubah pengetahuan moral menjadi tindakan
nyata. Tindakan moral ini merupakan hasil dari pembentukan karakter sebelumnya dan perlu
dilakukan secara berulang-ulang agar menjadi perilaku yang melekat dan konsisten dalam
kehidupan sehari-hari.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan peran seorang pendidik atau guru. Menurut Rojai
(2013), seorang guru adalah sosok yang terus menerus berjuang secara bertahap untuk
mengeluarkan manusia dari kegelapan dengan menjadi teladan yang baik bagi murid-
muridnya. Guru memiliki peran vital dalam membentuk karakter dan budi pekerti yang luhur
bagi generasi penerus bangsa dengan mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai yang
diharapkan.
Guru sebagai individu yang bertanggung jawab atas proses perkembangan dan
pertumbuhan potensi anak didik, baik secara kognitif maupun psikomotorik. Hal ini
mengimplikasikan bahwa seorang guru memiliki tanggung jawab besar dalam memfasilitasi
pertumbuhan siswa secara menyeluruh. Guru juga harus memiliki kompetensi dan bertugas
menjalankan fungsi serta tujuan sekolah dengan sebaik mungkin. Guru profesional harus
mampu melaksanakan tugasnya dengan kompetensi yang diperlukan.
Peran dari guru adalah kombinasi dari pendidik, pengajar, pembina, pemimpin,
pembimbing, dan penilai. Guru memegang peran sentral dalam membentuk karakter dan
kepribadian siswa. Guru bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menjadi contoh,
melatih, dan membiasakan perilaku yang diinginkan.
Dalam konteks pendidikan budaya dan karakter bangsa, disiplin merupakan nilai yang
penting. Guru memiliki peran sebagai pemegang peran dalam membina, mengembangkan, dan
menanamkan nilai-nilai karakter seperti disiplin pada siswa. Peran guru dalam pembelajaran
dan penanaman karakter pada siswa mencakup berbagai fungsi seperti menjadi pendidik,
pengajar, pembimbing, penasehat, modal dan teladan, komunikator, pengembang keterampilan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
942
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
diri, mediator, fasilitator, dan evaluator. Ini menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang
sangat penting dan kompleks dalam membentuk karakter siswa.
2. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif
kualitatif dengan studi lapangan. Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian
yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Seperti
perilaku, persepsi yang timbul secara holistik dan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa. Pada konteks spesifik yang dialami ini menggabungkan berbagai metode ilmiah dalam
menyelidiki dan menggambarkan fenomena tersebut.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mendalam dan komprehensif
mengenai pengaruh dari guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Melalui
observasi, interview dan pengamatan partisipatif, penelitian ini akan memantau, melihat, dan
juga mendeskripsikan secara detail mengenai kegiatan pembelajaran yang dialami oleh guru
dan juga siswa selama proses belajar mengajar tersebut. Pendekatan kualitatif memungkinkan
peneliti untuk menangkap kompleksitas dan konteks yang terlibat dalam fenomena yang
diteliti, serta memahami makna dan interpretasi yang diberikan oleh subjek penelitian terhadap
pengalaman mereka.
3. Hasil dan Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini guna mengetahui dan juga melihat bagaimana peran dari para
guru dan juga kurikulum pendidikan dalam mengembangkan karakter siswa di tingkat Sekolah
Dasar. Pada proses pembentukan karakter siswa, guru tentu saja mempunyai beberapa peran
yang penting seperti model dan suri teladan bagi mereka.
Menurut Hulu (2021), peran utama dari guru sebagai model teladan. Terutama yang
berkaitan dengan kebersihan. Hal ini didapatkan dari observasi di lapangan. Guru kelas terlihat
melakukan pembentukan karakter dengan meneladankan diri mereka sendiri. Para guru
memberikan contoh perilaku yang baik dengan memperhatikan sikap mereka selama proses
pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas. Ini menunjukkan bahwa guru tidak hanya
mengajar secara verbal, tetapi juga memberikan teladan melalui tindakan nyata mereka.
Pendekatan ini memiliki dampak yang kuat pada siswa, karena mereka cenderung meniru dan
menginternalisasi perilaku yang dianggap baik dari guru mereka.
Guru dalam kelas menyajikan sisi keteladanan dalam menjaga kebersihan dan juga
menggunakan pakaian yang rapi. Selain itu memperhatikan kebersihan ruang kelas, dan juga
tidak membuang sampah sembarangan memberikan bentuk ketauladanan yang nyata. Dari
wawancara dengan seorang guru di sekolah A bahwa menjadi sosok yang teladan berarti
memberikan contoh yang baik kepada siswa, seperti membersihkan ruang kelas sebelum
memulai pembelajaran, membuang sampah ke tempatnya, dan berpakaian rapi dengan atribut
yang lengkap. Ini memungkinkan siswa untuk meneladani perilaku guru.
Pernyataan guru dan juga wawancara yang dilakukan senada dengan siswa yang
menyatakan bahwa perubahan karakter mereka karena melihat guru sebagai contoh dalam
menjaga kebersihan dengan membuang sampah ke tempatnya, serta menjaga dan
membersihkan ruang kelas sebelum dan setelah pembelajaran, dan selalu berpakaian rapi dan
wangi.
Peran guru dalam kelas sebagai teladan dalam membangun karakter dan juga kedisiplinan
yang menyajikan dampak signifikan kepada pembentukan karakter dari para siswa tersebut.
Dengan memberikan teladan kepada siswa, guru bisa membiasakan mereka guna meniru
perilaku yang ditunjukkan menurut Setyaningrum (2020).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
943
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
Selain itu, peran guru di dalam kelas dalam pembentukan karakter siswa juga terlihat
dalam teladan dalam disiplin waktu. Seseorang yang memiliki karakter disiplin waktu mampu
mengelola waktu dengan baik dan mematuhi aturan waktu yang ditetapkan. Hal ini mencakup
kegiatan seperti datang tepat waktu, menyiapkan dan melaksanakan tugas piket kebersihan di
kelas sesuai waktu yang ditentukan menurut Harahap (2018).
Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti, masih terdapat siswa yang
belum menyelesaikan tugas piket kebersihan dan sering terlambat masuk ke dalam kelas.
Meskipun guru telah memberikan teladan dalam disiplin waktu. Berdasarkan wawancara
dengan kepala sekolah Sekolah A, disiplin waktu dianggap penting untuk diteladankan oleh
guru kepada siswa dalam pembentukan karakter, khususnya dalam hal disiplin waktu. Guru
memberikan teladan dengan datang tepat waktu ke kelas, sehingga siswa dapat mengikuti
contoh yang diberikan. Meskipun tidak semua siswa dapat meneladani contoh yang diberikan
oleh guru.
Beberapa guru dan juga siswa menyatakan bahwa hadir dan datang tepat waktu dan tidak
pernah terlambat, sehingga siswa merasa perlu untuk mengikuti teladan tersebut. Hal ini
penting karena keterlambatan siswa dapat mengganggu proses pembelajaran.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran guru kelas sebagai teladan
dalam disiplin waktu dalam membentuk karakter siswa adalah dengan menunjukkan disiplin
dalam menggunakan waktu, baik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, karena
siswa cenderung meniru contoh yang diberikan oleh guru.
Peran guru dan juga kurikulum pembelajaran bisa membentuk karakter siswa di sekolah
A. Guru memiliki pengaruh sebagai pembimbing. Guru dalam kelas memberikan bimbingan
kepada siswa dalam mengembangkan karakter yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pengembangan karakter ini untuk membentuk anak-anak menjadi individu yang mempunyai
pengetahuan, kepribadian yang baik dan juga berakhlak mulia serta mempunyai keterampilan
hidup mandiri. Melalui bimbingan ini, diharapkan siswa dapat membentuk karakter yang
mendukung tujuan pembelajaran di SD.
Berdasarkan penuturan Haniyyah (2021), bimbingan yang diberikan oleh guru bisa berupa
motivasi dalam meningkatkan minat belajar siswa. Guru menyajikan motivasi kepada siswa
dengan memberikan pujian atau nilai sebagai apresiasi terhadap usaha belajar mereka. Hal ini
membuat siswa termotivasi dalam proses pembelajaran.
Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam mengarahkan dan mengembangkan
karakter para siswa dalam meningkatkan prestasi mereka. Dari observasi di lapangan, guru
memiliki peran sebagai pembimbing bagi siswa dengan berbagai cara. Mereka membimbing
siswa dalam belajar hingga akhir pembelajaran dan tidak meninggalkan kelas sebelum jam
pelajaran selesai. Selain itu, guru kelas juga patuh terhadap peraturan dan tata tertib sekolah,
menjadikan diri mereka contoh yang baik bagi siswa.
Selain itu, guru memberikan bimbingan kepada siswa dengan memberikan teguran dan
nasehat jika siswa melakukan perilaku yang tidak baik. Contohnya, ketika siswa berbicara
dengan orang yang lebih tua atau berbicara dengan teman sebaya secara kasar seperti
membentak atau mencela, guru langsung menegur dan memberikan wejangan kepada siswa
tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Tri Hayatun,S.Pd, seorang guru kelas
yang menekankan bahwa guru tidak hanya berperan sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga
sebagai pembimbing untuk membantu siswa menjadi individu yang berkarakter baik.
Ketika siswa melanggar peraturan atau tata tertib sekolah, seperti berkata tidak senonoh,
berkelahi dengan teman, atau melakukan pelanggaran lainnya, guru bertindak sebagai
penengah. Mereka langsung menegur siswa yang melakukan pelanggaran dan memberikan
nasihat agar siswa tidak mengulangi perbuatan yang melanggar tata tertib sekolah. Dengan
demikian, guru tidak hanya membimbing siswa dalam hal akademis, tetapi juga membimbing
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
944
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
mereka untuk berkembang sebagai individu yang bertanggung jawab dan memiliki karakter
yang baik.
Ketika para peserta didik menggunakan kata-kata yang tidak pantas, guru akan langsung
menegur dan menjelaskan bahwa itu adalah cara berbicara yang tidak sopan. Namun, ada pula
beberapa siswa yang tidak mengindahkan teguran dan nasehat guru. Jika siswa terus
melakukan kesalahan tersebut setelah diberi teguran beberapa kali, guru akan memberikan
hukuman. Selain itu, guru juga menegur siswa jika mereka tidak rapi dalam berpakaian. Hal
ini bisa memberikan bukti bahwa guru harus memberikan bimbingan, teguran, dan nasehat
kepada siswa jika mereka melanggar aturan atau melakukan perilaku yang tidak pantas, seperti
bertengkar dengan teman atau berkata kasar.
Selain membimbing siswa dalam hal perilaku, guru kelas juga membantu siswa mengatasi
masalah yang mereka hadapi. Mereka memberikan nasehat dan bimbingan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa. Menurut Syah (2019), dalam membentuk
karakter siswa, peran guru kelas adalah sebagai pengarah. Guru tidak hanya berperan sebagai
pengajar, tetapi juga harus mampu menjadi pengarah dan memberikan nasehat kepada siswa.
Guru juga harus menjalankan peran sebagai pengarah pembelajaran, diungkapkan bahwa
guru harus dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Guru memberikan penghargaan
atau reward atas prestasi yang dicapai siswa, sehingga motivasi dan minat belajar siswa
meningkat. Selain itu, guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menciptakan suasana
belajar yang nyaman bagi diri mereka sendiri, tetapi tetap dalam batas yang wajar demi
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, peran guru kelas sebagai pengarah dalam
membentuk karakter siswa meliputi memberikan nasehat, memotivasi, dan menciptakan
suasana belajar yang kondusif.
Sebelum proses belajar mengajar dimulai, para guru akan melakukan pengarahan kepada
para siswa untuk merapikan meja-meja di dalam kelas, membuang sampah pada tempatnya,
dan menjaga kekondusifan kelas agar tercipta kenyamanan selama pembelajaran berlangsung.
Lalu guru juga akan mengarahkan ketua kelas untuk memimpin doa sebelum dan setelah
pembelajaran. Dari studi lapangan ini bisa disimpulkan bahwa mengarahkan merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa agar mereka dapat mengikuti arahan tentang
hal-hal baik yang harus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
membentuk karakter siswa yang baik. Oleh karena itu, guru perlu memberikan motivasi
kepada siswa untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar mereka.
Peran guru yang lain adalah evaluator. Dalam perannya sebagai penilai hasil belajar siswa,
guru sebaiknya secara terus menerus mengikuti perkembangan hasil belajar peserta didik. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa meningkat atau menurun, serta
bagaimana pengetahuan yang didapat siswa melalui pembelajaran berdampak pada
pembentukan karakter mereka. Penilaian dari guru ini bukan hanya mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa, tetapi juga sikap dan karakter siswa. Penilaian terhadap sikap
siswa dilakukan secara berkelanjutan selama satu tahun pembelajaran. Hal ini penting karena
dapat memberikan gambaran tentang perkembangan karakter siswa. Jika tidak terjadi
perubahan yang positif dalam karakter siswa, hal ini menandakan bahwa pembelajaran yang
dilakukan belum memberikan manfaat yang optimal. Kesuksesan pendidikan dapat diukur dari
perubahan perilaku dan karakter siswa menuju yang lebih baik, menunjukkan perkembangan
kepribadian yang berkualitas dan lebih manusiawi.
Tenaga pendidik tentu saja harus memiliki kemampuan dalam melakukan penilaian secara
objektif. Guru harus bisa memberikan penilaian yang jujur dan adil, serta tidak memihak.
Penilaian harus dilakukan secara komprehensif dan tidak hanya berfokus pada aspek prestasi
akademik, tetapi juga pada karakter siswa. Hal ini karena siswa yang berprestasi belum tentu
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
945
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
memiliki karakter yang baik, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, penilaian karakter
merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dengan seksama.
Beberapa peran guru dalam membentuk karakter peserta didik telah dijelaskan
sebelumnya. Dalam pembentukan karakter peserta didik, peran guru kelas akan mencerminkan
pola tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh siswa dalam berbagai interaksinya, baik
dengan sesama siswa, guru, maupun staf lainnya. Dalam kegiatan belajar-mengajar, peran
guru menjadi sangat sentral. Banyak waktu dan perhatian guru yang digunakan untuk
menggarap proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga, melalui interaksi
ini, guru memiliki kesempatan untuk membentuk karakter siswa dengan memberikan teladan,
bimbingan, dan evaluasi secara konsisten.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai peran guru dan kurikulum dalam membentuk karakter siswa
SD menunjukkan bahwa terdapat beberapa peran penting yang dimainkan oleh guru kelas.
Pertama-tama, guru berperan sebagai model dan teladan bagi siswa. Mereka memainkan peran
ini dengan menunjukkan perilaku yang diharapkan dari siswa, baik dalam kebersihan, disiplin
waktu, maupun aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan karakter. Selanjutnya, guru juga
berperan sebagai pembimbing. Mereka memberikan bimbingan kepada siswa dalam
membentuk karakter yang sesuai dengan nilai-nilai yang diinginkan, seperti kejujuran, kerja
keras, dan tanggung jawab. Guru juga berfungsi sebagai pengarah, membimbing siswa dalam
memahami dan menginternalisasi nilai-nilai karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Peran lainnya adalah guru berperan sebagai evaluator. Mereka mengevaluasi perkembangan
karakter siswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa dalam
mengembangkan diri lebih lanjut. Pendidikan karakter di tingkat sekolah dasar memang
mempunyai tujuan untuk membentuk pribadi yang cerdas dan berkarakter kuat. Hal ini dapat
diterapkan dalam setiap mata pelajaran, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengasah
karakter mereka melalui berbagai konteks pembelajaran. Penting bagi guru untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter dalam diri mereka sendiri, karena mereka memiliki peran
yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Guru yang memiliki karakter yang
kuat dan positif dapat menjadi teladan yang baik bagi siswa. Mereka tidak hanya berperan
sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai contoh yang diikuti dan diteladani oleh
siswa. Dengan demikian, guru memiliki potensi besar untuk membentuk generasi yang
berkarakter melalui teladan dan pembimbingan yang mereka berikan.
5. Daftar Pustaka
Afianti, D., Witono, A. H., & Syahrul Jiwandono, I. (2020). IDENTIFIKASI KESULITAN
GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SDN 7 WOJA KECAMATAN WOJA
KABUPATEN DOMPU. Jurnal Elementaria Edukasia, 3(2).
https://doi.org/10.31949/jee.v3i2.2367
Alkhasanah, N., Darsinah, & Ernawati. (2023). PERAN GURU DALAM MEMBENTUK
KARAKTER SISWA SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 10(2), 355365.
https://doi.org/10.38048/jipcb.v10i2.1271
Danang, D. B. (2020). Pembentukan Karakter Islami Melalui Pengembangan Mata Pelajaran
Akidah Akhlak di Sekolah Aliyah An-Najah Bekasi”, . Jurnal Intelektual: Jurnal
Pendidikan Dan Studi Keislaman, Vol. 10, No. 2.
Haniyyah, Z. ,. (2021). Peran guru pai dalam pembentukan karakter islami siswa di SMPN 03
Jombang. . In Jurnal Studi Kemahasiswaan (Vol. 1, Issue 1).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
946
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
Harahap, A. (2018). EDUCATION THOUGHT OF IBNU MISKAWAIH. Sunan Kalijaga
International Journal on Islamic Educational Research, 1(1), 114.
https://doi.org/10.14421/skijier.2017.2017.11-01
Harahap, A., & Kahpi, Mhd. L. (2021). Pendekatan Antropologis dalam Studi Islam. Tazkir :
Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keislaman, 7(1), 4960.
https://doi.org/10.24952/tazkir.v7i1.3642
Hulu, Y. (2021). Peran Guru Dalam Pengembangan Karakter Pada Siswa Kelas III SD Negeri
071154 Anaoma Kecamatan Alasa. JURIDIKDAS: Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 4(1),
1823. https://doi.org/10.33369/juridikdas.4.1.18-23
Ishtiaq, M. (2019). Book Review Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative,
Quantitative and Mixed Methods Approaches (4th ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
English Language Teaching, 12(5), 40. https://doi.org/10.5539/elt.v12n5p40
Lestari, N. D. D., Ibrahim, M., Amin, S. M., & Kasiyun, S. (2021). Analisis Faktor-Faktor
yang Menghambat Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(4), 26112616. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1278
Mardiana, S., & Andi Makkasau. (2022). Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Pembentukan
Karakter Siswa Sekolah Dasar Di Desa Tottong Kecamatan Donri-Donri Kabupaten
Soppeng.
Meo, A., Wau, M. P., & Lawe, Y. U. (2021). ANALISIS KESULITAN BELAJAR
MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I SDI BOBAWA KECAMATAN
GOLEWA SELATAN KABUPATEN NGADA. Jurnal Citra Pendidikan, 1(2), 277
287. https://doi.org/10.38048/jcp.v1i2.247
Nurani, R. Z., Nugraha, F., & Mahendra, H. H. (2021). Analisis Kesulitan Membaca
Permulaan Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 14621470.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.907
Pradina, Q., Faiz, A., & Yuningsih, D. (2021). Peran Guru Dalam Membentuk Karakter
Disiplin. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(6), 41184125.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1294
Pramesti, F. (2018). Analisis Faktor-Faktor Penghambat Membaca Permulaan pada Siswa
Kelas 1 SD. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(3), 283.
https://doi.org/10.23887/jisd.v2i3.16144
Prihantoro, Agung. (2019). (2019). Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui
Motovasi,Lingkungan Kerja,dan Komitmen.
Sari, I. P. (2022). PERAN GURU KELAS DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA
DIDIK DI SD NEGERI 010097 KISARAN KABUPATEN ASAHAN. DIRASATUL
IBTIDAIYAH, 2(1), 5870. https://doi.org/10.24952/ibtidaiyah.v2i1.5621
Setyaningrum, Y., Rahmat Rais, & Eka Sari Setianingsih. (2020). History: Peran Guru Kelas
Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Pada Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi
Guru, 3(3).
Sumantri, B. A., & Ahmad, N. (2019). Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya terhadap
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. FONDATIA, 3(2), 118.
https://doi.org/10.36088/fondatia.v3i2.216
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 939-947
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
947
Hanafiah et.al (Pengembangan pendidikan karakter ....)
Syah, I. J. (2019). METODE PEMBIASAAN SEBAGAI UPAYA DALAM PENANAMAN
KEDISIPLINAN ANAK TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH (TELA’AH
HADITS NABI TENTANG PERINTAH MENGAJARKAN ANAK DALAM
MENJALANKAN SHOLAT). JCE (Journal of Childhood Education), 2(2), 1.
https://doi.org/10.30736/jce.v2i1.36
Wardhani, N. W., & Wahono, M. (2017). KETELADANAN GURU SEBAGAI PENGUAT
PROSES PENDIDIKAN KARAKTER. Untirta Civic Education Journal, 2(1).
https://doi.org/10.30870/ucej.v2i1.2801
Widiastuti, H. (n. d. ). (2019). (2019). Peran guru dalam membentuk siswa berkarakter.