Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
765
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
Analisis peran Guru PPKn dalam menanamkan sikap
Bela Negara pada Siswa Kelas X (Fase E) di SMA
Negeri 4 Kota Jambi
Candro Genaro Sianturi
a,1
, Siti Tiara Maulia
b,2
, M.Salam
c,3
, Dona Sariani
d,4
a,b,c,d
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Jambi, Jl. Jambi, Muaro Bulian No. KM. 15,
Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia
1
2
sititiaramaulia@unja.ac.id;
3
4
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 30 Juli 2023
Direvisi: 29 November2023
Disetujui: 28 Januari 2024
Tersedia Daring: 21 Maret 2024
Penelitian ini berangkat dari observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA
Negeri 4 Kota Jambi, bahwasanya siswa kelas X (Fase E) kurang menunjukkan
sikap bela negara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru
PPKn dalam menanamkan sikap bela negara pada siswa kelas X (Fase E) di
SMA Negeri 4 Kota Jambi dan hambatan guru PPKn dalam menanamkan sikap
bela negara pada siswa kelas X (Fase E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi.
Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwasanya
guru PPKn sudah menjalankan perannya dalam menanamkan sikap bela
negara, namun ada beberapa peran guru PPKn yang belum dilaksanakan oleh
guru PPKn, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa guru PPKn belum
sepenenuhnya menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan teori peran
guru PPKn yang dikemukakan oleh Marzuki and Feriandi (2016:195) yaitu 1)
Memotivasi Siswa, 2) Mengarahkan Siswa, 3) Inisiator, 4) Informator, 5)
Evaluator, 6) Fasilitator. Kemudian hambatan guru PPKn dalam menanamkan
sikap bela negara dalam pada siswa kelas X (Fase E) SMA Negeri 4 Kota Jambi
terbagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kurangnya
kesadaran siswa. Kemudian Faktor Eksternal merupakan faktor yang
disebabkan dari luar diri siswa seperti latar belakang siswa, pengaruh sosial
media dan lingkungan siswa.
Kata Kunci:
Peran Guru PPKn
PPKn
Sikap Bela Negara
ABSTRACT
Keywords:
The Role of Civics Teachers
PPKn
State Defense Attitude
This research departs from initial observations made by researchers at SMA
Negeri 4 Jambi City, that class X (Phase E) students did not show an attitude of
defending the country. This research aims to describe the role of PPKn
teachers in instilling an attitude of defending the country in class. The
approach to this research uses a qualitative approach and uses a qualitative
descriptive research type. The data collection techniques used in this research
are observation, interviews and documentation techniques. The results of this
research show that PPKn teachers have carried out their role in instilling an
attitude of defending the country, but there are several roles of PPKn teachers
that have not been implemented by PPKn teachers, so the researcher
concludes that PPKn teachers have not fully carried out their role well in
accordance with the theory of the role of PPKn teachers put forward by
Marzuki and Feriandi (2016:195), namely 1) Motivating Students, 2) Directing
Students, 3) Initiator, 4) Informator, 5) Evaluator, 6) Facilitator. Then, the
obstacles for PPKn teachers in instilling an attitude of defending the country in
class X (Phase E) students at SMA Negeri 4 Jambi City are divided into 2
factors, namely internal and external factors. Internal factors are factors that
come from within the student, such as a lack of student awareness. Then
external factors are factors that are caused from outside the student, such as
the student's background, the influence of social media and the student's
environment.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
766
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
©2024, Candro Genaro Sianturi, M. Salam, Dona Sariani
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki sejarah pada era kerajaan, penjajahan,
hingga kemerdekaan. Dalam mencapai kemerdekaan, adanya peran serta dari seluruh rakyat
Indonesia untuk memperjuangkan dan mencapai kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia
yang memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia dari para penjajah adalah indvidu yang
memiliki sikap bela negara. Sikap bela negara menjadi kunci yang mempertemukan seluruh
lapisan masyarakat Indonesia untuk membela negaranya dari para penjajah. Bela negara
merupakan sikap dan tindakan warga negara yang dilandasi oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasilan dan Undang-Undang Dasar 1945
dalam menjalin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara seutuhnya yang diwujudkan
melalui kesedian untuk melindungi, mempertahankan, dan memajukan negara dengan
bersama. Sikap bela negara merupakan sikap yang wajib dimiliki masyarakat indonesia dan
tidak ada seseorang atau individu yang dapat dihindarkan dari kewajiban bela negara, hal
tersebut dilandasi oleh Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002 tentang
pertahanan negara pasal 9 ayat (1) yang berbunyi “setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan bela negara”.
Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap sikap bela negara sangat dibutuhkan, dimana
pemahaman sikap bela negara yang dimiliki setiap individu masyarakat Indonesia dapat
menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa terhadap berbagai ancaman. Selain itu bela
negara merupakan sebagai modal dasar dalam pembangunan nasional, pada hakekatnya
pembangunan nasional merupakan wujud perjuangan secara terus menerus berdasarkan
profesinya dengan prestasi terbaik untuk mewujudkan kesejahteraan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negaranya (Abidin et al., 2014: 83).
Pentingnya pemahaman sikap bela negara terhadap para generasi muda terkhususnya pada
siswa yang merupakan sebagai generasi penerus bangsa. Sikap bela negara yang dimiliki oleh
generasi penerus bangsa berguna untuk menjaga kedaulatan bangsa, wujud rasa terimakasih,
menciptakan ketentraman dan kemanan bagi lingkungan sekitar serta melestarikan kebudayaan
yang sudah ada sejak era penjajahan. Dari pemahaman seseorang atau individu terhadap sikap
bela negara, maka sikap bela negara dapat diterapkan secara tepat serta realistis dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Implementasi sikap bela negara merupakan solusi jangka
panjang untuk menjaga keutuhan, keamanan, dan kenyamanan hidup berbangsa dan bernegara.
Berawal dari hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas X (Fase
E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi, terdapat beberapa persoalan yang ditemukan oleh peneliti
pada siswa yang tidak sesuai dengan sikap bela negara yaitu sebagai berikut:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
767
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
Tabel 1 Data Wawancara Awal Sikap Bela Negara Pada Siswa Kelas X (Fase E) SMA
Negeri 4 Kota Jambi
No
Indikator Bela Negara
Jumlah Siswa Yang
Sesuai Dengan Sikap
Bela Negara
1
Cinta Tanah Air
Selalu menggunakan produk dalam
negeri dari pada menggunakan produk
luar negeri
0 siswa
2
Sadar berbangsa dan bernegara
Menjalankan segala peraturan sebagai
warga negara Indonesia
0 siswa
3
Setia kepada Pancasila dan Ideologi Negara
Memahami Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila
0 siswa
Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari
2 siswa
4
Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
Membela Bangsa dan Negara sesuai
dengan profesi dan kemampuan
masing-masing
5 siswa
5
Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara
Kemampuan awal bela negara secara
psikis
5 siswa
Kemampuan awal bela negara secara
fisik
4 siswa
Sumber: Hasil Wawancara Awal Sikap Bela Negara Siswa Kelas X (Fase E)
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh peneliti, terlihat pada indikator cinta tanah
air yang selalu menggunakan produk dalam negeri dari pada menggunakan produk luar negeri
sebanyak 0 siswa, selanjutnya pada indikator sadar berbangsa dan bernegara yang
menjalankan segala peraturan sebagai warga negara Indonesia sebanyak 0 siswa, kemudian
pada indikator setia kepada Pancasila dan Ideologi Negara yang memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila sebanyak 0 siswa dan yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila
sebanyak 2 siswa, berikutnya pada indikator rela berkorban untuk bangsa dan negara yang
membela bangsa dan negara sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing terdapat 5
siswa, serta pada indikator mempunyai kemampuan awal bela negara yang memiliki
kemampuan awal bela negara secara psikis terdapat 5 siswa dan yang memiliki kemampuan
awal bela negara secara fisik sebanyak 4 siswa.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
768
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
Dari pemaparan di atas terlihat siswa kelas X (Fase E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi
kurang menunjukkan sikap bela negara, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap Bela Negara
Pada Siswa Kelas X (Fase E) Di SMA Negeri 4 Kota Jambi”.
2. Metode
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif yang dimaksud adalah suatu proses penelitian untuk menganalisis suatu
gejala dan dalam kondisi yang natural atau apa adanya pada saat penelitian dilakukan serta
disajikan menggunakan kata-kata tertulis dari permasalahan yang diamati. Kemudian, jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif,
dimana pada jenis penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan atau
mewakili peristiwa berdasarkan fakta atau kondisi natural pada saat penelitian dilakukan. Jenis
penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau mewakili kondisi
natural yang berkaitan dengan peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
menanamkan sikap bela negara pada siswa kelas X (Fase E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi.
Dalam penelitian ini yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik non-probability sampling,
dimana teknik non-probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur anggota populasi yang dipilih
menjadi sampel. Pada pengambilan sampel non-probability ini, peneliti menggunakan
purposive sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti, sampel yang
akan diambil merupakan orang-orang yang berpengetahuan tentang suatu populasi, anggota-
anggotanya dan tujuan dari penelitian serta apa yang diharapkan, dan untuk mengumpulkan
data dari sampel yang sudah ditentukan peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara,
dan dokumenasi.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh peneliti, maka dapat diuraikan
hasil reduksi data terkait dengan peran guru PPKn dalam menanamkan sikap bela negara pada
siswa kelas X (Fase E) SMA Negeri 4 Kota Jambi. Adapun hasil reduksi data yang dilakukan
oleh peneliti, dijabarkan sebagai berikut.
A. Peran Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap Bela Negara Pada Siswa Kelas X (Fase E) di
SMA Negeri 4 Kota Jambi
1. Memotivasi Siswa
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Nalu & Hero, (2023:12930) bahwa peran guru
sebagai pemberi motivasi atau motivator artinya guru sebagai pendorong siswa dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa, sehingga guru harus
merangsang dan memberikan dorongan untuk membangkitkan gairah dan semangat belajar
siswa. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Manizar (2016:178) yang mengatakan
guru sebagai pemberi motivasi atau motivator artinya guru sebagai pendorong siswa dalam
rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.
Dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, guru PPKn sudah menjalankan
perannya memotivasi siswa dalam menanamkan sikap bela negara pada siswa kelas X (Fase)
di SMA Negeri 4 Kota Jambi, namun guru PPKn belum sepenuhnya menjalankan perannya
dengan baik, Guru PPKn memotivasi siswa dengan cara memberikan dorongan kepada siswa
untuk menjanlankan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan menggunakan ceramah, kata-kata inspiratif dan memberitahu konsekuensinya
jika di langgar.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
769
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
2. Mengarahkan Siswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengarah adalah individu atau seseorang
yang memberikan arahan dalam diskusi, konferensi, seminar, dan sebagainya. Guru dalam
menjalankan perannya sebagai pengarah siswa atau director harus lebih menonjolkan jiwa
kepemimpinannya, dimana guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, serta guru juga harus
memberikan dorongan dan arahan kepada siswa dari belakang atau dapat disebut dengan Tut
Wuri Handayani (Arni, 2017:59).
Dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, guru PPKn sudah menjalankan
perannya yaitu mengarahkan siswa, namun guru PPKn belum sepenuhnya menjalankan
perannya dengan baik. Guru PPKn mengarahkan siswa dengan cara membantu siswa untuk
memahami cerminan dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seperti taat
beribadah, menolong sesama, gotong royong dan lain sebagainya melalui ilustrasi kepada
siswa.
3. Inisiator
Peran guru sebagai inisiator dalam pembelajaran siswa merupakan peran yang sangat
penting, dimana diperlukannya ide-ide yang bervariatif dan kreatif dalam pelaksanaan
pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran berjalan dengan lancar (Wulandani &
Humaidi, 2021:81). Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Darmadi, 2015:168)
yang mengatakan bahwa dalam menjalankan peran guru sebagai inisiator, guru harus
memperbaiki kompetensi yang dimilikinya serta guru juga harus memperbaharui keterampilan
dalam penggunaan media pendidikan dan pengajaran sesuai kemajuan media komunikasi dan
informasi khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari sebelumnya, dimana guru tidak
hanya sekedar mengikuti terus perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan
melainkan mencetuskan ide-ide kemajuan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, bahwa guru PPKn sudah
menjalankan peran sebagai inisiator dalam menanamkan sikap bela negara dengan baik. Guru
PPKn menjalankan perannya sebagai inisitor dengan cara menciptakan ide-ide baru yang
berupa gambar slide poster dan video yang berisikan materi keberagaman dan Bhinneka
Tunggal Ika. Guru PPKn menciptakan media tersebut menggunakan perangkat lunak seperti
aplikasi power point atau canva. Kemudian guru PPKn juga memanfaatkan teknologi seperti
google form, internet, aplikasi power point atau canva, android, laptop, dan infokus untuk
mengenalkan keberagaman Indonesia kepada siswa.
4. Informator
Menurut pendapat Sabir et al., (2022:40) peran guru sebagai informator yaitu guru yang
menjadi pelaksana cara mengajar dan sumber informasi kegiatan akademik siswa. Dalam
proses kegiatan belajar mengajar memerlukan informasi yang tepat dan efektif dari guru serta
tidak memberikan informasi kepada siswa yang merugikan siswa.
Dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, bahwa guru PPKn sudah
menjalankan perannya sebagai informator dengan baik dalam menanamkan sikap bela nagara.
Guru PPKn dalam menjalankan perannya sebagai informator dengan cara memberikan
informasi terkait pentingnya sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara seperti informasi
pentingnya menolong sesama warga masyarakat yang mengalami kesulitan tanpa melihat latar
belakang sosio-kurturalnya menggunakan media pendukung dan ceramah dengan bahasa
Indonesia yang baik pada proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas melalui materi nilai-
nilai Pancasila. Kemudian guru PPKn juga memberikan informasi untuk dijadikan
pengetahuan kepada siswa yang berupa informasi menghormati dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia melalui materi pembelajaran hak asasi manusia.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
770
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
5. Evaluator
Peran guru sebagai evaluator yaitu guru berperan menilai siswa dalam bidang akademis
maupun tingkah laku sosialnya sebagai penentu keberhasilan prestasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran (Sabir et al., 2022:40). Peran guru sebagai evaluator, guru dituntut menjadi
seorang evaluator yang baik dan jujur dimana guru tidak hanya menilai output yang dihasilkan
oleh siswa melainkan guru juga menilai proses.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, guru PPKn belum
menjalankan perannya sebagai evaluator dengan baik. Guru PPKn belum ada melakukakan
penilaian terkait sikap bela negara yang dimiliki oleh siswa. Kemudian guru PPKn juga belum
ada melakukan refleksi diri bersama dengan siswa.
6. Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator yaitu guru memberikan fasilitas dan kemudahan dalam
proses belajar mengajar dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang efektif (Sabir et
al., 2022: 40). Dalam menanamkan sikap bela negara melalui peran guru ppkn sebagai
fasilitator hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan dalam
proses kegiatan belajar siswa serta menciptakan proses kegiatan belajar yang menyenangkan
bagi siswa agar terciptanya sikap bela negara pada siswa.
Dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, guru PPKn belum menjalankan
perannya sebagai evaluator dalam menanamkan sikap bela negara pada siswa kelas X (Fase E)
di SMA Negeri 4 Kota Jambi dengan baik. Guru PPKn belum menciptakan suasana belajar
yang efektif agar terciptanya sikap bela negara pada siswa yang berupa mengatur tempat
duduk siswa atau menata kelompok, melainkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membentuk kelompok dengan memilih temannya masing-masing menjadi satu kelompok, hal
tersebut menimbulkan siswa yang memiliki kemampuan lebih memilih teman yang memiliki
kemampuan yang lebih juga dan siswa yang memiliki kemampuan kurang cenderung
berkelompok dengan siswa yang memiliki kemampuan kurang juga , sehingga tidak
terciptanya lingkungan yang mendukung kerja sama dan kolaborasi antar siswa serta berbagi
pengetahuan terhadap sikap bela negara. Kemudian guru PPKn juga belum sepenuhnya
menjadi sumber belajar bagi siswa terkait dengan sikap bela negara, dimana guru PPKn belum
menjawab seluruh pertanyaan siswa terkait dengan bela negara.
B. Hambatan Guru PPKn Dalam Menanamkan Sikap Bela Negara Pada Siswa Kelas X (Fase
E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) hambatan mempunyai arti yaitu
halangan atau rintangan. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mamonto et al.,
(2020:53) hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi kemajuan atau pencapaian suatu
hal yang ingin di capai. Menurut Fatmawati et al., (2021:5) hambatan guru PPKn dalam
menumbuhkan sikap nasionalisme dibagi menjadi 2 (dua) yaitu faktor Internal dan Eksternal.
Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, dimana kurangnya
kesadaran siswa untuk menumbuhkan sikap nasionalisme. Kemudian Faktor Eksternal
merupakan faktor yang disebabkan dari luar diri siswa seperti latar belakang yang berbeda
dapat berpengaruh terhadap perubahan moral siswa.
Terdapat beberapa hambatan guru PPKn dalam menanamkan sikap bela negara pada siswa
kelas X (Fase E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi yang ditemukan peneliti secara natural sewaktu
peneliti melakukan penelitian. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh peneliti pada saat
penelitian maka dapat diuraikan hambatan guru PPKn dalam menanamkan sikap bela negara
pada siswa kelas X (Fase E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi. Hambatan guru PPKn dalam
menanamkan sikap bela negara merupakan hal yang mempengaruhi peran guru PPKn dalam
menanamkan sikap bela negara pada siswa kelas X (Fase E) dan dapat memicu siswa
kurangnya menunjukkan sikap bela negara.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
771
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
Dari hasil wawancara yang diperoleh, bahwasanya hambatan guru PPKn dalam
menanamkan sikap bela negara pada siswa kelas X (Fase E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi
terbagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal, hal ini sejalan dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Fatmawati et al., (2021:5) hambatan guru PPKn dalam menumbuhkan
sikap nasionalisme meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor Internal merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri siswa, dimana kurangnya kesadaran siswa menggunakan produk
dalam negeri, mentaati peraturan perundang-undangan yang ada dan lain sebagainya yang
relavan dengan sikap bela negara. Kemudian Faktor Eksternal merupakan faktor yang
disebabkan dari luar diri siswa seperti latar belakang siswa, pengaruh sosial media dan
lingkungan siswa yang menjadi hambatan pada guru PPKn dalam menanamkan sikap bela
negara pada siswa kelas X (Fase E) di SMA Negeri 4 Kota Jambi.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peran guru PPKn dalam
menanamkan sikap bela negara pada siswa kelas X (Fase E) SMA Negeri 4 Kota Jambi, dapat
diketahui simpulan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Dari 6 (enam) peran guru PPKn dalam menanamkan sikap bela negara, guru PPKn sudah
menjalankan perannya dalam menanamkan sikap bela negara, namun ada beberapa peran
guru PPKn yang belum dilaksanakan, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa guru PPKn
belum sepenenuhnya menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan teori peran guru
PPKn yang dikemukakan oleh Marzuki and Feriandi (2016:195) yaitu 1) Memotivasi Siswa,
2) Mengarahkan Siswa, 3) Inisiator, 4) Informator, 5) Evaluator, 6) Fasilitator.
2. Hambatan guru PPKn dalam menanamkan sikap bela negara dalam pada siswa kelas X
(Fase E) SMA Negeri 4 Kota Jambi terbagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan
eksternal, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fatmawati et al.,
(2021:5) hambatan guru PPKn dalam menumbuhkan sikap nasionalisme meliputi faktor
internal dan eksternal. Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa
seperti kurangnya kesadaran siswa. Kemudian Faktor Eksternal merupakan faktor yang
disebabkan dari luar diri siswa seperti latar belakang siswa, pengaruh sosial media dan
lingkungan siswa.
5. Daftar pustaka
Abidin, Z., Poernomo, D., Iryanti, E., & Arif, L. (2014). Buku Ajar Pendidikan Bela Negara.
AdiantiR. (2023). PROBLEMATIKA GURU PPKN DALAM MEMANFAATKAN MEDIA
PEMBELAJARAN DIGITAL. Academy of Education Journal, 14(2), 388-398.
https://doi.org/10.47200/aoej.v14i2.1676
Arni, M. (2017). Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sdn-3 Telangkah Desa
Hampalit Kabupaten Katingan Muhammad Arni. Jurnal Hadratul Madaniyah, 4(2), 56
62.
BowoA. N. (2016). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PKN BERBASIS INKLUSI DI
HOMESCHOOLING. Academy of Education Journal, 7(2), 67-78.
https://doi.org/10.47200/aoej.v7i2.403
Darmadi, H. (2015). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab menjadi guru profesional.
Jurnal Edukasi, 13(2), 161174.
Fatmawati, H., Ismaya, H., & Mayasari, N. (2021). Peran Guru PKKn Dalam Menumbuhkan
Sikap Nasionalisme. Jurnal Pendidikan Edutama, 1, 17.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, January 2024, Page: 765-772
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
772
Candro Genaro Sianturi et.al (Analisis peran Guru PPKn dalam….)
HarisL. (2017). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SISWA
BERWARGA NEGARA YANG BAIK DI SD JUARA KELURAHAN BACIRO
KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2016. Academy of Education Journal, 8(2), 226-269.
https://doi.org/10.47200/aoej.v8i2.372
Mamonto, P. W., Pasandara, S., & Pangalilla, T. (2020). Peran guru PKn dalam menanamkan
karakter cinta tanah air pada siswa di SMP Negeri 6 Kotamobagu. 4(1).
Manizar, E. (2016). Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar. Tadrib, 1, 171188.
Marzuki; FERIANDI, Y. A. (2016). PENGARUH PERAN GURU PPKn DAN POLA ASUH
ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN MORAL SISWA. 46(2).
Nalu, N. D., & Hero, H. (2023). Peran Guru Sebagai Motivator dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SDI ST. Yosef Maumere. Jurnal
Pendidikan Indonesia, 4(03), 215227.
NuryatiN., & Ari BowoA. (2015). Pengembangan Model Pembelajaran PPKn Quantum
Teaching Berbasis Lingkungan melalui Cooperative Learning di SMA Negeri kota
Yogyakarta. Academy of Education Journal, 6(2). https://doi.org/10.47200/aoej.v6i2.128
PratamaE., PatmisariP., & Muthali’inA. (2023). STRATEGI GURU DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILLS)
SISWA. Academy of Education Journal, 14(2), 245-255.
https://doi.org/10.47200/aoej.v14i2.1642
RahmawatiR. (2013). PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION BERBASIS ANTI KORUPSI UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFANDAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARANPPKn KELAS X
MAN WONOKROMO. Academy of Education Journal, 4(2).
https://doi.org/10.47200/aoej.v4i2.105
Sabir, A., Fitria, D., & Maryana, A. (2022). Peran Guru Ppkn Dalam Mengembangkan Sikap
Disiplin Pada Proses Pembelajaran Siswa Kelas Xi Sman 1 Sungai Geringging. Jurnal
Inovasi Pendidikan Dan Teknologi Informasi (JIPTI), 3(1), 3746.
https://doi.org/10.52060/pti.v3i01.620
ShabriliaF., MaheswariN., AdhiatmaT., TanayaM., & PandinM. (2022). ASSOCIATION
BETWEEN CULTURAL AWARENESS AND NATIONALISM OF MILLENNIAL
GENERATION IN THE DIGITAL ERA. Academy of Education Journal, 13(2), 224-
236. https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.1021
Undang-Undang. (2002). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara.
Wulandani, T. B., & Humaidi, R. (2021). Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Belajar
Peserta Didik Pada Pembelajaran Daring Di Madrasah Ibtidaiyah. EDUCARE: Journal of
Primary Education, 2(1), 7586. https://doi.org/10.35719/educare.v2i1.47