Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
666
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
Suplemen Toleransi pada Materi Bahan Ajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk
Sekolah Menengah Pertama
Dede Ahmad Muhtarom
a,1
, Nopri Dwi Siswanto
b,2
, Ulil Amri
c,3
, Akhmad Alim
d,4
abcd
Universitas Ibn Khaldun Bogor
1
dd.ahmad.m.hd@gmail.com;
2
3
4
akhmadalim@gmail.com;
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 12 September 2023
Direvisi: 21 Oktober 2023
Disetujui: 29 November 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2023
Suplemen Toleransi pada Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam dan Etika
SMP merupakan inisiatif pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya
kurikulum pendidikan dengan nilai-nilai toleransi dalam Islam. Melalui
pendekatan yang beragam seperti diskusi, studi kasus, proyek kolaboratif,
dan pemanfaatan teknologi, siswa diajak untuk terlibat dalam pembelajaran
yang menarik dan relevan, sehingga memungkinkan mereka untuk lebih
menginternalisasikan nilai-nilai toleransi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode observasi partisipatif dan
wawancara mendalam. Observasi dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran penggunaan suplemen toleransi pada bahan ajar Pendidikan
Agama Islam dan Etika di beberapa SMP yang telah mengadopsi suplemen
tersebut. Suplemen ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengeksplorasi konsep toleransi melalui berbagai modul pembelajaran,
kegiatan praktik, dan pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Meskipun demikian, perlu dilakukan evaluasi secara
berkala terhadap proses pengajaran dan pemahaman siswa untuk
meningkatkan efektivitas suplemen ini.
Kata Kunci:
Suplemen Toleransi
Pendidikan Agama Islam
Bahan ajar
ABSTRACT
Keywords:
Tolerance Supplement
Islamic Religious Education
Teaching Materials
The Tolerance Supplement to Middle School Islamic Religious Education and
Ethics Teaching Materials is an educational initiative that aims to enrich the
educational curriculum with the values of tolerance in Islam. Through
diverse approaches such as discussions, case studies, collaborative projects,
and the use of technology, students are invited to engage in interesting and
relevant learning, thereby enabling them to further internalize the values of
tolerance. This research uses a qualitative approach by applying
participatory observation and in-depth interviews. Observations were
carried out to observe the learning process of using tolerance supplements
in Islamic Religious and Ethics Education teaching materials in several junior
high schools that have adopted these supplements. This supplement
provides students with the opportunity to explore the concept of tolerance
through various learning modules, practical activities, and approaches that
actively involve students in the learning process. However, it is necessary to
carry out regular evaluations of the teaching process and student
understanding to increase the effectiveness of this supplement.
©2024, Dede Ahmad Muhtaroma, Nopri Dwi Siswantob, Ulil Amric, Akhmad Alimd
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk karakter dan moralitas peserta didik di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
667
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
konteks pluralitas dan keragaman masyarakat Indonesia, keberadaan suplemen toleransi dalam
materi bahan ajar menjadi suatu keharusan. Dalam rangka menghadapi dinamika sosial yang
semakin kompleks, pembelajaran agama Islam dan budi pekerti tidak hanya sekadar
mengeksplorasi aspek keagamaan semata, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai toleransi,
penghargaan terhadap perbedaan, serta kemampuan untuk hidup berdampingan secara damai
dengan individu-individu dari latar belakang keagamaan dan budaya yang berbeda.
Pentingnya mengintegrasikan suplemen toleransi dalam materi bahan ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti tidak hanya untuk menumbuhkan sikap saling menghormati
dan memahami antar individu, tetapi juga untuk membentuk generasi yang memiliki
kedewasaan dalam menghadapi perbedaan (Mahdi et al., 2023), menghargai pluralitas, serta
mampu berkontribusi secara positif dalam membangun harmoni sosial di masyarakat.
Melalui pendekatan yang inklusif dan progresif, pengembangan bahan ajar yang
memasukkan nilai-nilai toleransi tidak hanya mendukung tujuan pembelajaran agama Islam
dan budi pekerti, tetapi juga memperkuat esensi pendidikan sebagai wahana pembentukan
karakter dan kesiapan peserta didik menghadapi realitas sosial yang beragam. Oleh karena itu,
melalui suplemen toleransi dalam materi bahan ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, diharapkan peserta didik dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
nilai-nilai universal kemanusiaan serta kemampuan untuk menjalin hubungan yang harmonis
dengan sesama manusia tanpa memandang perbedaan agama, budaya, atau latar belakang
lainnya.
Toleransi merupakan landasan utama dalam menjaga keberagaman dan memperkuat
keharmonisan dalam masyarakat yang multicultural (Salma&Agustiar, 2023). Dalam konteks
pendidikan, pengintegrasian nilai toleransi dalam materi bahan ajar Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti menjadi sebuah keniscayaan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan yang
ada di tengah-tengah peserta didik. Dengan memahami dan menghargai perbedaan, peserta
didik dapat membentuk sikap inklusif, mengurangi konflik antar individu, serta meningkatkan
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan yang beragam.
Pembelajaran yang mencakup nilai toleransi juga memberikan kontribusi besar dalam
memerangi intoleransi, ekstremisme, serta diskriminasi yang dapat merusak keutuhan sosial
masyarakat (Ishak, 2023). Dengan memperkenalkan konsep-konsep seperti saling
menghormati, menghargai keberagaman, dan bekerja sama secara damai, pendidikan agama
Islam dan budi pekerti di SMP dapat menjadi wadah yang efektif untuk membentuk generasi
yang memiliki kedewasaan dalam menyikapi perbedaan, serta memiliki kemampuan untuk
membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Namun demikian, pengintegrasian nilai toleransi dalam materi bahan ajar tidaklah cukup
hanya melalui teori semata. Implementasi nyata dari nilai-nilai toleransi melalui berbagai
kegiatan praktik seperti dialog antaragama, kegiatan sosial bersama lintas agama, dan
pembelajaran kolaboratif antar kelompok menjadi sangat penting untuk membentuk
pemahaman yang mendalam dan sikap yang nyata terhadap toleransi.
Dengan demikian, melalui suplemen toleransi pada materi bahan ajar Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti untuk Sekolah Menengah Pertama, diharapkan dapat terwujudnya
generasi yang tidak hanya beriman dan berbudi pekerti luhur, tetapi juga memiliki kesadaran
akan pentingnya toleransi dalam membangun masyarakat yang damai, harmonis, dan
berkeadilan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
merupakan komponen penting dalam pembentukan karakter dan moralitas peserta didik.
Namun, di Tengah keragaman masyarakat Indonesia, tantangan muncul dalam
mengintegrasikan nilai-nilai toleransi dalam materi bahan ajar tersebut. Kekurangan
pemahaman atau ketidak sensitifan terhadap perbedaan agama, budaya, atau latar belakang
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
668
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
sosial bisa menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang inklusif dan memperkuat harmoni
sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengintegrasian nilai
toleransi dalam materi bahan ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP.
Tantangan dan hambatan dalam mengimplementasikan nilai toleransi serta strategi yang
efektif untuk mengatasinya juga akan diselidiki. Tujuan penelitian meliputi penilaian dampak
pengintegrasian nilai toleransi terhadap pembentukan karakter dan keharmonisan sosial di
masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengintegrasian nilai toleransi
dalam pendidikan agama dan budi pekerti, diharapkan dapat dihasilkan rekomendasi dan
langkah-langkah konkret untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran serta mendorong
terciptanya lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis bagi peserta didik di SMP.
2. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mendalam untuk memahami
secara menyeluruh pengintegrasian nilai toleransi dalam materi bahan ajar Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti di SMP. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat menggali
pemahaman yang mendalam tentang pengalaman, persepsi, dan praktik peserta didik, guru,
serta pemangku kepentingan lainnya terkait dengan tema penelitian ini. Teknik pengumpulan
data yang digunakan meliputi wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis
dokumen, yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh sudut pandang yang beragam dan
holistik terhadap fenomena yang diteliti. Analisis data dilakukan secara induktif, di mana
temuan dari wawancara, observasi, dan dokumen dianalisis secara sistematis untuk
mengidentifikasi pola, tema, dan hubungan yang relevan dengan tujuan penelitian. Dengan
demikian, metodologi kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang pengintegrasian nilai
toleransi dalam pendidikan agama dan budi pekerti di SMP.
3. Hasil dan Pembahasan
A. Konsep Toleransi dalam Islam
Konsep toleransi dalam Islam merupakan landasan yang kokoh untuk membangun
hubungan harmonis antara individu-individu dengan latar belakang keagamaan, budaya, dan
etnis yang berbeda (Friedmann, 2003). Pada hakikatnya, Islam mengajarkan untuk
menghormati perbedaan dan memperlakukan semua manusia dengan adil, tanpa memandang
agama atau kepercayaan mereka. Salah satu prinsip utama dalam ajaran Islam adalah
kesepakatan untuk hidup berdampingan secara damai dengan sesama manusia, sebagaimana
tercermin dalam ayat Al-Qur'an yang menegaskan pentingnya toleransi dan penghormatan
terhadap keberagaman (Rahmat & Yahya, 2022). Misalnya, dalam Surah Al-Hujurat (49:13),
Allah SWT menegaskan bahwa umat manusia diciptakan dari berbagai bangsa dan suku agar
mereka saling mengenal dan berinteraksi secara damai.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan nyata tentang sikap toleransi
melalui tindakan dan ucapan beliau selama hidupnya. Hadis Nabi sering kali menekankan
pentingnya berlaku lembut, penuh kasih sayang, dan adil terhadap sesama, tanpa memandang
perbedaan status sosial atau latar belakang (Afriani et al., 2022). Contohnya adalah hadis yang
menyatakan bahwa "tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai bagi saudaranya apa
yang ia cintai bagi dirinya sendiri". Pesan ini menegaskan pentingnya mencintai dan
menghormati sesama manusia dengan cara yang sama seperti kita mencintai dan menghormati
diri kita sendiri.
Dalam konteks sejarah, Islam juga memberikan contoh nyata tentang praktik toleransi
melalui masa kekuasaan Khalifah Rashidin. Para khalifah seperti Abu Bakar, Umar bin
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
669
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
Khattab, dan Utsman bin Affan terkenal karena kebijakan toleransi mereka terhadap non-
Muslim dalam pemerintahan mereka. Mereka menghormati hak-hak minoritas agama,
memberikan perlindungan kepada umat Yahudi dan Kristen, serta memastikan bahwa semua
warga negara, tanpa memandang agama mereka, diperlakukan secara adil dan setara di bawah
hukum.
Konsep toleransi dalam Islam bukan hanya sekadar sikap moral, tetapi juga merupakan
bagian integral dari ajaran agama yang mengajarkan perdamaian, kasih sayang, dan
penghormatan terhadap perbedaan (Maemunah & Darmiyanti, 2023). Melalui pemahaman
dan praktik nilai-nilai toleransi ini, umat Islam di harapkan dapat menjadi agen perubahan
positif dalam membangun hubungan harmonis dan memperkuat keberagaman di masyarakat
(Hadi et al., 2023).
Dalam konteks sosial dan politik saat ini, konsep toleransi dalam Islam memiliki
relevansi yang besar dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh masyarakat
yang semakin pluralistik. Dengan adanya ketegangan antaragama dan antarbudaya,
pentingnya memahami dan mengamalkan nilai toleransi menjadi semakin mendesak. Islam
sebagai agama yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang memanggil umatnya untuk
bersikap terbuka, menghormati perbedaan , dan mencari kesamaan di antara keberagaman.
Namun, tantangan nyata masih muncul dalam menerapkan konsep toleransi dalam praktik
kehidupan sehari-hari. Adakalanya pandangan sempit atau ketidakpahaman terhadap ajaran
agama dapat menyebabkan ketegangan antar individu atau kelompok (Parida et al., 2023).
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk terus mendalami ajaran-ajaran agama secara
holistik dan menyeluruh, sehingga dapat memahami dengan lebih baik nilai-nilai toleransi
yang terkandung dalam ajaran Islam.
Selain itu, pendekatan dialog antarumat beragama dan program-program pendidikan yang
mempromosikan pemahaman lintasagama juga dapat menjadi langkah-langkah konkrit dalam
memperkuat konsep toleransi dalam Islam. Melalui dialog yang jujur dan terbuka, individu-
individu dapat saling memahami dan menghargai keyakinan dan praktik agama satu sama
lain, sehingga memperkuat rasa persaudaraan dan kerjasama antar umat beragama (Lestari,
2023).
Konsep toleransi dalam Islam bukan hanya merupakan ajaran moral, tetapi juga
merupakan solusi praktis dalam menghadapi tantangan-tantangan kehidupan modern yang
semakin kompleks. Dengan menerapkan nilai-nilai toleransi dalam praktik kehidupan sehari-
hari, umat Islam dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang inklusif, damai,
dan harmonis, sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam yang mengutamakan keadilan,
kedamaian, dan kasih sayang.
Konsep toleransi dalam ajaran Islam mengandung prinsip-prinsip yang mendorong
penghargaan terhadap perbedaan dan keragaman. Secara fundamental, Islam mengajarkan
bahwa semua manusia adalah makhluk Allah yang sama nilainya, dan oleh karena itu, mereka
layak dihormati dan diakui hak-haknya tanpa memandang perbedaan agama, etnis, atau latar
belakang lainnya. Konsep ini tercermin dalam banyak ayat Al-Qur'an yang menekankan
pentingnya menjaga perdamaian, menghormati hak asasi manusia, dan berlaku adil terhadap
semua individu, tanpa memandang status sosial atau kepercayaan mereka.
Salah satu ayat yang sering dikutip adalah Surah Al-Hujurat (49:13), di mana Allah SWT
menyatakan bahwa umat manusia diciptakan dari berbagai bangsa dan suku agar mereka
saling mengenal dan berinteraksi secara damai. Hal ini menekankan pentingnya menghargai
dan memahami perbedaan budaya, bahasa, dan tradisi antara individu-individu yang
membentuk mosaik masyarakat yang lebih besar.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan nyata tentang penghargaan
terhadap keragaman melalui tindakan dan ucapan beliau selama hidupnya. Hadis beliau
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
670
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
menekankan pentingnya berlaku lembut, penuh kasih sayang, dan adil terhadap sesama
manusia, tanpa memandang perbedaan status sosial atau latar belakang. Misalnya, beliau
menyatakan bahwa "Tidak ada kelebihan bagi Arab atas non-Arab, atau bagi non-Arab atas
Arab, dan tidak ada kelebihan bagi kulit putih atas kulit hitam, atau bagi kulit hitam atas kulit
putih, kecuali dalam takwa (kebaktian dan ketakwaan)."
Dengan demikian, konsep toleransi dalam ajaran Islam bukan hanya sekadar pasifitas
terhadap perbedaan, tetapi juga menekankan aktifitas dalam menghormati dan memahami
keragaman sebagai anugerah Allah yang harus dijaga dan dipelihara. Melalui pengamalan
nilai-nilai toleransi ini, umat Islam diharapkan dapat menjadi agen perubahan positif dalam
membangun masyarakat yang inklusif, damai, dan harmonis, serta menghargai keragaman
sebagai kekayaan yang memperkaya kehidupan manusia.
B. Urgensi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Urgensi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak bisa dipandang sebelah mata
dalam konteks pembentukan karakter dan moral peserta didik, terutama di tengah dinamika
sosial yang semakin kompleks saat ini (Afifah & Siswanto, 2023). Pendidikan Agama Islam
memberikan landasan moral dan spiritual bagi peserta didik untuk memahami ajaran-ajaran
agama, mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT, dan menghayati nilai-
nilai kehidupan yang luhur. Sementara itu, Pendidikan Budi Pekerti memberikan pedoman
tentang perilaku yang baik dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai universal kemanusiaan.
Lebih jauh lagi, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga memiliki peran penting
dalam membangun sikap toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan keberagaman di
masyarakat (Asih, 2024). Melalui pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai agama dan
moralitas, peserta didik dapat memperoleh landasan yang kuat untuk menghargai dan
menghormati sesama manusia, tanpa memandang perbedaan agama, budaya, atau latar
belakang lainnya. Dengan demikian, pendidikan ini menjadi kunci untuk membentuk generasi
yang memiliki kedewasaan dalam menyikapi perbedaan, serta mampu berkontribusi secara
positif dalam membangun harmoni sosial di masyarakat.
Selain itu, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga memiliki peran strategis dalam
membentuk karakter dan kepribadian yang kokoh, serta mempersiapkan peserta didik untuk
menghadapi tantangan-tantangan moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari (Rochmah
& Marno, 2023). Dengan menginternalisasi nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kasih sayang,
peserta didik dapat menjadi individu yang berkontribusi positif bagi keluarga, masyarakat, dan
bangsa.
Karena itu, urgensi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak bisa dilepaskan dari
upaya pembangunan karakter dan moral peserta didik, serta dalam memperkuat fondasi
kemanusiaan dan kebangsaan. Melalui pendekatan yang holistik dan terintegrasi, pendidikan
ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi yang berkualitas,
bermoral, dan bertanggung jawab, sehingga mampu berperan aktif dalam membangun
masyarakat yang lebih baik dan harmonis.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memainkan peran yang sangat penting dalam
pembentukan karakter dan moral siswa SMP (Qutsiyah et al., 2022). Pertama-tama,
Pendidikan Agama Islam memberikan landasan moral yang kuat bagi siswa untuk memahami
nilai-nilai agama Islam, mengenal ajaran-ajaran agama, serta mempraktikkan ibadah secara
benar dan bermakna. Melalui pemahaman ini, siswa dapat mengembangkan kesadaran
spiritual yang mendalam, serta memperoleh pedoman moral yang kuat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Pendidikan Budi Pekerti memberikan arahan tentang perilaku yang baik,
etika yang benar, serta norma-norma sosial yang diharapkan dalam masyarakat. Dengan
mempelajari dan menghayati nilai-nilai seperti kejujuran, kesopanan, keadilan, tanggung
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
671
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
jawab, dan empati, siswa dapat menginternalisasi prinsip-prinsip moral yang penting dalam
membentuk kepribadian yang baik (Oktaviani & Wibowo, 2022).
Keduanya, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, secara bersama-sama membantu
siswa untuk mengembangkan kesadaran tentang pentingnya bertindak sesuai dengan nilai-
nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan belajar untuk menjadi individu
yang bertanggung jawab, sopan, dan menghargai sesama, siswa akan menjadi anggota
masyarakat yang lebih baik dan berkontribusi positif dalam pembangunan sosial.
Lebih jauh lagi, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga mengajarkan siswa untuk
menghargai perbedaan dan keragaman, serta membangun sikap toleransi terhadap individu-
individu dengan latar belakang agama, budaya, atau etnis yang berbeda. Dengan demikian,
siswa akan menjadi individu yang terbuka pikiran, menghargai keberagaman, dan siap untuk
hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat yang pluralistik.
Dengan menggabungkan nilai-nilai agama Islam dan ajaran budi pekerti dalam
pendidikan, siswa SMP dapat memperoleh landasan moral yang kuat, kepribadian yang baik,
serta sikap yang inklusif dan toleran. Semua ini sangat penting untuk membentuk generasi
yang berkualitas, bermoral, dan siap untuk menghadapi tantangan moral dan sosial dalam
kehidupan modern.
C. Peran Toleransi dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Peran toleransi dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sangatlah penting dalam
membentuk karakter siswa dan memperkuat moralitas dalam masyarakat. Toleransi dalam
konteks pendidikan agama Islam mengajarkan siswa untuk menghormati dan menerima
perbedaan keyakinan serta praktik keagamaan antara individu-individu (Asyari & Gunawan,
2023). Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menghargai martabat
manusia dan memperlakukan semua individu dengan adil, tanpa memandang perbedaan
agama, etnis, atau latar belakang sosial.
Dalam Pendidikan Budi Pekerti, toleransi juga menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi.
Siswa diajarkan untuk menghormati perbedaan pendapat, kebiasaan, dan budaya antar individu
(Anggraini, 2023). Mereka diajak untuk memahami bahwa setiap orang memiliki pandangan
dan pengalaman yang unik, dan penting untuk menghargai keberagaman tersebut sebagai
bagian dari kehidupan yang kaya dan berwarna.
Melalui pengajaran tentang toleransi, siswa diajak untuk melihat dunia dengan sudut
pandang yang lebih luas, memahami perspektif orang lain, dan belajar bekerja sama dalam
lingkungan yang beragam. Ini membantu mereka untuk mengembangkan sikap saling
menghormati, empati, dan kerjasama, yang merupakan keterampilan yang sangat berharga
dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan memperkuat keharmonisan sosial.
Selain itu, pendidikan tentang toleransi juga membantu mengurangi konflik dan
ketegangan antari ndividu atau kelompok dalam masyarakat. Dengan memahami dan
menerima perbedaan, siswa menjadi lebih terbuka terhadap dialog, negosiasi, dan
penyelesaian konflik yang damai. Mereka juga menjadi lebih mampu mengatasi prasangka
dan diskriminasi, serta berperan aktif dalam membangun masyarakat yang inklusif dan
harmonis.
Peran toleransi dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sangatlah penting dalam
membentuk siswa menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, dan siap untuk hidup
dalam masyarakat yang beragam (Aini et al., 2022). Toleransi bukan hanya sekadar nilai
moral, tetapi juga merupakan fondasi yang kuat dalam membangun perdamaian, keadilan, dan
kesatuan dalam masyarakat yang multikultural.
Dalam konteks pendidikan agama Islam, toleransi memainkan peran yang penting dalam
membentuk karakter siswa. Toleransi bukan hanya sekadar sikap pasif terhadap perbedaan,
tetapi juga merupakan bagian integral dari kehidupan beragama yang bermakna. Pendidikan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
672
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
agama Islam tidak hanya mengajarkan tentang ritual ibadah dan ajaran-ajaran agama, tetapi
juga mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang mencakup sikap toleransi terhadap sesama
manusia.
Toleransi dalam pendidikan agama Islam melibatkan penghargaan terhadap perbedaan
keyakinan, budaya, dan latar belakang sosial. Ini mencakup kesadaran untuk menghormati
hak-hak asasi manusia, menghargai martabat individu, dan memperlakukan semua orang
dengan adil dan menghormati, tanpa memandang perbedaan yang ada. Dengan memahami
konsep toleransi ini, siswa dapat mengembangkan sikap saling menghargai, empati, dan
keberanian untuk membangun hubungan yang baik dengan orang-orang yang berbeda.
Lebih jauh lagi, toleransi dalam pendidikan agama Islam juga melibatkan pengembangan
kesabaran, pengendalian diri, dan kemampuan untuk mengelola konflik dengan bijaksana.
Siswa diajarkan untuk memahami bahwa perbedaan adalah bagian alami dari kehidupan
manusia, dan penting untuk menghadapinya dengan sikap terbuka dan penuh pengertian.
Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan kepribadian yang kokoh, yang tidak mudah
terpengaruh oleh prasangka atau diskriminasi, dan siap untuk hidup dalam masyarakat yang
beragam dan multikultural.
Toleransi memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa dalam
konteks pendidikan agama Islam. Melalui pengajaran tentang toleransi, siswa dapat
menginternalisasi nilai-nilai moral yang kuat, mengembangkan sikap menghargai perbedaan,
dan menjadi individu yang bertanggung jawab, empatik, dan siap untuk berkontribusi positif
dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
D. Desain Suplemen Toleransi
Suplemen Toleransi untuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah
Menengah Pertama memiliki peran krusial dalam membentuk sikap dan karakter siswa yang
inklusif serta toleran (Kurnia & Mukhlis, 2023). Dalam masyarakat yang semakin pluralistik,
penting bagi siswa untuk memahami dan menghargai perbedaan antar individu dengan sikap
toleransi yang kuat. Melalui suplemen ini, siswa akan diperkenalkan dengan konsep toleransi
dalam Islam serta diberikan alat dan wawasan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Modul-modul yang disajikan dalam suplemen ini tidak hanya menyentuh aspek teoritis,
tetapi juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana toleransi dapat diimplementasikan
dalam interaksi sosial, di lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Modul pertama menyajikan pengenalan konsep toleransi dalam Islam, dengan
menjelaskan nilai-nilai ajaran agama yang mendorong sikap saling menghormati dan
memahami perbedaan. Siswa akan diajak untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis
Nabi yang menekankan pentingnya sikap toleransi terhadap sesama manusia. Modul kedua
membahas penerapan toleransi dalam interaksi sosial, dengan memperkenalkan studi kasus
dan simulasi peran yang menggambarkan bagaimana sikap toleransi dapat memecahkan
konflik dan memperkuat hubungan antar individu.
Selanjutnya, modul ketiga mengaitkan toleransi dengan etika dan moralitas dalam Islam.
Siswa akan diajarkan tentang keterkaitan antara nilai-nilai seperti kejujuran, kesopanan, dan
empati dengan sikap toleransi yang kokoh. Mereka juga akan diajak untuk merefleksikan
bagaimana menerapkan nilai-nilai etika dan moralitas dalam memperkuat sikap toleransi
dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, modul keempat membahas implementasi toleransi
dalam kehidupan sehari-hari siswa. Melalui langkah-langkah konkret dan studi kasus, siswa
akan diberikan panduan praktis untuk mengatasi prasangka, membangun hubungan yang
harmonis, dan mempromosikan sikap toleransi di lingkungan sekitar mereka.
Dengan menyajikan materi-materi yang interaktif dan relevan, suplemen ini diharapkan
dapat menjadi sumber belajar yang bermanfaat bagi siswa, guru, dan orang tua. Melalui
pemahaman dan implementasi nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
673
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
siswa dapat menjadi agen perubahan yang berkomitmen untuk membangun masyarakat yang
inklusif, harmonis, dan damai.
Modul 1: Pengenalan Konsep Toleransi dalam Islam
a. Penjelasan tentang makna toleransi dalam Islam
b. Ayat-ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya toleransi
c. Hadis Nabi tentang sikap toleransi terhadap sesama manusia
Aktivitas: Diskusi kelompok tentang konsep toleransi dan relevansinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Modul 2: Penerapan Toleransi dalam Interaksi Sosial
a. Studi kasus tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW mempraktikkan toleransi
dalam berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda
b. Penekanan pada pentingnya menghormati dan menghargai perbedaan agama, budaya,
dan latar belakang sosial
c. Peran siswa dalam mempromosikan toleransi di lingkungan sekolah dan masyarakat
Aktivitas: Simulasi peran tentang cara mengatasi konflik dengan sikap toleransi.
Modul 3: Memperkuat Toleransi melalui Etika dan Moralitas
a. Keterkaitan antara toleransi, etika, dan moralitas dalam Islam
b. Pembahasan tentang bagaimana nilai-nilai seperti kejujuran, kesopanan, dan empati
mendukung sikap toleransi
c. Strategi untuk mengatasi prasangka dan stereotip yang menghambat toleransi
Aktivitas: Refleksi pribadi tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai etika dan moralitas
dalam memperkuat sikap toleransi.
Modul 4: Implementasi Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Langkah-langkah konkret untuk mempraktikkan toleransi dalam interaksi sehari-hari
b. Studi kasus tentang bagaimana sikap toleransi dapat memecahkan konflik dan
memperkuat hubungan antarindividu
c. Upaya untuk membangun lingkungan sekolah yang inklusif dan mendukung bagi
semua siswa
Aktivitas: Penyusunan rencana tindakan individu untuk mempromosikan sikap toleransi di
lingkungan sekitar mereka.
Dalam pengembangan konten suplemen toleransi yang relevan dengan materi bahan ajar
yang ada, langkah pertama adalah mengidentifikasi bagaimana konsep toleransi dapat
diintegrasikan dengan materi yang sudah ada dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama. Misalnya, dalam pembelajaran tentang akhlak
mulia atau adab-adab dalam Islam, materi tersebut dapat diperluas untuk mencakup
pentingnya sikap toleransi terhadap sesama manusia.
Selanjutnya, konten suplemen dapat disusun dengan menyertakan modul-modul yang
memperkaya pemahaman siswa tentang toleransi. Misalnya, modul pertama dapat berfokus
pada pengenalan konsep toleransi dalam Islam, dengan menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an dan
hadis Nabi yang menekankan pentingnya sikap menghormati perbedaan. Modul kedua dapat
mengulas penerapan toleransi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk strategi untuk mengelola
konflik dengan bijaksana dan membangun hubungan yang harmonis di lingkungan sosial.
Konten suplemen dapat memperkaya materi yang sudah ada dengan studi kasus, aktivitas
kelompok, atau simulasi peran yang mengilustrasikan situasi-situasi nyata di mana sikap
toleransi dapat dimanifestasikan dan menghasilkan dampak positif. Misalnya, siswa dapat
diberikan studi kasus tentang bagaimana tokoh-tokoh dalam sejarah Islam mempraktikkan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
674
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
toleransi dalam berinteraksi dengan penganut agama lain atau bagaimana sikap toleransi dapat
memperkuat hubungan antarindividu di masyarakat.
Selain itu, konten suplemen dapat mencakup materi tentang pentingnya menghormati
hak-hak asasi manusia, mengatasi prasangka, dan mempromosikan keadilan sosial sebagai
bagian dari sikap toleransi dalam Islam. Aktivitas refleksi, diskusi kelompok, atau penugasan
tertulis juga dapat disertakan untuk membantu siswa memahami konsep toleransi secara lebih
mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan cara ini, konten suplemen toleransi dapat diintegrasikan secara organik dengan
materi bahan ajar yang sudah ada, sehingga menciptakan pengalaman pembelajaran yang
holistik dan bermakna bagi siswa. Hal ini juga membantu memastikan bahwa nilai-nilai
toleransi tidak hanya dipahami secara teoritis, tetapi juga diterapkan dalam praktek nyata oleh
siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Selanjutnya, dalam pengembangan konten suplemen toleransi, penting untuk
mempertimbangkan kerangka kurikulum yang sudah ada dan mengidentifikasi titik-titik di
mana konsep toleransi dapat diperkaya atau diperluas. Misalnya, dalam kurikulum Pendidikan
Agama Islam, topik-topik seperti akhlak, ibadah, atau sejarah kehidupan Nabi Muhammad
SAW bisa menjadi titik fokus yang relevan untuk menyelipkan pembahasan tentang toleransi.
Dalam menyusun konten, penting juga untuk memperhitungkan kebutuhan dan
kecenderungan siswa di tingkat SMP. Konten harus disajikan dengan cara yang menarik dan
relevan bagi siswa agar mereka dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Penggunaan
gambar, video, atau studi kasus yang menarik dapat menjadi metode yang efektif untuk
menangkap perhatian siswa dan membantu mereka memahami konsep toleransi dengan lebih
baik.
Konten suplemen dapat mencakup aktivitas-aktivitas praktis yang mendorong siswa
untuk menerapkan konsep toleransi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, siswa
dapat diminta untuk mengadakan diskusi kelompok tentang pengalaman mereka dalam
menghadapi perbedaan di lingkungan sekitar atau merancang proyek sosial yang
mempromosikan toleransi di sekolah atau masyarakat.
Melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap konten suplemen berdasarkan umpan
balik dari guru dan siswa. Dengan mendengarkan masukan dari para pemangku kepentingan,
konten suplemen dapat terus disesuaikan agar tetap relevan dan efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran tentang toleransi.
Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, konten suplemen toleransi dapat menjadi
alat yang efektif dalam meningkatkan pemahaman dan praktik toleransi di kalangan siswa
SMP, serta membantu membentuk generasi yang lebih inklusif, bertanggung jawab, dan
memiliki kemampuan untuk hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat yang
beragam.
E. Integrasi Suplemen Toleransi dalam Materi Bahan Ajar
Integrasi Suplemen Toleransi dalam materi bahan ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di Sekolah Menengah Pertama merupakan langkah penting dalam memperkaya
pembelajaran siswa dengan nilai-nilai toleransi yang kuat. Suplemen ini dapat diintegrasikan
dengan berbagai cara yang mendukung tujuan pembelajaran yang sudah ada dalam
kurikulum, sehingga memperluas pemahaman siswa tentang konsep toleransi dalam Islam dan
bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, suplemen toleransi dapat diintegrasikan dengan menambahkan modul khusus
yang menyoroti nilai-nilai toleransi dalam setiap topik pembelajaran yang sudah ada.
Misalnya, dalam pembelajaran tentang akhlak atau moralitas, materi pembelajaran dapat
diperkaya dengan penjelasan tentang bagaimana sikap toleransi merupakan bagian integral
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
675
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
dari akhlak yang mulia dalam Islam. Guru dapat menyelipkan diskusi, cerita, atau aktivitas
yang relevan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang pentingnya sikap toleransi.
Kedua, suplemen dapat diintegrasikan melalui pendekatan lintas mata pelajaran, di mana
konsep toleransi dipertimbangkan dalam berbagai konteks pembelajaran. Misalnya, dalam
mata pelajaran sejarah, guru dapat menyajikan studi kasus tentang bagaimana tokoh-tokoh
dalam sejarah Islam mempraktikkan toleransi dalam berinteraksi dengan penganut agama lain.
Di mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat diberikan tugas menulis esai tentang
pengalaman mereka dalam menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, integrasi suplemen toleransi juga dapat dilakukan melalui proyek atau kegiatan
ekstrakurikuler yang menekankan nilai-nilai toleransi. Misalnya, sekolah dapat mengadakan
kegiatan sosial yang melibatkan siswa dalam melayani dan membantu komunitas yang
membutuhkan, dengan penekanan pada penghargaan terhadap perbedaan dan keragaman di
antara mereka.
Dengan melakukan integrasi yang holistik dan terencana, suplemen toleransi dapat
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di Sekolah Menengah Pertama. Hal ini tidak hanya membantu memperluas
pemahaman siswa tentang nilai-nilai toleransi, tetapi juga membantu membentuk sikap dan
karakter siswa yang inklusif, empatik, dan siap untuk hidup dalam masyarakat yang
multikultural.
Integrasi suplemen toleransi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dapat dilakukan melalui berbagai langkah yang terencana dan terpadu. Pertama, guru
dapat memperkaya materi pembelajaran yang ada dengan memasukkan konten-konten yang
menyoroti nilai-nilai toleransi dalam Islam. Misalnya, dalam pembelajaran tentang akhlak
mulia, guru dapat mengajarkan tentang pentingnya menghormati perbedaan dan
memperlakukan semua individu dengan adil, sebagaimana ajaran agama Islam.
Kedua, pembelajaran dapat diperkaya dengan penggunaan studi kasus, cerita inspiratif,
atau contoh-contoh nyata tentang bagaimana tokoh-tokoh dalam sejarah Islam mempraktikkan
sikap toleransi dalam kehidupan mereka. Hal ini membantu siswa untuk lebih memahami
konsep toleransi secara konkret dan relevan dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka.
Selanjutnya, guru dapat menggunakan pendekatan berbasis aktivitas, seperti diskusi
kelompok, permainan peran, atau simulasi, yang mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai toleransi. Dengan terlibat secara langsung dalam
aktivitas-aktivitas ini, siswa akan lebih mudah memahami konsep toleransi dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam situasi-situasi nyata.
Selain itu, integrasi suplemen toleransi juga dapat dilakukan melalui proyek-proyek
kolaboratif yang menekankan pentingnya kerjasama, penghargaan terhadap perbedaan, dan
pemecahan konflik dengan cara yang damai. Misalnya, siswa dapat diberikan tugas untuk
merancang kampanye sosial tentang pentingnya toleransi di lingkungan sekolah atau
masyarakat.
Terakhir, menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung di kelas,
di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam proses pembelajaran. Guru dapat
memfasilitasi diskusi terbuka tentang topik-topik yang berkaitan dengan toleransi, mendorong
siswa untuk berbagi pandangan dan pengalaman mereka, serta memberikan umpan balik yang
konstruktif.
Dengan mengintegrasikan suplemen toleransi dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti melalui pendekatan yang beragam dan terencana, diharapkan siswa
dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai toleransi dalam Islam
dan menjadi agen perubahan yang positif dalam membangun masyarakat yang inklusif dan
harmonis.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
676
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
F. Strategi Pengajaran yang Digunakan
Dalam mengintegrasikan suplemen toleransi dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, penggunaan strategyi pengajaran yang efektif sangatlah penting untuk
memastikan pemahaman yang mendalam dan pengalaman yang berarti bagi siswa. Salah satu
strategi yang dapat digunakan adalah pendekatan berbasis diskusi. Guru dapat mengadakan
diskusi kelas yang terbuka dan mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran siswa
tentang konsep-konsep toleransi dalam Islam. Diskusi ini memungkinkan siswa untuk berbagi
pandangan mereka, bertukar ide, dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda, sehingga
mendorong pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai toleransi.
Selain itu, penggunaan studi kasus juga merupakan strategi yang efektif dalam
mengajarkan toleransi. Guru dapat menyajikan kasus-kasus nyata tentang situasi-situasi di
mana sikap toleransi sangat penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks
sejarah Islam. Dengan menganalisis studi kasus ini, siswa dapat melihat bagaimana nilai-nilai
toleransi dapat diterapkan dalam berbagai konteks, serta dampak positif yang dihasilkan.
Selanjutnya, pendekatan pembelajaran berbasis proyek juga dapat digunakan. Guru dapat
memberikan proyek- proyek kolaboratif kepada siswa yang menekankan pentingnya
kerjasama, pemahaman terhadap perbedaan, dan penyelesaian konflik secara damai.
Misalnya, siswa dapat diberikan tugas untuk merancang kampanye sosial tentang toleransi di
lingkungan sekolah atau masyarakat, yang melibatkan riset, perencanaan strategis, dan
pelaksanaan proyek secara nyata.
Selain strategi-strategi tersebut, penggunaan teknologi juga dapat menjadi alat yang
efektif dalam mengajarkan toleransi. Guru dapat memanfaatkan platform pembelajaran daring,
video pembelajaran, atau media sosial untuk menyajikan konten-konten yang relevan tentang
toleransi, serta untuk memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antarsiswa secara online.
Dalam menerapkan suplemen toleransi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti, beberapa pendekatan dan metode pengajaran yang efektif dapat digunakan
untuk memperkuat pemahaman siswa tentang nilai-nilai toleransi dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama adalah pendekatan berbasis diskusi. Dalam pendekatan ini, guru memfasilitasi
diskusi terbuka di kelas tentang konsep toleransi, mengajukan pertanyaan yang merangsang
pemikiran kritis, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagi pandangan dan
pengalaman mereka. Diskusi ini dapat membantu siswa untuk memahami sudut pandang yang
berbeda tentang toleransi dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi serta empati.
Selanjutnya, metode pembelajaran berbasis studi kasus juga efektif dalam menerapkan
suplemen toleransi. Guru dapat menyajikan kasus-kasus nyata yang menunjukkan situasi di
mana sikap toleransi sangat penting, baik dalam konteks sejarah Islam maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan menganalisis studi kasus tersebut, siswa dapat melihat contoh
konkret tentang bagaimana nilai-nilai toleransi dapat diimplementasikan dalam berbagai
situasi.
Pendekatan pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan untuk memperkuat pengajaran
toleransi. Melalui kerja sama dalam kelompok, siswa diajak untuk bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang menekankan nilai-nilai toleransi, seperti merancang proyek
untuk mempromosikan toleransi di lingkungan sekolah atau masyarakat. Pendekatan ini
memungkinkan siswa untuk belajar dari satu sama lain, membangun hubungan yang saling
menghargai, dan menginternalisasi nilai-nilai toleransi dalam interaksi sosial mereka.
Terakhir, penggunaan teknologi, seperti platform pembelajaran daring atau aplikasi
khusus, dapat menjadi metode yang efektif dalam menerapkan suplemen toleransi. Guru dapat
menggunakan teknologi untuk menyajikan konten -konten yang menarik tentang toleransi,
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
677
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
menyediakan forum diskusi online, atau memfasilitasi kolaborasi antar siswa melalui proyek-
proyek berbasis teknologi.
Dengan menerapkan pendekatan dan metode pengajaran yang beragam ini, diharapkan
siswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai toleransi dalam Islam
dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat membantu
membentuk sikap dan karakter siswa yang inklusif, empatik, dan siap untuk hidup dalam
masyarakat yang beragam dan harmonis.
4. Kesimpulan
Suplemen Toleransi pada Materi Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
untuk Sekolah Menengah Pertama telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam
memperkaya kurikulum pendidikan dengan nilai-nilai toleransi dalam Islam. Melalui
pendekatan yang beragam dan terencana, suplemen ini telah membantu memperluas
pemahaman siswa tentang konsep toleransi, pentingnya menghargai perbedaan, dan
bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Suplemen ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggali lebih dalam konsep
toleransi melalui berbagai modul pembelajaran , aktivitas praktis, serta pendekatan yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan pendekatan berbasis
diskusi, studi kasus, proyek kolaboratif, dan pemanfaatan teknologi, siswa dapat terlibat
dalam pembelajaran yang menarik dan relevan, sehingga memungkinkan mereka untuk
menginternalisasi nilai-nilai toleransi secara lebih baik. Meskipun demikian, untuk
meningkatkan efektivitas suplemen ini, perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap
proses pengajaran dan pemahaman siswa. Evaluasi ini dapat membantu mengidentifikasi area-
area yang perlu diperbaiki dan memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai secara
optimal.
Secara keseluruhan, Suplemen Toleransi pada Materi Bahan Ajar Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti untuk Sekolah Menengah Pertama adalah sebuah inisiatif yang
penting dan relevan dalam membentuk sikap dan karakter siswa yang inklusif , toleran, dan
siap untuk hidup dalam masyarakat yang beragam. Diharapkan suplemen ini akan terus
menjadi sumber inspirasi dan pedoman bagi guru-guru dalam mengintegrasikan nilai- nilai
toleransi dalam pembelajaran agama Islam dan budi pekerti di sekolah-sekolah.
Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
suplemen ini. Salah satunya adalah perlunya lebih banyak konten yang disesuaikan dengan
karakteristik siswa, seperti penggunaan media yang lebih interaktif dan cerita yang lebih
relevan dengan pengalaman mereka. Selain itu, evaluasi yang lebih komprehensif terhadap
efektivitas pengajaran juga perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran
tercapai secara optimal.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan studi lebih lanjut tentang
dampak penggunaan Suplemen Toleransi ini terhadap sikap , pengetahuan, dan perilaku siswa
dalam jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini dapat dilakukan melalui survei atau studi
kasus yang melibatkan sejumlah sekolah dan siswa yang berbeda. Selain itu, penelitian
lanjutan juga dapat mengeksplorasi strategi pengajaran yang lebih inovatif dan efektif dalam
mengintegrasikan nilai-nilai toleransi dalam kurikulum pendidikan, serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suplemen ini di berbagai
konteks sekolah. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan
wawasan yang lebih mendalam dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam
memperkuat pembelajaran toleransi dalam pendidikan agama Islam dan budi pekerti di
tingkat sekolah menengah pertama.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
678
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
5. Daftar Pustaka
Afriani, Afriani, Azza Najmia, dan Nada Mauila. “TOLERANSI BERAGAMA DALAM
PERSPEKTIF AL-QURAN: (Kajian Tafsir Ayat-Ayat Sosial).” BASHA’IR: JURNAL
STUDI AL-QUR’AN DAN TAFSIR, 3 Januari 2023, 75–82.
https://doi.org/10.47498/bashair.v2i2.892.
Akhmad Asyari dan Ilham Gunawan. “POLA PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS DI
SEKOLAH DASAR.” Walada: Journal of Primary Education 2, no. 1 (25 Oktober
2023). https://doi.org/10.61798/wjpe.v2i1.26.
Amalia Afifah, Yanti, dan Nopri Dwi Siswanto. “MORAL DEVELOPMENT THROUGH
STUDENT PROSELYTIZING ORGANIZATION.” Ilmuna: Jurnal Studi Pendidikan
Agama Islam 5, no. 2 (26 September 2023): 13854.
https://doi.org/10.54437/ilmuna.v5i2.1245.
Asih, Sri. “Urgensi Pendidikan Akhlak Budi Pekerti Sebagai Pondasi dalam Perspektif
Islam.” Jurnal Pendidikan Guru 5, no. 1 (12 Februari 2024).
https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v5i1.650.
Assoc. Prof., Indonesia University of Education, Bandung, Indonesia,
[email protected], Munawar Rahmat, M. Wildan Bin H. M. Yahya, dan
Assoc. Prof., Bandung Islamic University, Bandung, Indonesia,
wi[email protected]. “The Impact of Inclusive Islamic Education Teaching
Materials Model on Religious Tolerance of Indonesian Students.” International Journal
of Instruction 15, no. 1 (1 Januari 2022): 34764.
https://doi.org/10.29333/iji.2022.15120a.
Bernadetta Budi Lestari dan Suhartono. “Perkembangan Agama Dan Sikap Toleransi
Beragama Desa Ngrangsang Selomartani Kalasan Sleman Yogyakarta: Indonesia.”
PACIVIC: Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3, no. 1 (28 April 2023):
2228. https://doi.org/10.36456/p.v3i1.7206.
Friedmann, Yohanan. Tolerance and Coercion in Islam: Interfaith Relations in the Muslim
Tradition. 1 ed. Cambridge University Press, 2003.
https://doi.org/10.1017/CBO9780511497568.
Hadi, Nur, Wasehudin, Naila Najla Surbakti, Ai Elia Martatiningsih Arum, dan Diah
Nuraffiatul Jannah. “Relevansi Konsep Rahmatan Lil ‘Alamin Terhadap Toleransi
Beragama.” Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam 6, no. 1 (30 Juni 2023): 2129.
https://doi.org/10.58518/darajat.v6i1.1611.
Ishak, Nurfaika. “Pengaturan Konstitusional Toleransi Beragama dalam Mewujudkan
Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia.” Jurnal Dinamika Sosial Budaya 25,
no. 1 (9 Juni 2023): 22. https://doi.org/10.26623/jdsb.v25i2.3959.
Kurnia, Ira Restu, dan Septian Mukhlis. “Implementasi Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Karakter Toleransi Melalui Pendidikan Multikultural.” Jurnal Educatio
FKIP UNMA 9, no. 1 (2 Maret 2023): 20916.
https://doi.org/10.31949/educatio.v9i1.4064.
Maemunah, Yayah, Astuti Darmiyanti, dan . Ferianto. “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL MELALUI RASA TOLERANSI BERAGAMA DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 1 CIKAMPEK SELATAN JAKARTA.” Al-Ulum Jurnal Pemikiran
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 666-679
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
679
Dede Ahmad Muhtaroma et.al (Suplemen Toleransi pada Materi....)
dan Penelitian ke Islaman 10, no. 2 (25 Mei 2023): 199207.
https://doi.org/10.31102/alulum.10.2.2023.199-207.
Mahdi, Tb. Ahmad, Nopri Dwi Siswanto, Aan Hasanah, dan Bambang Samsul Arifin.
“DEVELOPMENT OF CHARACTER EDUCATION MODEL’S IN SCHOOLS.”
Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic Education 10, no. 1 (30 Januari 2023):
15159.
Mardhiana Anggraini. Pendidikan Multikultural sebagai Perwujudan Profil Pelajar
Pancasila melalui Pengajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.” Qolamuna :
Jurnal Studi Islam 8, no. 2 (28 Februari 2023): 8193.
https://doi.org/10.55120/qolamuna.v8i2.919.
Oktaviani, Peni, dan Devi Vionitta Wibowo. PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI DALAM MENANAMKAN PERILAKU SOPAN
SANTUN SISWA DI SDN SILIHWANGI DESA CIPANCAR.” Tarbiya Islamica 10,
no. 2 (22 Januari 2023): 1119. https://doi.org/10.37567/ti.v10i2.1526.
Parida, Naumi, Yuni Kurniawati, dan Verry Willyam. “IMPLEMENTASI SIKAP
TOLERANSI BERAGAMA DAN PENGARUHNYA BAGI ANAK DI ERA
DISRUPSI.” DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen 6, no. 1 (30 Juni
2023): 4455. https://doi.org/10.32490/didaktik.v6i1.167.
Qutsiyah, Dewi Afiatul, Hasyim Asy’ari, Fadhillah Fadhillah, Akhmad Sirojuddin, dan Juli
Amaliya Nasucha. “Analisis Materi Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP Kelas VIII Perspektif Hots.” Attadrib: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah 5, no. 2 (31 Januari 2023): 14557.
https://doi.org/10.54069/attadrib.v5i2.287.
Rochmah, Ulifah Azwarani, dan Marno Marno. “Studi Analisis Integrasi Nilai-Nilai
Moderasi Beragama dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
II Sekolah Dasar Edisi Revisi Tahun 2017.” DAYAH: Journal of Islamic Education 6,
no. 1 (15 Januari 2023): 130. https://doi.org/10.22373/jie.v6i1.16386.
Salma, Salma, dan Agustiar Agustiar. “KONSTRUKSI TOLERANSI BERAGAMA
DALAM WASIAT WAJIBAH MELALUI PENERAPAN MAQASID AL-
SYARI’AH.” Jurnal Yudisial 15, no. 2 (17 Februari 2023): 167.
https://doi.org/10.29123/jy.v15i2.480.
Ulkhotimatul Aini, Luk-luk, Siti Nurkayati, dan Ahmad Syaifulloh. STUDI ANALISIS
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SIKAP PESERTA DIDIK PADA BUKU AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS VII DI SMP PGRI
KUWU KEC. KRADENAN KAB. BLORA.” Jurnal Studi Islam dan Sosial 5, no. 2
(12 Desember 2023): 2030. https://doi.org/10.61941/iklila.v5i2.210.
.