menekankan pentingnya berlaku lembut, penuh kasih sayang, dan adil terhadap sesama
manusia, tanpa memandang perbedaan status sosial atau latar belakang. Misalnya, beliau
menyatakan bahwa "Tidak ada kelebihan bagi Arab atas non-Arab, atau bagi non-Arab atas
Arab, dan tidak ada kelebihan bagi kulit putih atas kulit hitam, atau bagi kulit hitam atas kulit
putih, kecuali dalam takwa (kebaktian dan ketakwaan)."
Dengan demikian, konsep toleransi dalam ajaran Islam bukan hanya sekadar pasifitas
terhadap perbedaan, tetapi juga menekankan aktifitas dalam menghormati dan memahami
keragaman sebagai anugerah Allah yang harus dijaga dan dipelihara. Melalui pengamalan
nilai-nilai toleransi ini, umat Islam diharapkan dapat menjadi agen perubahan positif dalam
membangun masyarakat yang inklusif, damai, dan harmonis, serta menghargai keragaman
sebagai kekayaan yang memperkaya kehidupan manusia.
B. Urgensi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Urgensi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak bisa dipandang sebelah mata
dalam konteks pembentukan karakter dan moral peserta didik, terutama di tengah dinamika
sosial yang semakin kompleks saat ini (Afifah & Siswanto, 2023). Pendidikan Agama Islam
memberikan landasan moral dan spiritual bagi peserta didik untuk memahami ajaran-ajaran
agama, mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT, dan menghayati nilai-
nilai kehidupan yang luhur. Sementara itu, Pendidikan Budi Pekerti memberikan pedoman
tentang perilaku yang baik dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai universal kemanusiaan.
Lebih jauh lagi, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga memiliki peran penting
dalam membangun sikap toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan keberagaman di
masyarakat (Asih, 2024). Melalui pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai agama dan
moralitas, peserta didik dapat memperoleh landasan yang kuat untuk menghargai dan
menghormati sesama manusia, tanpa memandang perbedaan agama, budaya, atau latar
belakang lainnya. Dengan demikian, pendidikan ini menjadi kunci untuk membentuk generasi
yang memiliki kedewasaan dalam menyikapi perbedaan, serta mampu berkontribusi secara
positif dalam membangun harmoni sosial di masyarakat.
Selain itu, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga memiliki peran strategis dalam
membentuk karakter dan kepribadian yang kokoh, serta mempersiapkan peserta didik untuk
menghadapi tantangan-tantangan moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari (Rochmah
& Marno, 2023). Dengan menginternalisasi nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kasih sayang,
peserta didik dapat menjadi individu yang berkontribusi positif bagi keluarga, masyarakat, dan
bangsa.
Karena itu, urgensi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak bisa dilepaskan dari
upaya pembangunan karakter dan moral peserta didik, serta dalam memperkuat fondasi
kemanusiaan dan kebangsaan. Melalui pendekatan yang holistik dan terintegrasi, pendidikan
ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi yang berkualitas,
bermoral, dan bertanggung jawab, sehingga mampu berperan aktif dalam membangun
masyarakat yang lebih baik dan harmonis.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memainkan peran yang sangat penting dalam
pembentukan karakter dan moral siswa SMP (Qutsiyah et al., 2022). Pertama-tama,
Pendidikan Agama Islam memberikan landasan moral yang kuat bagi siswa untuk memahami
nilai-nilai agama Islam, mengenal ajaran-ajaran agama, serta mempraktikkan ibadah secara
benar dan bermakna. Melalui pemahaman ini, siswa dapat mengembangkan kesadaran
spiritual yang mendalam, serta memperoleh pedoman moral yang kuat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Pendidikan Budi Pekerti memberikan arahan tentang perilaku yang baik,
etika yang benar, serta norma-norma sosial yang diharapkan dalam masyarakat. Dengan
mempelajari dan menghayati nilai-nilai seperti kejujuran, kesopanan, keadilan, tanggung