Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
687
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
Pengaruh model pembelajaran inquiry based learning
terhadap kemampuan berfikir kritis Siswa pada Mata
Pelajaran PPKn Kelas X SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Halimah
a,1
, Irzal Anderson
b,2
, Heri Usmanto
c,3
a,b,c
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Jambi , Jl. Jambi, Muara Bulian No. KM, Mendalo
Darat, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi Darat
1
2
irzalanderson@gmail.com;
3
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 21 November 2023
Direvisi: 18 Desember 2023
Disetujui: 24 Januari 2024
Tersedia Daring: 27 Februari 2024
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran inquiry based learning terhadap kemampuan berfikir
kritis siswa pada mata pelajaran PPKn Kelas X SMA
Negeri 8 Muaro Jambi semester ganjil tahun ajaran 2023/ 2024.
Penulisan ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
desain quasi experiment design penelitian rancangan Pretest-Posttest
Control Group Design. Yang menjadi populasi adalah kelas X SMA Negeri
8 Muaro Jambi. Dengan menggunakan 2 kelas yaitu kelas X E2 sebagai
kelas eksperimen dan kelas X E6 sebagai kelas kontrol, yang jumlah
keseluruhan siswanya 224 siswa. Sedangkan data diperoleh dengan
cara menyebarkan tes berupa soal kepada siswa. Setelah jawaban dari
tes soal didapatkan, data dianalisis secara kuantitatif. Teknik analisis
data dalam penulisan ini adalah uji-t kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry based learning
terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Berdasakan hasil analisis
data uji hipotesis menggunakan t-test independent sample diperoleh
nilai t
hitung
>t
tabel,
nilai t
tabel
sebesar 1.669. maka t
hitung
> t
tabel
yaitu 9.386 >
1.669 dan diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0.000 > 0.005 maka
dapat disimpulkan bahwa maka H
0
ditolak dan H
a
diterima dengan kata
lain “terdapat pengaruh model pembelajaran inquiry based learning
terhadap kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PPKn
Kelas X SMA Negeri 8 Muaro Jambi semester ganjil tahun ajaran 2023/
2024”.
Kata Kunci:
Berpikir Kritis
Model Pembelajaran Inquiry
Based Learning
PPKn
ABSTRACT
Keywords:
Critical Thinking
Inquiry Based Learning Model
PPKn
This writing aims to determine the influence of the inquiry based learning
model on students' critical thinking ability in Class X Civics Subjects at SMA
Negeri 8 Muaro Jambi odd semester of the 2023/2024 academic year. This
writing was carried out using a quantitative approach with a quasi-
experiment research design using a Pretest-Posttest Control Group Design.
The population is class X of SMA Negeri 8 Muaro Jambi. By using 2 classes,
namely class X E2 as the experimental class and class X E6 as the control
class, the total number of students is 224 students. Meanwhile, data was
obtained by distributing tests in the form of questions to students. After the
answers to the test questions are obtained, the data is analyzed
quantitatively. The data analysis technique in this writing is the
experimental class and control class t-test to determine the effect of the
Inquiry Based Learning learning model on students' critical thinking
abilities. Based on the results of hypothesis testing data analysis using the
independent sample t-test, the tcount>ttable value was obtained, the ttable
value was 1,669. then tcount > ttable, namely 9.386 > 1.669 and a sig (2-
tailed) value of 0.000 > 0.005 is obtained, so it can be concluded that H0 is
rejected and Ha is accepted in other words "there is an influence of the
inquiry based learning model on Students' critical thinking ability in
subjects PPKn Class X SMA Negeri 8 Muaro Jambi odd semester 2023/2024
academic year.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
688
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
©2024, Halimah, Irzal Anderson, Heri Usmanto
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Di Indonesia sendiri senantiasa mengalami perubahan, hal ini bertujuan untuk
menyesuaikan perkembangan zaman dan juga kebutuhan peserta didik, hingga saat ini
kurikulum di Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan. Kurikulum di Indonesia
setidaknya telah mengalami perubahan lebih dari 10 kali semenjak awal kemerdekaan hingga
yang baru saja diluncurkan yakni kurikulum merdeka (Khairatunnisa 2022: 1). Kurikulum
merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menambah fakta bahwa
kurang dari 10 tahun kurikulum di Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak 3 kali (Sugiri
and Priatmoko 2020: 15)
Kurikulum merdeka merupakan rancangan baru dibuat oleh pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan agar dapat menghasilkan siswa dengan lulusan yang unggul dalam
menghadapi tantangan di masa depan. Dirancangnya kurikulum merdeka ini menjadi langkah
awal pemulihan pembelajaran di Indonesia yang diakibatkan pandemi Covid-19 (Zahir et al.
2022: 10). Hal ini sejalan dengan pendapat Ainia (2020: 23), kurikulum merdeka ini berfokus
pada kebebasan belajar secara mandiri, kritis dan kreatif, yang nantinya akan berdampak pada
terciptanya karakter peserta didik yang memiliki karakter yang merdeka
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses pembelajaran yang
diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, terutama pada mata
pelajaran PPKn. Menurut Mardikayasa (Nurgiansah, Pratama, and Iman Nurchotimah, 2021: 11)
PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dibelajarkan. Hal ini sesuai dengan isi
dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 yang mewajibkan mata
pelajaran PPKn diajarkan di semua jenjang pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar
bahkan sampai perguruan tinggi di seluruh wilayah nusantara.
Menurut Aunnurahman (2017: 140) mengatakan keberhasilan proses pembelajaran tidak
terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi
pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.
Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan
sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
Model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan oleh guru akan
membuat kegiatan pembelajaran lebih aktif. Siswa lebih terlibat secara penuh untuk mencari
ilmu pengetahuannya sendiri. Sehingga apabila siswa dapat terlibat secara penuh maka ia akan
lebih aktif dan kritis dalam belajar. Menurut Amami and Wahyuni, 2022: 121) berpikir kritis
adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubung dengan
konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dapat dipahami
sebagai kegiatan menganalisis idea atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan
secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji, dan mengembangkannya kearah yang lebih
sempurna. Berpikir kritis berkaitan dengan asumsi bahwa berpikir merupakan potensi yang ada
pada manusia yang perlu dikembangkan untuk kemampuan yang optimal.
Menurut Anderson (dalam Setiawan, 2018:14) berpendapat bahwa taksonomi blom revisi
ada 6 yaitu, mengingat (C1) ialah menunjukkan ingatan dan materi yang telah dipelajari
sebelumnya denagn mengingat fakta, istilah, konsep dasar dan jawaban. Memahami (C2)
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
689
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
menunjukkan pemahaman tentang fakta dan gagasan dengan mengorganisasikan,
membandingkan, menerjemahkan, menafsirkan, memberi deskripsi, dan mengemukakan
gagasan utama. Menerapkan (C3) peserta didik dapat menyelesaikan masalah pada situasi baru
dengan nmenerapkan pengetahuan, fakta, teknik dan peraturan yang diperoleh dengan cara
berbeda. Menganalisis (C4) memerikasa dan memecah informasi menjadi beberapa bagian
dengan mengidentifikasi motif atau penyebabnya. Membuat kesimpulan dan menemukan bukti
untuk mendukung generalisasi. Mengevaluasi (C5) menghadirkan dan mempertahankan
pendapat dengan membuat penilaian dengan infromasi, validitas gagasan, atau kualitas kerja
berdasarkan seperangkat kriteria. Menciptakan (C6) menghimpun beberapa informasi secara
simultan menggunakan metode yang berbeda melalui penggabungan elemen dalam pola baru
atau mengusulkan solusi alternatif.
Berpikir kritis adalah suatu proses didalamnya terdapat merancang konsep, implementasi,
menganalisis, menyaring informasi yang diterima dari analisis, merefleksi pikiran, atau
komunikasi sebagai dasar untuk merumuskan serta melaksanakan perbuatan. Ada 5 aspek
kemampuan berpikir kritis siswa yang dikemukakan Glaser dalam (Fisher 2017: 7) yaitu:
Pertama, merumuskan pokok permasalahan meliputi: aspek mengidentifikasi permasalahan yang
dipikirkan, mengidentiifikasi dan mengevaluasi asumsi. Kedua, mencari fakta dan data sesuai
dengan sumber yang akurat. Ketiga, memberi argumentasi meliputi: aspek menafsirkan
pernyataan atau gagasan, akseptabilitas dan kredibilitas alasan. Keempat, melakukan
interprestasi pernyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan meliputi: aspek menganalisis hasil
keputusan. Kelima, menyimpulkan yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data dan fakta.
Berdasarkan dengan hasil tes yang dilakukan oleh penulis dengan membagikan soal berupa
tes uraian yang terdiri dari 5 soal dibagikan kepada 224 siswa yang dilaksanakan pada saat
observasi di SMA Negeri 10 Muaro Jambi khusus nya kelas pada X E1 sampai dengan X E7
atau sebanyak tujuan kelas, dapat diketahui dari kelas X E1 sampai X E7 hanya mencapai 34%
tergolong “kurang kritis”. Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dan
kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran PPKn pada
SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Hal ini sebanding dengan keadaan dikelas bahwa sewaktu penulis
melakukan observasi siswa cenderung tidak mau ikut andil dalam pelajaran, peristiwa ini dapat
menjadikan tidak terlatihnya kemampuan berpikir kritis. Maka dari itu, dibutuhkan media
pembelajaran baru yang berbasis terknologi guna mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Di dalam kelas, peserta didik dianggap pasif, hanya beberapa siswa yang bertanya, juga dalam
proses pembelajaran siswa kurang fokus terhadap materi, peserta didik pun asik sendiri main dan
ngobrol dengan teman sebangku.
Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran di kelas, guru harus kreatif dalam melakukan
pembelajaran agar siswa dapat menerima pembelajaran dengan baik (Mutmainah, 2020: 2).
Terutama dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan pemikiran kritis, tentu saja perlu
dilakukan upaya terencana dan terstruktur yang dirancang sedemikian rupa oleh guru PPKn.
Untuk menumbuhkan pemikiran yang kritis guru dituntut dapat menggunakan model sesuai
dengan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran sesuai diterapkan dalam mata pelajaran
PPKn salah satunya yaitu model pembelajaran inquiry based learning.
Menurut Wardoyo (2013: 45), inquiry based learning adalah proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dihadapi
dengan berbagai sumber informasi sebagai pendukungnya. Model inquiry based learning
menekankan ada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Model pembelajaran tersebut dapat mengoptimalkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui proses diskusi, pemecahan masalah, mencari
fakta dari berbagai sumber dan tes esai sehingga peserta didik dapat mengasah, menguji, dan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
690
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
mengembangkan kemampuan berpikirnya Selain itu, model inquiry based learning juga
memiliki kelebihan di mana peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi,
sampai menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh dari Sri Ajeng Mellita, Laili
Rosita (2019) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi”. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Geografi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
dalam bentuk soal uraian. Analisis data menggunakan Statistik Parametris dengan uji-t dan taraf
signifikansi = 0,05). Hasil analisis menunjukkan nilai t
hitung
(4,468) > t
tabel
(1,996). Diketahui
bahwa hipotesis diterima Ha Jika t
hitung
> t
tabel
dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Hasil
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah penerapan Model Pembelajaran Inquiry
Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi,
Khususnya di Kelas X di SMA PGRI 2 Palembang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Oleh sebab itu perlu ditingkatkan model pembelajaran inquiry based learning bisa
meningkatkan berbagai potensi siswa. Pembelajaran model ini dapat mengajarkan siswa untuk
mandiri, berkolaborasi, berpikir kritis, serta kreatif. Penelitian ini disarankan supaya
mengoptimalkan model inquiry based learning sebagai model pembelajaran yang dapat
meningkatkan berbagai potensi siswa. Hal ini akan mencegah terjadinya pembelajaran yang
monoton dikelas dan peserta didik dapat berpartisipasi lebih aktif, kemampuan berpikir kritis
meningkat agar dapat prestasi belajar yang dihasilkan menjadi bagus.
2. Metode
Penulisan ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi
experiment design penelitian rancangan pretest-posttest control group design. Yang menjadi
populasi adalah kelas X SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Dengan menggunakan 2 kelas yaitu kelas
X E2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X E6 sebagai kelas kontrol, yang jumlah keseluruhan
siswanya 224 siswa. Sedangkan data diperoleh dengan cara menyebarkan tes berupa soal kepada
siswa. Setelah jawaban dari tes soal didapatkan, data dianalisis secara kuantitatif. Teknik analisis
data dalam penulisan ini adalah uji-t kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran inquiry based learning terhadap kemampuan berfikir kritis siswa.
Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan adalah pengambilan sampel yang semata-
mata didasarkan pada kriteria, ide, atau pengetahuan dari sampel (Nursiyono, 2015: 25) Sampel
yang dipilih secara otomatis dipengaruhi oleh pemahaman sampel tentang populasi. Namun
dalam praktiknya, metode ini sering digunakan untuk survei dengan unit yang lebih sedikit.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pada output pengolahan data dengan menggunakan uji t diperoleh hasil sebagai
berikut:
Uji t Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Dilakukannya uji t untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan sebelum
diberikan perlakuan atau boleh pembelajaran dan setelah diberikan perlakuan atau model
pembelajaran. uji t dilakukan menggunakan bantuan software SPSS versi 26 for window. Adapun
hasil hasil dari uji t pretest dan postest kelas eksperimen sebagai berikut:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
691
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
Gambar 1. Hasil Uji t Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil output Software SPSS versi 26 for window terdapat nilai Sig. (2-tailed)
0.000, dengan dasar pengambilan keputusan yaitu Sig. (2-tailed) yaitu 0.000 < 0.05 maka
terdapat pengaruh yang signifikan.
Uji t Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Uji t dilakukan untuk mengatahui adakah perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan. uji t dilakukan menggunakan bantuan software SPSS versi 26 for window
Adapun hasil hasil dari uji t pretest dan postest kelas eksperimen sebagai berikut:
Gambar 2. Hasil Uji t Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil output Software SPSS versi 26 for window, terdapat nilai Sig. (2-tailed)
0.614 , dengan dasar pengambilan keputusan yaitu Sig. (2-tailed) yaitu 0.0614 < 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelas eksperimen
dan posttest kelas kontrol.
Uji t Posttest Eksperimen dan t Posttest Kontrol
Uji t ini dilakukan agar penulis mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara
skor setelah perlakuan di kelas eksperimen dengan skor dikelas kontrol. Dasar pengambilan
keputusan uji independent sampel t-tes yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) < 0.05 maka H
a
di terima
dan H
o
ditolak dan apabila nilai Sig. (2-tailed) > 0.05 maka H
a
ditolak dan H
0
di terima. Adapun
uji independent sampel t-tes dilakukan menggunakan bantuan software SPSS versi 26 for
window sebagai berikut:
Gambar 3. Hasil Uji t Posttest Eksperimen dan t Posttest Kontrol
Berdasarkan perhitungan pada output diatas menunjukan besarnya t
hitung
yaitu 9.386.
kemudian membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dari variabel x dan variabel y. diketahui df= 64 pada taraf 5% maka didapat besarnya nilai t
tabel
sebesar 1.669. maka t
hitung
> t
tabel
yaitu 9.386 > 1.669 dan diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar
0.000 > 0.005 maka dapat disimpulkan bahwa maka H
0
ditolak dan H
a
diterima dengan kata lain
“terdapat pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Based Learning terhadap Kemampuan Berfikir
Kritis Siswa pada Mata Pelajaran PPKn Kelas X SMA Negeri 8 Muaro Jambi semester ganjil
tahun ajaran 2023/ 2024”.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
692
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
Uji t Peningkatan Skor Nilai Eksperimen dan Kontrol
Uji t peningkatan skor nilai eksperimen dan kontrol disini perlu diketahui dengan melihat
bahwa ada tidaknya peningkatan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelompok
eksperimen (perlakuan) dan kemampuan berpikir kritis siswa kelompok kontrol. Berikut hasil
uji t tersebut menggunakan software SPSS 26:
Gambar 4. Hasil Uji t Peningkatan Skor Nilai Eksperimen dan Kontrol
Tabel 1. Rata-Rata Kenaikan Skor Kedua Kelas
Kelas
Rata-Rata Kenaikan Skor Kedua Kelas
Eksperimen
9,68
Kontrol
1,41
Berdasarkan perhitungan diketahui kenaikan skor atau nilai pada kelas eksperimen setelah
diterapkan model pembelajaran inquiry based learning yaitu sebesar 9,68 sedangkan pada
kelas kontrol memiliki jumlah kenaikan sebesar 1,41 sehingga dapat disimpulakn bahwa
kenaikan skor kemampuan siswa dalam berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan kelas kontrol.
Berdasarkan pembahasan dan penelitian ini membuktikan bahwa kelas eksperimen yang
diberi perlakuan model pembelajaran inquiry based learning lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PPKn kelas X SMA
Negeri 8 Muaro Jambi semester ganjil tahun ajaran 2023/ 2024 karena berdasarkan perhitungan
uji t-test yang dilakukan dengan software SPSS versi 26 for windows, diperoleh nilai sig (2-
tailed) untuk keterampilan berpikir kritis adalah 0,000 < 0,05 maka H
0
ditolak dan H
a
diterima
sedangkan berdasarkan uji t diperoleh t
hitung
> t
tabel
yaitu 9.386 > 1.669. Hal ini menyatakan
bahwa “pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry based learning berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PPKn kelas X SMA
Negeri 8 Muaro Jambi semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Maka dapat diartikan bahwa
penggunaan model pembelajaran inquiry based learning cocok untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa, yang terpenting dalam penggunaan model sesuai dengan
materi, sintak dan prinsip yang ada dalam pembelajaran.
4. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian, analisis data, dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
mengenai model pembelajaran inquiry based learning lebih efektif untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PPKn Kelas X SMA
Negeri 8 Muaro Jambi, bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis sisiwa pada kelas eksprimen
lebih tinggi dibanding dengan kemampuan siswa dalam memahami materi pada kelas kontrol,
pada kelas eksperimen didapati kenaikan nilai rata rata sebesar 9,68 dan pada kelas kontrol
sebesar 1,41.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
693
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
Kemudian dilanjutkan menggunakan uji t independent sampel t-tes diperoleh hasil nilai
Sig. (2-tailed) 0.000 < 0.05 sedangkan berdasarkan uji t diperoleh t
hitung
> t
tabel
yaitu 9.386 >
1.669. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terkait
penerapan model pembelajaran inquiry based learning untuk meningkatkan kemampuan
berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PPKn kelas X SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan adalah “H
a
diterima dan H
0
ditolak” yang artinya ada
pengaruh positif yang signifikan dari penerapan model pembelajaran inquiry based learning
untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada mata pelajaran PPKn kelas X SMA
Negeri 8 Muaro Jambi semester ganjil tahun ajaran 2023/ 2024.
5. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tepatnya di sekolah SMA Negeri 8 Muaro
Jambi bagi guru, harus bisa menggunakan berbagai metode mengajar untuk menarik minat siswa
dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan diharapkan model pembelajaran inquiry
based learning dapat menjadi bagian dari bahan renungan dan sumber informasi yang sehingga
dapat digunakan oleh pengajar dalam system belajar mengajar, sehingga mampu menjadi pilihan
dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta
menjadi perbaikan atau bahan masukkan bagi guru untuk memvariasikan model pembelajaran.
Sedangkan bagi siswa, minat belajar agar siswa bisa lebih aktif dan meningkatkan hasil belajar
dan berpikir kritis serta agar memperoleh pembelajaran yang lebih menarik, jelas,
menyenangkan serta motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis menjadi meningkat.
Meskipun penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, namun diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih kepada para pembaca dan peneliti.
6. Daftar Pustaka
Ainia, Dela Khoirul. 2020. “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan
Relevansinya Bagi Pengembanagan Pendidikan Karakter.” Jurnal Filsafat Indonesia 3(3):
95101.
Amami, Della Yunia, and Lilik Wahyuni. 2022. “Media Konstruksi Berpikir Kritis Berbasis
Praktik Literasi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar Era Merdeka
Belajar.” GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: 7184.
Anderson. 2021. “Civic Education Persfective Journal FKIP.” Desember 1(1): 2333.
Aunnurahman. 2017. “Belajar Dan Pembelajaran.” In Bandung: Alfabeta. 201618.
Fisher, Alec. 2017. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Khairatunnisa. 2022. “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Proses Pembelajaran Bahasa
Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi.” Jurnal Pendidikan 7(2): 96.
https://doi.org/10.26740/jp.v7n2.p94-99.
Mutmainah, Mutmainah. 2020. Analisis Kreativitas Matematika Siswa MTsN I Makassar Pada
Materi Pokok Kubus dan Balok.” JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) 4(3): 49499.
Nurgiansah, T Heru, Febri Fajar Pratama, and Aulia Solichan Iman Nurchotimah. 2021.
“Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Kewarganegaraan.” Jurnal Pendidikan PKN
(Pancasila dan Kewarganegaraan) 2(1): 10.
Nursiyono. 2015. “). Kompas Teknik Pengambilan Sampel.” In Bogor: In Media, Bogor: In
Media.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 687-694
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
694
Halimah et.al (Pengaruh model pembelajaran inquiri….)
Rosita, Laili, and Nuranisa Nuranisa. 2019. “Penerapan Model Pembelajaran Ibl (Inquiry Based
Learning) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Calon Guru Geografi.” JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi dan
Pembelajaran Geografi 4(1).
Sugiri, Wiku Aji, and Sigit Priatmoko. 2020. “Persprektif Asesmen Autentik Sebagai Alat
Evaluasi Dalam Merdeka Belajar.” At-Thullab : Jurnal Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah 4(1): 53.
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Bandung: Alfabeta. Pembelajaran Konstruktivisme: Teori Dan
Aplikasi Pembelajaran Dalam Pembentukan Karakter.
Zahir, Abdul, Rahmawati Nasser, Supriadi Supriadi, and Jusrianto Jusrianto. 2022.
“Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang SD Kabupaten Luwu Timur.” Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Bagi Masyarakat 2(2): 18.