menunjukkan pemahaman tentang fakta dan gagasan dengan mengorganisasikan,
membandingkan, menerjemahkan, menafsirkan, memberi deskripsi, dan mengemukakan
gagasan utama. Menerapkan (C3) peserta didik dapat menyelesaikan masalah pada situasi baru
dengan nmenerapkan pengetahuan, fakta, teknik dan peraturan yang diperoleh dengan cara
berbeda. Menganalisis (C4) memerikasa dan memecah informasi menjadi beberapa bagian
dengan mengidentifikasi motif atau penyebabnya. Membuat kesimpulan dan menemukan bukti
untuk mendukung generalisasi. Mengevaluasi (C5) menghadirkan dan mempertahankan
pendapat dengan membuat penilaian dengan infromasi, validitas gagasan, atau kualitas kerja
berdasarkan seperangkat kriteria. Menciptakan (C6) menghimpun beberapa informasi secara
simultan menggunakan metode yang berbeda melalui penggabungan elemen dalam pola baru
atau mengusulkan solusi alternatif.
Berpikir kritis adalah suatu proses didalamnya terdapat merancang konsep, implementasi,
menganalisis, menyaring informasi yang diterima dari analisis, merefleksi pikiran, atau
komunikasi sebagai dasar untuk merumuskan serta melaksanakan perbuatan. Ada 5 aspek
kemampuan berpikir kritis siswa yang dikemukakan Glaser dalam (Fisher 2017: 7) yaitu:
Pertama, merumuskan pokok permasalahan meliputi: aspek mengidentifikasi permasalahan yang
dipikirkan, mengidentiifikasi dan mengevaluasi asumsi. Kedua, mencari fakta dan data sesuai
dengan sumber yang akurat. Ketiga, memberi argumentasi meliputi: aspek menafsirkan
pernyataan atau gagasan, akseptabilitas dan kredibilitas alasan. Keempat, melakukan
interprestasi pernyataan-pernyataan dan gagasan-gagasan meliputi: aspek menganalisis hasil
keputusan. Kelima, menyimpulkan yaitu menarik kesimpulan berdasarkan data dan fakta.
Berdasarkan dengan hasil tes yang dilakukan oleh penulis dengan membagikan soal berupa
tes uraian yang terdiri dari 5 soal dibagikan kepada 224 siswa yang dilaksanakan pada saat
observasi di SMA Negeri 10 Muaro Jambi khusus nya kelas pada X E1 sampai dengan X E7
atau sebanyak tujuan kelas, dapat diketahui dari kelas X E1 sampai X E7 hanya mencapai 34%
tergolong “kurang kritis”. Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dan
kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran PPKn pada
SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Hal ini sebanding dengan keadaan dikelas bahwa sewaktu penulis
melakukan observasi siswa cenderung tidak mau ikut andil dalam pelajaran, peristiwa ini dapat
menjadikan tidak terlatihnya kemampuan berpikir kritis. Maka dari itu, dibutuhkan media
pembelajaran baru yang berbasis terknologi guna mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Di dalam kelas, peserta didik dianggap pasif, hanya beberapa siswa yang bertanya, juga dalam
proses pembelajaran siswa kurang fokus terhadap materi, peserta didik pun asik sendiri main dan
ngobrol dengan teman sebangku.
Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran di kelas, guru harus kreatif dalam melakukan
pembelajaran agar siswa dapat menerima pembelajaran dengan baik (Mutmainah, 2020: 2).
Terutama dalam mata pelajaran PPKn untuk menumbuhkan pemikiran kritis, tentu saja perlu
dilakukan upaya terencana dan terstruktur yang dirancang sedemikian rupa oleh guru PPKn.
Untuk menumbuhkan pemikiran yang kritis guru dituntut dapat menggunakan model sesuai
dengan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran sesuai diterapkan dalam mata pelajaran
PPKn salah satunya yaitu model pembelajaran inquiry based learning.
Menurut Wardoyo (2013: 45), inquiry based learning adalah proses berpikir kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dihadapi
dengan berbagai sumber informasi sebagai pendukungnya. Model inquiry based learning
menekankan ada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Model pembelajaran tersebut dapat mengoptimalkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui proses diskusi, pemecahan masalah, mencari
fakta dari berbagai sumber dan tes esai sehingga peserta didik dapat mengasah, menguji, dan