Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
648
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
Pengaruh Pendidikan Buddhis Terhadap Penguatan
Moralitas Pancadharma Siswa Beragama Buddha
Panya Dama Setiawan
a,1
, Supartono
b,2
, Mujiyanto
,c3
a
STIAB Smaratungga, Kaligentong, Boyolali 57352, Indonesia
b
STIAB Smaratungga, Kaligentong, Boyolali 57352, Indonesia
c
STIAB Smaratungga, Kaligentong, Boyolali 57352, Indonesia
1
pandiariangga@gmail.com;
2
supartono.kemacaro@smaratungga.ac.id;
3
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 14 November 2023
Direvisi: 17 Desember 2023
Disetujui: 20 Januari 2024
Tersedia Daring: 24 Februari 2024
Pendidikan Buddhis Pancadarma bertujuan untuk membimbing individu
untuk berpraktik dalam menjalankan moralitas. Penelitian ini
menerapkan metode penelitian kuantitatif dan memfokuskan pada jenis
penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional dalam penyelidikan
khusus ini, metode utama yang digunakan untuk mengumpulkan data
dilakukan oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pendidikan Buddhis memiliki hubungan yang
signifikan dengan Penguatan Moralitas Pancadharma pada siswa Buddha.
Regresi linier menunjukkan bahwa sekitar 29% variasi dalam penguatan
moral dapat dijelaskan oleh Pendidikan Buddhis. Uji statistik
mengonfirmasi bahwa Pendidikan Buddhis secara signifikan
meningkatkan moralitas Pancadharma, dengan tingkat signifikansi yang
rendah. Penelitian ini menyoroti peran penting Pendidikan Buddhis
dalam membentuk nilai-nilai moral pada siswa Buddha dan memberikan
pemahaman yang mendalam tentang hubungannya dalam konteks agama
Buddha.
Kata Kunci:
Pendidikan Buddhis
Pancadarma
Moralitas
ABSTRACT
Keywords:
Buddhist Education
Pancadharma
Morality
Buddhist education Pancadarma aims to guide individuals in practicing
morality. This research applies quantitative research methods and focuses
on correlational research. In this particular investigation, the main method
used to collect data is through the distribution of questionnaires. The
results of the study indicate that Buddhist education has a significant
relationship with the strengthening of Pancadharma morality in Buddhist
students. Linear regression indicates that about 29% of the variance in
moral strengthening can be explained by Buddhist education. Statistical
tests confirm that Buddhist education significantly enhances Pancadharma
morality, with a low level of significance. This study highlights the
important role of Buddhist education in shaping moral values in Buddhist
students and provides a deep understanding of its relationship in the
context of Buddhism.
©2024, Panya Dama Setiawan, Supartono, Mujiyanto
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya yang disadari dan direncanakan untuk memperoleh
pengetahuan yang menjadi dasar kehidupan (Mujiyanto, 2022). Salah satu tindakan di mana
keberhasilan karakter yang kuat dapat dicapai dan diimplementasikan adalah melalui proses
pendidikan (Ratna Dewi et al., 2023). Pembelajaran adalah hasil dari interaksi yang kompleks
antara elemen-elemen manusia, materi, lingkungan, dan perencanaan yang saling berpengaruh
untuk mencapai tujuan tertentu (Ardhani & Kristin, 2023). Pendidikan memiliki faktor yang
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
649
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
paling utama dalam membentuk individu seseorang terutama dalam hal prilaku yang baik dan
etis. Dalam hal ini Penerapan pembentukan karakter berbasis moderasi agama pada anak perlu
dimulai sejak dini sebagai bagian dari pendidikan awal mereka (Dharmaji Chowmas, 2020).
Karakter religius merujuk pada pemahaman yang mendalam terhadap prinsip-prinsip agama
yang diyakini, yang kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari seseorang.
Kedalaman ini membuatnya memperlihatkan tindakan dan sikap yang membedakannya dari
karakter orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Karakter merujuk pada nilai-nilai perilaku
manusia yang terkait dengan Tuhan Yang Maha Esa, individu itu sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan (Rismayanthi, 2011). Pendidikan karakter atau moralitas merupakan nilai pokok,
dan menjadikan perilaku mulia sebagai salah satu target yang ingin dicapai selama masa
kenabian Nabi Muhammad SAW (Firdaus et al., 2022). Pendidikan karakter dalam konteks
pendidikan Islam lebih fokus pada perkembangan pribadi melalui instilasi nilai-nilai moral
yang baik, dengan tujuan agar seseorang dapat menjadi individu yang positif dalam hal diri
sendiri, hubungannya dengan orang lain, dan kontribusinya pada masyarakat secara umum
(Islam, 2020) dan (Hatmono. D, 2022). Diterapkanya pendidikan karakter kepada peserta didik
dengan pemahaman nilai secara kognitif, pengalaman nilai secara afektif, dan akhirnya
mendorong penerapan nilai dalam kehidupan nyata (Muchtar & Suryani, 2019). Seperti yang
tercantum pada peraturan presiden pada tanggal 06 september 2017 yang menyatakan bahwa
diperlukan penguatan pendidikan karakter dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya
serta memiliki nilai-nilai religious, jujur, toleran, demokratis, gotong royong, integritas,
mandiri, nasionalis, dan semangat kebangsaan, (Perpres, No. 87 tahun 2017). Dikarenakan
pentingnya pendidikan karakter menurut hasil survei yang dilakukan (Litbang Kompas pada
tahun 2017), mendapatkan hasil bahwa sebanyak 84,90% masyarakat percaya bahwa
penguatan pendidikan karakter dapat meningkatkan kompetensi peserta didik survei tersebut
dilakukan di 14 kota besar yang ada di Indonesia. Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani,
yaitu "Charassian", yang berarti menandai dan fokus pada penerapan nilai-nilai kebaikan
melalui tindakan atau perilaku. Oleh karena itu, seseorang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan
menunjukkan perilaku buruk dapat dianggap sebagai individu yang memiliki karakter yang
kurang baik. Sebaliknya, seseorang yang berperilaku sesuai dengan norma moral akan
dianggap sebagai individu yang memiliki karakter mulia (Tsoraya et al., 2023). Pendidikan
karakter bertujuan untuk membentuk pribadi yang sempurna, dengan merujuk pada nilai-nilai
dan moralitas yang berlaku dalam masyarakat (Nugraha, 2020).
Perubahan moralitas manusia dari tahun ketahun semakin menurun, ini dikarenakan
tergerusnya oleh perubahan jaman keberadaan pendidikan moral pada masa ini, terutama bagi
para remaja, memiliki urgensi yang sangat signifikan. Kehadirannya menjadi suatu kebutuhan
mendesak, karena jika tidak segera diatasi, konsekuensi dari krisis moralitas akan berlangsung
dalam jangka waktu yang cukup lama (Mewar, 2021). Bedasarkan survei yang di ambil dari
badan pusat statistik menunjukan bahwa tingkat kriminalitas di Indonesia mengalami kenaikan
dari sebesar 22,19% tahun 2019 hingga tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 23,46%.
Tindakan kejahatan ini sedikit lebih naik dari tahun sebelumnya. Masalah ini sudah tentu harus
diperhatikan oleh badan-badan yang terkait supaya bagaimana mengatasi permasalahan
kriminalitas yang disebabkan kurangnya seseorang mendapatkan pendidikan karakter. Serta
minimnya pengetahuan masyarakat umum terhadap Pancadharma buddhis untuk mengatasi
masalah tersebut diperlukan adanya Pendidikan Buddhis untuk mencapai manusia seutuhnya
yang beradab dan berakhlak baik. Pancadharma terdiri dari dua suku kata yaitu panca-dharma
yang berarti lima latihan moral atau lima latihan luhur yang harus dikembangkan, (Devi,
2022).
Nilai-nilai Pancadharma dalam buddhis yang harus dikembangkan (Metta-karuna, Samma
ajiva, Santutthi, Sacca, Satisampajanna), yang dikususkan untuk umat awam laki-laki dan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
650
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
perempuan yang memilih menjalani sebagai perumah tangga menjalani seperangkat
pembentukan karakter dalam proses pengajaran Pendidikan Agama Buddha dilakukan melalui
konsep Pancasila Buddhis, yang menitikberatkan pada nilai-nilai tertentu (Pratiwi & Novianti,
2023). Lima prinsip dasar dalam buddhis yang bertujuan untuk menjadikan kedisplinannya
dalam kehidupanya. Adapun lima prinsip itu terdiri dari: 1) tidak membunuh, 2) tidak mencuri,
3) tidak melakukan perzinaan merujuk pada aktivitas seksual yang tidak sah yang dilakukan
oleh individu laki-laki dan perempuan di luar konteks pernikahan (Wardani et al., 2020), 4)
tidak berbicara sesuatu yang tidak benar, 5) tidak meminum-minuman yang menyebabkan
lemahnya kesadaran (alkohol dan narkoba). Pancasila tidak bersifat sebagai aturan yang
melarang, melainkan sebagai panduan moral yang memberikan pengajaran kepada para
penganut Buddha agar memiliki tanggung jawab penuh terhadap setiap tindakan mereka (Mei
Winda Ratana, Sukodoyo, 2023).
Pendidikan Buddhis pancadarma bertujuan untuk membimbing individu untuk berpraktik
dalam memberikan, menjalankan moralitas, mengembangkan konsentrasi, dan menumbuhkan
kebijaksanaan mewujudkan nilai-nilai yang mendalam dalam konteks keilmuan (Lestari,
2023). Mempromosikan Pancadharma kepada siswa untuk menganalisis pengaruh terhadap
pemahaman yang didapat peserta didik mengenai Pancadharma serta mengevaluasi dampak-
dampak Pendidikan Buddhis terhadap prilaku moral siswa setelah mempraktikan Pancadharma
dan penyebab-penyebab yang paling utama sehingga bisa mempengaruhi tingkah laku siswa.
Dalam ajaran Buddha pendidikan berawal dari istilah latihan (sikkha), tersirat bahwa
pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran, latihan pelajaran dan mempelajari,
meningkatkan pengetahuan dan penerangan. Pada istilah ini juga termasuk latihan moral
(pancadharma), kosentrasi (samadhi), dan pengetahuan atau kebijaksanaan (panna) (A.I.231).
Agama Buddha merupakan suatu agama yang memiliki banyak sekali ajaran-ajaran yang
mengedepankan moralitas dan yang paling populer orang ketahui adalah hukum karma bahkan
tidak hanya dari kalangan umat Buddha saja yang mengetahui, konsep-konsep ini bisa di
pergunakan dalam Pendidikan Buddhis untuk menjadikan keseimbangan, etika empat
kebenaran mulia. Ajaran-ajaran ini memberikan suatu kerangka kerja etika yang luhur bagi
penganut ajaran Buddha. Dengan demikian Pendidikan Buddhis memiliki pontensi yang besar
untuk mempengaruhi perkembangan moralitas diri siswa yang beragama buddha. Di era
modern ini pendidikan sudah mengalami banyak perubahan yang sangat signifikan demikian
pula dengan Pendidikan Buddhis sudah banyak perubahan sesuai dengan kemajuan, sehingga
mempermudah tenaga pendidik untuk menyalurkan ilmu mereka kepada peserta didik
dibanding di era sebelumnya. Kondisi yang demikian sangat membantu tenaga pendidik saat
ini diharapkan bisa mingkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga menciptakan sumber
daya manusia yang unggul dan terampil di segala bidang.
2. Metode
Penelitian ini menerapkan metode penelitian kuantitatif dan memfokuskan pada jenis
penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional bertujuan untuk menggambarkan
hubungan yang telah terjadi atau ada (Fraenkel dan Wallen, 2008). (a) Jenis penelitian
korelasional, (b) Penyebaran angket, (c) Objek dalam penelitian ini adalah siswa beragama
buddha kelas 9, 10,11, dan 12 yang berjumlah (32). Tempat penelitian ini dilaksanakan di
SMP Smaratungga Ampel, dan SMK Pembangunan Ampel, yang terletak di Kabupaten
Boyolali pada tahun 2023, (d) Pengukuran Linkert, dan (e) Metode dan Teknik Analisi Data
Regresi Linier Sederhana menggunakan pernyataan untuk menjawab penelitian data yang
terkumpul dianalisa menggunakan anova atau kovarians satu arah yang dibentuk dengan
program SPSS 21 For Windows.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
651
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
3. Hasil dan Pembahasan
Data penelitian terdiri dari unsur otonom Pendidikan Buddhis (X), dan unsur relian
moralitas Pancadharma (Y). Jumlah total peserta yang terlibat dalam penyelidikan ini setara
dengan 32 siswa. Titik fokus penyelidikan yang tercakup dalam pemeriksaan ini terdiri dari 1)
prinsip-prinsip etika, 2) pemahaman agama Buddha, 3) praktik meditasi, 4) kasih sayang, 5)
usaha yang benar, 6) kebenaran, 7) perhatian sehubungan dengan rezeki dan persembahan.
Temuan berasal dari eksplorasi mengenai dampak Pendidikan Buddha terhadap benteng
moralitas Pancadharma di kalangan siswa SMP Smaratungga dan SMK Pembangunan.
Analisis Data dan Uji Hipotesis
Tabel 1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Religiusitas
.187
32
.006
.823
32
.001
Agresivitas
.131
32
.177
.954
32
.191
a. Lilliefors Significance Correction
Pemeriksaan normalitas data dalam penyelidikan ini dapat diamati melalui representasi
grafis, dengan fokus pada sejauh mana nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov, sambil
mengikuti kriteria untuk pengujian. Jika nilai signifikan (Sig.) lebih besar dari 0,05, dapat
disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikan (Sig.)
kurang dari 0,05, data dianggap terdistribusi secara tidak normal. Hasil penilaian normalitas
disajikan pada tabel 1. Hasil tes normalitas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel
Pendidikan Buddhis (X) adalah 0,006. Menurut gambar tersebut, data yang berkaitan dengan
variabel Pendidikan Buddhis (X) menunjukkan distribusi normal (Sig > 0,05). Sebaliknya,
variabel penguatan moralitas Pancadharma (Y) memiliki tingkat signifikansi 0,177. Angka
tersebut menunjukkan bahwa data yang terkait dengan variabel penguatan moralitas
Pancadharma (Y) terdistribusi normal (Sig > 0,05).
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan persamaan regresi linier langsung,
menggunakan perangkat lunak SPSS 21 untuk memberikan data yang diperlukan. Akibatnya,
perhitungan ini menandakan korelasi yang kuat antara Pendidikan Buddhis dan peningkatan
moralitas Pancadharma di antara siswa SMP Smaratungga dan SMK Pembangunan Ampel.
Perhitungan ini menegaskan asumsi yang mendasari bahwa ketika R mendekati nilai 1,
kekuatan hubungan meningkat secara signifikan.
Tabel 2. Uji Korelasi
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.538
a
.290
.266
11.341
a. Predictors: (Constant), Pendidikan Buddhis
Dari tabel, terbukti bahwa koefisien determinasi R Square memiliki nilai 0,290. Nilai ini
menandakan bahwa model regresi dapat menjelaskan 29% variabilitas pengaruh Pendidikan
Buddhis terhadap siswa Buddhis di SMP Smaratungga dan SMK Pembangunan Ampel. Sisa
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
652
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
71% variabilitas dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam persamaan
regresi. Dalam pengujian hipotesis, ketika menggunakan rumus alpha 5%, kriteria menyatakan
bahwa hipotesis nol (Ho) akan ditolak jika nilai Sig kurang dari atau sama dengan 0,05. Hasil
tes F menunjukkan bahwa jumlah F adalah 12.249, dengan tingkat signifikansi 0,001.
Berdasarkan perhitungan ini dan dengan asumsi Sig lebih besar dari atau sama dengan 0,05,
hipotesis nol (Ho) diterima. Namun, jika Sig kurang dari atau sama dengan 0,05, hipotesis nol
(Ho) akan ditolak. Dalam kasus khusus ini, nilai Sig adalah 0,001, yang kurang dari 0,05.
Dengan demikian, regresi dapat digunakan untuk meramalkan dampak Pendidikan Buddhis
terhadap Penguatan Moralitas Pancadharma di kalangan Pelajar Buddhis di SMP Smaratungga
dan SMK Pembangunan.
Tabel 3. ANOVA
ANOVA
a
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
1575.442
1
1575.442
12.249
.001
b
Residual
3858.433
30
128.614
Total
5433.875
31
a. Dependent Variable: Penguatan moralitas Pancadharma
b. Predictors: (Constant), Pendidikan Buddhis
Data yang disajikan dalam tabel menunjukkan bahwa uji F menghasilkan nilai hitungan F
yang signifikan sebesar 12,249 pada tingkat signifikansi 0,001. Berdasarkan perhitungan ini,
diasumsikan bahwa tingkat signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05, yang mengarah pada
penerimaan hipotesis nol (Ho). Namun, jika tingkat signifikansi (Sig.) kurang dari 0,05,
hipotesis nol (Ho) ditolak. Dalam perhitungan khusus ini, nilai Sig. 0,001 lebih rendah dari
0,05, sehingga memungkinkan pemanfaatan analisis regresi untuk memprediksi dampak
Pendidikan Buddhis terhadap penguatan nilai-nilai moral di kalangan siswa Pancadhrma di
SMP Smaratungga dan SMK Pembangan Ampel.
Untuk menilai pentingnya koefisien regresi linier, metode pengujian t digunakan. Dalam
pendekatan ini, hipotesis berikut digunakan: Ho: β = 0 Ha: β ≠. Signifikansi tes ditentukan
dengan menggunakan kriteria pengujian hipotesis dengan tingkat alfa 5%. Secara khusus,
hipotesis nol ditolak jika tingkat signifikansi kurang dari 0,05.
Tabel 4. Standar Koefisiensi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
34.308
19.320
1.776
.086
Pendidikan
Buddhis
.591
.169
.538
3.500
.001
a. Dependent Variable: Penguatan Moralitas Pancadharma
Tes statistik yang disajikan pada tabel 4 meneliti pentingnya konstanta dan variabel
independen (khususnya, Pendidikan Buddhis), menunjukkan bahwa nilai t yang dihitung 3.500
dengan tingkat signifikansi 0,001 0,05 mengarah pada penolakan hipotesis nol. Dari
perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Buddhis berperan penting dalam
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
653
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
meningkatkan Moralitas Pancadharma siswa SMP Smaratungga dan SMK Pembangunan
Ampel.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap hasil data yang
didapat selama penelitian terhadap peserta didik di SMP Smaratungga dan SMK
Pembangunan peneliti mendapatkan pembahasan ini membahas pemeriksaan normalitas data,
penggunaan regresi linier, analisis koefisien determinasi, uji F, dan pengujian hipotesis untuk
mengkaji hubungan antara Pendidikan Buddhis dan Penguatan Moralitas Pancadharma pada
siswa SMP Smaratungga dan SMK Pembangunan Ampel. Pertama-tama, pemeriksaan
normalitas data dilakukan melalui representasi grafis dengan memperhatikan nilai signifikan
Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikan (Sig.) lebih besar dari 0,05, data dianggap
mengikuti distribusi normal. Hasil tes normalitas menunjukkan bahwa data Pendidikan
Buddhis menunjukkan distribusi normal, sementara data Penguatan Moralitas Pancadharma
juga terdistribusi normal. Selanjutnya, analisis regresi linier dilakukan menggunakan
perangkat lunak SPSS 21. Hasilnya menunjukkan korelasi yang kuat antara Pendidikan
Buddhis dan Penguatan Moralitas Pancadharma di antara siswa. Koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,290 mengindikasikan bahwa 29% variabilitas dapat dijelaskan oleh model
regresi, sementara 71% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Uji F digunakan untuk menguji
signifikansi regresi, dengan hasil F hitung sebesar 12,249 dan tingkat signifikansi 0,001.
Hipotesis nol (Ho) diterima karena Sig. 0,05, menunjukkan bahwa regresi dapat digunakan
untuk memprediksi pengaruh Pendidikan Buddhis terhadap Penguatan Moralitas Pancadharma
di kalangan siswa.
Pentingnya koefisien regresi linier diuji menggunakan tes t. Hipotesis nol (Ho: β = 0)
ditolak karena nilai t yang dihitung sebesar 3.500 dengan tingkat signifikansi 0,001 0,05.
Kesimpulannya, Pendidikan Buddhis memainkan peran penting dalam meningkatkan
Moralitas Pancadharma siswa SMP Smaratungga dan SMK Pembangunan Ampel. Dengan
demikian, hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Pendidikan Buddhis dan Penguatan Moralitas Pancadharma, memberikan pemahaman yang
mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi moralitas siswa dalam konteks agama
Buddha.
Penelitian ini saling terhubung dengan penelitian sebelumnya. Pertama, dalam penelitian
yang dilakukan oleh Achmad Dahlan pada tahun 2019, hasilnya menunjukkan bahwa konsep
pendidikan karakter telah menjadi bagian dari sejarah pendidikan manusia sejak zaman
prasejarah, di mana orang tua secara beragam telah berusaha mendidik anak-anak mereka
sebelum institusi pendidikan formal seperti sekolah ada. Kemudian, penelitian oleh Rendy
Arifin pada tahun 2022 menyoroti pendidikan karakter dalam konteks agama Buddha,
khususnya dalam konsep Ariya Aṭṭhaṅgika Magga/ Jalan Mulia Berunsur Delapan, yang
menekankan pengendalian pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai karakter-karakter inti yang
harus dikembangkan oleh penganut Buddha. Selanjutnya, penelitian oleh Dharmanji Chownas
pada tahun 2020 menemukan bahwa nilai-nilai karakter agama Buddha diimplementasikan di
Sekolah Minggu Buddha Mandala Maiterya di Pekanbaru, meskipun tanpa pengaturan
sistematis, namun tetap dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Penelitian Tejo Ismoyo pada
tahun 2020 menegaskan bahwa agama Buddha menganggap pendidikan sebagai sarana untuk
melindungi manusia dari perbuatan salah dan penderitaan. Terakhir, penelitian oleh Niken
Wardani pada tahun 2020 menyoroti pandangan agama Buddha terhadap perzinahan, di mana
pelanggaran terhadap nilai moral diidentifikasi dan dijelaskan berdasarkan prinsip-prinsip
Pancasila Buddhis.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
654
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap peserta didik di SMP Smaratungga
dan SMK Pembangunan, pembahasan ini melibatkan pemeriksaan normalitas data, penggunaan
regresi linier, analisis koefisien determinasi, uji F, dan pengujian hipotesis untuk mengeksplorasi
hubungan antara Pendidikan Buddhis dan Penguatan Moralitas Pancadharma pada siswa. Hasil
analisis menunjukkan bahwa data Pendidikan Buddhis dan Penguatan Moralitas Pancadharma
terdistribusi secara normal, dengan korelasi yang kuat antara keduanya. Sekitar 29% variabilitas
dalam penguatan moralitas Pancadharma dapat dijelaskan oleh model regresi, sementara uji F
menunjukkan signifikansi regresi. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa berperan penting dalam
meningkatkan Moralitas Pancadharma siswa. Dengan demikian, penelitian ini memberikan
pemahaman mendalam tentang pengaruh Pendidikan Buddhis terhadap moralitas siswa dalam
konteks agama Buddha, dan menyimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara keduanya.
5. Daftar Pustaka
Ardhani, D. C., & Kristin, F. (2023). Penerapan Model Pembelajaran RADEC dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran IPA. Jurnal IKA: Ikatan
Alumni PGSD UNARS, 13(1), 197211. https://doi.org/10.53565/pssa.v9i2.937
Budiman, A., Sutikyanto, & Mujiyanto. (2023). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Pembentukan Kedisiplinan Remaja di Lembaga Orang Tua Asuh Dharma Kalyana, Keling,
Jepara Tahun 2023. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 6(3), 671675.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/19306
Devi, M. P. (2022). Pelaksanaan Brahma Vihāra Sebagai Sarana Mewujudkan Toleransi Antar
Umat Beragama Di Indonesia. Jotika Journal in Education, 2(1), 2328.
https://doi.org/10.56445/jje.v2i1.60
Dharmaji Chowmas, R. J. dan S. D. R. (2020). Implementasi Nilai-Nilai Karakter Buddhis pada
Sekolah Minggu Buddha Mandala Maitreya Pekanbaru. Jurnal Maitreyawira, 1(2), 1528.
https://maitreyawira.e-journal.id/jm/article/view/25
Firdaus, R., Fadllurrohman, F., & Amalia, A. (2022). Pembentukan Karakter Religius Siswa Di
SDN 1 Palam Banjarbaru. Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 6(3),
819. https://doi.org/10.35931/am.v6i3.1090
Gambar 1. Co Authorship (Saling terhubung/terkait) menjelaskan tentang penulis yang
memiliki jaringan yang saling berhubungan di dalam melakukan penelitian
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
655
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
Hatmono.D, M. dan. (2022). Makna Ritual Pengambilan Tirta untuk Penguatan Karakter yang
terjadi pada peristiwa-peristiwa masa lalu . Peninggalan sejarah di wilayah Indonesia pada
Daerah tersebut berada di Kecamatan Tegaldlimo , Kabupaten Bayuwangi . Kabupaten
Bayuwangi keberadaanny. Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 16(4), 1448
1458.
Islam, S. (2020). Karakteristik Pendidikan Karakter; Menjawab Tantangan Multidimensional
Melalui Implementasi Kurikulum 2013. Belajea; Jurnal Pendidikan Islam, 5(2), 181.
https://doi.org/10.29240/belajea.v5i2.1606
Lestari, P. (2023). Pendidikan Karakter Buddhis dalam Chanting Paritta dan Sutta. Journal of
Humanity and Social Justice, 5(2), 7183.
Mei Winda Ratana, Sukodoyo, H. B. (2023). Analisis Nilai-Nilai Karakter Dalam Kacchapa
Jātaka Untuk Pendidikan Buddhis. Jurnal Maitreyawira, 4(2), 3043.
Mewar, M. R. A. (2021). Krisis Moralitas Pada Remaja Di Tengah Pandemi Covid-19.
Perspektif, 1(2), 132142. https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.47
Muchtar, D., & Suryani, A. (2019). Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud. Edumaspul:
Jurnal Pendidikan, 3(2), 5057. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v3i2.142
Mujiyanto, M. (2022). Pengaruh Pendidikan Monastik terhadap Adversity Quotient Anak Asuh
Pusdiklat Buddhis Bodhidharma. Jurnal Agama Buddha Dan Ilmu Pengetahuan, 08(2),
104112. https://doi.org/10.53565/abip.v8i2.677
Nugraha, D. (2020). Moralitas , Keberterimaan , Pendidikan Karakter , HOTS ,. Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 7682. https://doi.org/10.26737/jp-
bsi.v5i2.1843
Pratiwi, D. A. E., & Novianti, J. (2023). Pentingnya Menanamkan Pendidikan Karakter Dalam
Meningkatkan Disiplin Siswa Agama Buddha Di Sdn Giyono Kecamatan Jumo Kabupaten
Temanggung. 08(2), 58175829.
Ratna Dewi, M., Sutikyanto, & Mujiyanto. (2023). Pengaruh Kegiatan Keagamaan Buddha
Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Beragama Buddha SMP Smaratungga Ampel.
ABIP: Jurnal Agama Buddha Dan Ilmu Pengetahuan, 09(1), 94103.
https://doi.org/10.53565/abip.v9i1.855
Rismayanthi, C. (2011). Optimalisasi Pembentukan Karakter Dan Kedisiplinan Siswa Sekolah
Dasar Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia, 8(1), 1017.
Tenrere, S. B., Farizal, F., & Rifa’i, A. (2020). Pengaruh Pendidikan Moral Dan Kompetensi
Sosial Guru Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Smp Manba’Ul Ulum Jakarta.
Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan Islam, 2(3), 3961.
https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i3.115
Tsoraya, N. D., Khasanah, I. A., Asbari, M., & Purwanto, A. (2023). Pentingnya Pendidikan
Karakter Terhadap Moralitas Pelajar di Lingkungan Masyarakat Era Digital. Literaksi:
Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(01), 712.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 648-656
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
656
Panya Dama Setiawan et.al (Pengaruh Pendidikan Buddhis….)
Wardani, N., Maharani, S. D., Mada, U. G., & Buddhis, P. (2020). Tinjauan Filsafat Moral
Immanuel Kant. Jurnal Agama Budddha Dan Ilmu Pengetahuan, 06, 114.
Http://www.sariputa.com/artikel/ajaran-dasar/konten/panca-dharma-panca-dhamma/264.