Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
633
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
Strategi Kepala Sekolah dalam persiapan dan
pelaksanaan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila) di Sekolah Luar Biasa
Luluk Bambang Sulistyo
a,1
, Dian Hidayati
b,2
a b
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
1
2
dian.hiday[email protected].ac.id
*
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 5 November 2023
Direvisi: 16 Desember 2023
Disetujui: 20 Januari 2024
Tersedia Daring: 18 Februari
2024
Studi ini mendeskripsikan beberapa strategi yang digunakan oleh kepala
sekolah untuk melaksanakan P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, konsep yang dimiliki siswa tentang Pelajar Pancasila, dan upaya
serta masalah yang dihadapi selama pelaksanaan proyek. Selain itu,
penelitian ini menjelaskan rencana persiapan untuk memulai proyek P5 di
SLB Muhammadiyah Ponjong. Sebuah pendekatan deskriptif kualitatif
digunakan dalam penelitian ini. Peneliti mengumpulkan data dari kepala
sekolah, guru, dan pelajar. Hasil dari penelitian ini antara lain pertama;
Strategi kepala sekolah untuk meningkatkan profil pelajar Pancasila di
dalam dan di luar kelas; kedua; proyek P5 merupakan penanaman dimensi
karakter Pancasila dalam pembelajaran di sekolah; dan ketiga; Beberapa
hambatan dan peluang dalam mengimplementasikan proyek P5 termasuk
kurangnya kesadaran dan pemahaman nilai-nilai Pancasila di kalangan
peserta didik. Beberapa hambatan ditinjau dari pendidik diantaranya waktu
Kegiatan Belajar Mengajar terbatas, materi konten pelajaran yang kurang
sesuai, dan ketertarikan siswa pada mata pelajaran kurang. Tahapan
pelaksanaan proyek melibatkan sosialisasi, pelatihan teknis untuk
pembuatan modul ajar, dan modul proyek. Strategi persiapan dan
pelaksanaan proyek terdiri dari yang pertama; analisis SWOT, kedua
pengalokasian waktu dan penentuan dimensi profil. Ketiga, Pembentukan
tim proyek. Keempat, Strategi Persiapan Sekolah, Kelima, Penentuan tema
proyek sesuai kesiapan sekolah. Keenam, Pembuatan modul proyek, ke
tujuh evaluasi dan benahi.
Kata Kunci:
Strategi
Karakter
Penguatan Profil Pelajar
pancasila
ABSTRACT
Keywords:
Strategy
Character
Strengthering Pancasila
Student Profile
This research describes several strategies used by school prinscipals to
implement the P5 or Strengthening the Profile of Pancasila Students Project,
the concepts that students have about Pancasila Students, and the efforts and
problems faced during project implementation In addition, this research
explains the preparation plan for starting the P5 project at SLB
Muhammadiyah Ponjong. A qualitative descriptive approach was used in this
research. Researchers collected data from school principals, teachers and
students. The results of this research include first; The principal's strategy to
increase the profile of Pancasila students inside and outside the classroom;
second; the P5 project is the cultivation of the Pancasila character dimension
in learning at school; and third; Some of the obstacles and opportunities in
implementing the P5 project include a lack of awareness and understanding of
Pancasila values among students. Several obstacles seen from educators
include limited time for teaching and learning activities, inappropriate lesson
content, and lack of student interest in the subject. The project implementation
stages involve socialization, technical training for creating teaching modules
and project modules. The project preparation and implementation strategy
consists of the first; SWOT analysis, both time allocation and determining
profile dimensions. Third, Formation of a project team. Fourth, School
Preparation Strategy, Fifth, Determining the project theme according to school
readiness. Sixth, Creation of project modules, seventh evaluation and
improvement.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
634
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
©2024, Luluk Bambang Sulistyo, Dian Hidayati
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai positif dalam kehidupan ditanamkan kepada siswa di
lembaga pendidikan, hal inilah yang menjadikan sekolah sangat strategis dan penting. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan masyarakat akan semakin bagus kualitas pendidikan di Indonesia.
Di sekolah proses pendidikan, pelatihan dan pembimbingan ilmu pengetahuan selalu
diupayakan dalam pengembangan dan perbaikan guna menyiapkan generasi tangguh masa
depan (Sumendap, 2022). Pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan selalu
berupaya terus dalam melakukan berbagai peningkatan kualitas pendidikan. Dengan
pendidikan yang berkualitas maka dihasilkan masyarakat yang berkualitas, hal ini adalah
pondasi untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pengetahuan dan keterampilan
yang unggul selalu menjadi fokus sekolah saat ini padahal ada satu hal yang jauh lebih penting
daripada kekuatan akademik yaitu pembentukan karakter yang baik para peserta didik
(Muliastrini, 2020). Sekolah penggerak melaksanakan kurikulum merdeka yang di dalamnya
terdapat proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Hal ini bertujuan membentuk karakter
peserta didik yang baik dengan penguatan nilai-nilai karakter Pancasila.
Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan merancang Kurikulum
Merdeka yang mana kurikulum ini pertama kali diterapkan pada sekolah penggerak.
Pengembangan penguatan karakter profil Pelajar Pancasila menjadi hal utama yang
dikembangkan dalam kurikulum merdeka ini. Peserta didik diharapkan memiliki jiwa seperti
yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya (Rosmana et al., 2022).
Mengingat pentingnya pendidikan karakter, pemerintah mewajibkan adanya pendidikan
karakter yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional yaitu karakter manusia Pancasila
(Abidin, 2019). Indonesia sudah sejak lama mencanangkan pendidikan karakter di lembaga
pendidikan, seperti pada tahun 2010 ada gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
ditambahkan ke pendidikan karakter pada tahun 2016 (Atika et al., 2019). Santika (2020)
Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama dikenal dan telah dijalankan di sekolah namun
dalam implementasinya belum maksimal
Kurikulum Merdeka memiliki dimensi profil Pancasila yang membantu mengembangkan
kepribadian dan kemampuan pelajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan karakter adalah komponen
penting dan wajib yang harus diberikan kepada pelajar untuk mencapai tujuan pendidikan
bangsa. Menurutnya, pendidikan adalah proses pengembangan secara bersama antara karakter,
nilai-nilai jasmani, dan mental pelajar, yang akan menjadi "manusia" di masyarakat. Oleh
karena itu, pendidikan karakter sangat penting untuk menumbuhkan potensi pelajar dan
menjadi warga negara Indonesia yang memiliki budi pekerti luhur (Safitri et al., 2022). Profil
Pelajar Pancasila adalah representasi pelajar Indonesia berbudaya yang memiliki sifat dan
prinsip-prinsip Pancasila (Rosmana et al., 2022). Program P5 sebagai Pendidikan Karakter
pada Kurikulum terbaru ini adalah terobosan baru yang dirancang untuk meningkatkan
pendidikan karakter di level sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk
menyelidiki program P5 dan bagaimana hal itu berdampak pada pendidikan karakter dalam
kurikulum merdeka.
Meskipun demikian, saat ini ada kendala dalam meningkatkan persepsi Pelajar Pancasila
di sekolah luar biasa. Sebagian pelajar disabilitas intelektual belum mampu memahami
sepenuhnya prinsip-prinsip Pancasila atau mungkin tidak mampu mengaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Selain itu, nilai-nilai tradisional seperti Pancasila dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi dan transformasi sosial. Sehigga untuk meningkatkan citra Pelajar
Pancasila di sekolah, Kepala Sekolah harus memiliki pendekatan yang efektif atau strategi
untuk melaksanakan proyek pendidikan karakter Pancasila. Tujuan dari strategi ini adalah agar
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
635
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
Pancasila tidak hanya dipahami oleh para peserta didik, namun nilai-nilianya juga dapat
diterapkan dalam kehidupan.
Sebagai pemimpin institusi pendidikan, kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk
menciptakan lingkungan yang memungkinkan pelajar mempelajari nilai-nilai Pancasila
(Kurniasih, 2022). Berbagai pihak, seperti masyarakat, orang tua, kepala sekolah, dan bahkan
guru, akan terlibat dalam penerapan pendekatan ini. Sebagai sumber pendidikan, guru
memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan membimbing pelajar mengenai nilai-
nilai Pancasila (Hasyim, 2014). Orang tua diperlukanuntuk aktif membantu dan meneguhkan
nilai-nilai Pancasila di rumah. Selain itu, keterlibatan masyarakat sangat penting untuk
membuat lingkungan sosial yang mendukung pertumbuhan pendidikan karakter pelajar
(Syahroni, 2017).
SLB Muhammadiyah Ponjong adalah Sekolah Luar Biasa yang melayani siswa dengan
berbagai kebutuhan khusus (A, B, C, D, Autis). Sekolah ini berada di Kabupaten Gunungkidul
dan merupakan sekolah penggerak angkatan 1 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah peserta
didik sebanyak 68 siswa tersebar dari berbagai wilayah di kecamatan Ponjong, Karangmojo,
dan Eromoko Wonogiri. Peneliti mengambil tempat studi di Sekolah ini dengan pertimbangan
bahwa Sekolah Penggerak merupakan pelaksana pertama proyek penguatan profil pelajar
Pancasila. Kepala Sekolah SLB Muhammadiyah Ponjong juga telah menjadi nara sumber
praktik baik implementasi kurikulum merdeka di berbagai tempat dan menjadi salah satu dari
10 SLB se Indonesia dalam penulisan praktik baik implementasi kurikulum merdeka yang
terangkum dalam Buku berjudul “Menjadi Pribadi Mandiri”. Pada tahun 2022 Kepala Sekolah
SLB Muhammadiyah Ponjong menjadi anggota tim pengembang Kurikulum Dinas DIKPORA
Provinsi DIY dan pada tahun 2023 menjasi salah satu Kepala Sekolah berprestasi dan
mendapatkan apresiasi Kepala Sekolah Inovatif dari Balai Besar Guru Penggerak tahun 2023.
Strategi kepala sekolah dalam implementasi Profil Pelajar Pancasila sangat diperlukan
yang akan dikuatkan dalam seluruh aspek pembelajaran dalam proyek. Tujuannya adalah
untuk membuat lingkungan belajar yang inklusif, sehingga siswa benar-benar menerapkan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar mereka dalam bersikap, berperilaku, dan bertindak. Pelajar
yang toleran, bertanggung jawab, kritis, berkeadilan, menjaga persatuan dan mencintai tanah
air adalah tujuan dari program P5 dalam kurikulum merdeka (Irawati et al., 2022). Untuk
mensukseskan program P5 tersebut tentunya membutuhkan kajian yang mendalam tentang
bagaimana strategi yang baik dalam implementasi nilai karakter profil pelajar Pancasaila yang
diharapkan. Dari uraian di atas, peneliti akan berusaha: (1) menjelaskan konsep pelajr
Pancasila; (2) menjelaskan strategi kepala sekolah untuk menjalankan proyek penguatan profil
pelajar Pancasila; dan (3) menjelaskan masalah dan upaya untuk meningkatkan pelaksanaan
proyek penguatan profil siswa Pancasila di SLB Muhammadiyah Ponjong. (4) Menjelaskan
bagaimana proyek P5 di SLB Muhammadiyah Ponjong dirancang dan disiapkan
pelaksanaanya.
2. Metode
Dalam penelitian ini, peneliti memilih pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini adalah
pendekatan penelitian yang dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan, memberikan
informasi tentang data yang dikumpulkan dan dianalisis, dan menemukan hasil yang dapat
diperbaiki. Studi ini bersifat deskriptif karena bertujuan untuk mengumpulkan pemaparan
tentang peristiwa sebagai strategi untuk melaksanakan proyek yang bertujuan untuk
meningkatkan keberhasilan penguatan profil pelajar Pancasila. Peneliti memilih metode
deskriptif kualitatif karena ingin mendapatkan informasi yang dapat menggambarkan
bagaimana profil pelajar Pancasila mempengaruhi pembentukan kepribadian siswa. Partisipan
diamati untuk mendapatkan data. Kepala sekolah, guru, dan perwakilan siswa adalah sumber
data penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan peneliti melalui observasi
dan wawancara terhadap sejumlah individu, termasuk guru, wali kelas, kepala sekolah, dan
siswa. Karya siswa adalah sumber data untuk analisis lebih lanjut oleh peneliti. Hanya hasil
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
636
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
evaluasi proyek yang dibuat oleh siswa yang disampaikan oleh informan (guru) dalam
penelitian ini.
3. Hasil dan Pembahasan
a. Strategi Implementasi P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Visi Pendidikan Indonesia dan Tujuan Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam
pnentuan kebijakan, penyusunan kurikulum, pengembangan Proyek P5 (Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila) dan reformasi lainnya dalam sistem pendidikan Indonesia. Dalam
menjalankan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, strategi kepala sekolah adalah langkah
penting yang akan mempengaruhi suksesnya pendidikan karakter peserta didik yang
bermartabat dan memiliki jiwa yang kuat (Haqiem & Nawawi, 2023). Kesadaran akan identitas
bangsa, peningkatan moralitas, dan peningkatan partisipasi secara aktif dalam pembangunan
masyarakat yang adil dan harmonis berdasar nilai-nilai Pancasila maka disusunlah strategi agar
proyek penguatan profil pelajar pancasila berhasil dengan baik. Strategi pelaksanaan proyek
peningkatan profil dapat dicapai melalui kegiatan kokurikuler yang mengintegrasikannya ke
dalam esensi materi, kegiatan kokurikuler yang dirancang secara kolaboratif di seluruh konten
mata kuliah, dan kegiatan ekstrakurikuler yang mengintegrasikannya ke dalam pengembangan
minat bakat. Dengan strategi ini diharapkan tercipta generasi penerus bangsa yang bermoral,
bertanggung jawab, dan cinta tanah air melalui integrasi kegiatan ekstrakurikuler dan
kurikulum.
b. Konsep Penguatam Karakter Dalam P5
Profil Pelajar Pancasila merupakan gambaran tentang kepribadian siswa Indonesia.
Dasar undang-undang mengenai visi pendidikan Indonesia serta tujuan, fungsi dan peran
pendidikan moral menjadi dasar dalam penyusunan profil pelajar Pancasila ini. Nilai-nilai
karakter Pancasila menjadi dasar pengembangan konsep Pelajar Pancasila yang mana
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Kahfi, 2022). Tujuan dari
konsep ini adalah untuk membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki karakter, sopan
santun, etika dan perilaku yang baik. Siswa diharapkan memiliki kesadaran akan tanggung
jawab sosial terhadap negara dan bangsa mereka. Penguatan karakter siswa dengan paradigma
dan konsep pelajar Pancasila dapat dicapai dengan berbagai cara, seperti dengan menggunakan
metode pembelajaran berbasis proyek..
Dalam kurikulum merdeka, pendidikan karakter diutamakan, dengan tujuan untuk
meningkatkan aspek emosional, kognitif, dan psikomotorik (Mery et al, 2022). Profil siswa
yang memiliki semangat dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya adalah
harapan dan tujuan daripada kurikulum merdeka (Safitri et al., 2022). Pelajar Indonesia adalah
pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter, berbakat, dan berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila (Rahayuningsih, 2022). Berbicara tentang dua hal dalam pernyataan ini:
pertama, memiliki kemampuan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis; dan
kedua, menjadi orang yang baik dan produktif di abad ke-21. Kami berharap siswa Indonesia
dapat terus berkontribusi, menjadi lebih kuat, dan menjawab berbagai tantangan pembangunan
global.
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi inti. Karena keenam nilai tersebut
saling berhubungan dan menguatkan satu sama lain, keenam dimensi tersebut harus
dikembangkan secara bersamaan untuk mencapai profil peserta didik Pancasila yang mutlak.
Keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, keberagaman global, dan
Bekerja sama, mandiri, kreatif, dan berpikir kritis Di sisi lain, dimensi-dimensi tersebut
menunjukkan bahwa profil siswa Pancasila berkonsentrasi pada perilaku dan sikap yang sesuai
dengan jati diri warga negara Indonesia dan warga negara global (Rahmat et al, 2022). Uraian
ini menjelaskan bagaimana profil pelajar Pancasila berfungsi dan diposisikan dalam
kurikulum. Ini mencakup visi sekolah, semua tahapan pembelajaran, dan kompetensi dan sifat
yang harus dikembangkan setiap siswa. Benang merahnya adalah bahwa ini mencakup semua
tindakan sekolah. Pembelajaran merdeka bertujuan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
637
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
kepribadian siswa untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Oleh karena itu, gaya belajar
siswa harus benar-benar dipahami oleh guru jika mereka ingin mengembangkan hasil belajar
siswa yang lebih baik. Beberapa tipe dan gaya belajar siswa antara lain gaya belajar kinestetik,
gaya belajar visual dan auditori (Yarni, 2019). Menggabungkan pelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler, dan lingkungan sekolah yang mendukung akan membantu penguatan karakter
menurut ide profil pelajar Pancasila. Selain guru, orang tua, dan masyarakat bertanggung
jawab untuk memberikan contoh dan mendukung perkembangan karakter siswa. Kami
berharap gagasan ini dapat membuat siswa menjadi orang yang jujur dan bertanggung jawab
yang siap membantu meningkatkan masyarakat.
Untuk melakukan proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran profil
Pancasila, kepala sekolah membentuk tim fasilitator proyek. Tim ini bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan proyek, dan terdiri dari koordinator proyek sekolah,
koordinator kelas atau fase, dan anggota lain yang diperlukan oleh sekolah. Kedua,
menentukan langkah-langkah yang diambil oleh tim fasilitator dan kepala sekolah untuk
menyiapkan sekolah mempertimbangkan dan menentukan kepatuhan terhadap aturan sekolah.
Ketiga, merancang topik, skala, dan alokasi waktu. Tim fasilitator berkonsentrasi pada profil
siswa Pancasila dan dimensi topik proyek, serta jumlah dan alokasi waktu. Keempat, buat
modul proyek. Tim fasilitator harus membuat modul proyek yang sesuai dengan kesiapan
sekolah. Tujuan proyek harus ditentukan, topik dan rentang waktu harus dibuat, dan kegiatan
dan penilaian harus dibuat. Kelima, membuat strategi pelaporan proyek. Tim fasilitator
merancang strategi penyelesaian proyek dan melaporkan hasilnya.
c. Permasalahan Dan Upaya Implementasi P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila)
Berbagai tantangan dalam menjalankan proyek untuk meningkatkan profil pelajar
Pancasila bergantung pada konteks dan lingkungannya. Namun, permasalahan tersebut akan
teratasi dengan baik apabila ada kesadaran dalam meningkatkan keberhasilan proyek dan
sasaran proyek P5 memahami nilai-nilai Pancasila (Suwartini, 2017). Melalui pendidikan dan
dukungan yang efektif, diperlukan peningkatan pemahaman dan kesadaran akan makna dan
pentingnya Pancasila. Penguatan proyek P5 membutuhkan dukungan yang kuat dari kurikulum
sekolah dan strategi pendekatan dalam proses pembelajaran. Hal ini hanya mungkin dicapai
bila para pendidik memiliki pemahaman paradigma kurikulum merdeka yang benar. Selain itu,
lingkungan sosial yang mengelilingi siswa dapat menjadi penghalang bagi penguatan profil
siswa Pancasila. Selain itu ada pengaruh negatif dari prinsip-prinsip yang bertentangan dengan
Pancasila atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut dapat berdampak pada cara siswa
melihat dan bertindak.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada banyak cara yang dapat dilakukan, seperti
memasukkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum sekolah, yang akan meningkatkan hasil
proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Kepala Sekolah harus memastikan bahwa nilai-nilai
Pancasila diajarkan secara eksplisit dan diintegrasikan dengan materi pelajaran yang
kontekstual dan sesuai dengan karakteristik siswa. Peserta didik dibuat antusias dan tertarik
dengan proses pembelajaran sehingga bermanfaat, dan bisa diterapkan dalam kehidupannya.
Selain itu, menurut Irfanto (2022) beberapa faktor penghambat dapat berupa waktu
pembelajaran yang terbatas, substansi pelajaran yang kurang, pemahaman peserta didik yang
rendah, dan minat peserta didik yang sangat rendah terhadap materi pelajaran (Irfanto et al,
2022).
d. Strategi Persiapan Implementasi P5 di SLB Muhammadiyah Ponjong
Program penguatan profil siswa Pancasila hanya dapat berhasil jika tiga komponen
utama pembelajaranguru, siswa, dan lingkungan satuan pendidikan berkolaborasi dengan baik.
Kegiatan yang direncanakan harus melibatkan siswa secara aktif. Sebagai fasilitator
pembelajaran, pendidik bertanggung jawab untuk membantu siswa mereka belajar dengan cara
terbaik. Satuan pendidikan (dalam hal ini sekolah) bertanggung jawab untuk menjalankan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
638
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
kegiatan pendidikan dan harus memiliki kemampuan untuk menyediakan lingkungan belajar
yang aman dan nyaman (Mery et al., 2022).
Sekolah dapat memanfaatkan peluang kurikulum merdeka saat diterapkan pada tahun
2022. Untuk menerapkan kurikulum merdeka, SLB Muhammadiyah PonJong memulai dengan
mempelajari paradigma baru kurikulum merdeka dan pemetaan isi materi kurikulum. Ini
memberikan pemahaman tentang konteks kurikulum merdeka, pembelajaran dan penilaian,
dan perkembangan kurikulum mandiri. operasi pendidikan. SLB Muhammadiyah Ponj
melakukan beberapa persiapan untuk menerapkan kurikulum merdeka. Sebelum penerapan
kurikulum Sekolah memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis untuk modul pelatihan dan
produksi proyek setelah kegiatan sosialisasi. Proses perencanaan proyek mencakup:
Pertama, Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Kepala sekolah
menerapkan strategi analissi SWOT untuk melihat potensi-potensi yang dimiliki sekolah yang
mungkin bisa dikembangkan. Dengan mengetahui potensi yang dimiliki maka sekolah bisa
memilih tema proyek yang sesuai dengan potensi sekolah, lingkungan, karakter peserta didik,
orang tua, dudi dan stakeholder yang mendukung
Kedua, sekolah merencanakan proyek penguatan profil pelajar Pancasila dan bagaimana
pengalokasian waktunya. Dengan menentukan dimensi proyek dan jumlah waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikannya, guru dapat merencanakan bagaimana proyek akan
didistribusikan di sekolah mereka. Di SLB Muhammadiyah Ponjong, sistem blok digunakan
untuk mengatur waktu pelaksanaan proyek. Contohnya, tema bulan November adalah
Bangunlah Jiwa dan Raga, dan tema bulan Februari adalah Gaya Hidup Berkelanjutan.
Bimbingan teknis pelaksanaan proyek juga disiapkan selain menyusun modul proyek.
Ketiga, bentuk tim penanggungjawab dan pelaksana proyek. Tim ini bertanggung jawab
atas perencanaan proyek, pengeditan modul proyek, manajemen proyek, dan dukungan siswa
selama proyek dan pameran atau gelar karya pada akhir pembelajaran. Di SLB
Muhammadiyah Ponjong, modul proyek dibuat dengan bantuan pengawas pembina dan
narasumber.
Keempat, melakukan identifikasi kesiapan sekolah. Tim perlu mencari tahu seberapa
siap sekolah; ini termasuk menyiapkan sumber daya dan fasilitas sarana prasarana dalam
pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar pancasila. Kelima, menentukan tema proyek. Tim
proyek bertanggung jawab untuk menentukan ruang lingkup proyek untuk masalah tertentu
misalnya dalam tema Gaya Hidup Berkelajutan kegiatan spesifiknya adalah pemilahan sampah
dan pembuatan kompos. Keenam, tim fasilitator bekerja sama untuk membuat modul proyek
dan instrumen asesmen. Mereka juga membahas cara memilih elemen dan subelemen dari
profil pelajar pancasila, alur kegiatan proyek, dan jenis penilaian yang sesuai dengan tujuan
dan kegiatan proyek.
Ketujuh, evaluasi dan benahi. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui seberapa hasil dari
proyek ini. Dalam evaluasi akan ditemukan hal-hal baik yang sudah berjalan dan bisa
dilanjutkan dan beberapa hal yang belum baik bisa dibenahi untuk proses pembelajaran yang
lebih baik di masa yang akan datang.
4. Kesimpulan
Simpulan Kesimpulan pada penelitian ini yakni:
1. Profil Pelajar Pancasila dalam kurikulum merdeka menjadi dasar dalam penguatan
karakter dan terintegrasi dalam pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah,
kompetensi dan sifat yang perlu dikembangkan untuk setiap siswa, dan benang merah
yang menghubungkan semua praktik yang dilakukan di sekolah.
2. Strategi untuk Melaksanakan Proyek Penguatan Profil: Materi muatan pelajaran dapat
digunakan dalam kegiatan intrakurikuler, kokulikuler dapat dirancang dengan bekerja
sama dengan muatan pelajaran, dan minat bakat dapat dikembangkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler.Tantangan dalam menjalankan pelaksanaan proyek penguatan profil
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
639
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
pelajar Pancasila antara lain kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-
prinsip Pancasila di kalangan siswa dan masyarakat umum, adanya ketidaksusaian
prinsip peserta didik dengan Pancasila, atau adanya pengaruh yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip tersebut. Faktor lain dari sisi yang kurang menguntungkan
termasuk kurangnya waktu aktivitas belajar, kurangnya materi pelajaran, dan minat
pelajar yang sangat rendah pada materi.
3. Strategi Kepala Sekolah SLB Muhammadiyah Ponjong Gunungkidul dalam
melakukan beberapa persiapan implementasi proyek P5. Mulai dari kegiatan
pemahaman paradigma baru pendidikan, sosialisasi proyek, Inhouse training
pembuatan Alur Tujuan Pembelajaran, modul ajar, instrumen asesmen dan modul
proyek. Kegiatan perencanaan proyek terdiri dari yang pertama; analisis SWOT, kedua
pengalokasian waktu. Ketiga, pembentukan tim proyek. Keempat, mengidentifikasi
tingkat kesiapan Sekolah, Kelima, menentukan tema proyek sesuai kesiapan sekolah.
Keenam, Pembuatan modul proyek dan isntrumen asesmen, ke tujuh evaluasi dan
benahi.
5. Daftar Pustaka
Abidin, A. M. (2019). Penerapan Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler
Melalui Metode Pembiasaan. DIDAKTIK: Jurnal Kependidikan, 12(2), 183196.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.185
Ali Bowo Tjahjono. 2013. Konsep Pendidikan Rasulullah. dalam Ta’dibuna (Jurnal
Pendidikan Islam) volume I. nomor 1. Februari 2013. Semarang: MPdI Unissula.
Atika, N. T., Wakhyudin, H., & Fajriyah, K. (2019). Pelaksanaan Penguatan Pendidikan
Karakter Membentuk Karakter Cinta Tanah Air. Jurnal Mimbar Ilmu, 24(1), 105113.
https://doi.org/10.23887/mi.v24i1.17467
Ayoeb Amin. 2013. Implementasi Pendidikan Nilai dalam Keluarga. dalam Ta’dibuna
(Jurnal Pendidikan Islam) Volume I. Nomor 1. Februari 2013. Semarang: MPdI
Unissula.
Bagheri, M., Ali, W.Z.W., Abdullah, M.C.B., Daud, S.M., 2013. Effects of Project-based
Learning Strategy on Self-directed Learning Skills of Educational Technology
Students. Contemp. Educ. Technol. 4. https://doi.org/10.30935/cedtech/6089
Haqiem, A., & Nawawi, E. (2023). Implementasi Penguatan Nilai - Nilai Pancasila Pada Era
Globalisasi Pendidikan Abad-21di Sma Negeri 1 Palembang. Jurnal Pengabdian West
Science, 2(01), 126
135. https://doi.org/10.58812/jpws.v2i01.158
Hasyim, M. (2014). Penerapan Fungsi Guru Dalam Proses Pembelajaran. Auladuna, 1(2),
265276.
Retrieved from http://103.55.216.56/index.php/auladuna/article/view/556
Jagantara, I.M.W., Adnyana, P.B., 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi di Tinjau Dari Gaya Belajar
Siswa SMA 4, 13.Irawati, D., Iqbal, A. M., Hasanah, A., & Arifin, B. S. (2022). Profil
Pelajar Pancasila Sebagai Upaya Mewujudkan Karakter Bangsa. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 6(1), 12241238. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3622
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
640
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
Irfanto, W.Y., Aditya, L., & Kartika, N., (2022). Problematika Peran Guru Dalam
Membentuk Profil Belajar Pancasila Pada Era Digital Kelas Iv Mi Miftahul Ulum
Sidowungu Gresik. El-Miaz: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Dasar, 1(2), 5865.
Kahfi, A. (2022). Implementasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya terhadap Karakter
Pelajar di Sekolah. DIRASAH: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Dasar Islam, 5(2),
138-151.
Khamdi, W., 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek (online). URL http://www.
lubisgrafura.comKurniasih, A. D. (2022). Aktualisasi Nilai-Nilai Kepemimpinan Astha
Brata Untuk Mewujudukan Profil Pelajar Pancasila Melalui Sekolah Penggerak. Social,
Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series, 5(1), 56.
https://doi.org/10.20961/shes.v5i1.57773
Mery, M., Martono, M., Halidjah, S., & Hartoyo, A. (2022). Sinergi Peserta Didik dalam
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Basicedu, 6(5), 78407849.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3617
Muliastrini, N. K. E. (2020). New Literacy sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Sekolah Dasar di Abad 21. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 4(1), 115125.
Mutohar, P.M., 2013. Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing
Lembaga Pendidikan Islam. Ar-Ruzz Media, YogyakartaNashihin, H. (2018). Praksis
Internalisasi Karakter Kemandirian Di Pondok Pesantren Yatim Piatu Zuhriyah
Yogyakarta. J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(1), 114.
https://doi.org/10.18860/jpai.v5i1.6234
Rahmat, Ombili, H., Doloan, M. D., Rauf, S., A., & Husain, R. (2022). Project Program
Sekolah Untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Literasi Kewirausahaan
Di Sdn 29 Kota Selatan. Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 1(3), 7579.
https://doi.org/10.56127/jushpen.v1i3.377
Ramadhani, S.F.B., Arifin, I., Sobri, A.Y., 2018. Strategi Premituf Menumbuhkan
Kedisiplinan Pegawai Kantor Perpustakaan Dan Arsip pemerintah. J. Adm. Dan
Manaj. Pendidik. 1, 1621. https://doi.org/10.17977/um027v1i12018p16
Rahayuningsih, F. (2022). Internalisasi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dalam
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS, 1(3),
177187. https://doi.org/10.51878/social.v1i3.925
Regiani, E., & Dewi, D. A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Masyarakat Di Era Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 3038.
https://doi.org/10.31316/jk.v5i1.1402
Rosmana, P. S., Iskandar, S., Fauziah, H., Azzifah, N., & Khamelia, W. (2022). Kebebasan
dalam Kurikulum Prototype. As-Sabiqun, 4(1), 115131.
https://doi.org/10.36088/assabiqun.v4i1.1683
Safitri, A., Wulandari, D., & Herlambang, Y. T. (2022). Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila: Sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Pelajar
Indonesia. Jurnal Basicedu, 6(4), 70767086.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3274
Santika, I. W. E. (2020). Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Daring. Indonesian Values
and Character Education Journal, 3(1), 819.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta, Bandung
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 633-641
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
641
Luluk Bambang Sulistyo et.al (Strategi kepala Sekolah dalam...)
Susilawati, N. (2021). Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka Dalam Pandangan Filsafat
Pendidikan Humanisme. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran,
2(3), 203219. https://doi.org/10.24036/sikola.v2i3.108
Suryati, dkk, 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Univ. Negeri Surabaya
Suwartini, S. (2017). Pendidikan Karakter dan Pembangunan Sumber Daya Manusia
Berkelanjutan. Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 4(1), 222. Retrieved
from https://doi.org/10.30738/trihayu.v4i1.2119
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.
Syahroni, S. (2017). Peranan Orang Tua dan Sekolah dalam Pengembangan Karakter Anak
Didik.
Intelektualita, 6(1), 13. https://doi.org/10.19109/intelektualita.v6i1.1298
Utami, D., Susanti, R., & Meilinda. (2023). Implementasi Bhinneka Tunggal Ika Dan Nilai-
Nilai Pancasila Sebagai Identitas Manusia Indonesia Di Sekolah. Jurnal Pengabdian
West Science, 2(01), 1424. https://doi.org/10.58812/jpws.v2i01.130
Yarni, N Zagoto, M. M., & Dakhi, O. (2019). Perbedaan Individu Dari Gaya Belajarnya
Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran,
2(2), 259265. https://doi.org/10.31004/jrpp.v2i2.481.