Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
573
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Seloko Adat di
Kelurahan Sengeti
1
Maya Fitriyanti,
2
M. Salam,
3
Melisa
a, b, c
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi,
Jl. Jambi, Muara Bulian No.KM.15, Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia
1
2
3
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 25 September 2023
Direvisi: 30 Oktober 2023
Disetujui: 25 Desember 2023
Tersedia Daring: 10 Februari
2024
Pendahuluan. Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui nilai-nilai
pendidikan karakter didalam seloko adat kelurahan sengeti. Tujuan dari
artikel ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter apa saja
yang terdapat didalam seloko adat. Metode Penelitian. Metode penelitian
yang dipakai pada penelitian ini ialah deskriptif yakni studi etnografi yang
mempunyai tujuan untuk menerangkan nilai-nilai pendidikan karakter pada
seloko adat Kelurahan Sengeti. Hasil dan Pembahasan. Hasil penelitian ini
menggambarkan: pertama, melaksanakan dan menerapkan berbagai
kegiatan seloko adat yang berdasarkan Hadist dan Al-Qur’an sesuai dengan
nilai pendidikan karakter religius. Kedua, sikap berpikir dan bertindak
dalam seloko adat berdasarkan rasa ikhlas dan semangat sesuai dengan nilai
pendidikan karakter nasionalis. Ketiga, sikap yang bertanggung jawab dan
amanah dalam seloko adat sesuai dengan nilai pendidikan karakter mandiri.
Keempat, sikap saling membantu, menghargai dan bersemangat sesuai
dengan nilai pendidikan karakter gotong royong. Kelima, sikap dapat
dipercaya dan amanah sesuai dengan nilai pendidikan karakter integritas.
Simpulan dan Saran. Seloko Adat didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan
karakter yang. Diharapkan lembaga adat, dan pemerintah melaksanakan
pelatihan seloko adat kepada generasi muda penerus di Kelurahan Sengeti.
Kata Kunci:
Pendidikan
Nilai Karakter
Seloko Adat
ABSTRACT
Keywords:
Education
Character Value
Traditional Seloko
Introduction. The research aims to determine the values of character
education in the traditional seloko of Sengeti subdistrict. The purpose of this
article is to find out what character education values are contained in
traditional seloko. Research methods. The research method used in this
research is descriptive, namely an ethnographic study which aims to explain
the values of character education in the traditional seloko of Sengeti Village.
Results and Discussion. The results of this research illustrate: first, carrying out
and applying various traditional seloko activities based on the Hadith and Al-
Qur'an in accordance with the value of religious character education. Second,
the attitude of thinking and acting in traditional seloko is based on a sense of
sincerity and enthusiasm in accordance with the values of nationalist
character education. Third, a responsible and trustworthy attitude in
traditional seloko is in accordance with the value of independent character
education. Fourth, an attitude of mutual assistance, respect and enthusiasm in
accordance with the value of mutual cooperation character education. Fifth,
an attitude of trustworthiness and trustworthiness is in accordance with the
character education value of integrity. Conclusions and suggestions. Seloko
Adat contains character education values. It is hoped that traditional
institutions and the government will carry out traditional seloko training for
the next generation of young people in Sengeti Village.
©2024, Melisa & Maya Fitriyanti
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
574
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
1. PENDAHULUAN
Setiap wilayah memiliki kekhasan tersendiri didalamnya yang bernuansa kedaerahan,
keindahan, kesejukan, keunikan, serta untuk dapat melestarikan, menjaga dan memperkenalkan
kepada banyak orang tentang kearifan lokal yang dimiliki oleh daerahnya masing-masing.
Sejalan jurnal menurut Simaremare (2022) tiap daerah yang ada pada Negara Indonesia
mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam terkhusus di Jambi, kebudayaan sudah
seharusnya dipelihara dan diteruskan dengan setiap individu karna kebudayaan adalah identitas
negara. Pendidikan karakter patut untuk dijalankan karena etika sangat utama untuk dapat
dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari kita pahami karakter serupa dengan pribadi, yaitu
tanda atau karakter, perangai, atau kelakuan khusus dari diri seorang yang berasal dari bentuk
yang disesuaikan dari lingkungan, contohnya keluarga saat masa kecil. Dinamika pendidikan
karakter tak lepas dari kondisi degradasinya moral masyarakat. Baik berupa pepatah, legenda,
aturan, adat istiadat, dan lainnya yang kenyataannya menjadikan sebuah bentuk pendidikan
karakter yang sudah ada sejak dahulu dan dilaksanakan sekarang.
Pendidikan karakter mempunyai peranan penting didalam membentuk manusia yang
beradab dan kehidupan yang berkualitas. Tradisi yang telah dijadikan sebuah budaya, sehingga
jadi patokan pada saat melakukan, berbuat, perangai cerdas, beretika dan beradab. Tradisi Adat
yang cukup fenomenal di Kelurahan Sengeti khas kedaerahan yaitu Seloko Adat, bahwa
senantiasa berpedoman dengan pepatah :”Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah”.
Ketetapan adat yang jadi adat istiadat dalam manusia dengan sendirinya berhubungan dengan
ketetapan agama Islam sebagaimana pedoman yang berpandangan:”Syarak Mengato, Adat
Memakai”. Seloko adat digambarkan sebagai gagasan pokok, nasihat-nasihat yang mempunyai
maknanya personal. Kemudian, Seloko Adat Melayu Jambi berintreaksi sesuai perintah Islam
hingga nilai Islam amat menempel dalam seloko adat. Seloko adat berwujud seni sastra lama
yang juga dikatakan sebagai suatu tradisi ungkapan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya menurut Asiah (2019) disebutkan bahwa seloko adat
ucapan yang mempunyai makna pesan ataupun nasehat yang memiliki nilai beretika dan
bermoral serta untuk mengawasi aturan-aturan setiap individu supaya patuh terhadap aturan. Isi
ungkapan seloko adat terdiri dari aturan tingkah laku didalam kehidupan bermasyarakat dan
kaidah hukum atau aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh masyarakat karna
memiliki denda didalamnya. Ini merupakan warisan nenek moyang terdahulu yang patut untuk
terus dilaksanakan dan diperkenalkan kepada banyak orang. Kemudian, studi di lapangan
menunjukkan bahwasannya banyak sekali generasi muda penerus yang ada di lingkungan
masyarakat di Kelurahan Sengeti tidak mau ikut bergabung pada saat pelatihan rutin yang
diadakan di Kelurahan Sengeti dikarenakan kurangnya minat, kesadaran, perpindahan tempat
tinggal setelah menikah dan melanjutkan studi diluar. Hal ini juga terpengaruh oleh
perkembangan zaman saat ini, pengaruh dari budaya luar dan generasi penerus yang kurang
mendapatkan pemahaman secara khusus mengenai seloko adat. Lembaga adat setempat
seharusnya lebih meningkatkan semangat dalam mengadakan pelatihan rutin seloko adat.
Penulisan ini menunjukkan secara sederhana tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam
seloko adat di Kelurahan Sengeti.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pendidikan karakter adalah menurut Syarbini (2016) mendefinisikan, karakter merupakan
sesuatu mutu positif yang dipunyai oleh seorang hingga membuat menarik dari atraktif:
Seorang yang tidak biasa ataupun memiliki kepribadian tidak wajar. Secara etimologis menurut
Syarbini (2016) kata karakter bersumber dari bahasa Latin karakter atau bahasa Yunani
Kharassein mempunyai pengertian memberikan petunjuk (to mark), atau bahasa Prancis
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
575
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
carakter juga mempunyai makna menjadikan tajam. Didalam bahasa Inggris character
mempunyai makna: perilaku, berkarakter, kepribadian, peranan, dan huruf. Karakter dapat pula
diberikan arti a distinsctive differenting mark (petunjuk yang dapat memisahkan seorang
dengan orang lain). Kata karakter pada Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menurut Helmawati
(2017) berarti sebagai adab: sifat-sifat jiwa, kelakuan atau pun budi pekerti yang membedakan
seorang dan semacamnya. Karakter ialah identitas khusus yang dipunyai pada sesuatu objek
atau orang (manusia). Identitas khusus ialah murni dan mengukur pada personal objek atau
personal tersebut dan ialah ‘mesin’ pendorong bagaimana seseorang mengambil tindakan,
bersikap, berbicara, dan membalas sesuatu.
Nilai menurut Ridhahani (2016) ialah tentang yang tersirat didalam hati nurani individu
yang sangat memberikan prinsip dan dasar akhlak yang ialah umumnya dari keindahan dan
efiktif atau utuh kata nurani (potensi). “Nilai merupakan tumpuan dan kepercayaan saat
memilih pilihan”. Terdiri empat makna nilai yang tiap-tiap fokus yang beda, yaitu : pertama,
nilai sebagai kepercayaan yang dapat membuat seseorang mengambil tindakan sesuai
kebenaran pilihan. Kedua, nilai sebagai patokan alternatif yang berpengaruh pada individu pada
memilih pilihan antara macam-macam perbuatan alternatif. Ketiga, nilai sebagai kepercayaan
manusia secara kejiwaan atau nilai pedoman normatif secara sosiologi. Keempat, nilai sebagai
konsepsi (sifat membeda perseorangan atau kumpulan) dari apa yang kita harapkan yang dapat
berpengaruh pilihan pada cara, maksud antara, dan maksud akhir tindakan.
Nilai karakter yakni nilai karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan
integritas. Nilai karakter religius menurut Basuni (2021) menggambarkan keberimanan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud pada tingkah laku dalam melakukan keyakinan
beragama yang dipercaya dan, menghormati perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleransi dalam melaksanakan ibadah agama dan keyakinan lain, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter nasionalis menurut Ramadan (2021) terdiri dari
nilai rela berkorban, unggul, berprestasi, rasa nasionalis, patuh hukum, patuh peraturan, dan
menghargai keberagaman suku.
Nilai karakter mandiri menurut Jakino (2020) sikap dan berperilaku dengan tidak
ketergantungan kepada orang lain dengan harus dapat mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya secara individu. Nilai karakter gotong royong menurut Basuni (2021)
menggambarkan tindakan menghormati bersemangat bekerja sama dan saling membahu
menyelesaikan permasalahan bersama-sama, jalin berkomunikasi dan bersahabat, memberikan
pertolongan kepada semua orang yang membutuhkan. Nilai karakter integritas menurut
Ramadan (2021) terdiri nilai dapat dipercaya, teladan, memenuhi tugas dan keadilan. Nilai
karakter menjadi etika bertindak pada setiap individu. Karakter berkaitan dengan seloko adat
dimana adab sangat dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Seloko Adat menurut Rahma (2022) adalah peninggalan budaya yang harus dijaga dan
dilestarikan. Apalagi keberadaan yang dikatakan ikut mulai pupus hingga dapat pula digantikan
dengan budaya modern yang sudah berkembang. Seloko adat dikatakan sebagai nasihat adat
yang dikembangkan pada daerah melayu Jambi. Ucapan seloko adat Jambi menurut Syuhada
(2020) berisikan amanat atau nasehat yang mempunyai nilai etika atau moral. Seloko sebagai
pengukur memaksa dan mengawasi aturan-aturan pada manusia agar ditaati. Seloko yang
terkandung pepatah petitih dan pemantauan kehidupan jadi petunjuk pada warga melayu Jambi.
Seloko Adat menurut Darmuji (2020) pernikahan Jambi bahwa seloko ialah wujud sastra
lampau yang dikatakan dengan tradisi ucapan yang diciptakan, dibagikan secara luas, dan
diturunkan secara lisan pada setiap individu.
Seloko Adat menurut Amrullah (2021) ialah sastra adat jambi yang memiliki makna
nasihat nasihat untuk keselamatan dan kebaikan dalam kehidupan. Contohnya Ranto jauh di
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
576
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
ulangi, ranto dekat di kedeno. Teluk tenang ranto selese. Adat menurut Sholihin (2015) ialah
bagian kebudayaan suatu kumpulan masyarakat yang terdapat dari 3 aspek kehidupan, yakni :
aspek benar dan salah yang menunjuk kepada hukum adat, agama dan hukum formal. Aspek
baik dan buruk, menunjuk kepada etika (akhlak dan budi pekerti). Aspek indah dan jelek,
menunjuk kepada nilai seni (estetika).
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sengeti Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2023.
Pendekatan metode penelitian yang di pakai dalam penelitian ini ialah deskriptif yaitu studi
etnografi Arti bahasa, kata etnografi menurut Manan (2021) bersumber dari dua kata bahasa
Latin, yakni ethnos berarti bangsa, dan graphy atau grafien berarti gambar atau penjelasan.
Maka dari itu secara etimologi, etnografi ialah penggambaran suatu suku warga negara yang
berhubungan erat dengan budaya, atau juga disebut etnografi ialah penjabaran atau cerita
mengenai warga negara pada suatu wilayah dan pada suatu kurun waktu. Bertujuan
menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter dalam seloko adat di Kelurahan Sengeti. Teknik
yang dilakukan pada penelitian ini ialah kualitatif, sedangkan pendekatan yakni etnografi realis.
Etnografi realis menurut Apriyanita (2022) mengemukakan kondisi objektif sebagai sudut
pandang orang ketiga, menunjukkan fakta maupun detail dengan melapor informasi yang
dipelajari di lapangan. Etnografi realis sering kali digunakan oleh antropolog budaya dengan
mengambil sikap-sikap yang diperoleh oleh peneliti terhadap suatu objek individu yang sedang
dipelajari. Informan ialah tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat di Kelurahan Sengeti
karena penelitian bersifat kualitatif maka peneliti menggunakan sampel purposive sampling
menurut Herdana (2019) yaitu teknik pengambilan sampel informasi data dengan
mempertimbangkan tertentu, contohnya orang yang dianggap amat mengetahui mengenai apa
yang diharapkan. Data dikumpul dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah deduktif, induktif dan koomparatif.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Seloko Adat merupakan warisan kebudayaan daerah yang pada saat ini masih dilakukan
dan dilestarikan tepatnya di Kelurahan Sengeti. Dengan tidak mengubah sedikit pun tata cara
pelaksanaannya. Seloko Adat biasa dilaksanakan pada saat penyambutan tamu penting seperti
menyambut kedatangan gubernur, walikota dan sebagainya. Namun, seloko adat sering kali
juga dilaksanakan pada saat acara sebelum dan akan diselenggarakannya resepsi pernikahan
yang akan berlangsung di Kelurahan Sengeti. Seloko Adat mempunyai makna sebuah petatah
petitih yang dilaksanakan oleh 2 orang juru bicara dan 2 orang pendamping dari pihak
perempuan ataupun pihak laki-laki. Selanjutnya, mempelai dari laki-laki hendak memasuki
rumah mempelai wanita dengan membawa rombongan keluarganya masing-masing. Seloko
adat pula memiliki banyak arti/makna tersendiri didalamnya berisikan yakni nasihat-nasihat
keselamatan dan kebaikan dalam kehidupan. Seloko dikatakan pula tradisi lisan karna
dilakukan penyampaiannya dengan cara ucapan dan tergolong bagian dari kebudayaan yang
tidaklah lepas dari hidup bermasyarakat. Maka dari itu, seloko mempunyai nilai kebudayaan
dan aliran moral yang memiliki akibat dan berdampak kepada kehidupan masyarakat.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
577
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
Gambar 1 Pelaksanaan Seloko Adat
Berdasarkan gambar tersebut merupakan pelaksanaan yang masih dilaksanakan pada saat
acara pernikahan dengan memakai Seloko Adat di Kelurahan Sengeti. Peneliti juga
menemukan, Nilai karakter religius dalam seloko adat yakni sudah terkandung sejak lama
keyakinan dalam beragama dengan berpedoman dengan Al-Qur’an dan juga Hadist serta
dalam seloko adat pun sudah terdapat pesan, petuah dan nasehat yang memiliki nilai etika dan
moral. Berdasarkan wawancara bersama Tokoh Adat Kelurahan Sengeti dikatakan bahwa
Seloko Adat sesuai dengan keyakinan dalam beragama, “Adat bersendi syarak, syarak bersendi
kittabullah”. Selain itu, nilai karakter nasionalis pun sudah terdapat pada seloko adat dengan
bagaimana cara berpikir dan bertindak setiap individu masing-masing untuk dapat
melaksanakan dan melestarikan secara terus menerus. Berdasarkan wawancara bersama Tokoh
Adat di Kelurahan Sengeti “Seloko Adat harus kita pertahankan dan kembangkan secara terus
menerus kepada generasi muda di Kelurahan Sengeti”.
Nilai karakter mandiri pun telah ada pada tradisi Seloko Adat tersebut karena kita
diharuskan dapat mempertanggung jawabkan pada apa yang kita lakukan tanpa bergantung
kepada orang lain. Nilai karakter gotong royong yang terdapat dalam seloko adat ialah
mencerminkan/menggambarkan sikap dan perbuatan setiap individu untuk saling membantu,
menghargai dan bersemangat dalam menjalankan serta melaksanakan tugasnya masing-masing.
Nilai karakter integritas yang ada pada seloko adat yang mana setiap individu dapat dipercaya,
mulai dari perkataan maupun tindakannya dengan berarti tidak berbohong, dapat menjalankan
amanah dengan baik. Berdasarkan penjelasan diatas itulah nilai-nilai karakter yang termasuk ke
dalam seloko adat di Kelurahan sengeti. Setiap individu patut untuk mencontoh dan
menanamkan nilai-nilai karakter tersebut pada dirinya masing-masing dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan penulisan ini dapat di tarik kesimpulan bahwasannya yaitu pertama, Nilai
karakter religius dalam seloko adat sudah terkandung sejak lama keyakinan dalam beragama
dengan berdasarkan dengan Al-Qur’an dan Hadist. Nilai karakter nasionalis sudah ada untuk
dapat berpikir dan bertindak setiap individu masing-masing untuk dapat melaksanakan dan
melestarikan secara terus menerus. Nilai karakter mandiri diharuskan dapat mempertanggung
jawabkan atas apa yang kita lakukan tanpa bergantung kepada orang lain. Nilai Karakter
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
578
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
gotong royong saling membantu, menghargai dan bersemangat dalam menjalankan serta
melaksanakan tugasnya masing-masing. Nilai karakter integritas setiap individu dapat
dipercaya, mulai dari perkataan maupun tindakannya dengan berarti tidak berbohong, dapat
menjalankan amanah dengan baik.
6. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian pertama, Pemerintahan Kelurahan, bahkan Lembaga Adat dan
masyarakat di Kelurahan Sengeti untuk lebih menegaskan lagi kepada seluruh generasi penerus
muda untuk mau ikut bergabung dan bersemangat dalam melakukan/melaksanakan pelatihan
rutin seloko adat di Kelurahan Sengeti. Agar nantinya warisan budaya ini tidak mudah tergerus
oleh perkembangan zaman modern sekarang dan akan terus menerus semakin berkembang ke
luar internasional dan dapat pula diketahui oleh banyak orang. Kedua, untuk generasi penerus
muda seharusnya meluangkan waktu untuk mengikuti pelatihan rutin, karena seloko adat
merupakan warisan nenek moyang terdahulu yang harus kita laksanakan, jika bukan kita siapa
yang menjaga dan meneruskan seloko adat. Pelaksanaan tradisi Seloko Adat sudah berjalan
sangat baik, namun generasi penerus yang memiliki kendala-kendala tertentu seperti kurangnya
minat, kesadaran, perpindahan tempat tinggal setelah menikah dan melanjutkan studi diluar
sehingga tidak bisa hadir dalam mengikuti pelatihan rutin Seloko Adat di Kelurahan Sengeti.
7. UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih banyak atas segala bantuan dari berbagai pihak-pihak
terkait mulai dari orang tua, keluarga, ibu lurah, tokoh adat, tokoh masyarakat, teman dan
seluruh masyarakat yang terlibat dalam penelitian ini di lingkungan Kelurahan Sengeti.
8. DAFTAR PUSTAKA
Adelia, Y, Pahlavi, SR, Sapriadi, S, & ... (2022). Eksistensi dan Penerapan Hukum Adat di
Kota Jambi dan Sekitarnya. Journal of Research …, journal.lppspsemarang.org,
https://journal.lppspsemarang.org/index.php/Jarvic/article/view/30
Apriyanita, T. (2022). Studi Etnografi Hukum Dalam Kajian Hukum Adat Dan Hukum
Keluarga. Al Aqidah (Jurnal Studi Islam), 3(2), 1931.
Amrullah. (2021). Sejarah, Kelembagaan, dan Hukum Adat. 120.
Asiah, S. dkk. (2019). Literasi Seloko Adat Masyarakat Kelurahan Sengeti. 3(1), 5769.
Augita, Y., & Arif, D. (2022). PENGUATAN KARAKTER RELIGIUS BERBASIS
BUDAYA SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH TOBOALI BANGKA
SELATAN. Academy of Education Journal, 13(2), 322-334.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.907
Ayudiati, C., & Endarwati, E. (2016). DO WE NEED TO REBUILDING CHARACTER ?.
Academy of Education Journal, 7(2), 112-122. https://doi.org/10.47200/aoej.v7i2.409
Badarussyamsi, B, & Ermawati, E (2022). The Contributions of Asian Muslims' Local Wisdom
in the Seloko Adat Jambi for Empowering Social Tolerance. Insaniyat: Journal of Islam
and …, psikologi.uinjkt.ac.id,
https://psikologi.uinjkt.ac.id/index.php/insaniyat/article/download/25371/11414
Basuni, B. (2021). Pengkondisian Nilai Karakter Nasionalisme Dalam Pembelajaran Tematik
Di Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Pembelajaran Dan Keilmuan, 5(1), 71.
https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v5i1.48740
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
579
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
Budiutomo, T. (2014). MEMBANGUN KARAKTER SISWA MELALUI PENDIDIKAN
“UNGGAH UNGGUH” DI SEKOLAH. Academy of Education Journal, 5(2).
https://doi.org/10.47200/aoej.v5i2.117
Darmuji. (2020). Pelestarian Budaya Seloko Adat Perkawinan Jambi (pp. 711).
Halim, A, & HM, P (2019). THE ROLE OF LOCAL WISDOM AS RELIGIOUS CONFLICT
RESOLUTION IN JAMBI INDONESIA.. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, researchgate.net, https://www.researchgate.net/profile/Pahrudin-
Hm/publication/339498655_The_Role_of_Local_Wisdom_As_Religious_Conflict_Res
olution_in_Jambi_City/links/5e884efa92851c2f527c0981/The-Role-of-Local-Wisdom-
As-Religious-Conflict-Resolution-in-Jambi-City.pdf
Halim, A, & Pahrudin, HM (2020). The study of Seloko Adat as safety-valve to prevent
religious conflict in Jambi City, Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
researchgate.net, https://www.researchgate.net/profile/Abdul-Halim-
74/publication/341551154_The_study_of_Seloko_Adat_as_safety-
valve_to_prevent_religious_conflict_in_Jambi_City_Indonesia/links/647ff4c2d7023706
00d84a56/The-study-of-Seloko-Adat-as-safety-valve-to-prevent-religious-conflict-in-
Jambi-City-Indonesia.pdf
Herdana, V. (2019). Dampak Bulying Terhadap Percaya Diri Peserta Didik Sekolah Dasar.
Jurnal Pendas Mahakam, 4(2), 152157.
Helmawati. (2017). Pendidikan Karakter Sehari-hari. In Mau’izhah (Vol. 11, Issue 1, pp. 1
176).
Jakino, dkk. (2020). Menumbuhkan Dan Menguatkan Karakter Utama Anak Usia Dini. 141.
Kusuma, A. (2022). DAMPAK SINETRON “IKATAN CINTA” DALAM
PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI DUSUN KETAON TENGAH. Academy of
Education Journal, 13(2), 297-312. https://doi.org/10.47200/aoej.v13i2.856
Kusumawati, I. (2016). LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KARAKTER
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER. Academy of Education Journal, 7(1), 1-15.
https://doi.org/10.47200/aoej.v7i1.342
Manan, P. dkk. (2021). Metode Penelitian Etnografi (pp. 1183).
Nuryanto, S. (2014). APLICATION OF TRADITIONAL GAMES DAKON (ATGD)
SEBAGAI LANGKAH UNTUK MEMBENTUK NILAI KARAKTER PADA ANAK
USIA DINI DI TK KREATIF PRIMAGAMA TERBAN. Academy of Education
Journal, 5(1). https://doi.org/10.47200/aoej.v5i1.112
Pamungkas, O. (2017). SERAT PRABANGKARA KARYA KI PADMASUSASTRA
TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER.
Academy of Education Journal, 8(1), 9-26. https://doi.org/10.47200/aoej.v8i1.332
Pangastuti, L. (2015). PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
KARAKTER ANAK DI DESA GARJOYO KELURAHAN IMOGIRI KECAMATAN
IMOGIRIKABUPATEN BANTUL TAHUN 2014. Academy of Education Journal,
6(1). https://doi.org/10.47200/aoej.v6i1.127
Putriyanti, I, Mila, SS, Ade, L, & Dwi, W (2019). Teaching the Seloko Adat Jambi to improve
morality and social control. 2nd International Conference …, atlantis-press.com,
https://www.atlantis-press.com/proceedings/icsgs-18/125922529
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 573-580
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
580
Maya Fitriyanti et.al (Nilai-nilai Pendidikan Karakter....)
Rahma, P. (2022). Filosofis dan Nilai-Nilai Keislaman Dalam Seloko Adat Melayu Jambi
Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Jambi (pp. 6573).
Ramadan, D. (2021). Analisis Penerapan 5 Nilai Karakter Dalam Pembelajaran Di Sekolah
Dasar. 13(2), 649660
Rasimin, R, Finanjani, S, Yolanda, Y, & ... (2023). Literature review: Mengimplementasikan
NilaiNilai Seloko Adat Kota Jambi Pada Proses Konseling. Innovative: Journal Of …,
j-innovative.org, http://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/1614
Riady, Y (2023). The Digital Preservation of Seloko Tradition Adat Jambi: The Snapshot of
Challenges, Struggles and Gaps. Open Society Conference, conference.ut.ac.id,
http://conference.ut.ac.id/index.php/osc/article/view/788
Ridhahani. (2016). Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Berbasis Al-Quran.
Simaremare, P. dkk. (2022). Sosialisasi Pelestarian Kebudayaan Lokal Dalam Menumbuhkan
Kesadaran Kultural Kepada Masyarakat Di Kabupaten Muaro Jambi. 1(1), 7482.
Sholihin, S. dkk. (2015). Provinsi Jambi : “Alam Budaya dan Para Pemimpinnya”. (pp. 1112).
Syuhada, D. (2020). Seloko Adat Melayu Dalam Membangun Masyarakat Jambi Yang
Berkarakter dan Multikultural (pp. 193213).
Syarbini, A. (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga (pp. 1232).
Ulum, B, Arifullah, M, & Fuhaidah, U (2020). Conserving Islamic Law and Seloko Adat
Melayu Jambi in the Globalization Era., pdfs.semanticscholar.org,
https://pdfs.semanticscholar.org/fa40/bcb18941d160a02f4db82a6857b7260e5029.pdf
Wiratih, HWR, Aima, MH, Havidz, SAH, & ... (2022). UPAYA MELESTARIKAN
LINGUISTIK LISAN SELOKO ADAT MELAYU JAMBI. Dedication: Journal of …,
intropublicia.org, http://intropublicia.org/index.php/dedication/article/view/27