Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
564
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar
Ilmu Politik
E. H. Polii
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Manado, Minahasa, 95618, Indonesia
Email: heartpoli[email protected]
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 23 September 2023
Direvisi: 29 Oktober 2023
Disetujui: 19 Desember 2023
Tersedia Daring: 1 Januari
2024
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap pencapaian mahasiswa pada
mata kuliah Pengantar Ilmu Politik. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen. Populasi penelitian mencakup
seluruh mahasiswa kelas AB semester I Angkatan 2023 Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Universitas Negeri Manado, yang berjumlah 50 orang.
Sampel penelitian terdiri dari mahasiswa kelas A sebagai kelompok
eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
dan kelas B sebagai kelompok kontrol yang hanya menggunakan model
konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki pengaruh positif terhadap
pemahaman mahasiswa terkait materi sistem pemerintahan, dibandingkan
dengan metode konvensional. Hasil analisis data menggunakan uji paired
sample t Test output pair 1 dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05
dapat disimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Ilmu
Politik.
Kata Kunci:
Kooperatif
Jigsaw
Hasil Belajar
ABSTRACT
Keywords:
Cooperative
Jigsaw
Academic Achievement
This research aims to assess the impact of using the jigsaw cooperative
learning model on students' achievements in the Introduction to Political
Science course. The study employs a quantitative method with a quasi-
experimental design. The research population includes all students in class
AB, Semester I, 2023 intake, majoring in Public Administration at Manado
State University, totaling 50 individuals. The research sample consists of
students in class A as the experimental group, implementing the jigsaw
cooperative learning model, and class B as the control group, using the
conventional model. The research findings indicate that the use of the jigsaw
cooperative learning model has a positive effect on students' understanding
of government system materials compared to the conventional method. The
data analysis results, using paired sample t-test for output pair 1 with a Sig.
(2-tailed) value of 0.000 < 0.05, lead to the conclusion that there is an
influence of the jigsaw cooperative learning model on students' learning
outcomes in the Introduction to Political Science course.
©2024, E. H. Polii
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
565
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
1. Pendahuluan
Abad pengetahuan seperti sekarang ini, ditandai dengan perkembangan teknologi dan
informasi yang sangat cepat, dituntut individu belajar sepanjang hayat . Hakikat proses belajar
mengajar, adalah perubahan (Warouw, 2010a, 2010b). Dimana belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan Latihan (Warouw, 2023). Artinya, tujuan kegiatan adalah
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi (Warouw, 2009). Kegiatan belajar
mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar,
menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya dalam cakupan tanggung jawab guru (dosen).
Belajar merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Belajar menurut (Palittin et al., 2019)
adalah sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
Sehingga dapat dikatakan belajar bukan sekedar mengingat, lebih dari itu tetapi juga berproses,
bertindak dan juga mengalami dalam (Pranata, 2023). Pembelajaran juga merupakan proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Mongguwi et al., 2022).
Permasalahan yang terjadi dalam pengajaran Pengantar Ilmu Politik (PIP) terletak pada
lemahnya proses pembelajaran yang masih terpusat pada guru dalam hal ini dosen. Fokusnya
lebih pada menghafal daripada mengembangkan keterampilan berpikir kritis, sehingga
mahasiswa terpaksa hanya mengingat informasi tanpa memahami kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini menciptakan tantangan dalam kehidupan sosial setelah lulus, di mana
pengetahuan teoritis tidak selalu dapat diaplikasikan secara praktis. Pendekatan tradisional
(konvensional) yang masih teacher-centered, didominasi oleh ceramah dan menghafal,
membuat PIP menjadi mata kuliah yang monoton dan kurang menarik. Untuk mengatasi
masalah ini, perubahan dari pendekatan teacher-centered ke student-centered menjadi sangat
penting. Pemilihan dan efektivitas strategi pengajaran, khususnya pembelajaran kooperatif,
memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur (Taniredja
et al., 2015), strategi (model) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diusulkan sebagai solusi.
Model ini mendorong dukungan dan kerjasama antar mahasiswa, meningkatkan
keterampilan sosial dan dinamika kelompok yang lebih menarik. Pendekatan ini menugaskan
berbagai peran dalam kelompok, meningkatkan keterampilan sosial dan memastikan partisipasi
aktif. Pembelajaran kooperatif didasarkan pada filosofi homo homini socius, menekankan
bahwa manusia adalah makhluk sosial (Sutomo, 2018). Strategi ini bertujuan menciptakan
lingkungan kerja sama di mana keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok.
Data empiris menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif meningkatkan prestasi akademis,
toleransi, keterampilan sosial, dan harga diri. Sebagai kesimpulan, pembelajaran kooperatif
terbukti efektif dalam meningkatkan berbagai aspek pembelajaran mahasiswa. Ini melebihi
metode tradisional (Ahmad & Mahmood, 2010), mendorong partisipasi aktif, kerjasama, dan
perkembangan sosial positif ini juga:
Ada beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan, salah satunya
adalah tipe jigsaw. Jigsaw sebagai salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, pertama kali
dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas,
dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (NN, 2012).
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siwa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa
bekerja sama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
566
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pembelajaran jigsaw
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
juga pembelajaran orang lain (Sutomo, 2018). Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompoknya yang lain. Siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus
bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yangditugaskan (Wiratmaja, 2019).
Pembelajaran kooperatif jigsaw yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi
tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (NN, 2012). Pembelajaran kooperatif jigsaw
memungkinkan interaksi antar siswa, sehingga mereka saling terlibat. Oleh karena itu,
pembelajaran kooperatif sangat erat dengan interaksi sosial antar siswa yang berwujud
keterampilan sosial (social skills). Dengan interaksi sosial dalam kelompok, kelemahan salah
satu anggota kelompok dapat dibantu oleh kemampuan anggota kelompok yang lain (Sharan &
Sharan, 1992). Hasil penelitian (Sutomo, 2018) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
kooperatif jigsaw efektif dan memiliki keunggulan yang lebih tinggi dalam pencapaian hasil
belajar daripada strategi pembelajaran konvensional.
Hasil belajar adalah hasil atau dampak yang muncul sebagai tanda seberapa baik suatu
metode pembelajaran bekerja. Dampak ini dapat dijadikan petunjuk untuk menilai seberapa
efektif metode tersebut. Ada tiga kategori dampak atau hasil belajar yang dapat diperhatikan,
yaitu: kefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran (Degeng &
Sudana, 2013). Keefektifan pembelajaran terkait erat dengan sejauh mana tujuan pembelajaran
berhasil dicapai. Pengukurannya fokus pada seberapa baik tujuan pembelajaran terpenuhi.
Efisiensi pembelajaran terkait dengan penggunaan waktu, personel, dan sumber belajar.
Pengukurannya mencakup berapa lama waktu yang dibutuhkan, berapa banyak sumber daya
yang digunakan, dan seberapa efisien penggunaannya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sementara itu, daya tarik pembelajaran berkaitan dengan minat siswa terhadap mata
pelajaran yang dipelajari. Pengukurannya berfokus pada seberapa menariknya pembelajaran
tersebut bagi siswa, mendorong mereka untuk tetap tertarik dan bersemangat dalam proses
belajar. Bloom menguraikan bahwa hasil belajar siswa mencakup tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor (Bloom, 1956).
1. Ranah Kognitif: Melibatkan kemampuan intelektual siswa yang berkaitan dengan
proses mental. Ini mencakup rentang dari kategori kognitif yang lebih rendah hingga
tinggi. Ranah kognitif melibatkan kemampuan seperti mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta.
2. Ranah Afektif: Berkaitan dengan aspek perasaan, emosi, sikap, serta tingkat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Ini mencakup kemampuan seperti
menerima informasi, merespons, menilai, mengorganisasi, dan membentuk karakter.
3. Ranah Psikomotor: Menyangkut kemampuan melakukan tugas dengan melibatkan
anggota tubuh. Ini termasuk kemampuan meniru, menyusun, melakukan dengan
prosedur, melakukan dengan baik dan tepat, serta melakukan tindakan secara alami.
(Anderson & Krathwohl, 2001) kemudian merevisi hasil belajar menurut Bloom. Ranah
kognitif terdiri dari tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, menilai, dan mencipta.
Ranah afektif terdiri dari menerima, menanggapi, menilai, mengorganisasi, dan membentuk
watak. Ranah psikomotor terdiri dari meniru, menyusun, melakukan dengan prosedur,
melakukan dengan baik dan tepat, serta melakukan tindakan secara alami.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
567
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan rumusan: Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw berpengaruh terhadap
Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik.
2. Metode
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen.
Jenis penelitian kuantitatif ini dianggap sebagai eksperimen murni karena semua variabel dapat
dikontrol dengan cermat. Penelitian kuantitatif sendiri menghasilkan temuan yang dapat dicapai
melalui prosedur statistik atau metode kuantifikasi lainnya, sebagaimana dijelaskan oleh
(Sujarweni, 2014). Metode kuantitatif sering disebut sebagai metode tradisional, telah lama
digunakan, dan menjadi tradisi dalam penelitian, sebagaimana diakui oleh (Sugiyono, 2010).
Tahap awal dalam prosedur penelitian adalah teknik pengumpulan data, yang menjadi langkah
pertama karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data (Sugiyono, 2010). Beberapa
teknik pengumpulan data yang umum digunakan dalam penelitian melibatkan observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Sumber data populasi yang dijadikan sampel adalah 25 orang
mahasiswa di kelas A (eksperimen) dan 25 orang di kelas B (kontrol), Teknik Pengumpulan
Data menggunakan tes berbentuk soal pre-test dan post-test yang sudah diuji validitas dan
realibilitas instrumen. Teknik analisis data uji statistic dengan bantuan SPSS23.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian kemudian diolah sebagai berikut:
Table 1. Hasil Pre-test dan Post-test
Kelas A (eksperimen)
1
56
70
64
2
54
78
66
3
50
76
70
4
60
81
72
5
62
79
75
6
68
83
78
7
58
84
75
8
57
78
77
9
67
77
78
10
61
84
79
11
55
81
75
12
59
78
80
13
60
76
78
14
61
73
77
15
65
74
70
16
72
76
67
17
71
77
68
18
66
77
73
19
58
79
72
20
64
70
71
21
64
82
80
22
65
79
75
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
568
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
23
68
85
72
24
70
83
69
25
73
83
67
Analisis statistik deskriptif berguna untuk memaparkan dan menggambarkan data
penelitian, mencakup jumlah data, nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata.
Table 2. Hasil Analisis Deskriptif dengan SPSS
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pre-Test Eksperimen
25
50
73
62.56
6.007
Post-Test Eksperimen
25
70
85
78.52
4.134
Pre-Kontrol
25
49
71
63.20
5.809
Post-Kontrol
25
64
80
73.12
4.675
Valid N (listwise)
25
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian terdistribusi normal atau
tidak. Data normal merupakan syarat mutlak sebelum kita melakukan analisis statistic parametrik
(uji paired sample t test dan uji independent sample t-test), dalam statistic parametirik ada 2
macam uji normalitas yakni uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk.
Uji Normalitas
Table 3. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Hasil Belajar Siswa
Pre-Test Eksperimen
.082
25
.200
*
.983
25
.937
Post-Tes Eksperimen
.111
25
.200
*
.953
25
.294
Pre-Test Kontrol
.116
25
.200
*
.941
25
.160
Post-Test Kontrol
.136
25
.200
*
.955
25
.321
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil diatas diketahui nilai signifikansi (Sig.) untuk semua data baik pada uji
Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
penelitian terdistribusi normal. Karena data penelitian terdistribusi normal, maka selanjutnya
peneliti menggunakan statistic parametrik (uji paired sample t test dan uji independent sample t
test) untuk melakukan analisis data hasil penelitian ini.
Uji Paired Sample t Test
Uji paired sample t test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua
sampel yang berpasangan. Uji paired sample test dalam penelitian ini dipakai untuk menjawab
rumusan masalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh terhadap
hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Ilmu Politik?. Untuk menjawab rumusan
masalah tersebut, uji paired sample t test dilakukan terhadap data Pre-test kelas eksperimen
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
569
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
dengan Post test kelas eksperimen model kooperatif tipe jigsaw. Kemudian data Pre test kelas
control dengan data Post test kelas control (model konvensional) sebagai berikut:
Table 4. Hasil Uji Paired Sample t Test dengan SPSS
Paired Samples Test
Paired Differences
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
Pair
1
Pre-Test
Eksperimen - Post-
Test Eksperimen
-
15.960
6.541
1.308
-18.660
-13.260
-
12.199
24
.000
Pair
2
Pre-Kontrol - Post-
Kontrol
-9.920
5.049
1.010
-12.004
-7.836
-9.824
24
.000
Berdasarkan Hasil pair 1 tersebut diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil belajar mahasiswa untuk Pre-test kelas eksperimen
(model kooperatif tipe jigsaw) dengan Post-test kelas eksperimen (model kooperatif tipe jigsaw).
Juga berdasarka Hasil Pair 2 diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil belajar mahasiswa untuk pre-test kelas control (model
konvensional) dengan post-test kelas control (model konvensional). Kesimpulan: Berdasarkan
pembahasan Hasil output pair 1 dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05 dapat
disimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Ilmu Politik.
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu varians (keberagaman) data dari
dua atau lebih kelompok bersifat homogen (sama) atau heterogen (tidak sama). Data yang
homofen merupakan salah satu syarat (bukan syarat mutlak) dalam uji independent sample t test.
Dalam penelitian ini uji homogentias digunakan untuk mengetahui apakah varians data post-test
kelas ekperimen (jigsaw) dan data post-test kelas control (konvensional) bersifat homogen atau
tidak. Hasilnya sebagai berikut:
Table 5. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Hasil Belajar Mahasiswa
Based on Mean
1.077
1
48
.305
Based on Median
1.082
1
48
.304
Based on Median and with
adjusted df
1.082
1
47.731
.304
Based on trimmed mean
1.078
1
48
.304
Berdasarkan output hasil tersebut diketahui nilai Signifikansi (Sig.) Based on Mean adalah
sebesar 0,305 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians data post-test kelas eksperimen
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
570
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
(jigsaw) dan data Post-test kelas control (konvensional) adalah sama atau Homogen. Dengan
demikian maka salah satu syarat (tidak mutlak) dari uji independent sample t test sudah
terpenuhi.
Uji Independent Sample t Test
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah tedapat perbedaan rata-rata dua sample yang tidak
berpasangan. Persyaratan pokok dalam uji independent sample t test adalah data terdistribusi
normal dan homogen (tidak mutlak). Dari hasil analisis pada Uji Normalitas dan Uji
Homogentias data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Uji independent sample t-
test dalam penelitian ini dipakai untuk menjawab rumusan masalah “Apakah ada perbedaan hasil
belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Ilmu Politik antara model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan model konvensional?”. Untuk menjawab rumusan masalah
tersebut uji independent sample t test dilakukan terhadap data Post-test kelas eksperimen (model
jigsaw) dengan data Post test kelas kontrol (model konvensional) sebagai berikut:
Table 6. Hasil Uji Independent Sample t Test dengan SPSS
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
Hasil Belajar
Mahasiswa
Equal
variances
assumed
1.077
.305
4.326
48
.000
5.400
1.248
2.890
7.910
Equal
variances not
assumed
4.326
47.292
.000
5.400
1.248
2.889
7.911
Berdasarkan output hasil tersebut diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05, maka
dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar mahasiswa antara model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model konvensional.
Table 7. Hasil Statistik Deskriptif dengan SPSS
Group Statistics
Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
Hasil Belajar Mahasiswa
Post-Test Kelas
Eksperimen (jigsaw)
25
78.52
4.134
.827
Post-Test Kelas Kontrol
(Konvensional)
25
73.12
4.675
.935
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
571
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan bahwa terdapat penggaruh yang signifikan terhadap penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Politik. Serta layak untuk diterapkan untuk mata-mata kuliah yang masih menggunakan model
konvensional. Saran perlu penelitian lanjutan terhadap penggunaan model kooperatif tipe jigsaw
ini untuk mata-mata kuliah Ilmu-ilmu Sosial dan Kebijakan lainnya.
5. Daftar Pustaka
Ahmad, Z., & Mahmood, N. (2010). Effects of cooperative learning vs. traditional instruction on
prospective teachers’ learning experience and achievement. Ankara University Journal of
Faculty of Educational Sciences (JFES), 43(1), 151164.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing:
A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives: complete edition. Addison
Wesley Longman, Inc.
Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook II. David McKay.
Degeng, I. N. S., & Sudana, N. (2013). Ilmu pembelajaran: Klasifikasi variabel untuk
pengembangan teori dan penelitian. Bandung: Kalam Hidup.
Mongguwi, J., Polii, I. J., & Wengkang, T. (2022). Pembelajaran Menulis Teks Narasi Dengan
Model Kooperatif Think Pair Share Pada Siswa Kelas IX SMP. KOMPETENSI, 2(06),
14581463.
NN, A. H. (2012). PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
KELAS VII MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW DI SMPN 2 BANDAR LAMPUNG. Digital Library.
Palittin, I. D., Wolo, W., & Purwanty, R. (2019). Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar
siswa. Magistra: Jurnal Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 6(2), 101109.
Pranata, D. (2023). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Teknik Dasar Bola Voli. Innovative: Journal Of Social Science Research,
3(2), 79097920.
Sharan, Y., & Sharan, S. (1992). Expanding cooperative learning through group investigation
(Vol. 1234). Teachers College Press New York.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Alfabeta.
Sujarweni, W. (2014). Metodologi penelitian: Lengkap, praktis, dan mudah dipahami.
Sutomo, M. (2018). Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dan keterampilan sosial
terhadap hasil belajar IPS. Jurnal Ilmu Pendidikan, 23(1).
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2015). Model-model pembelajaran inovatif dan
efektif.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 564-572
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
572
E. H. Polii (Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif….)
Warouw, Z. W. M. (2009). Pengaruh pembelajaran metakognitif dengan strategi cooperative
script, dan reciprocal teaching pada kemampuan akademik berbeda terhadap kemampuan
dan keterampilan metakognitif, berpikir kritis, hasil belajar biologi siswa, serta retensinya
di SMP Negeri M [Doctoral dissertation]. Universitas Negeri Malang.
Warouw, Z. W. M. (2010a). Pembelajaran cooperative script metakognitif (CSM) untuk
meningkatkan hasil belajar biologi siswa smp di Manado. BIOEDUKASI (Jurnal
Pendidikan Biologi), 1(2).
Warouw, Z. W. M. (2010b). Pembelajaran Cooperative Script Yang Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa.
Warouw, Z. W. M. (2023). Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Wiratmaja, C. G. A. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP), 9(2).