Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
523
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
Evaluasi kinerja pegawai di Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Minahasa
Jeane Mantiri
a,1*
, Brigita Walangitan
b,2
, Arnold Bura
c,3
, E. H. Polii
d,4
abd
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Negeri Manado, Minahasa, 95618, Indonesia
c
Institut Pemeintahan Dalam Negeri, Kampus Sulawesi Utara, Minahasa, 95681, Indonesia
1
2
3
4
*
Corresponding Author
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 20 September 2023
Direvisi: 28 Oktober 2023
Disetujui: 14 Desember 2023
Tersedia Daring: 1 Januari
2024
Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui, mendeskripsikan dan
menganalisis Evaluasi Kinerja Pegawai Di Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabuapten Minahasa. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik
observasi, wawancara dan interview, dokumentasi. Hasil penelitian ini,
menunjukan kualitas kerja pegawai yang ada dibidang perizinan, masih
kurang, berhubungan dengan standar kerja yang di terapkan oleh kantor
belum sepenuhnya dilaksanakan oleh pegawai yang ada, seperti
mengoperasaikan komputer atau menguasai IT. Dan pegawai yang ada
dibidang perizinan memiliki latar belakang pendidikan yang tidak relevan
dengan bidangnya. Dan beberapa pegawai yang belum mengikuti pelatihan-
pelatihan yang dibutuhkan. Budaya kerja yang masih kurang baik, juga
sangat mempengaruhi kinerja pegawai yang ada. Serta adanya hambatan-
hambatan yang memepengaruhi kualitas kinerja pegawai, yaitu
keterbatasan sarana dan prasarana yang masih kurang serta minimnya
anggaran yang dimiliki bidang perizinan.
Kata Kunci:
Evaluasi Kinerja
Pegawai
DPMPTSP
ABSTRACT
Keywords:
Performance Evaluation
Employment
DPMPTSP
This research is aimed at identifying, describing and analyzing the
performance evaluation of officers in the Capital Plantation and Integrated
Services Department of One Door Minahasa Cabinet. This research uses
qualitative descriptive methods. Data is collected through observation
techniques, interviews and interviews, documentation. The results of this
study, showing the quality of the work of the staff in the license area, is still
less related to the standards of work applied by the office not fully
implemented by the existing staff, such as operating computers or mastering
IT. The still poor work culture also greatly affects the performance of the
existing staff. And there are barriers that affect the quality of the
performance of officials, that is, the limitation of resources and supplies that
are still lacking and the minimum budget of the licensing field.
©2024, Jeane Mantiri, Brigita Walangitan, Arnold Bura, E. H. Polii
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Dalam keberhasilan organisasi sangat tergantung pada peran manusia sebagai sumber daya
yang potensial dan merupakan sumber kekuatan untuk menggerakkan roda aktivitas sebagai
unsur organisasi, manusia memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan fungsinya
untuk kemajuan organisasi setiap individu yang dimanfaatkan sebaik-baiknya dapat
memberikan hasil yang maksimal. Sangat penting untuk mengetahui bagaimana kinerja aparatur
Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
524
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
sipil negara dalam suatu organisasi publik. Kinerja aparatur sipil negara harus diukur untuk
menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi. Kinerja aparatur sipil negara
merupakan analisis interprestasi keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja.
Kinerja Pegawai merupakan salah satu aspek terpenting untuk menilai keberhasilan
pemberian layanan yang baik oleh aparatur kepada masyarakat. Pelayanan sangat dibutuhkan
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, pelaksanaan pelayanan tentunya adalah interaksi
antara dua orang atau lebih dari seorang pemberi layanan terhadap penerima pelayanan atau
masyarakat. Tujuan dari pelayanan itu sendiri berkaitan dengan upaya pencapaian tujuan atau
misi organisasi agar berlangsung secara optimal dan efektif serta efisien yang tentunya sesuai
dengan kepentingan masyarakat itu sendiri. Kinerja pegawai dalam hal ini pelayanan publik
diartikan sebagai hasil capaian atau prestasi kerja pegawai yang berada pada bidang perizinan
di dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu pada kurun waktu tertentu.
Sangat pentingnya pelayanan yang dilakukan aparatur pemerintah di bidang
pemerintahan karena berkaitan dengan kepentingan umum dan kepentingan masyarakat secara
keseluruhan. Pemerintah didirikan untuk melayani masyarakat, bukan dirinya sendiri. Itu berarti
menciptakan lingkungan yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan
kemampuan dan inovasi mereka dalam menyediakan layanan untuk mencapai tujuan bersama.
Kinerja pegawai sangat dibutuhkan dalam mewujudkan pelayanan yang baik kepada masyarakat
umum. Apartur pemerintahan dalam melayani masyarakat dituntut untuk memiliki kinerja yang
baik dalam proses pelayanan sehingga masyarakat yang membutuhkan pelayanan tidak
dirugikan dan masyarakatpun merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Kinerja pegawai
tidak terlepas dari prinsip-prinsip pelayanan public yang harus dipenuhi dalam mewujudkan
pelayanan yang baik. Standar pelayanan public sekurang-kurangnya meliputi prosedur, waktu,
biaya, produ, sarana dan prasarana, serta kompetensi petugas pemberi layanan (Imu, 2019).
Kinerja pegawai merupakan hasil kerja seseorang secara kualitas dan kualitas sesuai dengan
standar yang telah ditentukan berdasarkan tanggung jawab yang diberikan. Alasan perusahaan
melakukan penilaian kinerja,
1. Atasan memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu
yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan datang.
2. Atasan memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawan memperbaiki
kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan karier dan memperkuat kualitas
hubungan antar Atasan dengan karyawan,
3. Memiliki kemampuan tentang gambaran kinerja karyawan.
4. Memiliki pemahaman terkait format skala dan instrumennya.
5. Termotivasi untuk melakukan pekerjaan rating secara sadar.
Kinerja instansi pemerintah merupakan gambaran mengenai pencapaian tujuan dan sasaran
pemerintah sebagai penjabaran visi, misi maupun strategi instansi tersebut yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan program dan kebijakan yang telah di
tetapkan (Sendouw et al., 2023). Kinerja merupakan suatu hasil dari proses yang mengacu dan
diukur dalam suatu periode tertentu sesuai dengan kesepakatan, satndar dan ketentuan yang telah
disepakati Bersama (Lubis & Bambang Hermanto, 2018). Penilaian kinerja (Tupti & Arif, 2020)
adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam sebuah
perusahaan untuk mengevaluasi dan mengkomunikasikan bagaimana karyawan melakukan
pekerjaannya. Ini dilakukan dengan membandingkan hasil pekerjaan mereka dengan
seperangkat standar yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu, yang digunakan sebagai
dasar untuk mempertimbangkan kegiatan tersebut. Penilaian kinerja, yang juga disebut sebagai
Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
525
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
evaluasi karyawan, tinjauan kinerja, dan penilaian hasil, adalah proses untuk menilai kinerja
kegiatan, membuat rencana pengembangan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
karyawan. Penilaian kinerja didasarkan pada penilaian yang sistematik terhadap berbagai
indikator kinerja kegiatan, termasuk indikator input, output, hasil, manfaat, dan dampak.
Metode yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi dan menghargai kinerja
adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah cara untuk memberi tahu karyawan apa yang
diharapkan dari pengawas dan membantu mereka lebih memahami satu sama lain. Penilaian
kinerja berfokus pada bagaimana kerja individu atau kelompok orang dapat membantu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. (Oktadiana, 2023). Evaluasi kinerja pelayanan merupakan proses
penilaian pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit di dinas penanaman
modal dan pelayanan terpadu satu pintu sebagai peneyelanggara pada pelayanan terpadu satu
pintu dan memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kualitas pelayanan public pada masa
mendatang (Sitorus et al., 2020). Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian
pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam
suatu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih
dahulu (Nurani, 2019). Di instansi pemerintahan sendiri yang menjadi dasar penyelenggaraan
pemerintah adalah pelayanan publik yang tentunya berlandaskan kepada kepentingan publik itu
sendiri dari tingat pusat sampai pada tingkat daerah. Pelayanan publik yang baik, terlihat dari
kinerja pegawai itu sendiri, dimana bila kinerja dari pegawai itu baik maka pelayanan public
yang diberikan sudah pasti dilaksanakan dengan baik pula, dan begitu sebaliknya jika hasil
kinerja pegawai buruk, maka dapat dipastikan bahwa pelayanan publik yang diberikan juga
buruk. Untuk mengahasilkan kinerja yang baik, maka pegawai harus melaksanakan pekerjaan
sebaik mungkin dengan di topang oleh beberapa faktor, dianataranya sumber daya manusia itu
sendiri harus memiliki kemampuan di bidang tersebut, sumber daya manusia yang dibutuhkan
atau diperlukan saat ini adalah sumber daya manusia yang yang mampu mengikuti
perkembanagan zaman dengan kecanggihan teknologi, serta sanggup menguasai kecanggihan
teknologi dengan cepat, adaptif, dan responsive terhadap seiringnya perubahan-perubahan
teknologi, yang dimana dalam kondisi tersebut kualitas pegawai itu sendiri semakin penting
untuk memenangkan persaingan antar individu. Perusahaan atau dinas mampu berjalan dengan
baik tidak cukup dengan sumber daya manusia saja, namun harus adanya sarana dan prasarana
yang menunjang. Karena bila sarana dan prasarana tidak menunjang maka, dapat berdampak
buruk pada kinerja pegawai. Permasalahan terkait dengan pelayanan perizinan berusaha di
Indonesia sebenarnya sudah diatasi dengan dibentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
PTSP ini dibentuk berdasarkan PP Nomor 97 Tahun 2014 (Indonesia, 2014). Pelayanan terpadu
satu pintu merupakan sebuah aktivitas pelaksanaan proses perizinan dan non perizinan
berdasarkan pemberian kewenangan oleh beberapa Lembaga yang mempunyai kewenangan di
bidang perizinana serta non perizinan, yang dilakukakn mulai dari proses permohonan sampai
dengan terbitnya dokumen perizinan yang dilaksanakan dalam satu wadah. PTSP merupakan
sebuah terobosan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pelayanan public.
Maksud serta tujuan adanya PTSP, yaitu melaksanakan pelayanan public di bidang pelayanan
perizinan dan non perizinan secara cepat, efektif, efisien, transparan dan memberikan kepastian
hukum serta mewujudkan hak-hak masyarakat dan investor untuk mendapatkan pelayanan
perizinandi bidang perizinana. (Syarif, 2020). Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Minahasa, terutama pada bidang perizinan, pemberian pelayanan
yang di lakukan di temukan belum adannya kompetensi dan profesionalitas yang memadai,
sehingga sering menghambat pemeberian pelayanan yang baik terhadap masyarakat, kurangnya
sarana dan prasarana yang memadai, yang tentunya menghambat pelaksanaan pemberian
Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
526
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
pelayanan. Kurangnya disiplin waktu kerja, yang menambah kurangnya keefektifan pemberian
pelayanan kepada masyarakat dan latar belakang pendidikan pegawai yang tidak sesuai dengan
penempatan pekerjaan dari pegawai itu sendiri. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja
pegawai, maka perlu ada pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan proses yang
dilakukan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Pengukurang kinerja dapat
bermanfaat bagi perusahaan apabila dilakukan dengan sebaik-baiknya, karena informasi yang
dihasilkan harus efektiv dan efisien. Keefektivitasan suatu informasi tergantung dari cara
penyampaian kepada pemimpin, yang menampung setiap informasi yang berguna dalam menilai
kinerja. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekankan perilaku yang tidak diinginkan, melalui
umpan balik hasil kinerja juga pengahargaan baik yang besifat intrinsic maupun ekstrinsi.
Sehingga dapat disimpulkan tujuan utama penilaian kinerja yaitu untuk memotivasi karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan untuk mematuhi standar perilaku yang telah di tetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. (Sigilipu, 2013).
Pengukuran kinerja ini digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan / program / kebijakan sesuai dengan visi dan misi organisasi. Hal inilah yang ditemui
pada bidang perizinan di Dinas Penanaman modal dan pelyanan terpadu satu pintu kabupaten
Minahasa.
Evaluasi kinerja pegawai sangat di butuhkan untuk melihat sejauh mana keberhasilan
pegawai dalam mempertanggungjawabkan pekerjaannya sesuai dengan pekerjaaannya. Evaluasi
kinerja pegawai juga bukan hanya melihat tanggungjawab pegawai namun juga mengukur
sejauhmana kemampuan peserta dalam mengamban tugasnya. Dalam beberapa kasus, evaluasi
kinerja karyawan juga dikenal sebagai penilaian prestasi kerja atau penilaian kinerja, yaitu suatu
proses yang digunakan oleh pimpinan untuk mengevaluasi apakah seorang karyawan melakukan
pekerjaan mereka sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Yang tentunnnya di dukung
dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada. Semua masalah yang ditemui oleh penulis
berhubungan erat dengan kualitas kerja yang menyangkut tanggugjawab atas pekerjaan, yang
dimana ditemukan beberapa pegawai yang belum melakukan kewajiban sesuai dengan
pekerjaan, seperti melakukan pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pegawai,
apalagi untuk para pegawai yang sudah lama berada di bidang perizinan di dinas penanaman
modal dan pelayanan terpadu satu pintu kabupaten Minahasa, dimana kompetensi yang dimiliki
oleh beberapa pegawai masih kurang, contohnya dalam pelayanan yang menggunakan
komputer, beberapa pegawai tersebut tidak mahir menggunakan komputer sehingga berdampak
pada pelaksanaan pelayanan yang menjadi terhambat dan juga ditemukan masalah sarana
prasarana yang mengambat pelaksanaan pelayanan dikarenakan belum menunjang, atau
kekurangan sarana prasarana seperti komputer dan meja kerja untuk masing-masing pegawai,
serta komunikasi yang berhubungan dengan keterbukaan informasi serta hambatan-hambatan
yang ada seperti sering terjadinya gangguan jaringan atau jaringan yang kurang stabil, yang
memepengaruhi kinerja pegawai mejadi kurang maksimal. Berdasarkan permasalahan pada
bidang perizinan maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja
Pegawai Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Minahasa”
2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif kualitatif (P. Sugiyono,
2019) dengan maksud untuk menjelaskan dan mendeskripsikan masalah yang akan diteliti
(Mantiri et al., 2023) dan peneliti menjalin hubungan emosional yang erat dan keakraban
dengan semua pemangku kepentingan yang ditemui selama penelitian dapat menerima
respon positif dan mendapat informasi yang lebih dalam dan akurat (Siwij et al., 2024).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
527
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
Dengan latar belakang Evaluasi Kinerja Pegawai Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Minahasa. Penelitain ini menggunakan metode penelitain
deskriptif kualitataif ini bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variable dan fenomena-
fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apaadanya. (Rantung &
Manaroinsong, 2021). Dengan menggunakan indikator yaitu kualitas kerja dan komunikasi.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini yang utama adalah penelitian itu sendiri, untuk lainnya
penulis sendiri yang turun melakukan pengamatan, wawancara, pengumpulan data, serta
menganalisis data (S. Sugiyono, 2018). Beberapa alat bantu yang di gunakan berupa catatan,
lapangan, alat perekam dan kamera untuk dokumentasi. Jenis data yang dipergunakan dalam
penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang di
dapatkan dari hasil turun di lapangan seperti oservasi dan juga wawancara dari beberapa
responden dan informan yang berhubungan dengan masalah yang di teliti. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber pendukung lainnya seperti buku,
jurnal, rancangan undang-undang dan website. Teknik Pengumpulan data melalui Observasi
langsung, Wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis data menggunakan model analisis
interaktif menurut (Huberman, 2014), yang meliputi: reduksi data, penyajian data,dan verivikasi
data.
3. Hasil dan Pembahasan
1. Kualitas Kerja
Kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam
pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik (Kusuma et al., 2020). Kualitas
kerja adalah kualitas kerja yang ditunjukan pegawai dalam rangka memberikan kinerja yang
terbaik bagi organisasi. Kualitas kerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang dicapai secara efektif dan efisien
(Hasibuan, 2007). Adapun indikator dari kualitas kerja pegawai yaitu;
1. Potensi diri, merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang
telah terwujud, yang dimiliki seseorang tetapi belum sepenuhnya terlihat atau
dipergunakan secara maksimal.
2. Hasil kerja optimal, harus dimiliki oleh pegawai, pegawai harus bisa memberikan hasil
kerjanya yang terbaik, salah satunya dapat dilihat dari produktivitas organisasi, kualitas
kerja dan kualitas kerja.
3. Proses kerja, merupakan suatu tahapan penting dimana pegawai menjalankan tugas dan
perannya dalam suatu organisasi, melalui proses kerja ini kinerja pegawai dapat dilihat
dari kemampuan membuat perencanaan kerja, kreatif dalam melaksanakan pekerjaan,
mengevaluasi tindakan kerja, melakukakn tindakan perbaikan.
4. Antusiasme, merupakan suatu sikap dimana seorang pegawai melakukakan kepedulian
terhadap pekerjaannya yang berhubungan dengan melaksanakan pelayanan yaitu
kehadiran, pelasanaan tugas, motivasi kerja, komitmen kerja (Sutrisno et al., 2010).
Pengukuran prestasi kerja diarahkan pada enam aspek yang merupakan indikator dari
prestasi kerja pegawai yaitu:
1. Hasil Kerja, yaitu tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh
mana pengawasan dilakukan.
2. Pengetahuan pekerjaan, yaitu tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan
yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
528
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
3. Inisiatif, yaitu tingkat inisiatif selama menjalankan tugas pekerjaan khususnya dalam hal
penanganan masalah-masalah yang timbul.
4. Kecakapan mental, yaitu tingakat kemampuan dan kecakapan dalam menerima instruksi
kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
5. Sikap, yaitu tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas
pekerjaan.
6. Disiplin waktu dan absensi, yaitu tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran
(Ceswirdani et al., 2017).
Berdasarkan hasil penelitian dalam komponen kualitas kerja bahwa kualitas kerja yang
ada di bidang perizinan pada dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu
kabupaten Minahasa, pegawai belum memenuhi standart kerja yang saat ini ditentukan oleh
kantor, hal ini di buktikan dengan beberapa pegawai yang belum bisa mengoperasikan
komputer dengan baik atau menguasai IT terlebih untuk para pegawai senior, masih banyak
yang belum mahir menggunakan komputer sehingga memperlambat proses pemberian
pelayanan yang sesuai kepada masyarakat, pegawai yang belum bisa mengoperasikan komputer
dengan baik ini juga belum mengikuti pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil penelitian beberapa pegawai yang ada pada bidang perizinan belum
sepenuhnya cakap dalam pekerjaan hal ini dibuktikan dengan tanggunjawab pekerjaan yang
masih sering dilimpahkan kepada sesama pegawai, dengan alasan belum mampu menggunakan
atau menyesuaikan diri dengan komputer.
Berdasarkan penelitian pegawai yang ditempatkan pada bidang perizinana tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan, hal ini dibuktikan dengan kemampuan pegawai yang ada di
bidang masih kurang baik karena belum memahami tentang tanggujawab pekerjaan pada
bidangnya.
Berdasarkan hasil penelitian saran dan prasarana yang ada dibidang perizinan belum
menunjang atau belum lengkap sehingga mempengaruhi kinerja pegawai, hal ini dibuktikan
dengan kurangnya saran dan prasaran seperti komputer, ruang kerja, dan meja pegawai,
sehingga memperhambat dan memperlambat pekerjaan dari pegawai itu sendiri.
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan kinerja pegawai.
Termasuk juga komunikasi yang dilakukan pada bidang perizinan, komunikasi yang baik dapat
mempengaruhi evaluasi kinerja pegawai. Organisasi bisa berjalan dengan baik dengan adanya
sebuah komunikasi, tanpa adanya komunikasi tidak mungkin adanya sistem sosial atau
organisasi. Komunikasi dapat berlangsung sebagai pengintegrasian unsur-unsur yang
menjadikan sebuah komponen sistem yang dinamis. Komunikasi organisasi adalah proses
dinamis dan melibatkan Teknik komunikasi yang kompleks, jaringan dan saluran. Ini tidak
hanya melibatkan ke atas dan kebawah komunikasi, tetapi manajer dan karyawan
berkomunikasi satu sama lain dalam berbagai cara pada tingkat yang berbeda (Sonne, 2019).
Berdasarkan hasil penelitian pegawai sudah memebrikan informaasi sesuai dengan permintaan
masyarakat, hal ini dibuktikan dengan tingkat presentase kepuasan masyarakat, terhadap
pelayanan yang diberikan oleh pegawai. Berdasarkan hasil penelitian budaya kerja yang ada
sangat mempengaruhi kinerja pegawai, serta lingkungan kerja dibidang perizinana masih
kurang. Berdasarkan hasil penelitian, yang menjadi hambatan-hambatan pegawai, yaitu
kekurangan sarana dan prasaran penunjang seperti komputer dan laptop, ruangan kerja bagi
pegawai, hal ini dapat dibuktikan di kantor banyak komputer yang rusak dan tidak di perbaiki
serta hambatan lain seperti seringnya terjadi gangguan jaringan yang tiba-tiba terjadi pada saat
pelayanan dan kekurangan anggaran untuk menunjang kinerja pegawai.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
529
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
4. Kesimpulan
Berdasarkan data dan diskusi hasil penelitian seperti yang dipaparkan dan dijelaskan dalam
bab sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwah Evaluasi Kinerja Pegawai Di Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Minahasa, masih belum
optimal atau belum berjalan dengan semestinya didukung dengan data informasi yang peneliti
dapatkan bahwa:
1. Kualitas Kerja
Penguasaan IT menjadi salah satu syarat dalam pelaksanaan pelayanan di bidang perizinan,
namun beberapa pegawai yang berada di bidang perizinana belum mahir menggunkana komputer,
berpengaruh pada kecakapan pegawia dalam bekrerja, sehingga berpengaruh terhadap kualitas
kerja yang menjadi kurang optimal, atau masih kurang. Latar belakang pendidikan yang dimiliki
oleh beberapa pegawai yang berada pada bidang perizinan tidak sesuai dengan gelar pendidikan
yang di sandang oleh pegawai. Dan sarana prasarana yang masih kurang sehingga sangat
mempengaruhi kinerja pegawai yang ada dibidang perizinana, yang kemudian hasil evaluasi
kinerja pegawai dibidang perizinan yang masih kurang.
2. Komunikasi
Komunikasi yang di berikan oleh pegawai sudah sesuai dengan aturan yang ada. Budaya kerja
yang masih kurang baik, yang sangat mempengaruhi kinerja pegawai di bidang perizinan.
Hambatan-hambatan yang ada di bidang perizinan seperti kurangnya sarana prasarana, seperti
komputer serta kurangnya anggaran yang tersedia sehingga memperhambat pekerjaan pegawai
sehingga kinerja pegawai menjadi kurang maksimal.
5. Daftar Pustaka
Ceswirdani, C., Sjafitri, H., & Candra, Y. (2017). Pengaruh kompetensi dan kualitas kerja
terhadap prestasi kerja pegawai di kantor kecamatan kuranji. Manajemen Dan
Kewirausahaan, 8(1), 2337.
Hasibuan, M. S. P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Bumi
Aksa.
Huberman, A. (2014). Qualitative data analysis a methods sourcebook.
Imu, F. (2019). Evaluasi Kinerja Kebijakan Pelayanan Umum Satu Pintu Terhadap Peningkatan
Mutu Pelayanan di Kantor Badan Pelayanan Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu
(BPPMTSP) Kabupaten Banggai. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 5(2), 1
16.
Indonesia, P. R. (2014). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Sekretariat Negara.
Kusuma, I., Kambolong, M., & Sahrun, S. (2020). Analisis Pengembangan Karyawan Dalam
Meningkatkan Kualitas Kerja Karyawan Pada Perseroan Terbatas Sultra Prima Lestari (PT.
SPL) Kantor Utama Kabupaten Konawe Utara. Business UHO: Jurnal Administrasi Bisnis,
5(1).
Lubis, Y., & Bambang Hermanto, E. E. (2018). Manajemen dan Riset Sumber Daya Manusia.
Mantiri, J., Dilapanga, A. R., Noviantoro, T. N., & Polii, E. H. (2023). Effectiveness of Police
Services in Handling Community Reports in the Minahasa Regency Police Force (Case
Study of Minahasa Regency Police). Technium Social Sciences Journal, 49, 153157.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No 1, Januari 2024, Page: 523-530
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
530
Jeane Mantiri et.al (Evaluasi Kinerja Pegawai di Dinas....)
Nurani, T. (2019). Evaluasi Kinerja Pegawai Oleh Kepala Di Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Ciamis. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi Negara, 6(1), 6874.
Oktadiana, T. M. (2023). Analisis Variabel Penilaian Pegawai Berdedikasi Tinggi Dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sleman. JURNAL EKONOMI DAN BISNIS DIGITAL
(EKOBIL), 2(1), 2328.
Rantung, M., & Manaroinsong, S. (2021). Implementasi Kebijakan Perijinan Trayek Angkutan
Umum. Jurnal Administro: Jurnal Kajian Kebijakan Dan Ilmu Administrasi Negara, 3(2),
4550.
Sendouw, R. H. E., Mokat, J. E. H., Mantiri, J., Rantung, M. I. R., & Tumimomor, J. B. (2023).
Manajemen Kinerja Pegawai Pada Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Utara. Co-Value Jurnal Ekonomi Koperasi Dan Kewirausahaan, 14(6), 789794.
Sigilipu, S. (2013). Pengaruh penerapan informasi akuntansi manajemen dan sistem pengukuran
kinerja terhadap kinerja manajerial. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
Sitorus, H. M., Warjio, W., & Isnaini, I. (2020). Evaluasi Kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu
pada dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan di Kabupaten Dairi. Strukturasi:
Jurnal Ilmiah Magister Administrasi Publik, 2(1), 98106.
Siwij, D., Dilapanga, A., & Polii, E. (2024). Transparansi dalam Tata Kelola Perusahaan Air
Minum Daerah di Kabupaten Minahasa. Academy of Education Journal, 15(1).
https://doi.org/10.47200/aoej.v15i1.2233
Sonne, R. (2019). Iklim Komunikasi Organisasi Dalam Budaya Organisasi Pelayanan Publik
Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung. KINESIK, 6(3), 335351.
Sugiyono, P. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (D. Sutopo. S. Pd, MT,
Ir. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R &
D. Alfabeta, Bandung.
Sutrisno, E., Fatoni, A., & Nawawi, H. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Syarif, I. (2020). Implementasi Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
(Online Single Submission) Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu di Kota Samarinda. Ilmu Pemerintahan, 8(03), 911924.
Tupti, Z., & Arif, M. (2020). The Influence of Discipline and Motivation on Employee
Performance. International Journal of Economic, Technology and Social Sciences (Injects),
1(2), 6169.