kekuasaan, kepemimpinan juga erat kaitannya dengan karakter. Berbagai penelitian telah
dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik yang konsisten dengan kepemimpinan. Upaya
penelitian untuk membedakan karakteristik kepemimpinan seringkali menemui jalan buntu.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa upaya untuk mengidentifikasi serangkaian
karakteristik yang membedakan pemimpin dari pengikutnya, dan pemimpin yang efektif dan
yang tidak efektif, sebagian besar telah gagal. Hasil yang paling dapat diterima adalah
penelitian yang hanya bertujuan untuk mengidentifikasi peran yang secara konsisten relevan
dengan kepemimpinan Masyarakat.
Berbicara perihal kepemimpinan ilmu politik dan pemerintahan pemimpin politik
adalah orang yang dipilih berkala oleh Masyarakat secara demokratis, tujuannya jelas yaitu
untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang ada dalam Masyarakat. Jabatan-
jabatan eksekutif Presiden, Gubernur, Bupati/ Walikota adalah contoh beberapa pemimpin
dengan jabatan politik, mendapat mandat dari Masyarakat dan memiliki legitimasi untuk
menjalankan proses pemerintahan. Dalam menjalankan proses pemerintahan tentu banyak
dinamika dari seorang pemimpin, sebagai pemimpin yang lahir dari proses demokrasi yang
baik tentu mereka harus menjalankan proses input hingga proses output dari sebuah
kebijakan yang baik, termasuk menjalankan pemerintahan dengan penuh kreativitas dan
sangat mengetahui kebutuhan Masyarakat secara menyeluruh. Dari gambaran tersebut kitab
bisa mengatakan maju atau tidaknya suatu daerah, ada perubahan atau tidaknya suatu wilayah
bisa dikatakan sebagai hasil kerja dari proses kepemimpinan dari Kepala Daerah di daerah
tersebut.
Perubahan Kota Pangkalpinang
Kepemimpinan Walikota Maulan Aklil sejak 2018 membawa banyak perubahan di
Kota Pangkalpinang. Ada beberapa perubahan wajah kota pangkal pinang yang bisa dilihat
dengan kasat mata. Merujuk pada teori ataupun indicator good governance kita dapat
menganalisis Sebagian besar indicator tersebut terlaksana dengan baik di Kota
Pangkalpinang, apalagi Kota Pangkalpinang sempat menjadi rujukan untuk Sustainable City
(kota pintar) pendapat dari (Faberta, 2022).
Sebelum masuk ke beberapa perubahan besar, kepemimpinan Walikota dalam merubah
kultur juga menjadi salah satu factor yang berperan:
“Kultur. Kulturnya. Makanya strategi kami kemarin, salah satu ini, di Good
Local Governance pas tahun dulu, adalah bagaimana struktur merubah kultur.
Struktur merubah kultur. Contoh, kita dulu bikin ball art itu, Bagaimana kita
mengedukasi masyarakat melalui ball art itu agar tidak parkir sembarangan, tidak
jualan di trotoar, terus tidak buang sampah sembarangan demi keindahan yang
didapat, dan yang paling penting untuk sefety para pejalan kaki. Itu salah satu
contoh yang kita terapkan. Jadi, kultur rasa sayang itu dibangun. Dulu buang
sampah sembarangan, pangkal pinang sampahnya dulu di setiap sudut kota, orang
membuang sampah sembarangan. Bagaimana mengedukasi itu? Salah satunya
adalah smerubah kultur tersebut, kita beli mobil sampah, Satgas smile kita bikin
dulu kan, dimana setiap keluarahan ada dua mobil sampah yang kita cat warna
pink. satunya warna kuning. Mana yang lebih akan dijaga? Pasti kan tercipta di
image kita warna pink itu, gak mau kotor lah, kita akan lebih menjaga warna
pink. Nah, itu salah satu kita juga merubah, mindset-nya. Orang gak sadar
tentang itu. Menciptakan market itu lebih susah daripada menciptakan produk.
Mulai dari kata-kata itu juga. Kulturnya, bahwa kita dulu orang bangka tidak
konsumtif. Kalau ada duit, mereka mending beli pisang lalu digoreng, daripada
membeli langsung pisang goreng” (Aklil, 2023).