Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
438
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Analisis dimensi berpikir kritikal dalam program
membaca ekstensif
Stella Prancisca
a,1
, Ana Fergina
b,2
, Muhammad Ainur Rizky
c,3
, Fajar Aminullah
d,4
, Decky Y.
Ndaumanu
e,5
, Endah Setya Ningsih
f,6
ab
FKIP Universitas Tanjungpura, Jalan Prof Dr H. Hadari Nawawi, Pontianak 78124, Indonesia
cdef
UPT Bahasa Universitas Tanjungpura, Jalan Prof Dr H. Hadari Nawawi, Pontianak 78124, Indonesia
1
2
3
4
5
6
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 4 April 2023
Direvisi: 18 Juni 2023
Disetujui: 20 September 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dimensi berpikir kritis dalam
program membaca ekstensif. Metode penelitian yang akan digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian akan
terdiri dari siswa-siswa pada tingkat pendidikan tertentu yang mengikuti
program membaca ekstensif di sekolah-sekolah terpilih. Pengumpulan data
akan dilakukan melalui tes yang menguji kemampuan berpikir kritis siswa
dan reading logs. Data yang terkumpul dari tes berpikir kritis kemudian
dianalisis secara statistik, sedangkan data reading log diolah dengan
menggunakan pendekatan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya perbedaan hasil tes berpikir kritis siswa sebelum dan
setelah mengikuti program membaca ekstensif. Program membaca ekstensif
yang diterapkan oleh peneliti mungkin tidak secara langsung menciptakan
perubahan yang signifikan dari segi nilai rata-rata, namun hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa program tersebut secara efektif
meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Oleh
karena itu, meskipun hasil uji signifikansi mampu memberikan gambaran
tentang apakah perubahan yang terjadi antara Pre-Test dan Post-Test
bersifat acak atau tidak, hasil analisis Ho lebih menyoroti dampak
substansial yang dicapai melalui treatment yang peneliti berikan.
Kata Kunci:
Berpikir Kritis
Membaca Ekstensif
Reading Log
ABSTRACT
Keywords:
Critical Thinking
Extensive Reading
Reading Log
This research aims to analyze the dimensions of critical thinking in an
extensive reading program. The research method that will be used is
qualitative research with a case study approach. The research subjects will
consist of students at certain educational levels who take part in extensive
reading programs at selected schools. Data collection will be carried out
through tests that test students' critical thinking skills and reading logs. The
data collected from the critical thinking test was then analyzed statistically,
while the reading log data was processed using a qualitative analysis
approach. The results of this research show that there are differences in
students' critical thinking test results before and after participating in the
extensive reading program. The extensive reading program implemented by
researchers may not directly create significant changes in terms of average
grades, but the results obtained show that the program effectively increases
students' understanding and critical thinking abilities. Therefore, although the
results of the significance test are able to provide an idea of whether the
changes that occurred between the Pre-Test and Post-Test were random or
not, the results of the Ho analysis further highlight the substantial impact
achieved through the treatment that the researcher provided.
©2024, Stella Prancisca, Ana Fergina, Muhammad Ainur Rizky, Fajar Aminullah, Decky Y.
Ndaumanu, Endah Setya Ningsih
This is an open access article under CC BY-SA license
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: xx-xx
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
439
1. Pendahuluan
Pendidikan abad 21 menuntut pembelajar untuk memiliki keterampilan yang berbeda
dengan pembelajaran dimasa sebelumnya. Banyak pakar percaya bahwa ada empat
keterampilan yang bisa diintegrasikan dalam pembelajaran abad 21. Empat keterampilan
tersebut dikenal sebagai 4Cs, P21 Partnership for 21st Century Learning, (2007) yaitu
keterampilan berpikir kritis (critical thinking), komunikasi (communication), kolaborasi
(collaboration), dan kreativitas (creativity). Berdasarkan studi yang dilakukan oleh beberapa
pakar Facione, (2015); Amabile, (2018) dijelaskan bahwa 4Cs menjadi keterampilan yang
sangat penting diabad ke-21 karena dapat menyiapkan pembelajar untuk menghadapi
tantangan dan perubahan yang lebih dinamis di masa depan. Oleh karena itu, melatih keempat
kemampuan tersebut di dalam dunia pendidikan dinilai sangat penting saat ini.
Dalam konteks pendidikan di perguruan tinggi, banyak pakar percaya bahwa kemampuan
berpikir kritis (critical thinking) merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki dan
dilakukan oleh para pembelajar/mahasiswa dalam menghadapi tuntutan pembelajaran di
kampus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Facione (2015), keterampilan kritis
mempengaruhi kemampuan seorang pembelajar untuk memecahkan masalah dan isu di
berbagai bidang ilmu lewat kemampuan memproses informasi secara kritis dan analitis. Hal
ini didukung oleh Ennis (2018) dalam konteks pendidikan, mahasiswa yang memiliki
kemampuan berpikir kritis akan lebih mampu menghadapi berbagai masalah akademik dan
memecahkannya dengan cara yang lebih efektif. Dengan memiliki tingkat berpikir kritis yang
tinggi, mereka juga mampu untuk mengembangkan argumen yang kuat Paul & Elder, (2006)
dan memiliki toleransi yang tinggi dalam menghadapi perbedaan perspektif dalam diskusi
akademik (Bailin, 2015).
Melihat besarnya pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap pengembangan intelektual
pembelajar, beberapa pendidik telah menjadikan kemampuan berpikir kritis sebagai landasan
penting dalam pendidikan (Elder & Paul, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan hubungan
yang signifikan antara pengaruh daya berpikir kritis pembelajar terhadap perkembangan
belajar bahasa Inggris, khususnya dalam kemampuan membaca (reading comprehension)
dalam menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat inferensi dan menarik kesimpulan
(Aloqaili, 2011); meningkatkan kemampuan membaca (reading comprehension) pada pelajar
bahasa Inggris dalam konteks English as a Foreign Language (EFL) Fahim & Sa’eepour,
(2011) dan meningkatkan interaksi dengan bacaan (Handayani, 2018). Mahasiswa yang
memiliki kemampuan berpikir kritis akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh
dosen dan membaca teks akademik dengan lebih efektif (Halpern, 2014).
Menimbang urgensi untuk melatih keterampilan berpikir kritikal, Wilson (2016)
mengatakan keterampilan tersebut dapat dikembangkan dengan melatih kemampuan membaca
dalam jumlah input yang besar. Salah satu cara untuk memberikan input bahasa dalam jumlah
yang besar adalah dengan melalui program membaca ekstensif (extensive reading). Program
membaca ekstensif adalah pendekatan pembelajaran bahasa kedua dimana pembelajar harus
membaca buku dengan jumlah yang besar (Day, 2015). Program membaca ekstensif telah
menjadi fokus perhatian di dunia pendidikan bahasa Inggris dalam konteks English as Second
Language (ESL) dan English as a Foreign Language (EFL) selama beberapa dekade terakhir.
Salah satu alasan utama adalah bahwa program ini terbukti efektif dalam meningkatkan
motivasi membaca dan kuantitas bacaan (Ro, 2016), meningkatkan kemampuan membaca teks
akademik Nhapulo, Simon, & Herreweghe, (2017), dan meningkatkan kemampuan
kebahasaan (Day, 2015; Jeon & Day, 2016; Liu & Zhang, 2018; Rodrigo et al., 2016; Suk,
2016; Yamashita, 2008).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
440
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan pengaruh positif
membaca ekstensif terhadap perkembangan kompetensi kebahasaan pembelajar, masih
ditemukan sedikit penelitian yang membahas tentang pengaruh membaca ekstensif terhadap
perkembangan keterampilan berpikir kritis bagi pembelajar. Salah satu diantaranya adalah
studi yang dikembangkan oleh Husna (2019) terhadap 40 mahasiswa S1 pendidikan bahasa
Inggris. Penelitiannya menunjukkan bahwa ada potensi besar jika dapat mengintegrasikan
aktivitas yang dapat mengasah keterampilan berpikir kritis ke dalam membaca ekstensif.
Dalam penelitian tersebut disebutkan beberapa aktivitas yang dilakukan untuk mengasah
keterampilan berpikir kritis seperti membuat tanggapan terhadap buku yang dibaca (review),
membuat ringkasan (resume), dan presentasi (presentation) dilakukan berulang kali dan
diperlukan peran aktif dan kreatif pengajar sebagai fasilitator. Dimana pada penelitian kali ini,
peneliti menggunakan aktivitas book review dan membuat ringkasan (resume). Sebagai
penguat untuk melaksanakan penelitian ini, dalam bagian diskusi dinyatakan bahwa
mahasiswa yang melaksanakan aktivitas yang mengasah keterampilan berpikir kritis
seharusnya menerima instruksi yang jelas tentang bagaimana cara melaksanakan aktivitas
tersebut dengan benar, tetapi aktivitas ini tidak dapat dilakukan hanya dalam satu kali sesi saja
(Husna, 2019).
Selain memberikan maanfaat kebahasaan bagi pembaca, program membaca ekstensif
dalam kelas bahasa Inggris juga dapat memberikan beragam perspektif tentang permasalahan
yang terdapat dalam buku bacaan. Saat membaca, imaginasi dan pikiran pembaca akan masuk
ke dalam karakter dan permasalahan di buku dan mengaktifkan aspek kognitif yang mana akan
meningkatkan kreatifitas, imaginasi dan kepercayaan diri. Manfaat terhadap meningkatnya
kemampuan berpikir kritis akan bertambah dengan melakukan aktivitas tambahan setelah
membaca yaitu book review. Dengan melakukan book review, pengajar yang
mengintegrasikan literatur di dalam kelas bahasa akan memiliki kekuatan untuk meningkatkan
daya pikir di kalangan peserta didik. Hal ini berasal dari input membaca yang mengandung
imajinasi dan kreatifitas yang membantu pembelajar meningkatkan kemampuan berpikir dan
kekuatan inovatif mereka (Khonamri & Farzanegan, 2016).
Dalam melatih kemampuan berpikir kritikal diperlukan waktu yang panjang dan instruksi
yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan guru (Husna, 2016). Studi
Korelasi tentang hubungan berpikir kritis dengan membaca ekstensif di kelas EFL juga
dilakukan terhadap 40 mahasiswa universitas di Iran. Penelitian yang dilaksanakan dalam 4
minggu dengan mengimplementasikan program membaca ekstensif dengan dua buku pilihan
dan pertanyaan berpikir kritikal menunjukkan korelasi yang tinggi antara indeks berpikir kritis
dan membaca ekstensif yaitu) dengan derajat kebebasan (N-1 = 39) (Eftekhary & Kalayeh,
2014). Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritikal ini dipandang sangat
penting bagi mahasiswa karena kurangnya perhatian terhadap kemampuan ini ditingkat
pendidikan tinggi. Penelitian ini telah menunjukkan kemampuan berpikir kritikal mampu
meningkatkan kemampuan membaca mahasiswa dan menilai kelemahan dan kekuatan
berargumentasi.
Dengan melihat urgensi tentang melatih keterampilan berpikir kritis, penelitian kali ini
mencoba untuk menganalis kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam kegiatan membaca
ekstensif. Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, nantinya para pembelajar akan
membaca beberapa buku yang mereka pilih dan diminta untuk membuat respon yang menguji
daya berpikir kritis mereka. Penelitian ini juga akan melihat aspek berpikir kritis pembelajar
mana yang berkembang signifikan dalam merespon bacaan yang diberikan.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
441
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Berdasarkan research gap yang telah dipaparkan diatas, peneliti memformulasikan 2
pertanyaan penelitian seperti berikut:
1. Dimensi berpikir kritis apa saja yang terlihat saat mahasiswa melakukan membaca
ekstensif?
2. Apa aspek berpikir kritis yang paling signifikan diperlihatkan oleh mahasiswa saat
melakukan membaca ekstensif?
2. Metode
Penelitian ini menginvestigasi dimensi berpikir kritis apa saja yang akan terlatih dan
mendominasi saat partisipan melakukan program membaca ekstensif. Oleh karena itu, studi ini
menggunakan pendekatan kualitatif guna mendapatkan gambaran menyeluruh dan informasi
tanggapan partisipan dalam menggunakan kemampuan berpikir kritikal mereka dalam proses
membaca ekstensif. Dalam konteks penelitian ini, pendekatan kualitatif memungkinkan
peneliti untuk mengidentifikasi dan memahami dimensi berpikir kritis yang muncul dari data
yang terkumpul (Creswell, 2014). Dengan demikian, peneliti dapat menghasilkan wawasan
yang mendalam tentang dinamika dimensi berpikir kritis yang terlatih dalam program
membaca ekstensif secara holistik dan kontekstual.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perguruan tinggi di Kalimantan Barat, Indonesia.
Penelitian ini melibatkan satu kelas yang berisi 50 orang mahasiswa yang berasal dari program
studi non-bahasa Inggris. Mahasiswa kelas ini melaksanakan program membaca ektensif
selama satu semester. Jumlah bacaan mereka dalam satu minggu adalah 1 buku. Untuk
kebutuhan riset, mereka diberi 15 buku pilihan dan mereka diminta memilih 10 buku untuk
dibaca. Dari sisi kemampuan berbahasa Inggris, para mahasiswa ini telah mengikuti tes
pemetaan kemampuan bahasa Inggris melalui tes seperti TOEFL dengan rata-rata skor mereka
adalah dibawah nilai 425 yang juga bisa dianggap berada dikategori kemampuan bahasa
Inggris yang rendah.
Dalam penelitian ini, data diambil dari satu set soal yang menguji kemampuan berpikir
kritis siswa. Tes yang berisi 30 pertanyaan ganda ini diambil dari Learning Express LLC
(Starkey, 2010). Setelah mengikuti tes, peserta akan mengikuti program membaca ekstensif
(ER) di mana peserta akan membaca sebanyak minimal 4 buku dalam 1 bulan. Untuk
penelitian ini, kriteria buku yang dipilih adalah buku bergenre fiksi, memiliki level yang
mudah (level 0), terdapat alur narasi dan konflik cerita didalamnya. Setiap minggu, peserta
harus membaca satu buku bacaan lalu menjawab pertanyaan dalam online reading journal
melalui google form yang disediakan. Setelah membaca, mereka diminta menjawab beberapa
pertanyaan open-ended questions dimana pertanyaan ini berfungsi melatih kemampuan
berpikir kritis partisipan. Setelah semua data terkumpul, penelitian ini kembali memberikan tes
kemampuan berpikir kritis seperti di awal.
Data yang telah dikumpulkan terdiri dari dua jenis. Data pertama dihasilkan dari dua kali
tes berpikir kritis, sebelum dan setelah program dilaksanakan. Hasil tes ini akan diolah secara
statistik untuk mengetahui apakah hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa berbeda antara
sebelum dan setelah partisipan mengikuti program ER. Kemudian, hasil reading logs siswa
diolah secara kualitatif untuk mendukung atau memvalidasi hasil pada perhitungan statistik.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Tes berpikir kritis dilakukan sebelum dan setelah program membaca ekstensif berjalan.
Terdapat tiga puluh pertanyaan dalam setiap tes, dan tingkat kepercayaan yang diperoleh dari
hasil penelitian ini adalah 95%, dengan tingkat alpha sebesar 0,05. Artinya, hasil perhitungan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
442
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
statistik ini memiliki 5% kemungkinan kesalahan dan dapat diterima dengan tingkat kepastian
95%.
Untuk mengetahui berapa perbedaan antara pre-test dan post-test, perhitungan mean
dilakukan terlebih dahulu. Hasilnya dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Paired Samples Statistics
Mean
N
Std. Error Mean
Pair 1
PRE TEST
11.8621
29
.65225
POST TEST
16.2759
29
.99741
Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata Post Test yang dilakukan terhadap 29 mahasiswa
adalah sebesar 16,27. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan nilai Pre Test yaitu sebesar 11,86.
Terdapat peningkatan skor rata-rata sebelum dan setelah mahasiswa mendapatkan treatment
sebesar 4,41. Hal ini menunjukkan bahwa program membaca ekstensif meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Namun, perhitungan tambahan diperlukan untuk
menentukan apakah peningkatan tersebut signifikan. Hasil tersebut disajikan dalam Tabel 2.
Tabel. 2 Paired Samples Correlation
N
Correlation
Sig.
Pair 1
PRE TEST & POST TEST
29
-.102
.598
KRITERIA
Nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
antara nilai Pre Test dengan nilai Post Test.
Nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai Pre Test dengan nilai Post Test.
Namun, untuk mengukur kebermaknaan hasil ini, dilakukan uji signifikansi dengan nilai
p=0,598. Kriteria yang digunakan menyatakan bahwa jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05,
maka terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai Pre Test dan Post Test. Namun, dalam
kasus ini, nilai signifikansi yang diperoleh (0,598) lebih besar dari batas signifikansi yang
ditetapkan. Oleh karena itu, hipotesis nol diterima, dan dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai Pre Test dan Post Test mahasiswa di kelas
tersebut.
Tabel 3. Paired Samples Test
Paired Differences
t
df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower
Upper
Pair 1
PRE TEST -
POST TEST
-4,41379
6,71096
1,24619
-6,96650
-1,86108
-3,542
28
,001
HIPOTESIS
Ho : tidak ada perbedaan nilai sebelum dan sesudah dilakukan treatment
Ho : nilai sebelum dan sesudah treatment sama
Ha : ada perbedaan nilai sebelum dan sesudah dilakukan treatment
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
443
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Ha : sebelum tidak sama dengan sesudah (sebelum < sesudah), (sebelum>sesudah) 2
tailed
KRITERIA
Ho ditolak bila nilai t(hitung) diluar t(tabel)
Ho ditolak bila nilai sig 2 tailed < 0.025
Namun, analisis ini tidak berhenti pada penolakan atau penerimaan hipotesis nol. Melalui
uji hipotesis, Ho diterima karena nilai sig 2 tailed (0,001) < 0,025, yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara nilai sebelum dan setelah mahasiswa mendapatkan
treatment. Hasil ini memberikan perspektif yang berbeda dan mengindikasikan bahwa,
meskipun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai Pre Test dan
Post Test, namun terdapat dampak yang signifikan dari treatment yang diterapkan.
Hal ini juga dapat ditunjukkan oleh kutipan verbatim mahasiswa yang diperoleh dari
jurnal membaca yang diisi mahasiswa setelah melakukan aktivitas membaca. Secara umum,
sebagian besar mahasiswa telah menunjukkan kemampuan berpikir kritis mereka dari segi
mengevaluasi cerita, meskipun belum banyak yang menunjukkan kemampuan memberikan
alasan dan argumen yang jelas. Meskipun demikian, dapat disimpulkan program membaca
ekstensif yang diterapkan oleh peneliti terhadap mahasiwa di kelas tersebut dinyatakan
berhasil.
Student 1
Pada siang hari yang cerah kakek mengajak Ben dan Rosie ke Museum. Sesampainya
dibioskop Ben dan Rosie bertemu dengan teman kakeknya Ben dan Rosie pun mulai melihat
lihat sekeliling dari musium itu. Ben tertarik sama vas tua bewarna biru. Ben menunjuk sebuah
gambar besar, ia dan Clunk menyukai warna warni pada gambar itu. kemudian mereka bertiga
mendengar dan melihat seseorang dijendela museum itu. ternyata itu merupakan dua orang
perampok yang akan mencuri karya seni di museum itu. salah satu perampok itu telah
memegang vas biru dan mereka tertarik pada patung patung, saat ia mendekati patung itu
clunk pun berbicara, mereka pun terkejut dan tak sengaja menjatuhkan vas biru dari tangan
nya. Clunk dengan sigap menangkap vas itu, kedua perampok itu pun melarikan diri kearah
jendela. kakek, bill bersama polisi pun datang dan menangkap perampok itu, Bil berterima
kasih pada Clunk karena telah menyelamatkan vas tua itu setelah itu mereka pun pulang.
Kesimpulan:
Dari cerita ini dapat disimpulkan kakek Ben Rosie dan Clunk pergi ke museum. Saat
melihat sekeliling museum itu mereka bertiga melihat 2 orang prampok yang akan mencuri
karya seni di museum, aksi perampokan itu pun dapat digagalkan oleh mereka, bill bill
berterima kasih karena mereka telah menyelamatkan karya seni itu. Diakhir cerita , seharusnya
Ben , Rosie , dan clunk tidak mengetahui perampok yang ingin mencuri karya seni museum ,
kemudian kedua perampok berhasil mencuri karya seni museum tersebut dan menjualnya .
Dan berita kehilangan karya seni museum pun viral kemudian kedua perampok itu menjadi
buronan dan tak lama kemudian perampok itu di tangkap oleh polisi.
Student 2
Ali Baba menemukan markas pencuri, lalu Dia mengambil barang milik pencuri, dia di
incar oleh para pencuri namun para pencuri itu digagalkan oleh pelayan Ali Baba. Dari cerita
ini Ali Baba mendapat banyak harta dari pencuri.
Alternatif akhir cerita: Ali Baba tidak dibantu oleh pelayannya, malah sebaliknya dia
dikhianati dan terbunuh.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
444
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Student 3
Buku yang berjudul "Peach Boy" ini menceritakan sebuah kisah kehidupan antara seorang
pria dan wanita tua yang menemukan buah besar berupa buah persik. Namun, ketika dibuka
ternyata isinya adalah seorang bayi lalu dipanggil dengan Momotaro yang sangat kuat
sehingga pada suatu hari datang para ogre yaitu yang merusak desa dan mengambil harta
rakyat, lalu si Momotaro ingin melawannya dengan meminta pangsit dan tongkat besar kepada
pria dan wanita tua tadi dan mengajak anjing, burung pegar dan monyet untuk bersama
melawan para ogre dan semuanya pun berkelahi dan pada akhirnya para ogre pun kalah dan
Momotaro pun membawa semua harta ke Desa.
Dari buku yang saya baca dapat disimpulkan bahwa kejadian-kejadian pada cerita
dongeng tersebut adalah cukup menarik dikarenakan di dalam buah terdapat seorang bayi yang
sangat kuat yang ingin melawan pemberontak dengan meminta pangsit kepada pria dan wanita
yang telah membesarkannya sehingga akhirnya pun menang. Akhir cerita yang ingin saya buat
ketika para ogre menyerang adalah si Momotaro langsung menyerang para pemberontak
sendirian dengan memakan pangsit terlebih dahulu dan membawa tongkat besar dengan
langsung menyerang sendirian dan diakhiri dengan kemenangan.
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi dampak program membaca
ekstensif terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Hasil analisis data menunjukkan
beberapa temuan yang dapat memberikan wawasan lebih lanjut terkait efektivitas metode yang
diterapkan oleh peneliti dalam program membaca ekstensif.
Dari data yang dikumpulkan, terlihat bahwa nilai rata-rata Post Test yang dilakukan
terhadap 29 mahasiswa adalah sebesar 16,27, yang mengalami peningkatan signifikan dari
nilai Pre Test sebesar 11,86. Peningkatan skor rata-rata antara sebelum dan setelah mahasiswa
mendapatkan treatment membaca ekstensif adalah sebesar 4,41, menunjukkan bahwa program
membaca ekstensif yang diterapkan oleh peneliti dapat memberikan dampak positif terhadap
kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa setelah
diberikan program membaca ekstensif (Husna, 2019).
Meskipun dari hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara nilai Pre Test dan Post Test mahasiswa di kelas tersebut, namun terdapat
dampak yang signifikan dari program membaca ekstensif yang diterapkan. Hal ini ditunjukkan
dengan sebagian besar mahasiswa mampu merangkum dan menyimpulkan isi cerita dengan
menggunakan kata-katanya sendiri dalam jurnal membaca yang diberikan. Selain itu, contoh
lain yang menunjukkan dampak membaca ekstensif terhadap kemampuan berpikir kritis
mahasiswa adalah sebagian besar dari mereka mampu memberikan alternatif akhir cerita versi
mereka sendiri, meskipun belum banyak yang memberikan alasan mengapa akhir cerita versi
mereka lebih baik dari pada versi aslinya. Hasil ini merupakan bagian dari kriteria penilaian
untuk menunjukkan bahwa program membaca ekstensif telah mendukung mahasiswa untuk
melatih kemampuan berpikir kritis mahasiswa dari dimensi interpretasi, analisis, evaluasi,
inferensi, penjelasan, dan pengontrolan diri yang digagas oleh (Facione, 2015).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa program membaca ekstensif yang
diterapkan oleh peneliti mungkin tidak secara langsung menciptakan perbedaan yang
signifikan dalam nilai rata-rata, tetapi secara efektif meningkatkan pemahaman atau
keterampilan berpikir kritis mahasiswa secara keseluruhan. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk kompleksitas materi cerita, Gaya belajar mahasiswa, atau metode
evaluasi yang digunakan. Oleh karena itu, sementara uji signifikansi memberikan pandangan
tentang apakah perbedaan antara Pre Test dan Post Test bersifat acak atau tidak, analisis Ho
menyoroti dampak substansial yang telah dicapai melalui treatment.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
445
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Dalam konteks ini, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor
yang mungkin memengaruhi hasil. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat diarahkan untuk
mengeksplorasi bagaimana program membaca ekstensif dapat disesuaikan atau ditingkatkan
agar dapat memberikan perbedaan yang signifikan dalam hasil evaluasi mahasiswa. Dengan
demikian, penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk merinci dan memahami lebih
lanjut dampak program membaca ekstensif terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
4. Kesimpulan
Program membaca ekstensif yang diterapkan oleh peneliti mungkin tidak secara langsung
menciptakan perubahan yang signifikan dari segi nilai rata-rata, namun hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa program tersebut secara efektif meningkatkan pemahaman dan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa secara keseluruhan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya kompleksitas materi cerita, gaya belajar mahasiswa, ataupun
metode evaluasi yang digunakan. Oleh karena itu, meskipun hasil uji signifikansi mampu
memberikan gambaran tentang apakah perubahan yang terjadi antara Pre-Test dan Post-Test
bersifat acak atau tidak, hasil analisis Ho lebih menyoroti dampak substansial yang dicapai
melalui treatment yang peneliti berikan. Evaluasi lebih lanjut dirasa sangat diperlukan untuk
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi, dan penelitian lanjutan dapat lebih
mengeksplorasi bagaimana program membaca ekstensif dapat disesuaikan kembali atau
ditingkatkan lagi untuk menghasilkan perubahan yang lebih signifikan dalam evaluasi
mahasiswa. Dengan demikian, penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk merincikan
dan memahami lebih jauh dampak program membaca ekstensif terhadap kemampuan berpikir
kritis mahasiswa.
Penelitian lebih lanjut harus diarahkan untuk mengeksplorasi bagaimana program
membaca ekstensif dapat diadaptasi atau ditingkatkan untuk memberikan perubahan yang
signifikan dalam evaluasi siswa. Meskipun tidak terlihat perubahan yang signifikan dari nilai
Pre-Test dan Post-Test, namun program membaca ekstensif telah menunjukkan dampak yang
signifikan pada mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian di masa depan harus fokus pada
penyempurnaan dan peningkatan program membaca ekstensif untuk lebih meningkatkan
kemampuan berpikir kritis di kalangan mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyesuaikan program untuk gaya belajar yang berbeda dan menggunakan metode evaluasi
yang berbeda. Dengan demikian, pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dampak
program membaca ekstensif terhadap kemampuan berpikir kritis dapat dicapai.
5. Daftar Pustaka
Aloqaili, A. S. (2011). The relationship between reading comprehension and critical thinking:
A theoretical study. Journal of King Saud University-Languages and Translation, 23(1),
31-36.
Amabile, T. (2018). Creativity In Context (1st ed.). Taylor and Francis.
https://www.perlego.com /book/1 596749/creativity-in-context-update-to-the-social-
psychology-of-creativity-pdf
Bailin, S., & Battersby, M. (2015). Teaching critical thinking as inquiry. The Palgrave
Handbook of Critical Thinking in Higher Education.
https://doi.org/10.1057/9781137378057.0012
Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods
approaches. Singapore: SAGE.
Day, R. R. (2015). Extending extensive reading. Reading in a Foreign Language, 27, 294301.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
446
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Eftekhary, A. A., & Kalayeh, K. B. (2014). The relationship between critical thinking and
extensive reading on Iranian intermediate EFL learners. Journal of Novel Applied
Sciences, 3(6), 623-628.
Elder, L., & Paul, R. (2010). Critical thinking: Competency standards essential for the
cultivation of intellectual skills, part 1. Journal of Developmental Education, 34(2), 38-
39.
Ennis, R. (2018). Critical thinking across the curriculum: A vision. Topoi, 37. 10.1007/s11245-
016-9401-4.
Facione, P. A. (2015). Critical thinking: What it is and why it counts. Insight Assessment.
https://www.insightassessment.com/CT-Resources/Teaching-for-Critical-
Thinking/Critical-Thinking-What-It-Is-and-Why-It-Counts
Fahim, M., & Sa’eepour, M. (2011). The impact of teaching critical thinking skills on reading
comprehension of Iranian EFL learners. English Language Teaching, 4(4), 204-212.
Halpern, D. F. (2014). Thought and knowledge: An introduction to critical thinking (5th ed.).
Psychology Press.
Handayani, R. (2018). Employing critical reading strategy to promote students’ high order
thinking skills. Indonesian Journal of EFL and Linguistics, 3(2), 184-196.
Husna, N. (2016). Practicing critical thinking through extensive reading activities. Ideas for
21st Century Education Proceedings of the Asian Education Symposium (AES 2016),
November 22-23, 2016, Bandung, Indonesia
Husna, N. (2019). Developing Students’ Critical Thinking Through An Integrated Extensive
Reading Program. Teflin Journal, 30(2), 212-230.
Jeon, E. Y., & Day, R. R. (2016). The effectiveness of ER on reading proficiency: A meta-
analysis. Reading in a Foreign Language, 28(2), 246-265.
Khonamri, F. & Farzanegan, M. (2016). Literature-based extensive reading accompanied by
reading logs: A case for developing critical thinking skills of English literature students.
International Journal of Education, 9(1), 58-67. doi: dx.doi.org/10.17509/ije.v9i1.3719
Liu, J., & Zhang, J. (2018). The Effects of Extensive Reading on English Vocabulary Learning:
A Meta-Analysis. English language teaching, 11(6), 1-15.
Nhapulo, M. A., Simon, E., & Herreweghe, M. V. (2017). Enhancing academic reading skills
through extensive reading. Southern African Linguistics and Applied Language Studies,
35(1), 1740. https://doi.org/10.2989/16073614.2016.1267578
Paul, R., & Elder, L. (2006). Critical Thinking: Learn the Tools the Best Thinkers Use. Pearson
Prentice Hall.
P21 Partnership for 21st Century Learning. (2007). Framework for 21st Century Learning.
Retrieved from https://static.battelleforkids.org/documents/p21/p21_framework_brief.pdf
Rodrigo, V., Greenberg, D., Burke, V., Hall, R., Berry, A., Brinck, T., Joseph, H., & Oby, M.
(2016). Implementing an extensive reading program and library for adult literacy
learners. Journal of Adolescent & Adult Literacy, 60(5), 575-585.
Ro, E. (2016). Exploring teachers' practices and students' perceptions of the extensive reading
approach in EAP reading classes. Journal of English for Academic Purposes, 22, 3241.
https://doi.org/10.1016/j.jeap.2016.01.006
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 438-447
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
447
Stella Prancisca et.al (Analisis Dimensi Berpikir Kritikal....)
Starkey, L. B. (2010). Critical thinking skills success in 20 minutes a day. Learning Express.
Suk, N. (2016). The Effects of Extensive Reading on Reading Comprehension, Reading Rate,
and Vocabulary Acquisition. Reading Research Quarterly, 52(1), 7389.
https://doi.org/10.1002/rrq.152
Wilson, K. (2016). Critical reading, critical thinking: Delicate scaffolding in English for
Academic Purposes (EAP). ELT Journal, 70(1), 30-40.
Yamashita, J. (2008). Extensive reading and development of different aspects of L2
proficiency. System, 36(4), 661672. https://doi.org/10.1016/j.system.2008.04.003