disini berarti metode pendidikan yang tepat.
Abudin Nata menyatakan bahwa metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan
dengan penyajian bahan/materi pelajaran secara sistematis dan metodologis serta didasarkan atas
suatu pendekatan, sehingga perbedaan pendekatan mengakibatkan perbedaan penggunaan
metode. Jika metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat membawa arti metode
sebagai jalan pembinaan pengetahuan, sikap dan tingkah laku sehingga terlihat dalam pribadi
subjek dan obyek pendidikan, yaitu pribadi Islami (Nata, 2001: 91).
Sesuai dengan teori tersebut, Madrasah Aliyah Al-Amin secara continue berupaya dalam
mendidik siswa-siswinya menjadi pribadi yang Islami melalui pengajaran dan pendidikan dalam
proses belajar mengajar oleh gurunya. Berdasarkan hal itu, Madrasah Aliyah Al-Amin rutin
melaksanakan evaluasi penerapan metode pendidikan Islam yang tepat.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Madrasah Aliyah Al-Amin bahwasannya guru
merupakan jantungnya kelas, sehingga baik buruknya siswa itu tergantung pengajaran dan
pendidikan dari gurunya. Guru sebagai panutan bagi siswa, seringkali anak meniru apa yang
dilakukan oleh gurunya. Sehingga guru harus lebih menyadari akan kewajibannya sebagai
seorang pendidik. Di Madrasah Aliyah Al-Amin, guru menerapakan metode pendidikan Islam
yang bervariasi, diantaranya melalui metode keteladanan dimana guru diharapkan menjadi suri
tauladan yang baik, baik itu di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Seperti contoh aturan
dan tata tertib di Madrasah Aliyah Al-Amin tidak membedakan guru dan siswanya. Terlebih
dalam hal kedisiplinan dan shalat. Disini seluruhnya diwajibkan untuk melaksanakan shalat
fardlu secara berjama’ah baik Kepala Madrasah, guru, siswa maupun petugas yang lainnya.
Ketika adzan berkumandang, seluruh kegiatan diwajibkan berhenti dan segera pergi ke Masjid
untuk melaksanakan shalat berjama’ah.
Selain itu berdasarkan hasil wawancara dari salah guru mata pelajaran Bimbingan dan
Konseling, bahwasannya ia sebagai guru menyampaikan pengajaran melalui beberapa metode.
Disamping teori yang disampaikan, guru juga memberikan penjelasan dari teori terkait dengan
memberikan perumpamaan di kehidupan yang nyata, diberikan cerita dari suatu kejadian serta
memberikan nasihat dan ibrah dari kejadian itu secara gamblang. Pernyataan ini didukung oleh
Wulan Nurhayati, siswi kelas 12 IPS yang mengatakan jika setiap guru dalam 1 kali
pembelajaran tidak seluruh waktunya dipakai untuk menjelaskan teori, selalui ada sesi tanya
jawab dan bercerita sebagai ice breaking yang didalamnya terdapat nasihat, ibrah dan
keteladanan yang dapat siswa ambil sebagai pengajaran dan pengamalan hidup.
Di Madrasah Aliyah Al-Amin juga diterapkan sistem reward dan punishment atau dikenal
dengan istilah metode targhib wa tarhib. Beberapa guru menerapkan metode ini untuk
memberikan apresiasi bagi siswa yang yang senantiasa berkelakuan baik, dan memberikan
sanksi bagi siswa yang melanggar aturan. Hal ini dilaksanakan sebagai pelajaran agar siswa
senantiasa meningkatkan kelakuan-kelakuan yang baik dan menghindari hal-hal yangakan
menimbulkan sanksi untuk dirinya.
Ada juga siswa yang memahami suatu hal melalui bercerita dan mencurahkan isi hati, atau
dalam metode pendidikan Islam disebut dengan metode dialog. Madrasah Aliyah memberikan
pelayanan bagi siswa melalui guru-gurunya sebagai fasilitator dimana guru kapanpun bersedia
menjadi sandaran bagi siswa untuk berbagi cerita dan memecahkan suatu masalah.
Uraian di atas sesuai dengan pembagian metode pendidikan Islam yang dikemukakan oleh
Nahlawi yaitu metode dialog, metode kisah Qur’ani dan Nabawi, metode perumpamaan Qur’ani
dan Nabawi, metode keteladanan, metode aplikasi dan pengamalan, metode ibrah dan nasihat
serta metode tarģîb dan tarhîb (Nahlawi, 1996: 204).
B. Pendekatan Pendidikan Islam
Pendekatan pendidikan merupakan kiat yang berada di urutan pertama atau paling puncak
dalam rangka melakukan akselerasi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini