Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
340
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
Analisis pengembangan tenaga pendidik melalui
penerapan konsep dasar metodologi pendidikan Islam
di MA Al-Amin
Amin Rais Muhammad
a,1
, Didy Setiawan
b,2
a, b
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta, 55821
1
2
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 9 September 2023
Direvisi: 14 Oktober 2023
Disetujui: 20 November 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Pemilihan pendekatan dan metode haruslah benar dan tepat sesuai dengan
karakter dan sifat materi yang akan disajikan. Oleh karena itu pendekatan
maupun metode yang digunakan oleh pendidik dapat dikatakan berhasil
apabila dengan pendekatan dan metode tersebut dapat dicapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk
mengetahui penerapan konsep dasar metodologi pendidikan Islam di MA
Al-Amin, (2) untuk mengetahui pedekatan pendidikan Islam apa saja yang
sering diterapkan tenaga pendidik di MA Al-Amin, (3) untuk mengetahui
peran tenaga pendidik dalam pengembangan pembelajaran di MA Al-Amin.
penelitian ini menggunakan jenis metode pendekatan kualitatif deskriptif
dengan tujuan untuk mengambil sebuah kesimpulan secara mendalam
dilapangan. Penelitian kualitatif sebagai penelitian alamiah, dengan
menggunakan metode-metode tertentu untuk menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi. Metode-metode tersebut antara lain wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
(1) MA Al-Amin sudah menerapkan konsep dasar metodologi pendidikan
Islam melalui pengajaran-pengajaran yang dilakukan oleh para guru
dengan metode yang digunakan diantaranya metode keteladanan, metode
kisah, metode dialog, metode reward dan punishment dan memberikan
nasihat-nasihat, (2) Penerapan pendekatan pendidikan Islam di MA Al-
Amin yang paling menonjol adalah pendekatan secara filosofis dan
emosional, (3) Dalam menerapkan setiap metode belajar, Madrasah Aliyah
Al-Amin memfasilitasi setiap guru baik itu fasilitas berupa dukungan moral
maupun sarana pendukung pembelajaran. Selain itu, Madrasah Aliyah Al-
Amin terbilang sering menyelenggarakan workshop pembinaan
pengembangan guru.
Kata Kunci:
Metodologi Pendidikan
Pendekatan Pendidikan
Pendidikan Islam
ABSTRACT
Keywords:
Educational Methodology
Educational Approach
Islamic Education
The choice of approach and method must be correct and appropriate
according to the character and nature of the material to be presented.
Therefore, the approaches and methods used by educators can be said to be
successful if these approaches and methods can achieve the expected
educational goals. The aims of this research are: (1) to find out the
application of the basic concepts of Islamic education methodology at MA Al-
Amin, (2) to find out what approaches to Islamic education are often applied
by teaching staff at MA Al-Amin, (3) to find out the role of educators in
learning development at MA Al-Amin. This research uses a descriptive
qualitative approach method with the aim of drawing in-depth conclusions in
the field. Qualitative research is natural research, using certain methods to
describe a phenomenon that occurs. These methods include interviews,
observation, and documentation. The results of this research show that
(1) MA Al-Amin has implemented the basic concepts of Islamic education
methodology through teaching carried out by teachers with the methods
used including the exemplary method, story method, dialogue method,
reward and punishment method and providing advice-advice, (2) The most
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
341
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
prominent application of the Islamic education approach at MA Al-Amin is the
philosophical and emotional approach, (3) In implementing each learning
method, Madrasah Aliyah Al-Amin facilitates every teacher, both in the form of
moral support and facilities. learning supporter. Apart from that, Madrasah
Aliyah Al-Amin often holds teacher development coaching workshops.
©2024, Amin Rais Muhammad, Didy Setiawan
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan yang baik tidak terlepas dari seorang pendidik atau guru. Oleh karenanya
diperlukan profesionalisme dalam mengajar. Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (Umbara, 2011: 2-3).
Dalam proses pendidikan Islam, pendekatan dan metode memiliki kedudukan yang sangat
signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan melalui pendekatan dan metode sebagai seni dapat
mentransfer ilmu pengetahuan/ materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan
dibanding dengan materi itu sendiri. Sebuah adigum mengatakan bahwa ‘al-Thariqat Ahamm
Min al-Maddah’ (metode lebih penting dari pada materi). Pemilihan pendekatan dan metode
juga harus benar dan tepat sesuai dengan karakter dan sifat materi yang akan disajikan, sehingga
tidak akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu
baik pendekatan maupun metode yang digunakan oleh pendidik dapat dikatakan berhasil apabila
dengan pendekatan dan metode tersebut dapat dicapai tujuan yang diharapkan (Rianie, 2015:
105-106). Metode adalah instrumen instruksional yang membantu siswa mencapai tujuan
mereka (Alfiah, 2010: 10).
Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terkandung
aspek tujuan, kurikulum, guru, metode, pendekatan, sarana prasarana, lingkungan, adminstrasi,
dan sebagainya yang antara satu dan lainnya saling berkaitan dan membentuk suatu sistem yang
terpadu (Ahmad Tafsir, 2011).
Untuk menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa
dan tujuan pendidikan, guru harus mengambil pendekatan multi-strategis yang mengacu pada
beberapa sumber. Ini dapat dicapai melalui penggunaan berbagai format manajemen
pembelajaran, yang tersedia. Pendekatan yang dilakukan oleh pendidik antara lain berpusat pada
pembentukan kegiatan pembelajaran yang didasarkan pada konsep insentif dan kemandirian.
Strategi pembelajaran digunakan dalam setiap aspek belajar mengajar untuk membantu
siswa memperoleh kemampuan, kebiasaan, sikap, minat, nilai, dan hobi yang mereka pilih, guru
menggunakan pendekatan pengajaran yang lebih dari sekedar menyampaikan informasi. Peran
guru untuk memberikan pengetahuan kepada siswa yang merupakan inti dari proses pengajaran.
Guru di sekolah atau lingkungan lain bertanggung jawab atas pembelajaran yang diberikan
kepada siswa, dan mereka bertanggung jawab atas mandat yang telah didelegasikan kepada
mereka oleh atasan mereka (Wati, 2021: 57).
Bekaitan dengan hal serupa juga terjadi permasalahan pada lembaga-lembaga pendidikan
adalah para pendidik kurang memperhatikan metode penyampaian di dalam kelas, kalau pun
menggunakan metode tertentu cenderung metode tersebut sudah sangat klasik untuk terus
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
342
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
dipraktikkan dan dipertahankan di masa kini. Sedangkan di sisi yang lain, peserta didik
membutuhkan metode-metode belajar yang efektif dan praktis untuk dapat memahami pelajaran
dengan cepat, tepat dan mudah. Peserta didik membutuhkan sosok guru profesional dan
proporsional dalam tugasnya, sehingga mampu mendidik dengan kompetensi dan kualitas
terbaik (Fikri, 2011: 117).
Rendahnya kualitas hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor, Dimyati dan
Mudjiono mengidentifikasikan adanya faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intern yaitu faktor yang dialami dan dihayati
siswa yang berpengaruh pada proses dan hasil belajar meliputi: sikap terhadap belajar, minat dan
motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan
menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan,
kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan
keberhasilan belajar siswa serta kebiasaan belajar siswa. Sedangkan faktor ekstern meliputi hal-
hal seperti: guru sebagai pembina belajar, prasana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian,
lingkungan sosial siswa di sekolah dan di rumah serta kurikulum sekolah (Maesroh, 2013: 152).
Dari beberapa hasil kajian terdahulu sudah terlihat bahwa metodologi pendidikan itu sendiri
sudah diperhatikan sejak dahulu sehingga penting untuk dikaji lebih lanjut mengenai
ekplorasinya mengikuti keadaan zaman dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa milenial
dengan tetap berdandaskan syari’at Islam.
2. Metode
Adapun dalam penelitian ini menggunakan jenis metode pendekatan kualitatif deskriptif
dengan tujuan untuk mengambil sebuah kesimpulan secara mendalam dari sebuah realita yang
terjadi dilapangan, sehingga hasil penelitian akan objektif, dengan menjelaskan fenomena yang
terjadi secara alamiah tanpa adanya manipulasi dan intervensi dari pihak manapun. Penelitian
kualitatif sebagai penelitian alamiah, dengan menggunakan metode-metode tertentu untuk
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi. Metode-metode tersebut antara lain wawancara,
observasi, dan dokumentasi (Sidiq, 2019).
3. Hasil dan Pembahasan
A. Konsep Dasar Metodologi Pendidikan Islam
Sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik
walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya,
sebagus apapun materi yang akan kita ajarkan, kalau cara atau metodenya kurang tepat maka
semua itu tidak akan bisa dicerna oleh peserta didik, sehingga tujuan yang sudah kita tetapkan
akan sia-sia dan percuma. Oleh karena itu penerapan metode dan pendekatan yang tepat sangat
mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pendekatan dan metode
yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efesien. Keberhasilan
penggunaan suatu pendekatan dan metode merupakan keberhasilan proses pembelajaran yang
pada akhirnya berfungsi sebagai diterminasi kualitas pendidikan. Sehingga pendekatan dan
metode pendidikan yang dikehendaki akan membawa kemajuan pada semua bidang ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
Dalam sistem pendidikan, fungsi dari pendidikan itu sendiri adalah adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan berilmu. Maka dari itu
pengajaran dan pendidikan berjalan beriringan sehingga tidak hanya sebatas penguasaan ilmu
yang dimiliki oleh siswa akan tetapi dibarengi dengan pengamalan-pengamalan karakter yang
baik. Untuk mencapai itu semua, maka memerlukan jalan yang tepat. Maka yang dimaksud jalan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
343
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
disini berarti metode pendidikan yang tepat.
Abudin Nata menyatakan bahwa metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan
dengan penyajian bahan/materi pelajaran secara sistematis dan metodologis serta didasarkan atas
suatu pendekatan, sehingga perbedaan pendekatan mengakibatkan perbedaan penggunaan
metode. Jika metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat membawa arti metode
sebagai jalan pembinaan pengetahuan, sikap dan tingkah laku sehingga terlihat dalam pribadi
subjek dan obyek pendidikan, yaitu pribadi Islami (Nata, 2001: 91).
Sesuai dengan teori tersebut, Madrasah Aliyah Al-Amin secara continue berupaya dalam
mendidik siswa-siswinya menjadi pribadi yang Islami melalui pengajaran dan pendidikan dalam
proses belajar mengajar oleh gurunya. Berdasarkan hal itu, Madrasah Aliyah Al-Amin rutin
melaksanakan evaluasi penerapan metode pendidikan Islam yang tepat.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Madrasah Aliyah Al-Amin bahwasannya guru
merupakan jantungnya kelas, sehingga baik buruknya siswa itu tergantung pengajaran dan
pendidikan dari gurunya. Guru sebagai panutan bagi siswa, seringkali anak meniru apa yang
dilakukan oleh gurunya. Sehingga guru harus lebih menyadari akan kewajibannya sebagai
seorang pendidik. Di Madrasah Aliyah Al-Amin, guru menerapakan metode pendidikan Islam
yang bervariasi, diantaranya melalui metode keteladanan dimana guru diharapkan menjadi suri
tauladan yang baik, baik itu di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Seperti contoh aturan
dan tata tertib di Madrasah Aliyah Al-Amin tidak membedakan guru dan siswanya. Terlebih
dalam hal kedisiplinan dan shalat. Disini seluruhnya diwajibkan untuk melaksanakan shalat
fardlu secara berjama’ah baik Kepala Madrasah, guru, siswa maupun petugas yang lainnya.
Ketika adzan berkumandang, seluruh kegiatan diwajibkan berhenti dan segera pergi ke Masjid
untuk melaksanakan shalat berjama’ah.
Selain itu berdasarkan hasil wawancara dari salah guru mata pelajaran Bimbingan dan
Konseling, bahwasannya ia sebagai guru menyampaikan pengajaran melalui beberapa metode.
Disamping teori yang disampaikan, guru juga memberikan penjelasan dari teori terkait dengan
memberikan perumpamaan di kehidupan yang nyata, diberikan cerita dari suatu kejadian serta
memberikan nasihat dan ibrah dari kejadian itu secara gamblang. Pernyataan ini didukung oleh
Wulan Nurhayati, siswi kelas 12 IPS yang mengatakan jika setiap guru dalam 1 kali
pembelajaran tidak seluruh waktunya dipakai untuk menjelaskan teori, selalui ada sesi tanya
jawab dan bercerita sebagai ice breaking yang didalamnya terdapat nasihat, ibrah dan
keteladanan yang dapat siswa ambil sebagai pengajaran dan pengamalan hidup.
Di Madrasah Aliyah Al-Amin juga diterapkan sistem reward dan punishment atau dikenal
dengan istilah metode targhib wa tarhib. Beberapa guru menerapkan metode ini untuk
memberikan apresiasi bagi siswa yang yang senantiasa berkelakuan baik, dan memberikan
sanksi bagi siswa yang melanggar aturan. Hal ini dilaksanakan sebagai pelajaran agar siswa
senantiasa meningkatkan kelakuan-kelakuan yang baik dan menghindari hal-hal yangakan
menimbulkan sanksi untuk dirinya.
Ada juga siswa yang memahami suatu hal melalui bercerita dan mencurahkan isi hati, atau
dalam metode pendidikan Islam disebut dengan metode dialog. Madrasah Aliyah memberikan
pelayanan bagi siswa melalui guru-gurunya sebagai fasilitator dimana guru kapanpun bersedia
menjadi sandaran bagi siswa untuk berbagi cerita dan memecahkan suatu masalah.
Uraian di atas sesuai dengan pembagian metode pendidikan Islam yang dikemukakan oleh
Nahlawi yaitu metode dialog, metode kisah Qur’ani dan Nabawi, metode perumpamaan Qur’ani
dan Nabawi, metode keteladanan, metode aplikasi dan pengamalan, metode ibrah dan nasihat
serta metode tarģîb dan tarhîb (Nahlawi, 1996: 204).
B. Pendekatan Pendidikan Islam
Pendekatan pendidikan merupakan kiat yang berada di urutan pertama atau paling puncak
dalam rangka melakukan akselerasi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
344
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
tidak terkecuali seperti akademisi dan praktisi di lapangan seperti penyuluh agama, pendidik,
juru dakwah, dan para petugas teknis, maupun tenaga-tenaga sukarelawan. Dikatakan demikian,
sebab menurut mantan Menteri Agama RI, Muhammad Tholhah Hasan pendidikan akan
memberikan kemampuan-kemampuan intelektual yang terlibat dalam proses kreatif (Hasan,
2004: 64).
Pemilihan pendekatan dan metode juga harus benar dan tepat sesuai dengan karakter dan
sifat materi yang akan disajikan, sehingga tidak akan menjadi penghalang kelancaran jalannya
proses belajar mengajar. Oleh karena itu baik pendekatan maupun metode yang digunakan oleh
pendidik dapat dikatakan berhasil apabila dengan pendekatan dan metode tersebut dapat dicapai
tujuan yang diharapkan.
Pendekatan sendiri merupakan proses kegiatan yang dilakukan dalam hal mendekati
sesuatu. Jika dikaitkan dengan pendekatan pendidikan berarti suatu proses kegiatan, perbuatan,
dan cara mendekati bidang pendidikan sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan
pendidikan tersebut. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai cara mendidik,
maka pendekatan berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami
kemudahan dan keberhasilan (Rianie, 2015: 107).
Madrasah Aliyah Al-Amin merupakan sekolah yang berbasis kepesantrenan, dimana seluruh
aturan dan pembelajaran mengacu pada kebijakan pesantren termasuk dalam pendekatan
pendidikan. Berdasarkan penuturan dari Kepala Madrasah dibahwa segala sesuatu yang akan
direncanakan harus sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits. Untuk mendidik anak sudah sepatutnya
dibuat perencanaan mengenai bagaimana supaya anak mudah memahami pembelajaran dan
didikan supaya mampu mengamalkan dan mempraktikkan ilmu-ilmu yang diperolehnya
terutama ilmu-ilmu agama Islam yang akan menjadi bekal dan fondasi bagi kehidupan mereka di
masa yang akan datang.
Dalam penyampaian metode-metode pendidikan yang sudah dibahas sebelumnya, tentu
dibarengi dengan pendekatan pendidikan. Untuk menyampaikan suatu hal, lebih nyaman ketika
kita sudah mengenal yang berarti pendekatan menjadi tahap awal pendidikan dalam pengajaran.
Penerapan pendekatan pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Al-Amin yang paling
menonjol adalah secara filosofis dan emosional. Pendekatan filosofis, bagi pendidikan Islam
dapat diartikan sebagai studi proses tentang kependidikan yang didasari dengan nilai-nilai ajaran
Islam menurut konsep filosofis, berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Madrasah Aliyah Al-Amin
sendiri begitu erat kaitannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Hal itu dibuktikan dengan
kebijakan yang sudah dibuat yaitu syarat kelulusannya siswa diwajibkan hafal 3 juz Al-Qur’an
untuk program unggulan akademik dan life skill, dan 6 juz untuk program unggulan keagamaan
serta akan diberikan syahadah. Begitupun dengan hadits-hadits, di akhir masa sekolah hadits
menjadi soal ujian praktik keagamaan, 10-12 hadits akan diuji hafalannya dari siswa. Dengan
menghafal keduanya diharapkan anak-anak akan lebih dekat dengan Al-Qur’an dan Hadits dan
dapat memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Perasaan yang ada pada setiap manusia pada dasarnya dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu pendidikan sebagai sebuah proses dinilai sangat potensial
dalam membentuk manusia-manusia yang berkualitas melalui pendekatan emosional ini. Karena
emosi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Seiring dengan pendekatan
emosional tersebut, metode-metode yang dapat dipakai antara lain adalah metode cerita, metode
sosio drama dan ceramah. Dewasa ini perasaan anak lebih labil, bahkan dikatakan sangat labil,
maka pendekatan secara emosional lebih banyak diterapkan. Anak secara tidak sengaja kebentak
sedikit saja hatinya begitu terluka, jika sudah luka maka akan sulit untuk menyampaikan
pemahaman. Sehingga di Madrasah Aliyah Al-Amin ini antara siswa dan guru dapat dikatakan
dekat. Guru sedia memberikan perhatian dan pelayanan bagi siapapun siswanya yang ingin
berkonsultasi ataupun sekedar berbagi cerita dan meminta solusi.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
345
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
Emosi pada anak sangatlah beragam sehingga sebagai pendidik diharuskan tenang dan sabar
untuk menghadapinya. Sedikit-sedikit diberikan pemahaman dengan cara yang membuat anak
nyaman dan tidak menyinggung perasaanya.
C. Peran Tenaga Pendidik Dalam Pengembangan Pendidikan Islam
Keberhasilan suatu pendidikan antara lain terletak pada kualitas tenaga pengajar yang
menjadi ujung tombak dalam mentransfer ilmu pada suatu lembaga pendidikan. Kualitas seorang
pengajar dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik sangat menentukan tingkat
keberhasilan yang akan didapat. Dengan demikian dibutuhkan beberapa kiat untuk memotivasi
seperti variasi mengajar dan kemampuan mengenai bagaimana memancing apersepsi peserta
didik (Fikri, 2011: 124).
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu
yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Merasakan makanan yang sama
secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan, melihat film yang sama secara berkali- kali
juga akan menciptakan kebosanan. Menikmati lagu-lagu baru jauh lebih menyenangkan dari
pada mendengarkan lagu-lagu lama secara berulang kali. Rekreasi sekali pun jika dilakukan di
tempat yang sama akan menimbulkan kebosanan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar
yang tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa akan
berkurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru
memerlukan adanya variasi dalam mengajar siswa.
Dalam kaitan peranannya sebagai perencana, guru berkewajiban mengembangkan tujuan-
tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang operasional. Tujuan-tujuan umum perlu
diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan spesifik dan operasional. Dalam perencanaan itu murid
perlu dilibatkan sehingga menjamin relevansinya dengan perkembangan, kebutuhan dan tingkat
pengalaman mereka. Peranan tersebut menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan
dengan kondisi masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa,
metode belajar yang serasi dan materi pelajaran yang sesuai dengan minatnya (Hamalik, 2008:
46).
Sejalan dengan hal itu, beradasarkan penuturan guru BK, Bu Hj. Pepi Hendrayani, inovasi
dan kreativitas diperlukan oleh guru untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
Guru juga akan mengevaluasi setiap metode ajar yang telah diterapkan, ketika antusias belajar
pada siswa menurun, maka metode belajar yang lainyang sudah disiapkan akan diterapkan.
Sehingga semangat dan apersepsi anak didik akan stabil bahkan meningkat secara signifikan.
Hal itu pun akan meningkatkan mutu pembelajaran dan pada akhirnya dapat mencapai
keberhasilan yaitu menciptakan mutu lulusan yang terbaik.
Dalam menerapkan setiap metode belajar, Madrasah Aliyah Al-Amin memfasilitasi setiap
guru baik itu fasilitas berupa dukungan moral maupun sarana pendukung pembelajaran. Pak H.
Wawan Nawawi, MA selaku Kepala Madrasah sering memberikan dukungan di setiap kegiatan
rapat evaluasi. Menanyakan kendala apa yang dilalui dan memberikan solusi terbaik yang
didapat dari hasil musyawarah. Selain itu, Madrasah Aliyah Al-Amin terbilang sering
menyelenggarakan workshop pembinaan pengembangan guru.
Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh seorang guru. Sebab
dengan mengetahui dari mana anak itu berasal, maka dapat membantu guru untuk memahami
jiwa anak. Pengalaman apa yang telah dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk
memancing perhatian anak. Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi
kesenangannya.
Menurut teori psikologi, anak yang rasional selalu bertindak sesuai tingkatan perkembangan
umur mereka. Ia mengadakan reaksi-reaksi terhadap lingkungannya. Dalam pendidikan klasik
aktivitas anak tidak pernah diperhatikan karena menurut pandangan mereka anak dilahirkan
tidak lain sebagai “orang dewasa dalam bentuk kecil”. Ia harus diajar menurut kehendak orang
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
346
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
dewasa. Karena itu ia harus mendengar dan menerima apa saja yang diberikan dan disampaikan
orang dewasa atau gurunya tanpa dikritik. Akan tetapi pendidikan dewasa ini memposisikan
anak sebagai peserta didik yang tidak hanya menerima tapi juga memberi respon berdasarkan
stimulus yang diberikan kepadanya.
Seorang tenaga pendidik harus memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik di
dalam kelas. Setiap anak mempunyai potensi bawaan yang beragam yang jika dikelola dan
dibimbing dengan baik akan membuahkan hasil yang maksimal. Sebaliknya jika pendidik
mengenyampingkan perbedaan karakter bawaan anak didiknya, maka anak akan berkembang
bertolak belakang dengan kepribadiannya dan akan mengganggu proses belajar anak di dalam
kelas. Anak bukanlah orang dewasa kecil yang dapat dibentuk berdasarkan cara dan metode
orang dewasa yang berbeda jauh dari segi usia dan kematangan berpikir, tetapi anak adalah
manusia prematur yang membutuhkan bimbingan dan arahan untuk menjadi manusia dewasa
menurut cara dan metode yang sesuai dengan usianya. Pendidikan dengan mengedepankan
konsep perbedaan dan karakteristik peserta didik, maka keberhasilannya akan lebih mudah untuk
dicapai.
4. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
1) Madrasah Aliyah Al-Amin sudah menerapkan konsep dasar metodologi pendidikan
Islam melalui pengajaran-pengajaran yang dilakukan oleh para guru dengan metode
yang digunakan diantaranya metode keteladanan, metode kisah, metode dialog, metode
reward dan punishment dan memberikan nasihat-nasihat.
2) Penerapan pendekatan pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Al-Amin yang paling
menonjol adalah pendekatan secara filosofis dan emosional. Emosi pada anak sangatlah
beragam sehingga sebagai pendidik diharuskan tenang dan sabar untuk menghadapinya.
Sedikit-sedikit diberikan pemahaman dengan cara yang membuat anak nyaman dan
tidak menyinggung perasaanya.
3) Dalam menerapkan setiap metode belajar, Madrasah Aliyah Al-Amin memfasilitasi
setiap guru baik itu fasilitas berupa dukungan moral maupun sarana pendukung
pembelajaran. Kepala Madrasah sering memberikan dukungan di setiap kegiatan rapat
evaluasi. Menanyakan kendala apa yang dilalui dan memberikan solusi terbaik yang
didapat dari hasil musyawarah. Selain itu, Madrasah Aliyah Al-Amin terbilang sering
menyelenggarakan workshop pembinaan pengembangan guru.
5. Daftar Pustaka
Ahmad Tafsir. 2001. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Alfiah. 2010. Hadist Tarbawi (Pendidikan Islam Tinjauan Hadist Nabi). Riau. Al-Mujtahadah
Press.
Sadiq, Umar. 2019. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan. Pertama. Jl. Pramuka
Ponorogo.
Fikri, Mumtazul. 2011. Konsep Pendidikan Islam; Pendekatan Metode Pengajaran. Volume
11 No.1.
Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, cet. VII.
Jakarta. Bumi Aksara.
Maesaroh, Siti. 2013. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kependidikan. Volume 1 Nomor 1.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 340-347
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
347
Amin Rais Muhammad dan Didy Setiawan (Analisis tenaga pendidik….)
Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Ushulut Tarbiyah Wa Ashalibiha fi Baiti wa al-Madrasati wa
al-Mujtama, Terj. Shihabuddin. Jakarta. Gema Insani Press.
Nata, Abudin. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta. Logos Wacana Ilmu.
Rianie, N. (2015). Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (sebuah perbandingan dalam
konsep teori pendidikan Islam dan barat). Management of Education: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 1(2).
Tholhah Hasan, Muhammad. 2004. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta.
Lamtabora Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2011.
Bandung. Citra Umbara.
Undang- Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat (1).
Wati, L. (2021). Penerapan Konsep Metodologi Pendidikan Pada Peserta Didik. Madinah:
Jurnal Studi Islam, 8(1), 75-88.