Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 302-307
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
302
Ipah et.al (Hubungan Antara Organisasi Dengan BEM...)
Hubungan antara Organisasi BEM dengan perilaku
Pro-Sosial Mahasiswa STIAB Smaratungga
Ipah
a,1
, Mujiyanto
b,2
, Supartono
c,3
abc
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha STIAB Smaratungga Jl. Semarang -Solo, Km .60, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah
*Email Corresponding: ipah2021@sekha.kemenag.go.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 20 September 2023
Direvisi: 20 Oktober 2023
Disetujui: 25 November 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Keanggotaan dan keterlibatan aktif dalam BEM memberi siswa kesempatan
untuk menumbuhkan bakat kepemimpinan mereka, mengawasi tim, dan
mengawasi usaha yang menguntungkan bagi siswa dan komunitas di sekitar
kampus. Selain itu, BEM berperan dalam mendukung kode etik, integritas,
dan tanggung jawab dalam anggotanya, sehingga membentuk perilaku siswa
dengan cara yang bermartabat. Investigasi ini menggunakan teknik
kuantitatif, menggunakan desain penelitian korelasional, untuk memastikan
dan meneliti hubungan antara entitas organisasi BEM dan sikap prososial
mahasiswa di STIAB Smaratungga. Hasil yang diperoleh dari analisis data
mengungkapkan korelasi afirmatif antara keanggotaan BEM dan perilaku
prososial siswa, dengan persamaan regresi yang menguatkan hubungan ini.
Oleh karena itu, temuan ini menguatkan gagasan bahwa keterlibatan dalam
BEM memiliki kapasitas untuk membentuk perilaku prososial siswa di
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Smaratungga, yang, pada
gilirannya, dapat memberikan pengaruh yang menguntungkan pada
lingkungan kampus dan masyarakat pada umumnya.
Kata Kunci:
Organisasi BEM
Perilaku Pro-sosial
Mahasiswa
ABSTRACT
Keywords:
BEM Organization
Student Pro-Social Behavior
Membership and active involvement in BEM provides students with the
opportunity to grow their leadership talents, supervise teams, and oversee
ventures that benefit students and the surrounding campus community. In
addition, BEM plays a role in supporting a code of ethics, integrity, and
responsibility in its members, thereby shaping student behavior in a way that
is achieved. This investigation uses quantitative techniques, using a
correlational research design, to ascertain and examine the relationship
between the BEM organizational entity and students' prosocial attitudes. at
STIAB Smaratungga. The results obtained from data analysis reveal an
affirmative correlation between BEM membership and students' prosocial
behavior, with the regression equation strengthening this relationship.
Therefore, these findings strengthen the idea that involvement in BEM has the
capacity to shape students' prosocial behavior at the Smaratungga College of
Buddhist Studies (STIAB), which in turn can have a beneficial influence on the
campus environment and society in general.
©2024, Ipah, Mujiyanto, Supartono
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Di era globalisasi dan teknologi yang berkembang pesat seperti saat ini, kompetensi
Abad-21 menjadi sangat penting bagi setiap individu yang ingin berhasil kedalam dunia
Pendidikan dan masyarakat modern. Kompetensi ini mencakup keteraampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk menghadapi segala tantangan yang terus berubah di abad-21 ini beberapa
aspek sebagai kunci dari kompetensi abad-21 termasuk keteraampilan berpikir kritis,
kreativitas, kemampuan berkomunikasi dengan efektif, literasi digital merupakan kemampuan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 302-307
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
303
Ipah et.al (Hubungan Antara Organisasi Dengan BEM...)
dalam bekerja secara kolaboratif.
Pembentukan perilaku pro-sosial dikalangan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Agama
Buddha (STIAB) Smaratungga juga dapat dipengaruhi oleh dinamika sosial dan budaya yang
ada disekitar kampus. Nilai-nilai gotong royong, dan semangat sosial yang tercermin dalam
budaya lokal mendorong mahasiswa untuk memiliki sikap peduli terhadap sesama dan
masyarakat. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan sosial, pelayanan masyarakat dan
pengabdian masyarakat menjadi bagian integral dari budaya akademik di Sekolah Tinggi Ilmu
Agama Buddha (STIAB) Smaratungga. Selain itu peran lembaga pendidikan dalam
menciptakan lingkungan tidak boleh dibaikan. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB)
Smaratungga telah mengembangkan berbagai inisiatif dan program pendidikan karakter yang
bertujuan untuk memupuk nilai-nilai pro-sosial di antara mahasiswanya (Pitaloka & Ediati,
2015).
Pendidikan ini memiliki integrasi nilai-nilai pro-sosial dalam penyelenggaraan kegiatan
sosial, dan memberikan kesempatan Perilaku sosial saat ini sangat penting dalam
perkembangan siswa, karena mereka adalah katalis untuk perubahan positif dalam masyarakat.
Berbagai faktor, seperti kesamaan dan tanggung jawab, model langsung, dan pengaruh
prososial, mempengaruhi perilaku pro-sosial individu (Baron dan Branscombe, 2012: 301).
Kampus ini berfungsi sebagai platform bagi siswa untuk mengeksplorasi ranah pendidikan dan
menumbuhkan potensi mereka, yang terkait erat dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Tindakan pro-sosial dapat sangat bervariasi di antara siswa, karena siswa yang terlibat
aktif dan kurang terlibat menunjukkan perilaku pro-sosial yang berbeda. Perbedaan ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Triyatno dan sukmawati dalam artikel jurnal
mereka berjudul Perbedaan Perilaku Pro-Sosional Antara Siswa Aktif dan Non aktif dari
Dewan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Sekolah Tinggi Studi Buddhis (STIAB) Smaratungga”
(Volume 2, No 2, 2013). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) memainkan peran penting dalam
membentuk perilaku siswa di Sekolah Tinggi Studi Buddhis Smaratungga (STIAB). Berfungsi
sebagai platform untuk partisipasi aktif, BEM memungkinkan siswa untuk terlibat dalam
berbagai kegiatan dan inisiatif yang berkontribusi pada pengembangan perilaku pro-sosial
mereka. Dalam kegiatan organisasi untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, dan
berkontribusi pada kemajuan kampus serta kesejahteraan mahasiswa secara keseluruhan
Berikut adalah beberapa cara dimana BEM berkaitan erat dengan dengan perilaku pro-
sosial mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Smaratungga. Melalui
keanggotaan daan partisipasi aktif dalam BEM. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilam kepemimpinan. Mereka dapat belajar memimpin tim,
mengorganisir dan mengelola proyek-proyek yang bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
yang ada di sekitar kampus. Anggota BEM terlibat dalam berbagai kegiatan yang melibatkan
komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, staf dan pihak eksetnal. Hal
ini membantu mahasiswa dalam mengasah kemampuan komunikasi, negosiasi, dan di plomasi
yang penting dalam kehidupan akademik dan profesional.
BEM dapat menginisiasi dan mengkordinasikan kegiatan dan pelayanan maasyarakat
bagi mahasiswa. Hal ini menciptakan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam proyek-proyek yang
memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan membentuk perilaku pro-sosial
sebagai wadah organisasi, BEM memiliki peran dalam mempromosikan nilai-nilai etika,
integritas, dan tanggung jawab diantara anggotanya. Ini membentu membentuk perilaku
mahasiswa yang bermartabat dan tanggung jawab. Melalui keanggotaan dalam BEM,
mahasiswa memiliki kesempatan untuk membangun hubungan dengan sesama mahasiswa,
dosen, staf, dan pihak eksternal. Ini membantu membentuk keterampilan sosial dan
memperluas jaringan profesional mereka.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 302-307
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
304
Ipah et.al (Hubungan Antara Organisasi Dengan BEM...)
Dengan keterlibatan dalam BEM, mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha
(STIAB) Smaratungga memiliki kesempatan untuk memperluas wawasan, mengasah
keterampilan, dan membentuk sikap pro-sosial yang akan membawa dampak positif dalam
lingkungan kampus dan masyarakat secara luas. BEM menjadi salah satu wadah penting bagi
mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembangunan kampus dan membentuk karakter yang
unggul di masa depan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara
organisasi (BEM), dengan perilaku pro-sosial mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Agama
Buddha (STIAB) Smaratungga.
2. Metode
a. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha
(STIAB) Smaratungga.
b. Desain Penelitian
Teknik yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan
pendekatan penelitian korelasional. Seperti yang dinyatakan oleh Arikunto (2010; 4),
penelitian korelasional mengacu pada metodologi yang diadopsi oleh peneliti dengan
tujuan memahami besarnya hubungan antara dua atau lebih variabel, tanpa
memperkenalkan modifikasi, penambahan, atau manipulasi pada data yang ada.
Alasan di balik penggunaan penelitian korelasi dalam penelitian ini adalah untuk
memeriksa dampak variabel independen pada variabel dependen.
c. Populasi dan sampel
Menurut Sugiyono (2009; 90), populasi dapat didefinisikan sebagai area luas
yang terdiri dari entitas atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu,
yang diidentifikasi peneliti untuk tujuan pemeriksaan dan analisis selanjutnya.
Akibatnya, populasi mewakili keseluruhan materi yang diselidiki. Dalam penelitian
ini, populasi terdiri dari 32 siswa dari BEM Sekolah Tinggi Studi Buddhis (STIAB)
Smaratungga.
d. Variabel penelitian
Investigasi ini memusatkan perhatiannya pada variabel dependen, khususnya
perilaku prososial siswa yang berasal dari STIAB Smaratungga. Sebaliknya, variabel
minat yang tetap independen adalah Organisasi BEM, khususnya Badan Eksekutif
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddhis (STIAB) Smaratungga.
3. Hasil dan Pembahasan
Data yang diperoleh dari upaya penelitian ini menjadi sasaran pemeriksaan statistik
melalui pemanfaatan perangkat lunak IBM SPSS. Secara khusus, Statistik 21 digunakan
untuk tujuan ini dan analisis selanjutnya dilakukan dengan cara yang dijelaskan di bawah
ini.
Tabel 1
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
1
(Constant)
116.418
19.485
5.975
.000
X
.245
.163
1.500
.149
a. Dependent Variable: Y
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 302-307
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
305
Ipah et.al (Hubungan Antara Organisasi Dengan BEM...)
Dari tabel yang disediakan, terlihat bahwa nilai Konstanta (a) adalah 116,41, sedangkan
nilai BEM Organisasi setara dengan 0,245. Akibatnya, persamaan regresi dapat dirumuskan
sebagai berikut: Y=116,418+0,245=116,868. Persamaan dapat ditafsirkan sebagai berikut:
Pertama, Konstanta 116,418 menandakan bahwa nilai konsisten dari variabel Organisasi
BEM adalah 116,418. Kedua, koefisien regresi X 0,248 menunjukkan bahwa untuk setiap 1%
peningkatan nilai variabel independen, variabel dependen meningkat sebesar 0,248.
Mempertimbangkan nilai signifikansi tabel koefisien, diperoleh nilai signifikan 0,000<0,05,
membangun hubungan antara variabel X (Organisasi BEM) dan variabel Y (Perilaku pro-sosial
siswa). Menganalisis nilai-t, diamati bahwa nilai 5.975 lebih besar dari 1.500. Ini menegaskan
bahwa variabel X (Organisasi BEM) memang terkait dengan variabel Y (perilaku pro-sosial
Siswa). Berdasarkan langkah-langkah analisis data tersebut, dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa ada hubungan antara penerapan Organisasi BEM dan persamaan regresi
Y=116,418+0,245=116,868 Y.
Hasil ini diperkaut oleh penelitian yang dilakukan oleh Ummi Salamah, (2020) hubungan
antara religiulitas dengan perilaku prososial pada Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Riau. Analisis momen produk pearson dilakukan dalam penyelidikan ini
untuk memeriksa hubungan antara tingkat religiusitas dan sikap pro-sosial di antara siswa yang
mengkhususkan diri dalam Komunikasi Dakwah dan UIN SUSKA Riau. Temuan yang
diperoleh dari analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel.
Koefisien korelasi 0,589 mengungkapkan hubungan positif antara tingkat religiusitas dan sikap
pro-sosial yang ditunjukkan oleh siswa. Ini menandakan bahwa individu dengan tingkat
religiusitas yang lebih tinggi lebih mungkin untuk menunjukkan perilaku pro-sosial.
Selanjutnya, skor penting 0,00 (p<0.05) menunjukkan bahwa hubungan antara religiusitas dan
sikap pro-sosial signifikan secara statistik. Akibatnya, hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini, yang menegaskan korelasi positif dan signifikan antara religiusitas mahasiswa fakultas dan
sikap pro-sosial mereka, dianggap dapat diterima. Secara keseluruhan, temuan ini menawarkan
bukti empiris yang mendukung hubungan positif antara religiusitas dan sikap pro-sosial di
antara siswa dekwah dan mereka yang belajar komunikasi di UIN SUSKA Riau.
Bagian hasil dan pembahasan menyajikan hasil-hasil yang diperoleh dan cara
pencapaiannya. Uraian harus komprehensif namun tetap ringkas dan padu. Pembahasan hasil
penelitian meliputi kelebihan dan kekurangan, termasuk pengujian. Oazly Williandi Edwin
(2019) perbedaan perilaku prososial pada Mahasiswa Psikologi Universitas Medan area
ditinjau dari tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Menurut hasil yang diperoleh dari
perhitungan nilai rata-rata teoritis dan praktis, dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial
dikategorikan tinggi, karena skor rata-rata empiris 98,85 melebihi skor rata-rata yang
dihipotesiskan 85. Selanjutnya, perilaku prososial yang ditunjukkan oleh individu dengan ciri-
ciri kepribadian ekstrovert juga dapat digambarkan sebagai tinggi, mengingat bahwa skor rata-
rata empiris 92,21 melampaui skor rata-rata hipotetis 85. Sebaliknya, perilaku prososial yang
ditunjukkan oleh individu dengan tipe kepribadian introvert dapat dianggap rendah, karena
skor rata-rata empiris 75,13 lebih kecil dibandingkan dengan skor rata-rata hipotetis 85.
Siti Dina Zakiroh, Muhammad Farid (2013) perilaku prososial dan unit-unit kegiatan
mahasiswa. Tingkat rata-rata perilaku pro-sosial di antara siswa tidak menunjukkan perbedaan
yang patut dicatat antara mereka yang secara aktif berpartisipasi dalam unit yang berpusat di
sekitar seni Islam dan spiritualitas. Demikian pula, tidak ada perbedaan signifikan yang diamati
dalam perilaku pro-sosial rata-rata siswa yang terlibat dalam unit yang berfokus pada
penggemar seni dan alam. Sejalan dengan itu, tidak ada perbedaan penting yang ditemukan
dalam perilaku pro-sosial rata-rata siswa yang berpartisipasi dalam unit kegiatan Pecinta
Spiritual dan Alam Islam (p=>0.05, tidak signifikan secara statistik). Akibatnya, hipotesis tidak
dapat diterima. Namun demikian, temuan lain menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 302-307
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
306
Ipah et.al (Hubungan Antara Organisasi Dengan BEM...)
dalam perilaku pro-sosial rata-rata antara siswa laki-laki dan perempuan (p = 0,01, tidak
signifikan secara statistik), sehingga membuat hipotesis yang berkaitan dengan perbedaan ini
valid. Rata-rata perilaku pro-sosial di antara mahasiswa perempuan diamati lebih tinggi
daripada perilaku pro-sosial rata-rata di antara siswa laki-laki.
Temuan penyelidikan ini menetapkan bahwa tindakan altruistik yang ditunjukkan oleh
siswa tidak dapat berfungsi sebagai standar untuk membedakan antara tingkat pencapaian
skolastik yang tinggi dan rendah. Dalam arti yang lebih luas, temuan ini juga menunjukkan
bahwa individu yang memperoleh nilai rata-rata mulai dari 2,9 hingga 4,00 menunjukkan
kecenderungan yang berkurang terpadap perilaku prososial. Akibatnya, disarankan agar siswa
menumbuhkan perilaku prososial yang ditingkatkan dan menguntungkan melalui keterlibatan
sosial yang mendukung peningkatan kinerja akademik.
Dzikrina Anggie Pitaloka1, Annastasia Ediati2 (2015) rasa syukur dan kecenderungan
perilaku prososial pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Penelitian ini
mencakup kelompok 79 mahasiswa sarjana psikologi, yang berasal dari Universitas
Diponegoro. Kelompok ini terdiri dari 29 pria dan 50 wanita, dipilih dengan cermat
menggunakan metode pengambilan sampel yang bertujuan. Proses pengumpulan data
menggunakan skala terima kasih, yang terdiri dari 35 item validitas yang tak terbantahkan dan
membanggakan koefisien reliabilitas @932. Selain itu, skala kecenderungan perilaku pro-sosial
digunakan, menampilkan 10 item validitas yang tidak dapat disangkal dan menunjukkan
koefisien reliabilitas @.0,607. Analisis data berikutnya dilakukan melalui teknik analisis yang
belum sempurna. Temuan ini mengungkapkan korelasi positif yang signifikan secara statistik
antara tingkat syukur dan kecenderungan perilaku pro-sosial (r=0.344; p=0.001). Akibatnya,
dapat disimpulkan bahwa seiring dengan meningkatnya tingkat rasa syukur, demikian juga
kecenderungan perilaku pro-sosial di kalangan mahasiswa psikologi di Universitas
Diponegoro.
4. Kesimpulan
Hasil dari wacana ini adalah bahwa di era globalisasi dan teknologi abad ke-21,
kemahiran seperti kemampuan berpikir kritis, daya cipta, keterampilan komunikasi, dan
literasi digital sangat penting untuk pencapaian di ranah pendidikan dan masyarakat modern.
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Smaratungga diakui memainkan peran penting
dalam membentuk perilaku pro-sosial mahasiswa melalui prinsip-prinsip gotong royong dan
etos sosial yang tercermin dalam budaya lokal. Selain itu, pengaruh Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) sebagai organisasi di kampus sangat mempengaruhi perilaku pro-sosial
mahasiswa. Melalui keanggotaan dan partisipasi aktif di BEM, siswa disajikan dengan
prospek menumbuhkan keterampilan kepemimpinan, berkontribusi pada kemajuan kampus,
dan terlibat dalam upaya pro-sosial untuk komunitas tetangga. Temuan Investigasi ini
menggunakan metodologi korelasi untuk menjelaskan tingkat hubungan antara variabel
organisasi BEM dan perilaku pro-sosial siswa. Hasil analisis data dicontohkan dalam
persamaan regresi yang mengungkapkan korelasi yang menguntungkan antara variabel-
variabel ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan dalam BEM memiliki
kemampuan untuk membentuk sikap pro-sosial siswa yang menghadiri Sekolah Tinggi Studi
Buddhis Smaratungga (STIAB).
Mengingat temuan ini, menjadi jelas bahwa lembaga pendidikan dan organisasi siswa
mengambil peran penting dalam membentuk karakter siswa dan meningkatkan kontribusi
mereka kepada masyarakat. Selanjutnya, hasil penyelidikan ini menawarkan wawasan
tambahan tentang pentingnya keterlibatan dalam organisasi pro-sosial dan inisiatif dalam
membentuk siswa yang ambisius dan memberikan pengaruh positif di kampus dan lingkungan
masyarakat.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 302-307
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
307
Ipah et.al (Hubungan Antara Organisasi Dengan BEM...)
5. Daftar Pustaka
Ummi Salamah, (2020) Hubungan Antara Religiusitas Dan Perilaku Prososial Pada
Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Uin Raiu.
Pitaloka, D. A., & Ediati, A. (2015). Rasa syukur dan kecenderungan perilaku prososial pada
mahasiswa fakultas psikologi universitas diponegoro. Jurnal Empati.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/14890
Sugiyono, PD (2010). Metode Peneliian. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
fekbis.repository.unbin.ac.id,
<http://fekbis.repository.unbin.ac.id/151/4/bab%20III.pdf>
Santoso, MB, Irfan, M, & Nurwati, N (2020). Transformasi Praktik Pekerjaan Sosial Menuju
Masyarakat 5.0. Sosio Informa, researchgate.net,
https://www.researchgate.net/profile/Meilanny-
Santoso/publication/347675897_TRANSFORMASI_PRAKTIK_PEKERJAAN_SOSI
AL_MENUJU_MASYARAKAT_50/links/643430204e83cd0e2fa3b9e9/TRANSFOR
MASI-PRAKTIK-PEKERJAAN-SOSIAL-MENUJU-MASYARAKAT-50.pdf
Arikunto, S (2002). Desain Penelitian Data., Jakarta: Rineka Eka Cipta
Kurniawan, MF, & Stanislaus, S (2016). Perilaku Pro-Sosial Ditinjau dari Tipe Kepribadian
Introvert dan Ekstrovert (Studi pada Mahasiswa Psikologi UNNES). Intuisi: Jurnal
Psikologi Ilmiah, journal.unnes.ac.id,
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI/article/view/8664
Renata, S, & Parmitasari, LN (2016). Perilaku prososial pada mahasiswa ditinjau dari jenis
kelamin dan tipe kepribadian. PSIKODIMENSIA, journal.unika.ac.id,
https://journal.unika.ac.id/index.php/psi/article/view/590
Umayah, AN, Ariyanto, A, & Yustisia, W (2018). Pengaruh empati emosional terhadap
perilaku prososial yang dimoderasi oleh jenis kelamin pada mahasiswa. Jurnal
Psikologi Sosial, ijil.ui.ac.id, http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/jps/article/view/9425/0
Husna, W, Fahmi, R, & Kurniawan, R (2019). Hubungan kebersyukuran dengan perilaku
prososial pada mahasiswa. Al-Qalb: Jurnal Psikologi , ejournal.uinib.ac.id,
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alqalb/article/view/960
Spica, B (2008). Perilaku prososial mahasiswa ditinjau dari empati dan dukungan sosial
teman sebaya., repository.unika.ac.id,
http://repository.unika.ac.id/5555/1/03.40.0231%20Bima%20Spica%20COVER.pdf
Cahyono, YB (2016). Persepsi tentang metode service learning, konsep diri dan perilaku
prososial mahasiswa. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, core.ac.uk,
https://core.ac.uk/download/pdf/291850260.pdf
Farid, M (2013). Perilaku prososial dan unit-unit kegiatan mahasiswa. Persona: Jurnal
Psikologi Indonesia, core.ac.uk, https://core.ac.uk/download/pdf/229330113.pdf