Dari tabel yang disediakan, terlihat bahwa nilai Konstanta (a) adalah 116,41, sedangkan
nilai BEM Organisasi setara dengan 0,245. Akibatnya, persamaan regresi dapat dirumuskan
sebagai berikut: Y=116,418+0,245=116,868. Persamaan dapat ditafsirkan sebagai berikut:
Pertama, Konstanta 116,418 menandakan bahwa nilai konsisten dari variabel Organisasi
BEM adalah 116,418. Kedua, koefisien regresi X 0,248 menunjukkan bahwa untuk setiap 1%
peningkatan nilai variabel independen, variabel dependen meningkat sebesar 0,248.
Mempertimbangkan nilai signifikansi tabel koefisien, diperoleh nilai signifikan 0,000<0,05,
membangun hubungan antara variabel X (Organisasi BEM) dan variabel Y (Perilaku pro-sosial
siswa). Menganalisis nilai-t, diamati bahwa nilai 5.975 lebih besar dari 1.500. Ini menegaskan
bahwa variabel X (Organisasi BEM) memang terkait dengan variabel Y (perilaku pro-sosial
Siswa). Berdasarkan langkah-langkah analisis data tersebut, dapat disimpulkan oleh peneliti
bahwa ada hubungan antara penerapan Organisasi BEM dan persamaan regresi
Y=116,418+0,245=116,868 Y.
Hasil ini diperkaut oleh penelitian yang dilakukan oleh Ummi Salamah, (2020) hubungan
antara religiulitas dengan perilaku prososial pada Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Riau. Analisis momen produk pearson dilakukan dalam penyelidikan ini
untuk memeriksa hubungan antara tingkat religiusitas dan sikap pro-sosial di antara siswa yang
mengkhususkan diri dalam Komunikasi Dakwah dan UIN SUSKA Riau. Temuan yang
diperoleh dari analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel.
Koefisien korelasi 0,589 mengungkapkan hubungan positif antara tingkat religiusitas dan sikap
pro-sosial yang ditunjukkan oleh siswa. Ini menandakan bahwa individu dengan tingkat
religiusitas yang lebih tinggi lebih mungkin untuk menunjukkan perilaku pro-sosial.
Selanjutnya, skor penting 0,00 (p<0.05) menunjukkan bahwa hubungan antara religiusitas dan
sikap pro-sosial signifikan secara statistik. Akibatnya, hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini, yang menegaskan korelasi positif dan signifikan antara religiusitas mahasiswa fakultas dan
sikap pro-sosial mereka, dianggap dapat diterima. Secara keseluruhan, temuan ini menawarkan
bukti empiris yang mendukung hubungan positif antara religiusitas dan sikap pro-sosial di
antara siswa dekwah dan mereka yang belajar komunikasi di UIN SUSKA Riau.
Bagian hasil dan pembahasan menyajikan hasil-hasil yang diperoleh dan cara
pencapaiannya. Uraian harus komprehensif namun tetap ringkas dan padu. Pembahasan hasil
penelitian meliputi kelebihan dan kekurangan, termasuk pengujian. Oazly Williandi Edwin
(2019) perbedaan perilaku prososial pada Mahasiswa Psikologi Universitas Medan area
ditinjau dari tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Menurut hasil yang diperoleh dari
perhitungan nilai rata-rata teoritis dan praktis, dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial
dikategorikan tinggi, karena skor rata-rata empiris 98,85 melebihi skor rata-rata yang
dihipotesiskan 85. Selanjutnya, perilaku prososial yang ditunjukkan oleh individu dengan ciri-
ciri kepribadian ekstrovert juga dapat digambarkan sebagai tinggi, mengingat bahwa skor rata-
rata empiris 92,21 melampaui skor rata-rata hipotetis 85. Sebaliknya, perilaku prososial yang
ditunjukkan oleh individu dengan tipe kepribadian introvert dapat dianggap rendah, karena
skor rata-rata empiris 75,13 lebih kecil dibandingkan dengan skor rata-rata hipotetis 85.
Siti Dina Zakiroh, Muhammad Farid (2013) perilaku prososial dan unit-unit kegiatan
mahasiswa. Tingkat rata-rata perilaku pro-sosial di antara siswa tidak menunjukkan perbedaan
yang patut dicatat antara mereka yang secara aktif berpartisipasi dalam unit yang berpusat di
sekitar seni Islam dan spiritualitas. Demikian pula, tidak ada perbedaan signifikan yang diamati
dalam perilaku pro-sosial rata-rata siswa yang terlibat dalam unit yang berfokus pada
penggemar seni dan alam. Sejalan dengan itu, tidak ada perbedaan penting yang ditemukan
dalam perilaku pro-sosial rata-rata siswa yang berpartisipasi dalam unit kegiatan Pecinta
Spiritual dan Alam Islam (p=>0.05, tidak signifikan secara statistik). Akibatnya, hipotesis tidak
dapat diterima. Namun demikian, temuan lain menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan