5) Musawah (persamaan) berarti persamaan derajat, islam tidak pernah membeda
bedakan manusia dari segi personalnya semua manusia memiliki derajat yang sama
diantara manusia lainya tidak pandang jenis kelamin, ras, suku, tradisi, budaya,
pangkat karena semuanya telah ditentukan oleh sang pencipta manusia tidak dapat
hak untuk merubah ketetapan yang telah di tetapkan (Maarif, 2019).
6) Syuro (musyawarah) Istilah Syuro berakar dari kata Syawara – Yusawiru yang
memiliki arti memberikan penjelasan, menyatakan atau mengambil sesuatu (Pratomo
& Firdaus, 2018). Dalam konteks moderasi, musyawarah merupakan solusi untuk
meminimalisir dan mengilangkan prasangka dan perselisihan antar individu dan
kelompok, karena musyawarah mampu menjalin komunikasi, keterbukaan,
kebebasan berpendapat, serta sbegai media silaturahmi sehingga akan terjalin sebuah
hubungan persaudaraan (Imran, 2015).
3. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif Adapun Teknik yang dipakai
pengumpulan data merupakan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Menurut (Sugiyono,
2019), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan gabungan, analisis data bersifat induktif atau kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif Adapun Teknik yang dipakai
pengumpulan data merupakan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Menurut (Sugiyono,
2019), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowball, teknik pengumpulan dengan gabungan, analisis data bersifat induktif atau kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) alasan krusial moderasi beragama di ajarkan
kepada mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang adalah untuk menciptakan suasana kampus
yang rukun dan damai, meminimalisir adanya konflik dan gesekan antar mahasiswa yang
berbeda agama dan suku, serta membekali mahasiswa dengan wawasan kemoderatan. (2)
pemahaman moderasi beragama yang di ajarkan kepada mahasiswa lebih mengarah pada konsep
tawassuth yaitu dengan mengambil jalan tengah ketika mengambil sebuah tindakan untuk
menghadapi adanya perbedaan yang terjadi dan lebih mengarah kepada toleransi, hal ini
didukung juga oleh beberapa unsur seperti penggunaan prinsip, indikator, landasan serta fungsi
moderasi beragama yang sesuai sebagaimana yang distandarkan dalam teori. (3) proses
implementasi moderasi beragama dalam meningkatkan sikap sosio-religius dan toleransi
beragama di UIN Raden Fatah Palembang dilakukan melalui empat tahap yaitu proses
perencanaan, strategi, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.
Alasan Pemahaman Moderenisasi Beragama diajarkan pada UIN Raden Fatah
Palembang.
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan survey. Dalam konteks
ini peneliti memastikan bahwa moderasi beragama benar-benar telah di implementasikan di UIN
Raden Fatah Palembang. Dari beberapa kali survey peneliti menemukan alasan mengapa
moderasi beragama ini di implementasikan di sana. Alasan moderasi beragama dilaksanakan di