Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
293
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
Peran Pancasila dalam menumbuhkan rasa
patriotisme tanah air pada generasi muda
Muhammad Irhasy
a,1
, Siti Maizul Habibah
b,2
a b
Institut Teknologi Telkom Surabaya, Jl. Ketintang No.156, Ketintang, Kec. Gayungan, Surabaya and 60243,
Indonesia
1
2
sitihabibah@unesa.ac.id
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Sejarah Artikel:
Diterima: 10 April 2023
Direvisi: 7 Juni 2023
Disetujui: 16 September 2023
Tersedia Daring: 1 Januari 2024
Penurunan rasa patriotisme pada generasi muda Indonesia menjadi
permasalahan signifikan dalam konteks bangsa saat ini. Fenomena ini
disebabkan oleh arus masuknya berbagai unsur budaya asing yang
mendominasi, yang menyebabkan banyak remaja mengabaikan budaya
lokalnya dengan pandangan bahwa budaya asing dianggap lebih modern. Di
tengah era globalisasi ini, semangat patriotisme dan kebangsaan mengalami
penurunan sejalan dengan melemahnya rasa cinta terhadap tanah air.
Tingkat cinta ini dapat diukur dari sejauh mana pemahaman generasi muda
terhadap nilai budaya yang ada. Mereka juga cenderung lebih tertarik pada
budaya Barat, memilih barang impor dibandingkan dengan produk lokal.
Semua ini dapat diartikan sebagai tanda menurunnya semangat patriotisme
di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan
generasi penerus yang memiliki kesadaran akan identitas budaya,
pendidikan yang baik, dan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Harapannya, generasi penerus ini akan memiliki keterampilan, kemandirian,
dan kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, serta mampu
menciptakan negara yang sejahtera dan adil di masa depan.
Kata Kunci:
Peran Pancasila
Rasa Patriotisme
Generasi muda
ABSTRACT
Keywords:
Value of Pancasila
Patriotism
Younger Generation
The decline of patriotism in the young generation of Indonesia is a significant
problem in today's society. This phenomenon is caused by the influx of various
foreign cultural elements that dominate, leading many teenagers to ignore
their local culture and consider foreign cultures as more modern. In this era of
globalization, the spirit of patriotism and nationalism has decreased along
with the weakening love for the homeland. The level of this love can be
measured by the younger generation's understanding of existing cultural
values. They also tend to show more interest in Western culture and choose
imported goods over local products. All of this can be interpreted as a sign of
declining patriotism among the young generation. Therefore, it is important to
prepare the next generation to be aware of their cultural identity, receive a
good education, and be able to apply the values of Pancasila. Hopefully, this
next generation will have the skills, independence, and ability to develop
knowledge and create a prosperous and just country in the future.
©2024, Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah
This is an open access article under CC BY-SA license
1. Pendahuluan
Saat ini, Indonesia sedang menghadapi salah satu tantangan atau konflik berkurangnya
semangat patriotisme di kalangan generasi muda. Penyebabnya adalah pengaruh besar dari
budaya asing yang telah merambah negara kita, membuat sejumlah besar anak muda lupa akan
warisan budaya mereka sendiri karena dianggap kurang modern. Dampaknya adalah
pengabaian terhadap nilai-nilai tinggi yang seharusnya dijunjung tinggi dalam negara ini.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
294
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
Kondisi ini sebagian besar muncul dari konflik internal Di antara generasi muda, Indonesia
sedang menghadapi salah satu tantangan atau konflik (Ferry & Angkrek, 2020).
Di tengah era globalisasi yang sedang berlangsung saat ini, Indonesia menghadapi salah
satu tantangan atau konflik, seharusnya generasi muda menjadi tulang punggung harapan bagi
Indonesia. Namun, kenyataannya, semangat patriotisme di kalangan mereka menurun,
terutama dalam memahami dan menghargai nilai-nilai Pancasila. Banyak anak muda saat ini
menunjukkan perilaku yang tidak patut, yang mungkin dipengaruhi oleh dampak negatif
globalisasi, termasuk pergaulan dengan lingkungan yang tidak sehat, konsumsi barang
terlarang, dan berbagai aspek negatif lainnya (Widiyono, 2019).
Situasi ini memang mengkhawatirkan dan menyedihkan. Maka, perlu memberikan
perhatian khusus kepada generasi muda. Mereka adalah tulang punggung pembangunan
negara dan akan menjadi pewaris serta pelaku utama pembangunan di masa depan Indonesia.
Meskipun Indonesia merupakan lingkungan yang baik bagi generasi muda yang masih
bersekolah atau baru lulus, tantangan besar tetap ada. Pendidikan memainkan peran kunci
dalam membentuk cita-cita bangsa. Namun, perwujudan cita-cita nasional tidak lepas dari
hambatan, permasalahan, dan bahaya, Salah satu aspeknya adalah tren globalisasi, yang dapat
membawa konsekuensi positif maupun negatif, namun yang negatif harus dapat disaring
dengan bijak. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kunci untuk
membangun hubungan antarnegara secara global dengan memanfaatkan teknologi yang terus
berkembang pesat (Asmaroini & Pd, 2017).
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, lahir dari kesepakatan para pendiri bangsa saat
negara ini didirikan. Walaupun dihadapkan pada era globalisasi, Pancasila tetap menjadi dasar
negara. Sebagai dasar nasional, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam menghadapi
berbagai tantangan global yang terus berkembang. Di tengah arus globalisasi, peran Pancasila
menjadi sangat vital dalam menjaga keunikan identitas bangsa Indonesia.
Proses globalisasi, yang meruncingkan batas-batas antar budaya, memfasilitasi infiltrasi
berbagai nilai ke dalam masyarakat. Fenomena ini dapat menghasilkan konsekuensi baik dan
buruk bagi Indonesia. Generasi muda diharapkan mampu mengkritisi pengaruh globalisasi,
sehingga dampaknya dapat memberikan kontribusi positif dalam hal pengetahuan dan
memperkuat hubungan antar negara. Sebaliknya, sisi negatif dari globalisasi bisa mengancam
moralitas dan keberlanjutan budaya Indonesia (Regiani et al., 2021).
Dengan terus meluasnya dampak pengaruh negara asing atau luar di Indonesia, terutama
Dengan kemajuan teknologi, modernisasi, dan globalisasi, kesadaran masyarakat terhadap
pemeliharaan negara cenderung mengalami penurunan, terutama di kalangan anak muda.
Karenanya, di era globalisasi yang sangat dipengaruhi oleh budaya luar, menjadi sangat
esensial untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda mengenai patriotisme,
khususnya dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2. Metode
Pancasila berperan sebagai fondasi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dan sangat penting untuk disampaikan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa
Indonesia melalui proses pendidikan. Memiliki tanggung jawab untuk melestarikan warisan
budaya luhur mereka, dan pendidikan Pancasila merupakan langkah signifikan dalam usaha
tersebut, terutama melalui sistem pendidikan formal di sekolah. Sebagai lembaga negara,
Pancasila memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Sebagai aturan, segala bentuk kehidupan
yang tidak sejalan dengan Pancasila pada prinsipnya dianggap tidak sah dan perlu dieliminasi.
Oleh karena itu, menegaskan Pancasila sebagai dasar falsafah nasional. adalah sebuah
komitmen untuk berbangsa dan bernegara. Namun, pendekatan ini kadang-kadang dapat
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
295
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
menimbulkan ketegangan dengan prinsip demokrasi, di mana partisipasi individu dalam
pemerintahan mungkin terbatas (Nada et al., 2021).
Pancasila pada dasarnya merupakan landasan yang solid untuk memberikan makna pada
konsep kewarganegaraan, karena mengandung komitmen yang mampu menyatukan dan
menjaga keutuhan bangsa di tengah perbedaan etnis yang ada. Sebagai ideologi nasional,
Pancasila memiliki kemampuan untuk memberikan jawaban dan solusi terhadap
kesalahpahaman individu, kelompok, etnis, dan agama. Dengan semboyan "Bhinneka Tunggal
Ika" sebagai landasan, masyarakat diharapkan menjadi Indonesia secara utuh tanpa adanya
perpecahan internal. Pancasila sebagai ideologi nasional membawa seperangkat pandangan,
cita-cita, keyakinan, dan nilai-nilai yang menjadi warisan bangsa Indonesia. Nilai-nilai ini
wajib diterapkan dalam kehidupan individu, masyarakat, bangsa, dan negara, sehingga
menciptakan fondasi yang kokoh untuk keberagaman dan persatuan di Indonesia (Asmaroini,
2016).
Istilah patriotisme diperkenalkan ke dalam bahasa Indonesia dengan arti mengetahui atau
mengajarkan cinta tanah air dan negara dengan rasa mencapai, menjaga dan mempertahankan
jati diri, keutuhan bersama, kesejahteraan dan kekuatan bangsa. Namun istilah patriotisme
belakangan ini digunakan untuk merujuk pada budaya, bahasa, nilai-nilai, dan keturunan di
luar konteks politik (Rawantina & Arsana, 2013).
3. Hasil dan Pembahasan
Pancasila memiliki peran sangat penting dalam menumbuhkan rasa patriotisme pada
generasi muda di Indonesia. Dengan menjaga eksistensi kepribadian Bangsa Indonesia,
meningkatkan kesadaran patriotisme, menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini atau kecil ,
memperkuat peran lembaga sosial, memperkuat jiwa nasionalis dan patriotik bangsa
Indonesia, serta memberi penyuluhan, Pancasila dapat membantu generasi muda untuk
menjadi generasi hebat dan yang benar-benar cinta pada tanah air Indonesia (Syafitri Aulia &
Anggraeni Dewi, 2022).
1. Menjaga eksistensi kepribadian Bangsa Indonesia:
Pancasila memiliki peran penting dalam menjaga eksistensi kepribadian Bangsa Indonesia
di era globalisasi. Dengan berpegang pada Pancasila, pengaruh budaya asing dapat difilter,
memungkinkan generasi muda untuk menjadi individu yang sepenuhnya mencintai tanah
air Indonesia, tanpa memandang situasi apa pun.
2. Meningkatkan kesadaran nasionalisme:
Pancasila memegang peran yang krusial dalam memajukan semangat patriotisme di
kalangan generasi muda. di Indonesia. Dalam era globalisasi, Pancasila diharapkan bisa
menjadi filter dalam mengikuti perkembangan zaman sehingga generasi muda tetap
memiliki rasa nasionalisme dan patriotism.
3. Menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini (kecil):
Pancasila berperan sangat penting dalam menumbuhkan rasa patriotisme di kalangan
generasi muda saat ini. Tindakan yang diambil harus berlandaskan dari nilai Pancasila.
4. Penguatan peran lembaga sosial:
Lembaga sosial seperti gerakan pramuka dapat berkontribusi dalam memperkuat semangat
nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda
5. Memperkuat jiwa nasionalis dan patriotik bangsa Indonesia:
Meneguhkan semangat patriotisme di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di wilayah
yang dianggap penting bagi kepentingan nasional, dapat berperan dalam membangkitkan
semangat cinta tanah air pada generasi penerus
6. Memberi penyuluhan:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
296
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
Memberikan pencerahan kepada seluruh masyarakat Indonesia mengenai kepentingan
patriotisme terhadap masa depan bangsa Indonesia (Ana et al., 2012).
7. Media Sosial (Sosmed) dan Konten Digital:
Penggunaan media sosial (Sosmed) dan konten digital yang positif dan informatif dapat
digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Misalnya,
menyebarkan informasi tentang sejarah Pancasila, menggugah kesadaran akan
keberagaman, atau Memberikan inspirasi kepada anak muda agar aktif terlibat dalam
kegiatan sosial yang mengutamakan kepentingan masyarakat umum..
8. Keterlibatan Aktif:
Mendorong generasi muda untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial, politik, dan
kemasyarakatan yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan terlibat langsung,
generasi muda akan merasakan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan dapat melihat dampak
positif yang mereka hasilkan.
9. Pelatihan dan Workshop:
Generasi muda dapat diberikan pelatihan dan workshop yang mengajarkan nilai-nilai
Pancasila, seperti menghargai pluralisme, menghormati perbedaan, dan membangun
toleransi. Demikian, mereka akan mampu mengembangkan sikap inklusif dan menghargai
keragaman di sekitar mereka.
Pancasila memiliki peran penting sebagai filter dalam mengikuti perkembangan zaman.
Sebagai dasar ideologi negara, filter dalam pembangunan hukum, filter dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan, filter dalam mengikuti perkembangan teknologi, dan menjaga
eksistensi kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila dapat membantu Indonesia
mempertahankan keberadaan dan identitasnya di era globalisasi (Globalisasi Terhadap
Eksistensi Pancasila et al., 2021).
1. Pengertian Pancasila:
Pancasila berfungsi sebagai fondasi negara dan ideologi Indonesia, memberikan dasar bagi
pembangunan dan kehidupan bersama sebagai bangsa dan negara. Terdiri dari lima sila
yang saling terkait, Pancasila tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling
melengkapi dalam membentuk landasan nilai dan prinsip yang mendasari kesatuan dan
kesatupaduan dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Pancasila sebagai dasar ideologi negara:
Pancasila memiliki peran penting sebagai dasar ideologi negara dalam mengikuti
perkembangan zaman. Dalam era globalisasi, Pancasila diharapkan bisa menjadi filter
dalam mengikuti perkembangan zaman sehingga generasi muda tetap memiliki rasa
patriotisme
3. Pancasila sebagai filter dalam pembangunan hukum:
Pancasila diinginkan untuk berfungsi sebagai penyaring dalam pembentukan hukum,
sehingga dapat menghadapi dampak globalisasi yang muncul akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pancasila menjadi filter yang memastikan transformasi nilai-
nilai global sesuai dengan konteks kehidupan nasional, karena prinsip tersebut tidak dapat
diterima secara sepenuhnya tanpa pertimbangan dan penyesuaian dengan realitas lokal.
4. Pancasila sebagai filter dalam pembentukan peraturan perundang-undangan: Pancasila
dijadikan sebagai sumber segala sumber hukum dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan apapun tidak boleh
bertentangan melalui nilai-nilai yang terdapat dalam setiap sila Pancasila.
5. Pancasila sebagai filter dalam mengikuti perkembangan teknologi:
Pancasila diharapkan bisa menjadi filter dalam mengikuti perkembangan teknologi. Dalam
menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat, Pancasila dapat membantu
Indonesia mempertahankan keberadaan dan identitasnya
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
297
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
6. Peran Pancasila dalam menjaga eksistensi kepribadian Bangsa Indonesia: Pancasila
memainkan peran krusial dalam mempertahankan identitas Bangsa Indonesia di tengah era
globalisasi. Dengan bersandar pada nilai-nilai Pancasila, pengaruh budaya asing dapat
difilter/dicegah, memungkinkan generasi muda untuk tumbuh sebagai individu yang
sungguh-sungguh mencintai tanah air Indonesia, tanpa terpengaruh oleh apapun
keadaannya.
7. Penyesuaian terhadap perkembangan teknologi: Pancasila juga dapat menjadi filter dalam
mengikuti perkembangan teknologi. Dalam menghadapi teknologi yang terus berkembang,
Pancasila dapat membantu generasi muda dalam mengevaluasi penggunaan teknologi
dengan mempertimbangkan nilai-nilai Pancasila, seperti etika, privasi, keadilan, dan
kemanusiaan.
Mengusung rasa patriotisme sebagai penunjuk cinta terhadap tanah air dan kesadaran serta
tanggung jawab sebagai warga negara,penerapan sikap nasionalis dapat direalisasikan melalui
aspek-aspek nasionalisme dan ekspresi kasih terhadap tanah air. Sebagai contoh, melibatkan
diri dalam proyek-proyek pembangunan, mendukung penegakan hukum, serta berkomitmen
pada kepentingan nusa dan negaraMenegakkan keadilan sosial, mengelola sumber daya
dengan bijak, fokus pada masa depan, menghormati diri sendiri dan sesama, menunjukkan
kemandirian, tanggung jawab, dan kesiapan untuk bersaing serta bekerjasama dengan negara-
negara lain dalam kerangka kerjasama internasional. Melalui tekad semacam ini, seseorang
dapat tumbuh menjadi individu yang kokoh dalam mewujudkan nilai patriotisme yang tinggi
(Nurul Aini Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. et al., 2019).
Pada zaman globalisasi ini, terlihat adanya tren penurunan rasa patriotisme dan cinta tanah
air, terutama tercermin dari kurangnya perhatian generasi muda terhadap nilai-nilai budaya.
Secara nyata, hal ini termanifestasi dalam sikap acuh tak acuh mereka terhadap warisan
budaya. Bahkan, muncul kecenderungan untuk mengadopsi budaya Barat, seperti lebih
memilih barang impor dibandingkan produk lokal. Fenomena ini dapat dianggap sebagai
indikasi menurunnya semangat patriotisme di kalangan generasi muda (Najib et al., 2022).
Lemahnya rasa patriotisme bangsa ditimbulkan Oleh karena pendidikan yang tidak tepat
bagi siswa, melemahnya patriotisme dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah
sejumlah penyebab dari pelemahan patriotisme:
1. Faktor Internal
a. Pendidikan Individu:
tingkat pengetahuan, pemahaman, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu sendiri.
seorang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan budaya
negaranya mungkin lebih cenderung memiliki rasa patriotisme yang kuat.
b. Pengalaman Pribadi:
Pengalaman langsung individu, seperti partisipasi dalam kegiatan nasional, kunjungan
ke tempat-tempat bersejarah, atau interaksi dengan tokoh-tokoh yang menginspirasi
patriotisme, dapat membentuk persepsi dan sikap terhadap negara.
c. Nilai Pribadi:
Nilai-nilai yang menjunjung tinggi oleh individu, seperti nilai solidaritas, tanggung
jawab, dan keadilan, dapat memainkan peran dalam membentuk rasa cinta terhadap
negara.
2. Faktor Eksternal
a. Pengaruh Media Massa:
Bagaimana media menggambarkan negara, pemerintah, dan isu-isu nasional dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat. Media yang memberikan informasi negatif atau
distorsionis dapat merugikan rasa patriotisme.
b. Kondisi Sosial dan Ekonomi:
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
298
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
Kondisi ekonomi dan sosial masyarakat dapat mempengaruhi sikap terhadap negara.
Kondisi yang sulit bisa menciptakan ketidakpuasan yang mungkin merugikan rasa cinta
terhadap negara.
c. Kepemimpinan dan Kebijakan Pemerintah:
Kualitas kepemimpinan dan kebijakan pemerintah dapat memainkan peran besar dalam
membentuk pandangan masyarakat terhadap negara. Kebijakan yang adil dan
bertanggung jawab dapat meningkatkan patriotisme, sedangkan kebijakan yang
kontroversial atau merugikan dapat merugikannya.
Kedua faktor tersebut dapat disimpulkan berkontribusi secara tidak langsung terhadap
penurunan semangat patriotisme bangsa. Konsekuensinya, jika dibiarkan terus berlanjut, dapat
berakibat fatal dengan hilangnya rasa patriotisme di kalangan masyarakat Indonesia,
khususnya pada generasi saat ini. Maka, dibutuhkan langkah-langkah yang bisa diambil
melalui penguatan peran keluarga sebagai bentuk pendidikan utama, peran lembaga
pendidikan sebagai unsur penting, dan peran pemerintah sebagai pengelola kebijakan. Ketiga
upaya ini diharapkan dapat mengembalikan semangat patriotisme yang telah terkikis (Nadifah
Nur Fauziah & Anggraeni Dewi, 2021).
Penanaman rasa patriotisme sebaiknya difokuskan pada lingkungan pendidikan, terutama
di sekolah, sebagai tempat pembentukan karakter generasi muda. Apabila dalam kurikulum
sekolah diperkenalkan nilai-nilai patriotisme, hal tersebut dapat memberikan dasar yang kokoh
untuk Menguatkan kepribadian generasi muda Indonesia. Dengan mendorong semangat
patriotisme dan memperkokoh karakter., kita dapat solid persatuan dan kesatuan bangsa, yang
sangat penting dalam konteks terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
tangguh. Infrastruktur pendidikan yang mendukung serta materi pelajaran yang relevan akan
menjadi faktor penting dalam upaya menanamkan rasa patriotisme dan membentuk karakter
positif pada generasi muda. Semua ini berkontribusi pada pembentukan NKRI yang kuat dan
kokoh dalam jati dirinya (Erzha nurrohmah et al., 2022).
Menciptakan rasa patriotisme dalam upaya membangun bangsa Indonesia sangat penting,
sebab ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan identitas dan keyakinan Sebagai negara
yang patut dihormati, menetapkan identitas nasional dan memahami jati diri menjadi kelebihan
yang sangat efektif dalam mengatasi berbagai tantangan di era globalisasi saat ini. Sejumlah
strategi yang dapat diimplementasikan termasuk:
1. Penyelarasan Nilai-Nilai Kebangsaan dalam Kurikulum Pendidikan:
Memastikan bahwa kurikulum di semua tingkatan pendidikan mengintegrasikan
pendidikan kewarganegaraan, yang mengajarkan nilai-nilai kebangsaan, sejarah, dan
budaya Indonesia. Pembelajaran ini sebaiknya disajikan secara menarik dan relevan untuk
mendorong kebanggaan siswa terhadap identitas nasional mereka.
2. Pendorongan Budaya Lokal dan Kesenian:
Mendorong dan mempromosikan keberagaman budaya lokal dan kesenian Indonesia dapat
meningkatkan kebanggaan terhadap warisan budaya. Melalui festival budaya, pertunjukan
seni, dan kegiatan serupa, kita dapat memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya
Indonesia.
3. Keterlibatan Aktif Masyarakat:
Mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan sosial dan kebersamaan yang
melibatkan elemen-elemen nasional dapat memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas.
Misalnya, gotong-royong atau kegiatan sosial untuk kepentingan bersama.
4. Kampanye Publik yang Positif:
Mengembangkan kampanye publik yang positif dan inspiratif untuk meningkatkan
semangat kebangsaan. Kampanye ini dapat melibatkan media massa, platform online, atau
bahkan acara-acara nasional yang membangkitkan semangat kebangsaan.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
299
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
5. Pengembangan Pendidikan Karakter:
Mendorong pengembangan karakter yang mencakup nilai-nilai kebangsaan seperti
integritas, gotong-royong, dan cinta tanah air. Ini dapat diwujudkan melalui program-
program pembinaan karakter di sekolah dan masyarakat.
6. Pemanfaatan Teknologi dan Media Sosial:
Memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan informasi positif tentang
Indonesia, mengajak diskusi kebangsaan, dan membangun komunitas daring yang
mendukung nilai-nilai kebangsaan (Asyari & Anggraeni Dewi, 2021).
Generasi muda memiliki potensi besar untuk memperkuat karakter patriotisme melalui
lima langkah utama:
1. Pendidikan Mendalam tentang Sejarah dan Identitas Nasional:
Menyediakan pendidikan yang komprehensif mengenai sejarah dan nilai-nilai kebangsaan
Indonesia. Dengan memahami perjalanan dan pencapaian bangsa, generasi muda dapat
mengakui diri mereka sebagai bagian integral dari warisan tersebut.
2. Partisipasi Aktif dalam Kegiatan Kebangsaan:
Mendorong keterlibatan langsung dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan, seperti upacara
bendera, peringatan hari-hari nasional, dan kegiatan gotong-royong. Melalui pengalaman
ini, generasi muda dapat merasakan dan membangun keterlibatan serta tanggung jawab
terhadap negara.
3. Promosi Nilai-Nilai Kepemimpinan dan Kepedulian Sosial:
Mengembangkan karakter patriotisme melalui pembinaan nilai-nilai kepemimpinan dan
kepedulian sosial. Generasi muda perlu didorong untuk menjadi pemimpin yang
bertanggung jawab dan peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.
4. Pemanfaatan Teknologi untuk Mempromosikan Kebangsaan: Menggunakan teknologi,
media sosial, dan platform online untuk mempromosikan kesadaran kebangsaan. Generasi
muda dapat berperan sebagai agen perubahan melalui kampanye online yang positif,
berbagi informasi mengenai kekayaan budaya, dan menyuarakan isu-isu kebangsaan.
5. Kegiatan seni dan budaya: Mengembangkan kecintaan terhadap seni dan budaya Indonesia
melalui kegiatan seperti seni tari, musik, teater, atau seni rupa. Ini akan membantu generasi
muda mempelajari dan menghargai keberagaman budaya Indonesia serta memperkuat rasa
identitas nasional.
Secara garis besar, pengembangan karakter patriotisme pada generasi muda membutuhkan
perhatian serius dari berbagai pihak. Dengan melibatkan lima langkah utama, seperti
memberikan pendidikan yang mendalam tentang sejarah dan identitas nasional, mendorong
partisipasi aktif dalam kegiatan kebangsaan, mengadvokasi nilai kepemimpinan dan
kepedulian sosial, dan me manfaatkan teknologi untuk menggalang kebangsaan, kita
dapat membentuk generasi muda yang memiliki rasa cinta dan tanggung jawab terhadap
negara. Tindakan-tindakan ini membentuk dasar yang solid untuk membangun kesadaran
kebangsaan dan mengatasi tantangan yang muncul akibat globalisasi. Dengan memperkuat
karakter patriotisme, generasi muda dapat menjadi kekuatan positif dalam upaya
pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, peran keluarga, pendidikan, dan pemerintah
dalam melaksanakan strategi-strategi ini menjadi faktor kunci dalam menjaga kelangsungan
nilai-nilai kebangsaan di tengah perubahan zaman.
Terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk memupuk kesadaran terhadap
Pemahaman dan penerapan Pancasila di kalangan generasi muda.:
1. Menyadarkan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar ideologi, tetapi juga sebagai panduan
hidup dan dasar negara. Dengan demikian, Pancasila dapat dijadikan sebagai gaya hidup
dan fondasi bagi seluruh bangsa, yang pada gilirannya dapat membantu menjaga nilai-nilai
budaya lokal dan mendorong perilaku positif.
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
300
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
2. Mendorong kemampuan adaptasi generasi muda terhadap perubahan yang cepat di dunia.
Sejarah menunjukkan bahwa peradaban yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan
dapat lenyap. Oleh karena itu, generasi muda perlu memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan dan memanfaatkan peluang yang muncul.
3. Mengakui pentingnya integrasi unsur-unsur beragam secara berkelanjutan
mengindikasikan bahwa generasi muda perlu memiliki kemampuan untuk
mengkoordinasikan dan merawat hubungan antara elemen-elemen yang beraneka ragam.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai
Pancasila..
4. Mendorong generasi muda untuk memiliki harapan bersama dan semangat perubahan.
Dengan dukungan dari gerakan masyarakat dan pemimpin, generasi muda dapat terus
ditingkatkan. Seiring dengan kesetaraan sejarah pada masa lalu, negara harus diperkuat
Dalam perspektif pandangan hidup, rencana masa depan, dan cita-cita yang diperoleh oleh
kaum muda Indonesia.
4. Kesimpulan
Proses globalisasi masih terus berlangsung dan mempengaruhi berbagai negara, termasuk
Indonesia. Pengaruh globalisasi semakin kuat karena adanya interaksi dengan berbagai budaya
asing atau luar. dengan menjunjung tinggi rasa patriotisme, masyarakat dapat beradaptasi
secara positif. Pentingnya menjaga dan meneruskan nilai-nilai Pancasila dari satu generasi ke
generasi berikutnya menjadi kunci agar generasi muda dapat tumbuh dan berkembang menjadi
individu yang mencintai Indonesia dalam segala keadaan. Generasi muda memiliki peran vital
sebagai pelaku, Sebagai pengambil keputusan dan penerus masa depan, pemahaman yang
mendalam terhadap Pancasila memungkinkan mereka untuk menghadapi dampak negatif
globalisasi dengan kebijaksanaan., Sambil menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam aktivitas harian.Pancasila memiliki peranan yang sangat krusial dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadi ideologi serta panduan bagi masyarakat
Indonesia. Seiring dengan kemajuan zaman dan dampak globalisasi yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Semangat patriotisme pada generasi muda
cenderung mengalami penurunan. Kedatangan berbagai unsur budaya asing menekankan
perlunya masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertahankan dengan teguh nilai-
nilai Pancasila, dan tetap memiliki rasa cinta terhadap budaya serta segala hal yang terkait
dengan Indonesia. Pancasila dapat berfungsi sebagai filter untuk menangkal dampak negatif
dari budaya asing. Peran keluarga, pendidikan, dan pemerintah menjadi sangat penting dalam
menjaga generasi muda agar tidak terpengaruh dan tetap mempertahankan jiwa patriotisme.
5. Daftar Pustaka
Ana, O., Pengajar, I., & Perpustakaan, J. I. (2012). Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan
Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda Di Era Global.
Asmaroini, AP (2016). Implementasi nilai-nilai pancasila bagi siswa di era globalisasi. Jurnal
Pancasila dan Kewarganegaraan, e-journal.unipma.ac.id, http://e
journal.unipma.ac.id/index.php/citizenship/article/view/1077
Asmaroini, A. P., & Pd, M. (2017). Menjaga Eksistensi Pancasila Dan Penerapannya Bagi
Masyarakat Di Era Globalisasi. JPK: Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(2).
Academy of Education Journal
Vol. 15, No. 1, Januari 2024, Page: 293-301
ISSN: 1907-2341 (Print), ISSN: 2685-4031 (Online)
301
Muhammad Irhasy, Siti Maizul Habibah (Pancasila: Pilar Patriotisme Generasi Muda)
Asyari, D, & Dewi, DA (2021). Peran pendidikan kewarganegaraan bagi generasi milenial
dalam menanamkan jiwa nasionalisme di era globalisasi. Jurnal Pendidikan Dan ,
download.garuda.kemdikbud.go.id,
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2219863&val=16247&title=Pe
ran%20Pendidikan%20Kewarganegaraan%20bagi%20Generasi%20Milenial%20dalam%20
Menanamkan%20Jiwa%20Nasionalisme%20Di%20Era%20Globalisasi
Erzha nurrohmah, fitriah, petrus sagala, tumpal, kamal nasution, zulfan, & gustian nugraha, rana.
(2022). Peranan Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter Bagi Generasi Muda Di Masa
Pandemi Covid-19. Kewarganegaraan, 6(1).
Ferry, A (2020). Eksistensi Dan Peran Pancasila Dalam Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Dan
Cinta Tanah Air Pada Generasi Milenial., academia.edu,
https://www.academia.edu/download/61682180/Eksistensi_Dan_Peran_Pancasila_Dalam_
Menumbuhkan_Rasa_Nasionalisme_Dan_Cinta_Tanah_Air_Pada__Generasi_Milenial2020
0104-108022-szakj4.pdf
Globalisasi Terhadap Eksistensi Pancasila, D., Ansari Simanjuntak, R., Akbar, F., & Yamin
Lubis, M. (2021). IURIS STUDIA: Jurnal Kajian Hukum Dampak Globalisasi Terhadap
Eksistensi Pancasila Sebagai Staatsfundamentalnorm Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia
Dalam Pembentukan Hukum Nasional (Vol. 2, Issue 2).
http://jurnal.bundamediagrup.co.id/index.php/iuris
Nada, S., Ekaprasetya, A., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Menumbuhkan Jiwa
Nasionalisme Generasi Millenial di Era Globalisasi melalui Pancasila.
Nadifah Nur Fauziah, I., & Anggraeni Dewi, D. (2021). Membangun Semangat Nasionalisme
Mahasiswa Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. In IJOIS: Indonesian Journal of Islamic
Studies (Vol. 2, Issue 02).
Najib, M., Imtiyaz, A., Fatma, , & Najicha, U. (2022). Membangun Kembali Sikap
Nasionalisme Bangsa Indonesia Dalam Menangkal Budaya Asing Di Era Globalisasi.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony
Nurul Aini DInda, & Efendi Adhan. (2019). Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Pancasila
Dalam Pendidikan Vokasi.
Rawantina, N., & Arsana, I. M. (2013). Penanaman Nilai Nasionalisme Dan Patriotisme Untuk
Mewujudkan Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siswa
Kelas X Sma Negeri 4 Sidoarjo. Kajian MOral Dan Kewarganegaraan, 1(1).
Regiani, E., Dinie, &, & Dewi, A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Masyarakat Di Era Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1).
Syafitri Aulia, ra, & Anggraeni Dewi, D. (2022). Peran Pancasila dalam Menumbuhkan
Kesadaran Nasionalisme dan Patriotisme Generasi Muda di Era Globalisasi. Journal on
Education, 04(04), 10971102.