yang tidak menyenangkan membuat siswa menjadi bosan dan tidak dapat menerima ilmu yang
diberikan dan biasanya siswa itu menjadi malas untuk mempelajarinya (Wiwik Mulyani,
2013).
Pembelajaran yang konvensional dan monoton dimana pendidik lebih mendominasi dalam
pembelajaran membuat siswa merasa bosan dan tidak termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran. Proses belajar menjadi kurang menggairahkan dan kurang menarik. Siswa tidak
terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses komunikasi hanya terjadi satu atau
dua arah saja. Siswa hanya duduk sambil mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan
jarang bertanya atau menungkapkan pendapat mereka. Akibatnya siswa menjadi bosan dan
tidak termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Syaparuddin et al., (2020)
Proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan menjadi pilihan para
pendidik. Jika situasi belajar seperti ini tidak tercipta, paling tidak teknologi dapat membuat
belajar lebih efektif. Pada saat ini kita semua memahami bahwa "proses belajar" dipandang
sebagai proses yang aktif dan partisipatif, konstruktif, kumulatif, serta berorientasi pada tujuan
pembelajaran (Ilyas, 2018).
Dinamika perkembangan teknologi setiap harinya mencapai akselerasi yang luar biasa.
Terbukti dengan teknologi yang baru kita pakai kemudian bisa tergantikan dengan teknologi
terbaru. Kemajuan teknologi inilah yang mampu mendukung perkembangan di dalam
pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah pemanfaatan media pembelajaran yang
menggunakan e-learning (Wahyudi et al., 2023). Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, e-
learning adalah gabungan dari dua kata yaitu ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berarti
pembelajaran dengan menggunakan bantuan dari perangkat elektronika, khususnya computer
dan menggunakan jaringan internet (Maryani, 2013). Mengimplementasikan pembelajaran
berbasis e-learning merupakan sebuah peluang dan inovasi baru yang menarik dalam dunia
pendidikan. E-learning mampu memberi dampak yang signifikan dalam mengatasi keterbasan
belajar dan memperluas cakupan sumber belajar (Mustofa & Riyanti, 2019).
E-learning merupakan inovasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, tidak
hanya dalam penyampaian materi pembelajaran tetapi juga perubahan dalam kemampuan
berbagai kompetensi peserta didik. Melalui e-learning, peserta didik tidak hanya
mendengarkan uraian materi dari pendidik saja tetapi juga aktif mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan sebagainya. Materi bahan ajar dapat divirtualisasikan dalam berbagai
format sehingga lebih menarik dan lebih dinamis sehingga mampu memotivasi peserta didik
untuk lebih jauh dalam proses pembelajaran. Menurut Elangoan, (1999); Soekartawi, (2002);
Mulvihil & (1997, 2019) pembelajaran menggunakan lebih banyak fokus terhadap peserta
didik yang lebih aktif untuk menemukan sumber pengetahuannya sendiri. Peserta didik juga
dapat mengakses informasi yang diberikan oleh guru kapan saja dan dimana saja tanpa
dibatasi oleh waktu. Bahkan mereka dapat mengembangkan pengetahuannya tidak hanya
sebatas informasi yang hanya diberikan guru. Karena meraka dapat menemukan informasi dari
berbagai sumber untuk satu topik yang mereka sedang pelajari (Keguruan & Vol, 2021).
Manfaat e-learning bagi dunia pendidikan secara umum, yaitu: (1) Fleksibilitas tempat
dan waktu, (2) Independent learning, e-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar
untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar. (3) Biaya, banyak biaya yang bisa dihemat
dari cara pembelajaran dengan elearning. (4) Fleksibilitas kecepatan pembelajaran. (Hartanto,
n.d.) Dipilihnya model pembelajaran e-learning, karena memiiki pengaruh yang sangat besar
di dalam dunia pendidikan, tujuannya agar pembelajaran di kelas tidak membosankan dan
monoton. Diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran e-Learning dapat berdampak
pada minat belajar siswa yang meningkat sehingga menjadi termotivasi dalam pembelajaran
serta siswa menjadi lebih aktif (Program & Tik, 2015).